Gaya Bahasa yang Baik dalam Menulis Teks Cerita Sejarah Adalah?

Gaya Bahasa yang Baik dalam Menulis Teks Cerita Sejarah Adalah? — Untuk pertanyaan yang juga judul artikel ini bisa kamu ketahui jawabannya di artikel kali ini.

Gaya bahasa yang baik dalam menulis teks cerita sejarah adalah gaya kebahasaan yang digunakan dalam membawakan cerita.

Terdapat empat gaya kebahasaan yang digunakan, yaitu konjungsi temporal, nomina, verba, dan nominalisasi.

Nah, berikut penjelasan setiap gaya kebahasaan dalam struktur teks cerita sejarah yaitu:

1. Konjungsi Temporal

Konjungsi temporal adalah tanda hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua peristiwa.

Kata penghubung ini juga bisa diartikan sebagai kata penghubung yang memberikan keterangan waktu. Seperti sejak, ketika, sesudah, tatkala, dan lain sebagainya.

Ada dua jenis kata penghubung temporal. Pertama, kata penghubung yang menghubungkan dua hal sederajat dalam satu kalimat. Sedangkan yang kedua menghubungkan dua kalimat sederajat.

Hal yang diceritakan dalam teks cerita sejarah adalah berbagai peristiwa masa lampau. Karena itu konjungsi temporal ini menjadi gaya bahasa yang selalu digunakan.

2. Kata Benda atau Nomina

Kata benda ini ada tiga jenis, yaitu nomina modifikatif, koordinatif, dan apositif. Berikut penjelasannya:

– Modifikatif, yaitu kata benda yang memberikan batasan pada kata benda itu sendiri. Contohnya rumah mungil, kamar tidur, dan lain sebagainya.

– Koordinatif, yaitu kata benda yang saling menerangkan satu dengan yang lainnya. Contoh dari kata benda ini seperti lahir batin, sandang pangan, sarana prasarana, dan lain sebagainya.

– Apositif, yaitu kata benda yang digunakan untuk menerangkan dan diselipkan. Contohnya, sahabat adikku, Lisa.

3. Kata Kerja atau Verba

Kata kerja dalam teks cerita sejarah ini juga dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Modifikatif, yaitu kata kerja yang dibatasi dengan gabungan kata lainnya. Contohnya, kerja lembut, kerja keras, dan lain sebagainya.

b. Koordinatif, yaitu kata kerja yang saling tidak menerangkan. Kata kerja ini dihubungkan dengan kata penghubung “atau”, dan “dan”. Contohnya makan dan minum, mencuci dan menjemur, dan lain sebagainya.

c. Apositif, yaitu kata kerja yang ditambahkan atau diselipkan. Contohnya usaha adikku, “berdagang makanan”, hobi pacarku, “membaca buku”, dan lain sebagainya.

4. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan proses untuk membentuk kata benda dengan penambahan imbuhan. Contohnya seperti manis-an, se-kantor, dan lain sebagainya.

Gaya bahasa ini juga menjadi prinsip penyusunan novel sejarah. Karena novel sejarah juga merupakan bagian dari teks cerita sejarah.

Jadi gaya bahasa yang baik dalam menulis teks cerita sejarah adalah terdiri dari empat kebahasaan.

Masing-masing memiliki cara yang unik dalam penulisannya. Sehingga gaya bahasa ini juga akan memberikan unsur keindahan dalam teks cerita sejarah.

Itulah penutup dari artikel Mamikos kali ini tentang gaya bahasa yang baik untuk menulis sebuah teks cerita sejarah. Semoga ulasannya bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta