8 Contoh Tembang Macapat Maskumambang Bahasa Jawa beserta Artinya

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Bahasa Jawa beserta Artinya – Di dalam susunan tembang macapat, tembang maskumambang menempati urutan yang pertama.

Tembang maskumambang yang memiliki watak kecemasan, ketidakberdayaan, dan kesusahan merupakan gambaran kehidupan manusia saat menjalani kehidupan selama 9 bulan di dalam kandungan ibunya.

Yuk, simak ulasan selengkapnya mengenai contoh tembang macapat maskumambang bahasa Jawa di bawah ini!

Pengertian Tembang Maskumambang

tirto.id

Tembang Maskumambang tersusun dari dua kata yakni kata ‘mas‘ dan kata ‘kumambang’. Kata ‘mas’ atau ’emas’ memiliki makna berharga.

Sementara kata ‘kumambang‘ memiliki makna mengambang, yang dimaksud dengan mengambang di sini adalah gambaran dari janin yang berada di dalam rahim seorang ibu.

Janin ini masih memiliki keterikatan yang sangat erat sekaligus sangat bergantung pada ibu terkait makanan, minuman, dan perlindungan.

Ada pula yang memberikan tafsiran bahwa kata ‘mas’ dalam kata maskumambang merupakan  keadaan janin dimana belum diketahui jenis kelaminnya apakah laki-laki atau perempuan.

Jika kemudian dimaknai secara menyeluruh, tembang Maskumambang ini mengerucut pada sesuatu yang sangat berharga, yakni berupa janin yang masih hidup di dalam kandungan ibunya.

Sehingga, meskipun secara fisik belum menjadi bayi, namun keberadaan janin tetaplah suatu anugerah yang luar biasa dari Sang Pencipta.

Selain itu, dalam sejumlah referensi lain dikatakan bahwa Maskumambang berasal dari kata ‘mas’ dari kata ‘premas’.

Kata premas adalah sebutan punggawa dalam upacara Shaministis. Tugas dari punggawa ini adalah mengucap mantra yang isinya tetembangan (ambang) yang disertai dengan sajian berupa bunga-bunga.

Di dalam sebuah dokumen kuno yang kemudian dikenal dengan serat Purwakara, Maskumambang memiliki arti Ulam Toya. Ulam Toya memiliki arti ikan air tawar.

Hal inilah yang kemudian menyebabkan dalam beberapa lukisan, tembang Maskumambang dilukiskan dengan wujud ikan air tawar.

Seperti tembang macapat lainnya, penciptaan tembang maskumambang terikat dengan 3 aturan baku atau yang juga disebut dengan paugeran, yakni guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.

Sejarah Tembang Maskumambang

Hingga kini belum diketahui secara pasti tentang kapan tembang maskumambang diciptakan untuk pertama kalinya.

Tetapi apabila ditilik dari kedudukannya sebagai bagian dari tembang macapat. Bisa dibayangkan bahwa tembang maskumbang telah berusia hampir lebih dari 4 abad.

Tembang macapat merupakan jenis sastra Jawa baru yang kelahirannya ditandai dengan mulai surutnya pengaruh majapahit di atas tanah Jawa, dan mulai menguatnya pengaruh islam di pesisir utara Jawa, khususnya di daerah Demak.

Salah satu dokumen tertua yang memuat atau berisikan informasi tembang macapat adalah serat subrata yang berangka tahun 1540 M.

Setelah dipopulerkan oleh para wali yang menyebarkan agama islam di tanah Jawa.

Tembang Macapat yang di dalamnya termasuk tembang maskumambang mencapai masa keemasan seiring dengan berdirinya kerajaan-kerajaan islam di tanah Jawa.

Di masa ini tembang merupakan sarana yang dianggap sangat ampuh untuk berbagai kebutuhan hidup.

Selain digunakan untuk menyampaikan pengetahuan tentang berbagai hal mulai dari kebutuhan hidup sehari-hari hingga tata pemerintahan, tembang juga digunakan untuk memberi wasiat orang tua kepada anaknya.

Tak hanya berhenti sampai di sini. Tembang juga digunakan sarana untuk menciptakan mantra-mantra atau doa-doa perlindungan dan tolak bala kepada Tuhan.

Meski demikian, tembang tetap dijadikan sebagai hiburan bagi orang Jawa di kala itu.

Uniknya dalam hiburan yang diwujudkan dalam bentuk tembang ini, yang dapat dijangkau tembang bukan menghilangkan kesedihan semata.

Melainkan juga berisikan nasehat yang dapat difungsikan sebagai pengingat diri dan penumbuh semangat ketika orang merasa terpuruk dan berputus asa.

Paugeran Tembang Maskumbang

Guru Gatra

Jumlah gatra dalam tembang maskumbang adalah empat

Guru Lagu

Gatra 1 = i

Gatra 2 = a

Gatra 3 = i

Gatra 4:  = a

Guru Wilangan

Gatra 1 =  12 kata

Gatra 2 = 6 kata

Gatra 3 = 8 kata

Gatra 4 = 8 kata

Sebagai salah satu bagian dari tembang macapat. Sudah pasti tembang macapat memiliki nilai kebajikan.

Nilai-nilai Kebajikan di dalam Tembang Maskumambang

  • Anjuran untuk menghormati orang tua.
  • Anjuran untuk saling tolong menolong bagi yang membutuhkan.
  • Anjuran untuk mendengarkan nasehat dari siapapun itu jika nasihatnya baik.
  • Peringatan kepada anak yang tidak menaati perintah orang tua
  • Hukuman kepada anak yang durhaka kepada orang tuanya.
  • Anjuran untuk selalu bersyukur telah dikaruniai alam yang indah dan subur.

Contoh Tembang Maskumambang dan Artinya

Contoh 1

Nadyan silih bapa biyung kaki nini

Sadulur myang sanak

Kalamun muruk tan becik

Nora pantes yen den nuta

Artinya

Walaupun bapak, ibu, kakek, nenek

Serta saudara – saudaranya

Jika mengajarkan tentang kejahatan

Tidak pantas untuk diteladani

Contoh 2

Apan kaya mangkono watekkaneki

Sanadyan wong tuwa

Yen duwe watek tan becik

Miwah tindak tan prayoga

Artinya

Jika seperti itu wataknya

Meskipun orang tua

Kalau punya watak yang tidak baik

Dan perbuatan yang tidak patut dicontoh

Contoh 3

Apan kaya mangkono karepaneki

sanadyan wong liya

kalamun watake becik

miwah tindake prayoga

Artinya

Memang seperti itulah yang diharapkannya

Walaupun orang lain

Jika wataknya baik

Dan perbuatannya baik

Contoh 4

Iku pantes yen sira tiruwa kaki

Miwah bapa biyung

Amuruk watek kang becik

Wajib kaki estokena

Artinya

Itu pantas jika kamu teladani

Begitu juga kedua orang tua

Yang mengajarkan watak yang baik

Wajib kamu turuti

Contoh 5

Wong tan manut pitutur wong tuwa ugi

Pan nemu duraka

Ing dunya praptaning akhir

Tan wurung kasurang-surang

Artinya

Orang yang tidak menuruti nasihat orang tua

Dia dianggap durhaka

Di dunia hingga di alam akhir

Pada akhirnya dia hidup dalam penderitaan

Contoh 6

Maratani mring anak putu ing wuri

Den padha prayitna

Aja sira kumawani

Mring biyang tanapi bapa

Artinya

Hingga menurun pada anak cucu kelak

Berhati-hatilah seharusnya

Jangan sampai kamu berani melawan

Kepada ibu dan juga bapak

Contoh 7

Ana uga etung-etungane kaki

Lelima sinembah

Dununge sawiji-wiji

Sembah lelima punika

Artinya

Ada pula perhitungannya

Lima hal yang harus disembah

Tempatnya berbeda-beda

Lima perkara yang disembah tadi

Contoh 8

Kang dhingin rama ibu kaping kalih

Marang maratuwa

Lanang wadon kaping katri

Ya marang sadulur tuwa

Artinya

Yang pertama adalah kepada bapak dan ibu, yang kedua

Kepada mertua

Laki-laki maupun perempuan, yang ketiga

Ya kepada saudara yang usianya lebih tua

Contoh 9

Kaping pate marang guru sayekti

Sembah kaping lima

Marang Gustinira yekti

Parincine kawruhana

Artinya

Yang keempat kepada guru

Sembah yang kelima

Kepada Tuhanmu

Ketahuilah penjelasannya

Contoh 10

Pramila rama ibu den bekteni

Kinarya jalaran

Anane badan puniki

Kinawruhan padhang hawa

Artinya

Oleh karenanya kamu harus berbakti kepada bapak dan ibu

Karena merekalah

Badanmu yang sekarang

Dapat menyaksikan terangnya dunia

Demikianlah penjelasan singkat dan contoh mengenai contoh tembang macapat maskumambang bahasa Jawa. Semoga dapat menambah wawasanmu tentang tembang maskumambang, ya!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta