3 Jenis Proposal Berdasarkan Bentuknya beserta Penjelasannya Lengkap
3 Jenis Proposal Berdasarkan Bentuknya beserta Penjelasannya Lengkap – Proposal menjadi suatu yang akrab dengan kita tentunya, baik bagi mahasiswa maupun pekerja kantoran.
Proposal merupakan dokumen yang berisi rancangan untuk digunakan dalam berbagai hal, baik dunia pendidikan maupun profesional.
Untuk lebih jelasnya, yuk simak informasi seputar jenis-jenis proposal berdasarkan bentuknya hingga penjelasan lengkapnya berikut ini!
Berikut Deretan Jenis Proposal Berdasarkan Bentuknya beserta Penjelasannya
Daftar Isi
Daftar Isi
Apakah kamu pernah menyusun suatu proposal? Baik itu proposal penelitian, proposal kegiatan, proposal bisnis, atau proposal lainnya.
Jika kamu pernah menjadi bagian dari kepanitiaan sebuah kegiatan, tentunya kamu tak akan asing dengan keberadaan proposal.
Proposal sendiri merupakan suatu rencana kegiatan yang ditulis dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan.
Rencana kegiatan tersebut tentunya wajib dituliskan dengan baik dan benar agar pihak yang berkepentingan dapat memahami maksud dan tujuan kamu dengan baik.
Biasanya, proposal bersifat hanya sebagai usulan tertulis saja yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berhubungan dalam suatu kegiatan.
Lantas, sudahkah kamu mengetahui jenis-jenis proposal berdasarkan bentuknya? Nah, jika kamu masih bingung, berikut ini Mamikos sudah rangkumkan informasinya untuk kamu.
Apa
itu Proposal?
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proposal diartikan sebagai rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja formal. proposal juga menjelaskan tujuan suatu acara pada pembaca.
Setiap orang tentunya harus memiliki kemampuan dalam menulis proposal agar terbiasa berpikir sistematis dan logis.
Sementara itu, menurut Huriyah dalam bukunya yang berjudul Pengajuan Proposal (2014) mengatakan bahwa proposal adalah rancangan usulan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap bahan penelitiannya.
Mengingat proposal merupakan sebuah usulan, maka memerlukan persetujuan dari pihak lain.
Selain rincian kegiatan, sebuah proposal juga umumnya memberikan rincian dana yang dibutuhkan guna melaksanakannya.
Biasanya, proposal sudah mempunyai dasar atau susunan khusus dalam pembuatannya.
Di dalam dunia ilmiah, dikenal dengan adanya proposal penelitian yang merupakan suatu usulan penelitian yang akan dilakukan oleh seorang peneliti.
Namun, dikenal juga adanya proposal umum yang berisikan rancangan kegiatan yang diajukan saat akan membuat acara.
Meskipun penyusunannya lebih bebas, namun penulisan proposal umum cenderung tetap harus mengindahkan sistematika penulisan agar tetap mudah dimengerti.
Tujuan
dan Fungsi Proposal
Proposal
tentu memiliki tujuan dan fungsinya tersendiri, nah di bawah ini merupakan
tujuan dan fungsi proposal yang mesti kamu pahami.
Tujuan
Proposal
- Proposal bertujuan guna mendapatkan persetujuan dari pihak yang bersangkutan agar dapat melaksanakan sebuah kegiatan.
- Proposal bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari pihak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
- Proposal bertujuan untuk mendapatkan penawaran bisnis, jika berkaitan dengan proposal bisnis.
- Jika terkait dengan proposal pengajuan dana, maka proposal tersebut memiliki tujuan guna mendapatkan bantuan dana dari pihak sponsor.
- Jika terkait dengan proposal proyek pemerintah, maka proposal tersebut memiliki tujuan guna melakukan tender atau lelang pada proyek-proyek tersebut.
Fungsi
Proposal
- Proposal berfungsi sebagai pengajuan kerja sama bisnis kepada perusahaan sasaran.
- Proposal berfungsi sebagai pengajuan melaksanakan sebuah kegiatan kerja sama bisnis kepada perusahaan sasaran.
- Proposal berfungsi untuk menyelenggarakan suatu acara tertentu, misalnya pelatihan, seminar, perlombaan, dan lain-lain.
- Proposal berfungsi untuk menyelenggarakan penelitian ilmiah.
- Proposal berfungsi untuk pelelangan sebuah proyek atau barang.
Sistematika
Penulisan Proposal
Sebuah
proposal harus memiliki struktur atau bagian-bagiannya. Dalam beberapa aspek,
sebuah proposal penelitian mempunyai perbedaan dengan sebuah proposal kegiatan
masyarakat.
Namun, secara umum proposal juga punya sistematika yang hampir mirip satu sama lain meskipun tujuan dibuatnya proposal tersebut berbeda.
Nah, di bawah ini merupakan sistematika penulisan proposal yang perlu kamu ketahui:
1.
Latar Belakang
Latar belakang umumnya terletak di awal sebuah proposal yang isinya menyampaikan suatu kejadian, keadaan, atau hal yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan atau penelitian tersebut.
Misalkan saja pada proposal kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat desa, maka di dalam latar belakangnya harus menjelaskan pula terkait terjadinya penyakit menular.
2.
Masalah dan Tujuan
Di dalam proposal penelitian ataupun proposal kegiatan, kamu perlu menyampaikan permasalahan dan tujuannya secara spesifik.
Salah satu caranya adalah dengan merumuskan tujuan-tujuan tersebut secara rasional dengan menggunakan bahasa yang persuasif.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pihak yang membaca proposal tersebut tertarik dengan tujuan dari kegiatan tersebut.
3.
Ruang Lingkup
Dalam
merumuskan proposal kegiatan, kamu juga harus menjelaskan mengenai batasannya.
4.
Kerangka Teori
Di dalam proposal penelitian ataupun proposal kegiatan, kamu harus mencantumkan teori ataupun hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang kamu angkat di dalam proposal tersebut.
Telaah tersebut bisa berupa perbandingan dari penelitian sebelumnya atau teori-teori yang selaras dengan masalah yang akan diteliti.
Dengan adanya teori-teori tersebut, maka pihak yang berkaitan dengan persetujuan proposal dapat memahami bobot permasalahan dalam proposal yang kamu buat.
5.
Metode
Biasanya, metode akan kamu temukan di dalam proposal penelitian. Bagian ini akan membahas mengenai bagaimana metode penelitian tersebut akan dilaksanakan.
Termasuk dengan teknik pengumpulan data, analisis data, validasi data, dan lain-lain.
Kamu bisa menggunakan metode yang beragam, mulai dari metode deskriptif, metode historis, ataupun metode eksperimental.
Sementara itu, dalam teknik pengumpulan data kamu bisa melakukannya dengan menggunakan kuisioner, wawancara, observasi, studi pustaka, dan lainnya.
Melalui penjabaran metode ini, suatu kegiatan yang direncanakan di dalam proposal bisa dinilai secara objektif oleh penerima usulan.
Selain itu, penerima usulan juga bisa menilai terkait jumlah biaya yang perlu dikeluarkan.
6.
Pelaksana Kegiatan
Pada bagian ini, kamu perlu menuliskan daftar personalia atau pelaksana kegiatan yang dilengkapi dengan pendidikan serta skill mereka.
Misalnya saja, pada proposal kegiatan pengecatan jalan di desa, maka dalam bagian ini kamu bisa menulis susunan panitia termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pengecatan tersebut.
7.
Fasilitas
Umumnya, bagian ini dijumpai dalam proposal penelitian ataupun proposal kegiatan.
Bagi beberapa pihak, adanya fasilitas-fasilitas dalam proses kegiatan bisa lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang diberikan akan menjadi lebih murah daripada melakukan sewa.
8.
Keuntungan dan Kerugian
Bagian
keuntungan dan kerugian dalam sebuah proposal kegiatan ataupun proposal
penelitian dapat bermanfaat guna meyakinkan penerima usul mengenai dana yang
dikeluarkan nanti tidak akan sia-sia dengan hasil yang diperoleh.
9.
Lama Waktu Kegiatan
Pada bagian ini, kamu perlu menjabarkan terkait berapa lama waktu kegiatan tersebut dapat terselesaikan.
Jika kegiatan tersebut terdiri atas beberapa tahap, maka tahapan-tahapan itu perlu diberikan perincian waktu penyelesaian masing-masing.
10.
Jadwal Kegiatan
Biasanya, bagian jadwal kegiatan ini berada di dalam sebuah proposal kegiatan. Jadwal kegiatan akan mengatur mengenai pembagian waktu berdasarkan rencana kegiatan yang tengah berlangsung.
Jadwal kegiatan ini disusun supaya nantinya antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya tidak bertabrakan atau tidak sesuai jadwal.
11.
Anggaran Dana
Bagian ini menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan di dalam sebuah proposal kegiatan ataupun proposal penelitian.
Kamu perlu merincikan anggaran dana secara rinci agar penerima usul bisa yakin dan menyetujui proposal tersebut. Rincian anggaran dana ini bisa berupa upah, alat perlengkapan, biaya umum, dan lain-lain.
12.
Daftar Pustaka
Terakhir, ada bagian daftar pustaka. Di dalam sebuah proposal, bagian ini tergolong opsional sehingga tidak semua proposal harus memiliki daftar pustaka.
Jenis
Proposal berdasarkan Bentuknya
Nah, perlu kamu ketahui pula bahwa proposal jenis-jenis proposal juga bisa kamu kenali berdasarkan bentuknya. Di bawah ini merupakan jenis-jenis proposal berdasarkan bentuknya:
1.
Proposal Formal
Proposal
formal bersifat resmi dan baku. Sistematika penulisan dari proposal ini
berisikan tentang tentang runtutan proses kegiatan yang meliputi pendahuluan,
isi proposal dan kebutuhan data yang lengkap.
Dari
segi tujuan, proposal formal biasanya ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang
bersifat resmi. Contohnya pada bidang akademisi dalam pengajuan suatu penelitian,
karya ilmiah, dan lain sebagainya.
Biasanya,
proposal formal terdiri dari tiga bagian, yakni:
- Bagian pendahuluan,
terdiri dari sampul dan halaman judul, kata pengantar, ikhtisar, daftar isi,
dan pengesahan permohonan. - Bagian isi, terdiri atas,
latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar,
metodologi, fasilitas, personalia, keuntungan dan kerugian, waktu, hingga
biaya. - Bagian penutup, terdiri
dari daftar pustaka, lampiran, tabel, dan lainnya.
2.
Proposal Semi Formal
Umumnya, proposal semi formal tidak memiliki format penulisan yang lengkap seperti proposal formal. Namun, penulisannya harus dalam bentuk baku.
Umumnya, proposal semi formal disampaikan dalam bentuk surat dan berisikan informasi mengenai masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
3.
Proposal Non Formal
Hampir sama dengan proposal semi formal, proposal non formal juga disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat.
Proposal non formal tidak berbentuk baku ataupun resmi, mengingat tidak memiliki struktur resmi atau baku.
Untuk itu, proposal non formal kerap dibuat dalam bentuk memorandum atau surat saja. Proposal non formal umumnya berisikan masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
Biasanya, proposal non formal kerap digunakan atau ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat kurang resmi seperti contoh kegiatan reuni alumni sekolah.
Itulah informasi yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu seputar 3 jenis proposal berdasarkan bentuknya.
Mamikos ulangi kembali, proposal adalah suatu rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kegiatan yang dituliskan atau dibuat secara sistematis, terperinci serta logis yang kemudian diajukan kepada pihak berwenang.
Jenis-jenis proposal sendiri bisa dilihat dari tujuannya hingga bentuknya.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat untuk kamu dalam memahami jenis-jenis proposal, ya!
Jika kamu ingin mencari informasi edukatif lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: