Jenis-Jenis Alat Ukur Panjang Beserta Fungsi dan Ketelitiannya
Jenis-Jenis Alat Ukur Panjang Beserta Fungsi dan Ketelitiannya – Pengukuran merupakan salah satu aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita, mulai dari mengukur panjang hingga mengukur waktu semuanya pasti pernah dilakukan. Mengenai aktivitas pengukuran panjang, jenis-jenis alat ukur panjang apa saja yang biasa Anda gunakan?
Di dunia ini ada banyak alat yang bisa digunakan untuk mengukur besaran panjang, mulai dari mengukur benda-benda yang sangat panjang hingga mengukur diameter benda yang sangat kecil. Berikut penjelasan mengenai beberapa alat ukur panjang yang ada di dunia:
Jenis-Jenis Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya
Daftar Isi
Daftar Isi
1. Penggaris atau Mistar
Alat yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi bagi Anda, bahkan mungkin setiap hari bergelut dengannya, yakni penggaris atau mistar. Alat ukur panjang yang satu ini memang alat yang paling umum digunakan untuk mengukur panjang benda yang tidak terlalu panjang dan besar.
Skala terkecil yang dimiliki oleh alat ukur penggaris atau mistar ini adalah 1 mm. Adapun ketelitian yang dimilikinya adalah 0,5 mm yang merupakan setengah nilai minimal skala pada penggaris. Pengukuran menggunakan penggaris cukup sederhana dan tidak memerlukan rumus tertentu.
Namun, Anda harus mengarahkan pandangan secara tegak lurus saat mengukur dengan alat ini, yakni memperhatikan skala penggaris dan juga benda yang diukur. Pandangan yang tegak lurus dapat mengurangi kesalahan pengukuran.
2. Jangka Sorong
Alat ukur kedua bernama jangka sorong ini lebih banyak digunakan di laboratorium fisika dan berbagai macam pekerjaan yang membutuhkannya. Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang biasa digunakan untuk menghitung panjang diameter suatu benda.
Berbeda dengan mistar atau penggaris, untuk menghitung hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini diperlukan perhitungan dua jenis skala, yakni skala utama dan skala nonius. Skala utama merupakan deretan angka yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
Sedangkan skala nonius merupakan deretan angka yang terletak di rahang geser jangka sorong. Selain letaknya, dua jenis skala jangka sorong juga bisa dibedakan dari satuannya. Skala utama biasanya menggunakan skala cm dan mm, sedangkan skala nonius panjangnya 9 mm dibagi 10.
Dengan begitu, perbedaan skala antara satu skala utama dan skala nonius adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Karena skalanya yang tergolong kecil ini jangka sorong sering dipakai untuk mengukur diameter beberapa benda seperti pelat tembaga, diameter luar, dan diameter dalam tabung, koin, dan sebagainya.
Untuk mengukur diameter benda dengan memakai jangka sorong, caranya adalah sebagai berikut:
- Mengukur diameter sisi luar dilakukan dengan cara menjepit benda yang hendak diukur diameternya menggunakan rahang bawah.
- Mengukur diameter sisi dalam dilakukan dengan cara menarik benda yang hendak diukur diameternya menggunakan rahang atas.
- Untuk menentukan panjang skala tetap, perhatikan bagian angka dan garis pada skala tetap yang sejajar dengan garis angka 0 pada skala nonius. Jika angka 0 tidak tepat sejajar dengan garis pada skala utama, gunakan skala terkecil yang mengapit garis angka 0 tersebut.
Misalnya garis angka 0 skala nonius terletak di antara garis angka 3,5 cm dan 3,6 cm pada skala utama, maka ambil 3,5 cm sebagai skala utama.
- Temukan garis pada skala nonius yang tepat berimpit dengan garis yang tertera pada skala utama, setelah itu, kalikan dengan 0,1 mm.
- Jumlahkan angka-angka yang telah ditemukan sebelumnya, baik pada pembacaan skala utama maupun pada skala noniusnya.
3. Mikrometer Sekrup
Lebih kecil dari jangka sorong, mikrometer sekrup lebih banyak digunakan untuk mengukur benda-benda dengan ketipisan yang tidak bisa dihitung dengan penggaris, seperti tebal kertas atau diameter rambut.
Mikrometer sekrup ini memiliki dua bagian yang dinamakan dengan poros ulir dan poros tetap. Sama seperti jangka sorong, mikrometer sekrup juga memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama ditunjukkan pada skala panjang yang terdapat pada poros tetap dan memakai satuan mm.
Sedangkan skala noniusnya merupakan skala yang terdapat pada poros ulir dan satuannya terbagi ke dalam 50 bagian dengan satu buah bagiannya bernilai setengah dari 0,5 mm atau 0,01 mm. Dengan begitu, tingkat ketelitian mikrometer sekrup ini mencapai 0,005 mm.
Selain kedua poros, bagian lain yang terdapat pada mikrometer sekrup antara lain:
- Pengunci, merupakan bagian mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengunci pergerakan poros ulir.
- Sleeve, yakni bagian berbentuk lingkaran yang statis dan merupakan tempat skala pengukuran berada.
- Thimble, yakni bagian mikrometer sekrup yang bisa digerakkan dengan tangan.
- Ratchet, merupakan bagian yang bisa membantu menggerakkan poros ulir lebih pelan dibandingkan dengan menggerakkan bagian thimble.
- Rangka, berbentuk seperti huruf C yang merupakan tempat bersatunya poros tetap dengan komponen mikrometer sekrup yang lainnya. Bagian ini juga dibuat tebal supaya dapat menahan objek pengukuran agar tidak bergeser, bergerak, maupun berubah bentuknya.
Adapun cara menggunakan dan membaca hasil perhitungan menggunakan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:
- Letakkan benda yang hendak diukur panjangnya menempel pada bagian poros tetap.
- Putar bagian thimble hingga benda terjepit poros tetap dan poros geser.
- Untuk menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, putar bagian ratchet secara perlahan.
- Untuk mulai membaca hasil pengukuran, lihat angka pada skala utama atau skala tetap yang dilewati thimble, hitung bagian atas dan bawahnya. Bagian atas satuannya adalah mm dan bagian bawahnya, satu garis nilainya adalah 0,5 mm.
Misalnya bagian atas melewati garis 5, maka nilainya adalah 5 mm, dan bagian bawah di depan angka 5 terdapat satu garis, maka nilainya adalah 0,5 mm. Jadi pengukuran pada skala utamanya adalah 5,5 mm.
- -Lihat bagian garis horizontal skala utama yang sejajar garis pada skala nonius, kemudian lihat angka yang sesuai. Jika terletak pada garis kecil tanpa angka, maka lihat angka di bawahnya kemudian tambahkan dengan jumlah garis yang sejajar dengan garis horizontal skala utama.
Misalnya, bagian yang sejajar adalah 3 garis setelah angka 25 atau 2 garis setelah angka 30, maka nilainya adalah 28, lalu dikali dengan 0,01 mm.
- -Jumlahkan hasil perhitungan skala utama dan skala noniusnya. Dari contoh di atas maka hasilnya adalah 5,5 mm + 0,28 mm = 5,78 mm.
4. Meteran
Jenis jenis alat ukur panjang yang selanjutnya adalah meteran. Meteran merupakan alat ukur panjang yang juga tak luput dari kehidupan sehari-hari, khususnya di bidang industri dan bangunan.
Alat ukur yang satu ini berbentuk gulungan pita yang berisi angka-angka dan bisa ditarik sesuai panjang benda yang diukur.
Penampakan meteran ini mirip seperti penggaris namun lebih panjang dan lebih lentur. Selain itu, meteran juga memiliki skala yang lebih panjang dibandingkan penggaris, sehingga biasa digunakan untuk mengukur benda yang dimensinya lebih besar, seperti pohon, tanah, bangunan, dan sebagainya.
Meteran kecil biasanya memiliki panjang 3 – 5 m, sedangkan meteran panjang biasanya memiliki panjang yang lebih bervariasi, mulai dari 10 m, 20 m, hingga 100 m. Sama seperti mistar, meteran juga memiliki skala utama dan skala terkecil, sehingga mengukur dengan alat ini hanya satu hitungan saja.
Satuan skala utama yang digunakan adalah cm, sedangkan satuan skala terkecil yang digunakan adalah mm. Dengan begitu, tingkat ketelitian yang dimiliki alat ukur meteran adalah 0,1 cm atau 1 mm. Namun, di beberapa meteran juga dilengkapi dengan satuan inci dengan nilai 1 inci = 2,54 cm.
Cara menggunakan alat ini cukup mudah, yakni dengan mengaitkan bagian ujung meteran yang terbuat dari besi dan memiliki skala 0, kemudian tarik mengikuti panjang benda yang diukur. Angka yang muncul di dekat rol adalah hasil pengukuran yang didapat.
5. Meteran Laser
Meteran laser merupakan jenis meteran yang lebih modern dan lebih canggih. Alat yang satu ini mengandalkan tenaga baterai agar bisa berfungsi. Dinamakan meteran laser karena memang alat ini menggunakan sinar laser untuk menentukan panjang benda yang diukur.
Karena menggunakan laser, alat ini mampu mengurangi kesalahan pengukuran seperti pita ukur bengkok dan lain sebagainya. Selain itu, pengukuran dengan meteran laser pun lebih cepat dan juga instan. Anda bisa langsung mengetahui panjang benda dengan hanya memencet tombol saja.
Adapun jarak ukur yang bisa diketahui menggunakan meteran ini bervariasi, mulai dari 0 – 50 m, 0 – 250 m, bahkan lebih dari itu. Adapun tingkat ketelitian alat ini adalah 1,5 mm. Alat ini sangat cocok untuk benda yang memiliki jarak lumayan panjang, misalnya menghitung tinggi pohon.
6. Jangka Sorong Digital
Lebih modern dari jangka sorong biasa, jangka sorong digital ini sudah dilengkapi dengan alat pembacaan skala secara digital. Hal ini disebabkan tidak diperlukannya lagi penghitungan skala utama dan skala nonius seperti pada jangka sorong konvensional.
Anda hanya perlu mengukur benda dengan jangka sorong digital dan hasil pengukurannya bisa langsung dilihat pada LCD yang terpasang. Selain itu, Anda juga bisa mengganti satuan pengukuran dengan hanya menekan tombol dari inch/mm.
Berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk melakukan perhitungan panjang benda dengan memakai jangka sorong digital:
- Siapkan jangka sorong digital dan benda yang hendak diukur, pastikan keduanya sudah bersih.
- Pencet tombol ON pada jangka sorong untuk menyalakan LCD.
- Rapatkan bagian rahang bawah kemudian pencet tombol 0 untuk mengatur angka pengukuran awal.
- Buka rahang bawah kemudian geser ke arah yang berlawanan sampai benda yang diukur terjepit.
- Baca hasil akhir pengukuran yang tertera pada layar LCD. Untuk mengganti satuan, Anda cukup pencet tombol mm/inch.
Ganti pengukuran diameter dalam dengan menggunakan rahang atas dan gunakan batang ukur untuk mengukur kedalaman.
7. Mikrometer Sekrup Digital
Tak mau tertinggal dari jangka sorong, mikrometer sekrup juga sudah tersedia versi digitalnya yang lebih mudah digunakan dibandingkan dengan versi konvensionalnya. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan mikrometer sekrup konvensional, hanya saja terdapat LCD sebagai pembaca hasil pengukuran.
Pengukuran pun tidak perlu dihitung antara skala utama dan skala noniusnya, karena hasil pengukuran bisa langsung dilihat pada angka yang muncul di LCD secara otomatis.
Jenis-jenis alat ukur panjang yang telah dijelaskan di atas memiliki fungsinya masing-masing, sehingga akan lebih cocok jika penggunaannya disesuaikan dengan jenis benda yang akan dihitung panjangnya.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: