Pada Masa Demokrasi Terpimpin Politik Luar Negeri Indonesia Condong Ke?

Tagged: Demokrasi

Pada masa demokrasi terpimpin politik luar negeri Indonesia condong ke politik bebas aktif. Indonesia tetap aktif menjalankan kepentingan globalnya meskipun Indonesia saat itu sangat tersentral ke Presiden.

Tetapi di era itu juga ada konfrontasi Indonesia ke negara lain.

Indonesia menerapkan sistem politik ini karena beberapa kepentingan, salah satunya adalah karena tatanan ekonomi dan politik Indonesia sedang buruk saat itu.

Periode awal dalam masa demokrasi terpimpin ditandai dengan pengaturan yang lebih diktator dan sentral.

Sistem politik seperti ini memiliki kekuasaan yang mutlak dan semua kembali ke tangan presiden.

Tetapi soal hubungan Internasional, Indonesia masih tetap mengikuti sistem bebas aktif, yang mana ini merupakan sistem yang selalu dipakai dari awal hingga saat ini juga.

Stabilitas ekonomi dan tujuan negara adalah cita-cita dari sistem politik ini dengan Indonesia yang lebih maju dan mobile.

Dengan tatanan bebas dan aktif ini juga Soekarno ingin semua masyarakat merasakan manfaat dengan tercapainya kepentingan nasional di level global.

Pada Masa Demokrasi Terpimpin Politik Luar Negeri Indonesia Condong ke Bebas Aktif

Beberapa kepentingan nasional juga tercapai dengan sistem politik luar negeri. Di sisi lain, tercapainya tujuan politik itu ada yang menimbulkan konflik dengan negara lain. Seperti sejumlah peristiwa ini yang terjadi akibat Indonesia menjalankan sistem itu, antara lain:

1. Kembalinya Irian Barat
Berkat diplomasi yang dijalankan, Belanda akhirnya sepakat untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia. Saat itu, Indonesia menunjukkan ketegasan politik untuk menunjukkan dan perjuangkan kedaulatan NKRI secara utuh dan lengkap.

2. Oldefo dan Nefo
Kebijakan politik bebas dan aktif juga ditunjukkan di kasus Oldefo dan Nefo. Oldefo sendiri merupakan gabungan negara kapitalis dan Nefo diisi oleh negara komunis. Indonesia bersikap selektif dan tidak memilih blok, tetapi dekat ke semua negara.

3. Konfrontasi Malaysia
Soekarno dikenal sebagai salah satu pahlawan revolusi, sekaligus bapak pendiri bangsa yang memiliki hubungan tidak baik dengan Malaya (Sebutan Malaysia saat itu). Hingga pada 1961, Soekarno tampak kesal dengan adanya Federasi Malaysia.

Sistem politik yang tersentral seperti saat Demokrasi terpimpin turut melahirkan kekuasaan global Indonesia yang lebih aktif. Terbukti dengan kembalinya Irian Barat dan pada masa demokrasi terpimpin politik luar negeri Indonesia condong ke kepentingan sendiri saja.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah