Jawaban Mengapa Dilarang Memikirkan Dzat Allah SWT dalam Berpikir Kritis? Berikut Penjelasannya

Pada dasarnya, manusia memang memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Dalam Islam, sifat ini dihargai dimana umat dianjurkan untuk berpikir kritis, meneliti, serta mengkaji segala hal yang berkaitan dengan ciptaan Allah SWT.

Namun, Islam juga memberi batas, yaitu manusia tidak diperbolehkan memikirkan Dzat Allah SWT. Batas ini dijelaskan langsung dalam berbagai hadis.

Mengapa demikian? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk! ๐Ÿ”Ž๐Ÿ“–

Inilah Jawaban Mengapa Dilarang Memikirkan Dzat Allah SWT dalam Berpikir Kritis?

Salah satu riwayat yang disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7 menyampaikan pesan dari Al-Baghawi:

ุชููƒูŽู‘ุฑูˆุง ูููŠ ุงู„ู’ุฎูŽู„ู’ู‚ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูููŽูƒูู‘ุฑููˆุง ูููŠ ุงู„ู’ุฎูŽุงู„ูู‚ูุŒ ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽุง ุชูุญููŠุทู ุจูู‡ู ุงู„ูููƒู’ุฑุฉ

Artinya: โ€œPikirkanlah tentang makhluk dan janganlah kalian memikirkan tentang Khaliq (Pencipta), karena sesungguhnya Dia tidak dapat diliput oleh pemikiran.โ€

Hadis lain menegaskan hal yang sama:

ุชูŽููŽูƒูŽู‘ุฑููˆุง ูููŠ ู…ูŽุฎู’ู„ููˆู‚ูŽุงุชู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูููŽูƒูู‘ุฑููˆุง ูููŠ ุฐูŽุงุชู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูุŒ ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ู…ูŽู„ูŽูƒู‹ุง ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุดูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุฃูุฐูู†ูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุนูŽุงุชูู‚ูู‡ู ู…ูŽุณููŠุฑุฉ ุซูŽู„ูŽุงุซูู…ูุงุฆูŽุฉู ุณูŽู†ูŽุฉู

Artinya: โ€œPikirkanlah tentang makhluk Allah SWT dan janganlah kamu memikirkan tentang Dzat Allah, karena sesungguhnya Allah SWT. telah menciptakan seorang malaikat yang besar antara bagian bawah telinganya sampai pundaknya sama dengan jarak perjalanan tiga ratus tahun.โ€

Kedua hadis di atas menunjukkan bahwa manusia diminta fokus pada tanda-tanda kebesaran-Nya, bukan pada hakikat Dzat-Nya.

Alasan yang pertama, manusia dianjurkan untuk tafakur, yaitu merenungi ciptaan Allah SWT agar semakin mengenal kebesaran-Nya.

Kedua, akal manusia memiliki batas. Jika memaksakan diri memikirkan Dzat Allah SWT, manusia cenderung membayangkan sesuatu yang terbatas seperti hal-hal yang sudah dikenal sebelumnya.

Cara berpikir seperti itu justru bisa menjerumuskan pada kekeliruan dan pemahaman yang menyimpang.

Allah SWT sendiri menegaskan dalam QS. Asy-Syuura: 11:

ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูƒูŽู…ูุซู’ู„ูู‡ู ุดูŽูŠู’ุกูŒ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู…ููŠุนู ุงู„ุจูŽุตููŠุฑ

Artinya: โ€œTidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah SWT. Dia Dzat Yang Maha mendengar lagi Maha Melihatโ€

Ayat tersebut menjadi pengingat bahwa keberadaan Allah SWT melampaui seluruh kemampuan nalar manusia.

Oleh karena itu, berpikir kritis tetap dianjurkan, tetapi harus diarahkan pada hal-hal yang dapat dijangkau akal, seperti ciptaan, hukum-hukum agama, dan hikmah di balik segala ketetapan-Nya.

Sedangkan, memahami Dzat Allah SWT adalah wilayah yang berada di luar batas manusia.

Penutup

Nah, itulah penjelasan tentang mengapa dilarang memikirkan Dzat Allah SWT dalam berpikir kritis.

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta