Memahami Elastisitas Permintaan dan Penawaran beserta Faktor yang Mempengaruhinya

Yuk, pelajari elastisitas permintaan dan penawaran beserta contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari!

15 April 2025 Nuril Hidayah

Memahami Elastisitas Permintaan dan Penawaran beserta Faktor yang Mempengaruhinya – Apakah kamu pernah berpikir mengapa harga cabai bisa melonjak tinggi saat musim hujan? Atau kenapa pas ada promo diskon besar-besaran, orang-orang langsung heboh belanja, bahkan untuk barang yang tidak terlalu dibutuhkan? 

Konsep elastisitas permintaan dan penawaran membantu kamu memahami bagaimana konsumen dan produsen bereaksi saat harga berubah. Dari situ, kamu bisa tahu mengapa orang tetap beli meskipun harga naik atau sebaliknya.

Nah, agar tidak semakin bingung, yuk Mamikos akan membahas elastisitas permintaan dan penawaran ini dari awal. Selain itu juga akan kulik faktor-faktor yang mempengaruhinya, lengkap dengan contoh sehari-hari yang relatable banget. πŸ“ˆ πŸ’° 🏦

Apa Itu Elastisitas Permintaan dan Penawaran?

Memahami Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Getty Images/xtrekx

Secara sederhana, elastisitas dalam ekonomi adalah ukuran seberapa responsif suatu variabel terhadap perubahan variabel lain. Dalam hal ini, bicara soal dua hal utama:

  • Elastisitas Permintaan: Seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta oleh konsumen saat harga barang tersebut berubah.
  • Elastisitas Penawaran: Seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan produsen ketika harga barang berubah.

Contoh gampangnya gini. Misalnya, harga kopi naik 10%, terus kamu jadi membeli kopi lebih sedikit, misalnya turun 20%. Nah, permintaan kopi kamu itu disebut elastis, karena perubahan jumlah yang kamu beli lebih besar daripada perubahan harganya.

Kenapa Elastisitas Itu Penting?

Elastisitas ini penting untuk berbagai pihak seperti berikut:

  • Pengusaha bisa tahu apakah menaikkan harga akan meningkatkan keuntungan atau justru membuat pelanggan kabur.
  • Pemerintah bisa menghitung dampak dari kebijakan pajak atau subsidi.
  • Kamu sebagai konsumen juga bisa lebih paham soal perilaku belanja dan kenapa harga-harga bisa berubah.

Selain itu, elastisitas juga penting dalam dunia pendidikan dan riset ekonomi. 

Para akademisi dan analis ekonomi sering menggunakan data elastisitas untuk membuat prediksi pasar, mengevaluasi dampak kebijakan tertentu, atau memberikan rekomendasi kepada lembaga-lembaga besar. 

Adanya elastisitas, mereka bisa membuat simulasi yang lebih akurat tentang bagaimana pasar akan bereaksi terhadap berbagai skenario, mulai dari kenaikan harga, kelangkaan barang, sampai perubahan tren konsumsi.

Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

Yuk, Mamikos akan bahas satu-satu jenis elastisitas permintaan. Tujuannya agar kamu tahu kapan permintaan itu dibilang elastis atau tidak.

1. Permintaan Elastis (Elastic Demand)

Artinya, perubahan kecil dalam harga bisa menyebabkan perubahan besar dalam jumlah barang yang diminta.

Contohnya: Barang-barang mewah seperti gadget terbaru, tas branded, atau mobil sport. Kalau harganya naik sedikit, banyak orang yang langsung batal beli.

Biasanya, barang-barang dengan permintaan elastis bukanlah kebutuhan mendesak, sehingga konsumen memiliki banyak pilihan atau bahkan bisa menunda pembelian. 

Bisa juga ini menjadi alasan mengapa produsen barang mewah sering bermain di strategi harga dan promosi, karena sedikit perubahan bisa berdampak besar terhadap jumlah penjualan.

2. Permintaan Inelastis (Inelastic Demand)

Kalau ini kebalikannya. Perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi jumlah barang yang diminta.

Contohnya: Barang kebutuhan pokok kayak beras, obat, atau BBM. Mau harga naik atau turun, orang tetap butuh dan beli.

Karena barang-barang ini bersifat esensial, konsumen tetap akan membelinya meskipun harganya naik. 

Jika ada kasus seperti ini, produsen atau pemerintah biasanya lebih hati-hati saat mengatur harga, karena permintaannya tidak akan turun drastis, tapi bisa berdampak pada daya beli masyarakat secara keseluruhan.

3. Permintaan Unit Elastis (Unitary Elastic Demand)

Perubahan harga sebesar X% menyebabkan perubahan jumlah permintaan sebesar X% juga. Kasus seperti ini agak jarang ditemui dalam dunia nyata, tapi secara teori tetap ada.

Biasanya, permintaan jenis ini terjadi pada produk dengan alternatif terbatas namun tidak terlalu esensial. Total pendapatan penjual tetap stabil meskipun harga berubah, karena penurunan dalam kuantitas terjual diimbangi oleh kenaikan harga (dan sebaliknya).

Close