5+ Contoh Teks Negosiasi Formal dan Non Formal Singkat beserta Strukturnya
Negosiasi adalah salah satu keterampilan berkomunikasi. Keterampilan ini bisa dipelajari melalui contoh teks negosiasi formal dan non formal.
Keterampilan ini tidak bisa dianggap mudah, sebab tujuan akhirnya adalah mencapai kesepakatan bersama.
Kesepakatan bersama dari negosiasi juga tidak boleh berat sebelah, melainkan harus menguntungkan kedua belah pihak. Supaya kedepannya semakin mahir, maka kemampuan bernegosiasi harus terus dilatih. 📖✨
Daftar Isi
- Contoh Teks Negosiasi Formal dan Non Formal serta Strukturnya
- Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 1
- Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 2
- Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 3
- Contoh Teks Negosiasi Non Formal 1
- Contoh Teks Negosiasi Non Formal 2
- Contoh Teks Negosiasi Non Formal 3
- Pengertian Negosiasi
- Jenis-jenis Negosiasi
- Struktur Teks Negosiasi
- Penutup
Daftar Isi
- Contoh Teks Negosiasi Formal dan Non Formal serta Strukturnya
- Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 1
- Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 2
- Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 3
- Contoh Teks Negosiasi Non Formal 1
- Contoh Teks Negosiasi Non Formal 2
- Contoh Teks Negosiasi Non Formal 3
- Pengertian Negosiasi
- Jenis-jenis Negosiasi
- Struktur Teks Negosiasi
- Penutup
Contoh Teks Negosiasi Formal dan Non Formal serta Strukturnya
Sesudah membahas pengertian dan jenis serta struktur teks negosiasi, selanjutnya adalah memahami bagaimana teks tersebut diaplikasikan.
Adapun contoh teks negosiasi yang dibahas kali ini adalah jenis formal dan non formal.
Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 1
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi tentang lingkungan.
Orientasi
Yudi: “Selamat pagi. Silakan duduk dulu, Bapak dan Ibu. Boleh saya tahu Bapak dan Ibu dari mana asalnya?”
Kepala Desa: “Saya Mulyono, Pak. Kepala Desa Sukamaju. Ini Bu Sri, sekretaris desa. Satu lagi adalah Pak Roni, tokoh masyarakat yang mewakili warga desa.”
Pengajuan
Yudi: “Terima kasih atas kedatangannya ke kantor saya. Sebagai direktur, saya dengan senang hati mendengarkan aspirasi para warga untuk kebaikan kita bersama. Jadi, pada pertemuan minggu lalu, kita sudah sepakat bahwa pembangunan hotel tetap dilanjutkan. Pihak pembangunan juga berjanji agar kelestarian sumber air di desa tetap terjaga. Apa lagi yang harus kita permasalahkan?”
Pak Roni: “Sumber air kita tetap saja susah terjaganya, Pak. Pembangunan hotel akan mematikan mata air. Awalnya, pepohonan harus ditebang. Daerah resapan air otomatis jadi berkurang. Tentu saja hal ini mengancam kelestarian mata air di desa.”
Penawaran
Kepala Desa: “Benar, Pak. Kami tidak pernah menyetujui dan tidak akan menyetujui kesepakatan itu. Sumber mata air adalah kehidupan kami. Kami memerlukan itu untuk makan, minum, dan pengairan sawah kami.”
Pak Roni: “Kami tidak akan pernah menyetujui pembangunan hotel tersebut! Kalau perlu, kami bisa bertindak keras agar tuntutan kami dipenuhi!”
Yudi: “Sabar dulu, Pak. Sebenarnya tidak perlu khawatir, karena Wali Kota sudah mengeluarkan surat perintah agar pembangunan hotel dihentikan.”
Pak Roni: “Jadi, tunggu apa lagi?”
Yudi: “Saya masih mencari lahan penggantinya. Ini memerlukan beberapa waktu, karena saya juga tidak ingin kesempatan berbisnis di kota ini hilang begitu saja.”
Kepala Desa: “Kalau benar begitu, saya akan membantu menemukan lahan baru. Lokasinya tidak akan jauh dari desa.”
Persetujuan
Yudi: “Kalau Bapak pun berkenan mengusahakan itu, saya sangat berterima kasih. Saya akan memberitahukan anak buah agar pembangunan hotel dihentikan hari ini juga.”
Penutup
Kepala Desa: “Terima kasih atas kerjasamanya.”
Yudi: “Terima kasih juga karena Pak Kepala Desa bisa menahan demo warga.”
Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 2
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi beserta strukturnya tentang meminjam uang di bank.
Orientasi
Pegawai: “Selamat siang, Bu. Ada yang bisa dibantu?”
Pengajuan
Pengusaha: “Begini, Mbak. Saya ingin mengajukan pinjaman karena modal usaha saya kurang. Apakah diperbolehkan?”
Pegawai: “Berapa kisaran biaya yang Ibu perlukan untuk modal itu?”
Pengusaha: “Sekitar Rp300 juta, Mbak. Bisakah saya mengajukan pinjaman?”
Penawaran
Pegawai: “Maaf sebelumnya. Karena ini pengajuan pertama, kami cuma bisa memberikan kredit sebesar Rp200 juta saja.”
Pengusaha: “Tidak bisa lebih sedikit, Mbak? Saya butuh banyak modal agar usaha saya berkembang.”
Pegawai: “Baiklah. Kami menawarkan Rp220 juta. Apakah Ibu setuju?”
Pengusaha: “Tolong ditambah lagi, Mbak. Saya mau usaha saya bisa maju terus dalam waktu yang lebih panjang.”
Pegawai: “Maaf, Bu. Kami cuma bisa menawarkan nilai maksimal sebesar Rp250 juta. Tenor cicilannya adalah tiga tahun.”
Persetujuan
Pengusaha: “Saya setuju, Mbak. Pencairannya kira-kira kapan, ya, Mbak?”
Pegawai: “Saya akan mengurus pengajuan Ibu terlebih dahulu. Nanti saya akan menghubungi lagi dalam kurun waktu 2 x 24 jam.”
Penutup
Pengusaha: “Baik, Mbak. Terima kasih atas kerjasamanya. Saya permisi dulu.”
Pegawai: “Sama-sama, Bu. Selamat siang.”
Contoh Teks Negosiasi Singkat Formal 3
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi singkat formal tentang penyewaan gedung untuk kegiatan resmi.
Orientasi
Panitia: “Selamat pagi, Pak. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk bertemu dengan kami.”
Pengelola Gedung: “Selamat pagi. Sama-sama. Silakan duduk. Ada keperluan apa yang bisa saya bantu?”
Pengajuan
Panitia: “Kami dari panitia seminar pendidikan tingkat kabupaten bermaksud menyewa gedung ini untuk kegiatan seminar yang akan dilaksanakan bulan depan.”
Pengelola Gedung: “Baik, Pak. Untuk kegiatan seminar, biasanya durasi penyewaan satu hari penuh. Apakah benar begitu?”
Panitia: “Betul, Pak. Acara akan berlangsung dari pukul 08.00 sampai 16.00.”
Penawaran
Pengelola Gedung: “Untuk penyewaan satu hari penuh, biaya gedung ini sebesar Rp15 juta, sudah termasuk fasilitas sound system dan kursi.”
Panitia: “Mohon maaf, Pak. Anggaran kami terbatas karena kegiatan ini bersifat edukatif dan nonkomersial. Apakah memungkinkan jika biayanya diturunkan?”
Pengelola Gedung: “Baik, kalau begitu kami bisa memberikan potongan menjadi Rp13 juta. Namun, konsumsi dan dekorasi ditanggung oleh pihak panitia.”
Panitia: “Apakah bisa menjadi Rp12 juta, Pak? Kami juga akan mencantumkan nama gedung ini sebagai sponsor pendukung acara.”
Pengelola Gedung: “Baiklah, demi mendukung kegiatan pendidikan, kami setuju di angka Rp12 juta.”
Persetujuan
Panitia: “Terima kasih banyak, Pak. Kami setuju dengan ketentuan tersebut dan akan segera mengirimkan surat resmi penyewaan.”
Pengelola Gedung: “Baik, kami tunggu surat resminya agar bisa kami jadwalkan.”
Penutup
Panitia: “Terima kasih atas kerja sama Bapak.”
Pengelola Gedung: “Sama-sama. Semoga acaranya berjalan lancar.”
Contoh Teks Negosiasi Non Formal 1
Berikut ini adalah contoh negosiasi dalam kehidupan sehari-hari dengan tema jual-beli di pasar.
Orientasi
Pembeli: “Harga mangga ini sekilo berapa, Bang?”
Penjual: “Murah, kok, Bu. Tiga puluh ribu aja.”
Pengajuan
Pembeli: “Boleh kurang, Bang?”
Penjual: “Belum boleh, Bu. Soalnya ini barang baru, bukan karbitan. Matang pohon, lho.”
Penawaran
Pembeli: “Benar, sih, Bang. Tapi boleh kurang, ‘kan? Ini, ‘kan, lagi musim. Dua puluh ribu, ya?”
Penjual: “Nggak bisa segitu, Bu. Rp28.000, deh, ya. Biar saya juga untung, Bu.”
Persetujuan
Pembeli: “Baiklah, tapi pilih sendiri boleh, ya, Bang?”
Penjual: “Tapi jangan yang besar-besar, ya, Bu. Saya takut rugi.”
Pembeli: “Iya, Bang. Saya cuma mau mangga yang bagus.”
Penjual: “Saya jamin, kok, Bu. Kalau ketemu yang busuk, Ibu boleh tukar nanti.”
Penutup
Pembeli: “Baiklah, Bang. Saya beli tiga kilo, ya.”
Penjual: “Baik, Bu.”
Contoh Teks Negosiasi Non Formal 2
Berikut ini adalah contoh kasus negosiasi yang berhasil dengan anggota keluarga.
Orientasi
Winda: “Winda sangat memerlukan HP, Yah. Belikan, ya?”
Ayah: “Uang Ayah belum cukup, Win. Kan kita sudah ada telepon rumah.”
Pengajuan
Winda: “Tapi semua teman Winda sudah punya HP. Mereka jadi bisa menelepon orang tua kalau harus pulang telat dari sekolah.”
Ayah: “Kalau seperti itu, kamu seharusnya tidak perlu pulang telat.”
Winda: “Bukan cuma itu, Yah. Winda juga iri dengan mereka, karena dengan HP mereka bisa mengunduh materi pelajaran, saling mengirim tugas, bahkan diskusi juga. Jadi tidak perlu repot-repot keluar rumah.”
Penawaran
Ayah: “HP itu penting sekali untukmu, ya?”
Winda: “Benar, Yah. Apalagi guru sering memberi tugas yang harus dikirim ke grup Facebook. Atau tugas yang diunggah ke blog. Kalau Winda punya HP jadi mudah. Bisa diskusi dengan teman-teman sekaligus melihat materi langsung dari internet di HP.”
Persetujuan
Ayah: “Ya, sudah. Nanti Ayah belikan. Tapi Winda harus janji, ya.”
Penutup
Winda: “Janji apa, Yah?”
Ayah: “Janji harus belajar dengan rajin. HP-nya juga harus digunakan untuk kegiatan yang positif-positif saja.”
Winda: “Janji! Terima kasih, Yah!”
Contoh Teks Negosiasi Non Formal 3
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi nonformal dengan tema meminjam motor kepada teman.
Orientasi
Raka: “Bro, motor kamu lagi dipakai nggak?”
Fajar: “Nggak, kenapa emangnya?”
Pengajuan
Raka: “Aku mau pinjam motor kamu sebentar buat ke rumah nenek. Motorku lagi mogok.”
Fajar: “Ke rumah nenek kamu jauh, nggak?”
Penawaran
Raka: “Nggak jauh kok, cuma sekitar 15 menit dari sini.”
Fajar: “Kalau lama, aku butuh motor sore nanti.”
Raka: “Tenang aja, paling satu jam sudah balik. Bensinnya juga aku isi full.”
Fajar: “Satu jam, ya? Jangan lebih.”
Persetujuan
Raka: “Siap! Aku janji tepat waktu.”
Fajar: “Ya sudah, pakai saja. Helmnya sekalian.”
Penutup
Raka: “Makasih banyak ya, Bro!”
Fajar: “Iya, sama-sama. Hati-hati di jalan.”
Pengertian Negosiasi
Sebelum mulai berlatih, sebaiknya ketahui dulu apa yang dimaksud dengan negosiasi atau teks negosiasi. Setelah mempelajari teorinya, maka sudah saatnya untuk belajar mengaplikasikan.
Jadi, negosiasi adalah suatu aktivitas atau proses komunikasi yang terjadi dan melibatkan dua pihak.
Negosiasi juga bisa berupa proses tawar-menawar di kedua pihak tersebut agar kesepakatan tercapai. Kesepakatan bisa berupa harga kualitas, jumlah, dan persyaratan lain.
Namun, walaupun biasanya terjadi di antara dua pihak, ada juga negosiasi yang melibatkan pihak ketiga.
Pihak ketiga yang dimaksud dapat berupa pihak penengah, atau biasa disebut dengan mediator.
Hal menarik dari seorang mediator ialah keterampilannya dalam bernegosiasi. Di samping itu, mediator juga terpelajar perihal etika berbisnis.
Nah, berdasarkan pengertian tersebut, bisa disimpulkan bahwa negosiasi adalah komunikasi untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Karena itulah, negosiasi masih dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Silakan simak penjelasan berikut ini.
Jenis-jenis Negosiasi
Beberapa kalangan awam mungkin mengetahui bahwa negosiasi cuma terdiri dari satu jenis. Karena tujuannya sama, maka negosiasi hanya ada satu saja.
Namun, nyatanya, negosiasi terbagi lagi menjadi beberapa macam. Setiap negosiasi mempunyai ciri atau karakteristik tertentu.
1. Negosiasi Formal
Negosiasi ini merupakan negosiasi yang bisa diselesaikan dengan metode formal, atau mengharuskan kesepakatan di atas kertas perjanjian.
Dalam negosiasi ini, kesepakatan yang adil harus diperoleh dengan melewati jalur hukum yang sah.
Negosiasi formal umumnya dilaksanakan oleh pihak-pihak dari perusahaan besar. Metode ini ditempuh agar kedua belah pihak tidak mengalami kerugian.
2. Negosiasi Informal
Berbanding terbalik dengan sebelumnya, negosiasi informal dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan bersama siapa saja.
Jadi, negosiasi ini tidak mengenal waktu, tempat, dan pihak yang bernegosiasi, asal kesepakatan didapatkan.
3. Negosiasi dengan Pihak Penengah
Pihak penengah atau negosiator menyebabkan proses negosiasi melibatkan dua orang atau lebih.
Hal ini bertujuan agar kesepakatan diperoleh dengan adil sebab ada mediator atau pihak ketiga.
Sebagai mediator, ia mesti tidak memihak kepada salah satu pihak atau bersifat netral.
Mediator akan berwenang menentukan keputusan terakhir yang adil. Negosiasi dengan pihak mediator dapat diselesaikan juga dengan jalur hukum.
4. Negosiasi Tanpa Pihak Penengah
Negosiasi ini menjadi proses negosiasi yang dilakukan kedua pihak yang terlibat tanpa memerlukan kehadiran atau bantuan pihak ketiga.
Intinya, kesepakatan akan diperoleh berdasarkan negosiasi di antara pihak-pihak yang melakukan negosiasi itu sendiri.
Negosiasi seperti ini dapat dilihat melalui kegiatan di mana perwakilan perusahaan atau lembaga bernegosiasi dengan pihak sponsor.
5. Negosiasi Kolaborasi
Negosiasi ini bertujuan untuk memperoleh kesepakatan dari seluruh pihak yang berkolaborasi.
Maksudnya adalah, kolaborasi berupa aktivitas negosiasi yang melibatkan semua pihak.
Seluruh yang terlibat harus menyampaikan keinginan atau pendapat mereka.
Oleh sebab itu, negosiasi ini sering disebut sebagai win-win solution. Hal ini dikarenakan risiko akhir dari semua pihak yang memperoleh kesepakatan paling baik.
6. Negosiasi Dominasi
Negosiasi ini menghasilkan kesepakatan yang berpihak ke salah satu saja, atau bisa dibilang tidak seimbang. Dengan kata lain, pihak lain memperoleh kerugian.
Negosiasi dominasi pada intinya adalah kesepakatan yang menguntungkan satu pihak.
Karenanya, tidak semua kalangan mau melaksanakan negosiasi ini. Negosiasi dominasi juga disebut sebagai win-lose, sebab salah satu pihak harus merugi.
7. Negosiasi Akomodasi
Negosiasi akomodasi akan menghasilkan kesepakatan yang memberikan keuntungan lebih banyak kepada lawan daripada pihak yang menawarkan negosiasi. Karena itu, fenomena pada negosiasi ini disebut lose-win.
Saat melaksanakan negosiasi ini, pihak yang melakukan negosiasi seharusnya tetap mencoba untuk memperoleh keuntungan.
Ini disebabkan karena kerugian yang didapat bisa jadi sangat sulit untuk mencari penggantinya.
8. Negosiasi Menghindari Konflik
Persis seperti namanya, negosiasi ini memang dilakukan agar konflik lama tidak berlanjut, atau bahkan tidak menciptakan konflik lanjutan.
Oleh sebab itu, saat negosiasi berlangsung, semua pihak harus bertindak dengan kepala dingin atau tenang.
Negosiasi jenis ini juga dikenal dengan sebutan lose-lose. Dengan kata lain, kedua belah pihak sama-sama mengalah untuk mencapai kepentingan bersama.
Struktur Teks Negosiasi
Pada setiap contoh teks negosiasi formal dan non formal, tentu ada struktur penyusunnya.
Struktur ini diperlukan agar tidak kesulitan saat hendak memulai negosiasi. Begitu pula saat menyusun teksnya, struktur ini penting untuk dipelajari.
1. Orientasi
Orientasi adalah cara dalam memulai pembicaraan. Biasanya orientasi dilakukan dengan menyapa atau memberi salam.
Awalan percakapan yang baik menjadi kunci agar negosiasi berakhir dengan kesepakatan yang baik pula.
2. Pengajuan
Sesudah awal pembicaraan, tahap berikutnya adalah pengajuan. Pada tahap ini, tawaran untuk melakukan negosiasi diajukan.
Pengajuan dapat berupa menyampaikan keinginan untuk bisa disepakati oleh kedua belah pihak.
3. Penawaran
Penawaran juga merupakan tahap penting dalam bernegosiasi. Pasalnya, tawar-menawar dapat menjadi indikator apakah negosiasi berhasil dijalankan atau tidak.
Khususnya ketika melaksanakan penawaran, sudah pasti akan ada perbedaan pendapat, yaitu penawaran dari masing-masing pihak.
4. Persetujuan
Sesudah tahap tawar-menawar selesai dan berhasil, langkah selanjutnya adalah persetujuan.
Tahap ini diperoleh dari kesepakatan yang menjadi hasil tahap tawar-menawar di kedua belah pihak.
5. Penutup
Bagian ini adalah akhir dari tahap bernegosiasi. Penutup bisa berupa ucapan salam, diikuti dengan ucapan terima kasih.
Penutup
Beberapa contoh teks negosiasi formal dan non formal merupakan contoh sederhana yang sering dijumpai sehari-hari.
Berbagai kejadian dan perjanjian bisa jadi harus dinegosiasikan. Karena itu, penting untuk mempelajari keterampilan berkomunikasi satu ini.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: