Hadis tentang Niat “Innamal A’Malu Binniyat” Sesungguhnya Amal itu Tergantung dengan Niat, Ini Tulisan dan Penjelasannya

Posted in: General Ibadah

Kamu pasti pernah atau sering mendengar sebuah kalimat dalam Bahasa Arab yang berbunyi “Innamal a’malu binniyat”. Ini merupakan kalimat yang diambil dari hadis arbain ke-1 dalam a dalam kitab Al-Arba’in An-Nawawiyah karya Imam Nawawi.

Hadis ini memiliki arti yang sangat indah dan mendalam yaitu “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat”. Hadis ini juga seringkali dijadikan motivasi oleh banyak umat muslim dalam melakukan berbagai aktivitas di kehidupan sehari-hari termasuk ketika beribadah, bekerja, belajar, atau menggapai mimpi.

Lalu, apa makna sebenarnya dari hadis tentang niat “innamal a’malu binniyat”? Bagaimana tulisan dalam Bahasa Arabnya? ☪️📖 Nah, bagi kamu yang ingin mengetahuinya, di bawah ini Mamikos akan mengulasnya secara seksama.

Sejarah di Balik Hadis tentang Niat “Innamal A’Malu Binniyat”

Thirdman / Pexels.com

Hadis tentang niat “Innamal a’malu binniyat” merupakan hadis Arbain ke 1. Hadis ini merupakan hadis pertama yang ada dalam kitab yang ditulis oleh Imam Nawawi yaitu Al-Arba’in An-Nawawiyah.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bunyi dari hadis ini yaitu “Innamal a’malu binniyat” yang artinya “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya”.

Dari penggalan arti hadis tersebut kita dapat memahami hal yang ditegaskan dalam hadis ini yaitu bahwa keberhasilan atau nilai dari sebuah perbuatan itu akan bergantung terhadap niat dari yang melakukannya. 

Kembali ke sejarahnya, hadis arbain ke 1 ini disusun oleh Imam Nawawi dalam kitabnya yang berjudul “Al-Arba’in An-Nawawiyah”. Ia menyusun kitab tersebut sekitar pada abad ke 13 Masehi.

Mengutip dari Masjidismuhuyahya, meskipun kitabnya dinamai “Arba’in” atau yang artinya dalam bahasa Indonesia yaitu empat puluh, hadis yang ada dalam kitab ini justru berjumlah 42 butir hadis. 

Yang mana hadis-hadis tersebut dianggap sangat fundamental dalam ajaran agama Islam. 

Dimana hadis pertamanya yang ada dalam kitab tersebut adalah hadis Innamal a’malu binniyat atau hadis tentang niat yang akan kita bahas maknanya sekarang.

Hadis ini dipilih sebagai hadis pertama atau pembuka karena di dalamnya mengajarkan betapa pentingnya sebuah niat atau motivasi untuk semua tindakan yang dilakukan oleh umat muslim.

Dimana dalam catatan riwayatnya, hadis Arbain ke 1 ini sumbernya berasal dari Umar bin Khattab r.a sebagai perawi yang utama.

Contohnya dalam Sunan an-Nasa’i riwayat tersebut dinarasikan seperti berikut ini”

 “Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim berkata, Sulayman bin Hayyan berkata, Yahya bin Sa’id berkata, Muhammad bin Ibrahim berkata, dan ‘Alqamah bin Waqqas berkata: dari Umar bin Al-Khattab, Nabi SAW bersabda: ‘Innamal a’maalu bin-niyyati…’.

Sanad atau rantai periwayatan tersebut merupakan shahih serta terpercaya. Dimana hadis tersebut telah diriwayatkan oleh berbagai imam hadis besar mulai dari Imam Bukhari dan Imam Muslim, Imam An-Nasa’i, hingga imam-imam hadis yang lainnya. 

Adapun sejarah hadis ini memiliki keterkaitan dengan peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekkah ke Kota Madinah.

Dimana disebutkan bahwa ada seseorang yang ikut berhijrah bersama Rasulullah namun niatnya bukan didasarkan karena Allah SWT tetapi untuk menikahi seorang wanita. Karena hal tersebut, Rasulullah menjelaskan terkait perbedaan tujuan hijrah yang sejati. 

Namun, kemudian pesana dalam hadis ini meluas untuk semua amalan termasuk perbuatan yang sangat besar sekalipun akan sia-sia jika tidak didasari oleh niat yang benar.

Imam Bukhari sendiri menyusun hadist tersebut sebagai sebuah pengantar kitab shahih-nya. Ia mengingatkan bahwa amalan tanpa didasari oleh niat yang ikhlas untuk Allah SWT akan berakhir sia-sia dan percuma.

Ulama salaf pun menyatakan bahwa hadis tentang niat ini bagaikan sepertiga agama karena niat memang memiliki faktor penting dalam setiap aspek agama Islam.

Seperti Apa Hadis tentang Niat “Innamal A’Malu Binniyat” dalam Bahasa Arab?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa hadis tentang niat “Innamal a’malu binniyat” merupakan potongan atau penggalan dari hadis Arbain yang ke satu. Adapun teks lengkap dari hadis ini adalah sebagai berikut:

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يُرِيدُ أَنْ يَتَزَوَّجَهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.”

Yang artinya:

“Dari Umar bin al-Khattab r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya; tetapi barangsiapa hijrahnya demi dunia yang ingin diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya hanya kepada apa yang ia hajati.’”

Apa Makna dari Hadis tentang Niat “Innamal A’Malu Binniyat” 

Secara garis besar, dari arti yang sudah disampaikan berulang di atas, kita dapat memahami bahwa hadis Innamal a’malu binniyat atau hadis arbain ke-1 ini membahas tentang niat yang dapat menentukan sebuah amalan seseorang.

Maksudnya, manfaat atau pahala yang dapat dihasilkan dari sebuah tindakan seorang muslim itu sangat bergantung pada niat atau tujuan batin dari seseorang yang melakukannya.

Hal tersebut sudah secara jelas disampaikan dalam hadis arbain ke-1 yaitu Innamal a’malu binniyat yang artinya bahwa sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat.

Sebuah perbuatan atau ibadah seseorang akan dianggap sah dan memiliki nilai apabila didasarkan pada niat karena Allah SWT.

Begitupun sebaliknya, apabila niat tercampur dengan hal lain atau hanya untuk mencari dunia saja, maka pahala yang dihasilkan akan disesuaikan dengan tujuan niat tersebut.

Sebagaimana yang dijelasankan dalam lanjutan hadis tersebut mengenai hijrah yaitu “ “Barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya…”, tetapi jika hanya demi urusan dunia atau menikah, maka perhijrahannya hanya bernilai sesuai tujuan itu saja.

Kemudian, para ulama juga telah membandingkan hadis tentang niat tersebut dengan berbagai macam analogi. 

Seperti yang dilakukan oleh Imam Bukhari dalam mukadimah Shahih-nya, ia menekankan bahwa amalan tanpa niat yang ditunjukan kepada Allah SWT merupakan sia-sia.

Kemudian, dalam kitab Arbain Nawawi sendiri juga terdapat banyak artikel penjelasan yang menerangkan bahwa niat merupakan inti dari amalan shalih.

Para ulama lainnya seperti Ibnu Sa’di dan Ibnu Mahdi dalam catatan mereka juga menegaskan bahwa amal tergantung niatnya selalu dijadikan sebagai pembuka setiap bab fiqih.

Pada intinya, dapat kita pahami, hadis ini mengajarkan kepada umat muslim mengenai niat yang merupakan fondasi atau akar dari amal ibadah yang dilakukan.

Kita harus memiliki niat yang ikhlas dan lurus kepada Allah SWT agar amalan yang dilakukan setiap harinya diterima. 

Hal tersebut dikarenakan jika niatnya tercampur dengan duniawi atau hal lainnya, maka dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan keutamaan dari setiap amalan yang kita lakukan.

Poin Penting dari Hadis tentang Niat 

Dari hadis ini kita dapat mengambil beberapa poin penting, diantaranya:

  • Setiap perbuatan yang dilakukan oleh kita tidak hanya akan dinilai berdasarkan lahiriahnya saja, tetapi akan dinilai terlebih dahulu berdasarkan niat atau tujuan yang mendasari perbuatannya.
  • Niat merupakan syarat sah untuk semua ibadah dalam agama Islam, tanpa niat yang jelas, amalan ibadah seperti puasa atau shalat tidak akan sah berdasarkan ilmu fiqih. Hadis ini juga menjadi rujukan betapa pentingnya sebuah niat dalam syariat Islam.
  • Hijrah yang disebutkan dalam hadis merupakan contoh konkret mengenai pentingnya niat karena Allah SWT. Dimana dalam hadis disebutkan bahwa hijrah yang didasarkan pada niat duniawi atau untuk menikah dengan wanita nilainya tidak sama dengan hijrah karena Allah SWT. Hal tersebut menegaskan bahwa motivasi akhir akan menentukan kualitas perbuatan seseorang.
  • Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu berniat dengan ikhlas karena Allah SWT pada setiap amalan yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan tanpa niat yang ikhlas, maka amalan akan sia-sia dan tidak berarti.
  • Secara umum, hadis ini di dalamnya mengandung sebuah aturan yang agung yaitu setiap amalan yang dilakukan oleh umat muslim akan dihisab berdasarkan niatnya dalam hati. Dimana niat merupakan sebuah inti dari amal atau perbuatan dan menjadi tolak ukur yang dapat menentukan baik atau buruknya perbuatan yang dilakukan tersebut. Hadis ini mengajarkan kita untuk senantiasa ikhlas, segala amalan harus diniatkan dengan ikhlas hanya karena Allah SWT agar bisa mendapatkan pahala yang hakiki.

Penutup

Nah, itulah dia pembahasan mengenai hadis tentang niat “Innamal a’malu binniyat” yang artinya “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat”.

Melalui penjelasan yang telah disampaikan di atas, kita dapat memahami bahwa niat merupakan pondasi penting dalam melakukan setiap amalan atau perbuatan di kehidupan sehari-hari, baik ketika beribadah, bekerja, belajar, ataupun yang lainnya.

Sebagai umat muslim, penting bagi kita untuk menanamkan niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT tanpa mencampurkannya dengan unsur duniawi. 

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah