11 Contoh Tembang Macapat Lan Paugerane yang Baik dan Benar

11 Contoh Tembang Macapat Lan Paugerane yang Baik dan Benar – Tembang macapat merupakan salah satu genre sastra Jawa baru yang penulisan atau penciptaannya terikat dengan aturan-aturan tertentu.

Nah, aturan inilah yang dinamakan paugeran. Di dalam penciptaan tembang macapat ada tiga jenis paugeran yang tidak boleh dilanggar.

Sebab, apabila sampai dilanggar tembang yang dibuat tidak bisa disebut sebagai tembang macapat. Yuk, simak ulasan lengkap mengenai contoh tembang macapat lan paugerane berikut!

Tiga Paugeran Tembang Macapat

https://davidadinugroho.files.wordpress.com/

Berikut ini tiga paugeran tembang macapat:

  • Guru gatra, yaitu jumlah jumlah baris dalam satu bait tembang macapat.
  • Guru lagu, yaitu jatuhnya suara terakhir pada setiap baris tembang macapat
  • Guru wilangan, yaitu jumlah suku kata dalam satu baris tembang macapat

Selain paugeran yang terdiri dari guru gatra, guru lagu, dan guru wilanga, pada tembang macapat ada dua istilah lain, yakni cakepan dan titi laras.

Cakepan dapat dimaknai dengan isi atau lirik lagu. Sementara, titi laras adalah not yang dipakai untuk iringan tembang macapat. Ada dua jenis titi laras yakni laras pelog dan laras slendro.

Tentang berapa jumlah pasti dari tembang macapat hingga kini masih menjadi perdebatan para ahli dan pemerhati sastra Jawa. Namun, sejauh ini yang umum diketahui khlayak ramai.

Jumlah tembang macapat adalah 11 macam dan masing-masing macam dari tembang macapat ini memiliki paugeran yang berbeda-beda.

11 Macam Tembang Macapat beserta Paugeran dan Artinya

Berikut ini ada 11 contoh tembang macapat lan paugerane.

1. Tembang Maskumambang

Maskumambang merupakan tembang dengan watak sengsara, kesedihan, dan nestapa. Secara filosofi, maskumambang memberikan gambaran keadaan manusia ketika berada di dalam kandungan ibunya.

Contoh

Nadyan silih bapa biyung kaki nini

sadulur myang sanak

kalamun muruk tan becik

nora pantes yen den nuta

Paugeran Tembang Maskumambang

Tembang maskumambang memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Jumlah gatra dalam tembang maskumbang adalah empat

Guru Lagu

Gatra 1 = i

Gatra 2 = a

Gatra 3 = i

Gatra 4:  = a

Guru Wilangan

Gatra 1 =  12 kata

Gatra 2 = 6 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 8 kata

2. Tembang Mijil

Mijil adalah tembang yang menempati urutan kedua dari kesebelas tembang macapat.

Tembang mijil memiliki watak sedih, tertarik (cinta) dan benar-benar tergila serta rasa perihatin.

Mijil memberikan gambaran tentang peristiwa kelahiran bayi manusia.

Apabila dilihat dari arti mijil sendiri dalam kamus bahasa Jawa memiliki persamaan makna dengan kata mbrojol dan mencolot yang artinya muncul/keluar.

Contoh

Poma kaki padha dipun eling

ing pituturingong

sira uga satriya arane

Kudu anteng jatmika ing budi

Luruh sarta wasis

samubarang tanduk

Paugeran Tembang Mijil

Tembang mijil memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang mijil memiliki jumlah gatra sebanyak enam

Guru Lagu

Gatra 1 = i

Gatra 2 = o

Gatra 3 = e

Gatra 4 = i

Gatra 5 = i

Gatra 6 = o

Guru Wilangan

Gatra 1 = 10 kata

Gatra 2 = 6 kata

Gatra 3 = 10 kata

Gatra 4 = 10 kata

Gatra 5 = 6 kata

Gatra 6 = 6 kata

3. Tembang Sinom

Tembang ini memiliki watak gembira, seneng, grapyak, dan sigrak semanak. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalah ramah, gembira, dan menggambarkan kebersahajaan.

Contoh

Ketatengi tangis sira

sira sang paramengkawi

kawileting tyas dhuhkita

kataman ing reh wirangi

dening upaya sandi

sumaruna anerawung

mangimur manuhara

met pamrih melik pakoleh

temah suka ing karsa tanpa wiweka

Paugeran Tembang Sinom

Tembang sinom memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang sinom memiliki gatra sebanyak sembilan.

Guru Lagu

Gatra 1 = a

Gatra 2 = i

Gatra 3 = a

Gatra 4 = i

Gatra 5 = i

Gatra 6 = u

Gatra 7 = a

Gatra 8 = i

Gatra 9 = a

Guru Wilangan

Gatra 1 = 8 kata

Gatra 2 = 8 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 8 kata

Gatra 5 = 7 kata

Gatra 6 = 8 kata

Gatra 7 = 7 kata

Gatra 8 = 8 kata

Gatra 9 = 12 kata

4. Tembang Kinanthi

Tembang kinanthi memiliki watak gembira, mesra, dan asih yang artinya adalah bahagia, mesra, serta rasa cinta.

Tembang ini sangat cocok apabila kita tembangkan pada saat suasana hati kita tengah senang, gembira, dan berbahagia.

Contoh

Padha gulangen ing kalbu

ing sasmita amrih lantip

aja pijer mangan nendra

kaprawiran den kaesthi pesunen sariranira

sudanen dhahar lan guling

(Serat Wulang Reh)

Paugeran Tembang Kinanthi

Tembang kinanthi memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang kinanthi memiliki gatra sebanyak enam.

Guru Lagu

Gatra 1 = u

Gatra 2 = i

Gatra 3 = a

Gatra 4 = i

Gatra 5 = a

Gatra 6 = a

Guru Wilangan

Gatra 1 = 8 kata

Gatra 2 = 8 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 8 kata

Gatra 5 = 8 kata

Gatra 6 = 8 kata

5. Tembang Asmarandana

Tembang ini menjadi salah satu tembang favorit kawula muda. Sebab, tembang ini mempunyai watak sengsem (jatuh hati), sedih, dan prihatin.

Tembang ini sangat cocok sekali untuk memberikan gambaran betapa indahnya jatuh cinta (kasmaran) pada seseorang.

Contoh

Aja turu soré kaki

ana Déwa nganglang jagad

nyangking bokor kencanané

isine donga tetulak

sandhang kelawan pangan

yaiku bagéyanipun

wong melek sabar narima

Paugeran Tembang Asmaradhana

Tembang asmaradhana memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang asmaradhana memiliki jumlah gatra sebanyak tujuh.

Guru Lagu

Gatra 1 = a

Gatra 2 = a

Gatra 3 = e

Gatra 4 = a

Gatra 5 = a

Gatra 6 = u

Gatra 7 = a

Guru Wilangan

Gatra 1 = 8 kata

Gatra 2 = 8 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 8 kata

Gatra 5 = 7 kata

Gatra 6 = 8 kata

Gatra 7 = 8 kata

6. Tembang Gambuh

Makna tembang ini adalah gambaran tentang kecocokan. Tembang gambuh mempunyai  watak lugas, tanpa memiliki keragu-raguan, dan dapat digunakan sebagai pemberi nasehat.

Contoh

Aja nganti kabanjur
barang polah ingkang nora jujur
yen kebanjur sayekti kojur tan becik
becik ngupayaa iku
pitutur ingkang sayektos.

Paugeran Tembang Gambuh

Tembang gambuh memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang gambuh memiliki gatra sebanyak lima.

Guru Lagu

Gatra 1 = u

Gatra 2 = 10

Gatra 3 = 12

Gatra 4 = 8

Gatra 5 = 8

Guru Wilangan

Gatra 1 = 7 kata

Gatra 2 = 10 kata

Gatra 3 = 12 kata

Gatra 4 = 8 kata

Gatra 5 = 8 kata

7. Tembang Dhandhanggula

Nama yang disematkan pada tembang ini berasal dari kata kasembadan yang memiliki arti kesenangan.

Tembang ini digunakan untuk menggambarkan suatu keberhasilan dalam menggapai cita-cita dalam membina rumah tangga yang sempurna. Di sisi lain tembang ini berwatak watak manis, luwes, dan menyenangkan.

Contoh

Yogyanira kang para prajurit

lamun bisa samya anuladha

kadya nguni caritane

andelira sang Prabu

Sasrabau ing Maespati

aran Patih Suwanda

lalabuhanipun

kang ginelung tri prakara

guna kaya purune kang den antepi

nuhoni trah utama

Paugeran Tembang Dhandhanggula

Tembang dhandhanggula memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang dhandhanggula memiliki jumlah gatra sebanyak sepuluh.

Guru Lagu

Gatra 1 = i

Gatra 2 = a

Gatra 3 = e

Gatra 4 = u

Gatra 5 = i

Gatra 6 = a

Gatra 7 = u

Gatra 8 = a

Gatra 9 = e

Gatra 10 = a

Guru Wilangan

Gatra 1 = 10 kata

Gatra 2 = 10 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 7 kata

Gatra 5 = 9 kata

Gatra 6 = 7 kata

Gatra 7 = 6 kata

Gatra 8 = 8 kata

Gatra 9 = 12 kata

Gatra 10 = 7 kata

8. Tembang Durma

Tembang ini asalnya dari kata darma atau weweh yang memiliki makna dermawan dan senang melakukan sedekah. 

Tembang durma memiliki watak nepsu (nafsu), kemarahan dan murka.

Contoh

Dipun sami ambanting ing badanira

nyudha dhahar lan guling

darapon sudaa

nepsu kang ngambra-ambra

rerema ing tyasireki

dadya sabarang, karyanira lestari

Paugeran Tembang Durma

Tembang durma memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Jumlah gatra yang dimiliki tembang durma sebanyak tujuh.

Guru Lagu

Gatra 1 = a

Gatra 2 = i

Gatra 3 = a

Gatra 4 = a

Gatra 5 = i

Gatra 6 = a

Gatra 7 = a

Guru Wilangan

Gatra 1 = 12 kata

Gatra 2 = 7 kata

Gatra 3 = 6 kata

Gatra 4 = 7 kata

Gatra 5 = 8 kata

Gatra 6 = 5 kata

Gatra 7 = 7 kata

9. Tembang Pangkur

Nama yang disematkan pada tembang ini diambil dari kata mungkur yang artinya menjauhi.

Tembang pangkur yang memiliki watak sereng (kasar), greget (semangat), dan tegas adalah gambaran tentang usaha manusia dalam menyingkirkan nafsu dan angkara murka yang menyeruak di hati setiap manusia.

Contoh

Mangkya darajating praja

kawuryan wus sunya ruri

rurah pangrehing ukara

karana tanpa palupi

atilar silastuti

sujana sarjana kelu

kalulun kalatidha

tidhem tandhaning dumadi

ardayengrat dene karoban rubeda

(Serat Kalatida)

Paugeran Tembang Pangkur

Tembang pangkur memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Jumlah gatra yang dimiliki tembang pangkur sebanyak tujuh

Guru Lagu

Gatra 1 = a

Gatra 2 = u

Gatra 3 = i

Gatra 4 = a

Gatra 5 = u

Gatra 6 = a

Gatra 7 = i

Guru Wilangan

Gatra 1 = 8 kata

Gatra 2 = 11 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 7 kata

Gatra 5 = 12 kata

Gatra 6 = 8 kata

Gatra 7 = 8 kata

10. Tembang Megatruh

Jika diartikan ke dalam bahasa Jawa, nama megatruh berasal dari kata megat roh yang maknanya keluarnya roh manusia.

Tembang megatruh memiliki watak nglara (sakit), susah, sedih, dan perasaan sakit hati yang sangat mendalam.

Contoh

Sigra milir kang gèthèk sinangga bajul

kawan dasa kang njagèni

ing ngarsa miwah ing pungkur

tanapi ing kanan kéring

kang gèthèk lampahnya alon

(Babad Tanah Jawi)

Paugeran Tembang Megatruh

Tembang megatruh memiliki paugeran sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang megatruh memiliki jumlah gatra sebanyak lima

Guru Lagu

Gatra 1 =  u

Gatra 2 = i

Gatra 3 =  u

Gatra 4 =  i

Gatra 5 =  o

Guru Wilangan

Gatra 1 = 12 kata

Gatra 2 =8 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 8 kata

Gatra 5 = 8 kata

11. Tembang Pocung

Dalam bahasa Jawa, penamaan tembang ini diambli dari kata ‘pocong’ yang artinya telah dibungkus atau dikafani.

Makna tembang ini adalah prosesi yang ditempuh setelah terpisahnya roh manusia dari jasad untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Contoh

Den budiya kapriye ing becikipun

aja nganti pisah

kumpule kaya nomeki

anom kumpul tuwa kumpul kang prayoga

(Serat Wulang Reh)

Paugeran di dalam Tembang Pocung

Paugeran di dalam tembang pucung adalah sebagai berikut.

Guru Gatra

Tembang pucung memiliki jumlah gatra sebanyak empat

Guru Lagu

Gatra 1 = u

Gatra 2 = a

Gatra 3 = i

Gatra 4 = a

Guru Wilangan

Gatra 1 = 12 kata

Gatra 2 = 6 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 12 kata

Demikianlah contoh tembang macapat lan paugerane. Semoga artikel ini dapat lebih membuatmu memahami tembang macapat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta