5 Jenis-jenis Puisi Rakyat Beserta Ciri-ciri dan Contohnya Lengkap
5 Jenis-jenis Puisi Rakyat Beserta Ciri-ciri dan Contohnya Lengkap – Dilihat dari catatan sejarahnya puisi rakyat merupakan kesusastraan rakyat warisan nenek moyang yang mempunyai beragam nilai-nilai dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Puisi rakyat seringkali disebut sebagai puisi lama atau puisi tradisional. Puisi rakyat adalah bukti kekayaan karya sastra nusantara yang telah diciptakan para sastrawan yang hidup di masa lalu.
Seluk Beluk Puisi Rakyat
Daftar Isi
Daftar Isi
Seperti kebanyakan produk sastra pada umumnya. Di dalam puisi rakyat banyak kita jumpai petuah luhur yang dapat dipakai sebagai petunjuk dalam menghadapi cobaan dalam kehidupan.
Perlu diingat bahwa puisi rakyat berbeda dengan puisi modern yang terkesan bebas.
Puisi rakyat mempunyai bangunan struktur yang telah ditentukan mulai jumlah kalimatnya, suku kata, ejaan dalilnya, irama, sampai dengan penekanan suara.
Puisi rakyat dapat dengan mudah dikenali dari bentuknya yang tetap, terikat oleh aturan tertentu seperti penentuan jumlah larik per bait, penentuan jumlah kata per baris, dan sampai dengan penentuan rima akhir di setiap baris.
Ada banyak sekali jenis puisi rakyat yang ada dan pernah berkembang di khazanah kesusastraan Indonesia sejak masyarakat nusantara mengenal aksara.
Walaupun begitu, jenis puisi rakyat yang sering dipelajari dan diajarkan dalam dunia pendidikan di masa sekarang hanya beberapa.
Contoh-contoh dan Jenis Puisi Rakyat yang Masih Dipelajari
Di bawah ini adalah contoh-contoh dan jenis puisi rakyat keberadaannya masih lestari hingga masa kini.
1. Syair
Syair merupakan salah satu bagian dari puisi lama. Syair diperkirakan berasal dari Persia yang kemudian dibawa masuk ke Nusantara seiring dengan masuknya pengaruh Islam ke Indonesia.
Berkat kepiawaian para pedagang Persia, genre sastra yang berwujud syair mulai dikenal dan kemudian disukai masyarakat nusantara. Utamanya, mereka yang tinggal di kawasan pesisir.
Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yakni ‘syi’ir’ atau ‘syu’ur ‘yang memiliki makna yang membuat sadar.
Setelahnya kata syu’ur mengalami perkembangan menjadi syi’ru yang bermakna puisi dalam pandangan pengetahuan umum.
Dalam perjalanan perkembangannya, syair telah mengalami banyak perubahan dan modifikasi sehingga menjadi karya sastra yang khas Melayu,.
Hal ini membuat syair menjadi tidak lagi mengacu atau berkiblat pada tradisi sastra syair negeri Arab atau Timur Tengah.
Ciri-ciri Syair
- Setiap bait terdiri dari empat buah baris.
- Setiap baris terdiri atas 8-14 buah suku kata.
- Dibangun dengan memakai sajak a-a-a-a.
- Selurus baris merupakan isi.
- Bahasa yang digunakan sering kali berupa kiasan.
Contoh Syair
Orang kaya jangan suka menghina
Karena kaya miskin sebenarnya sama
Jika ingin bahagia janganlah bersandiwara
Hiduplah sewajarnya dan apa adanya
2. Pantun
Pantun merupakan puisi Melayu yang telah mengakar dan membudaya sangat kuat dalam masyarakat nusantara.
Saat awal kemunculannya pantun digolongkan ke dalam genre sastra lisan. Hal ini dikarenakan masyarakat jaman dahulu sering menciptakan pantun secara tiba-tiba dan tanpa menuliskannya dalam suatu buku catatan.
Ciri-ciri Pantun
- Tiap bait terdiri dari empat buah baris atau empat buah larik.
- Tiap baris terdiri atas 8-12 buah suku kata.
- Rima akhir tiap baris haruslah a-b-a-b atau a-a-a-a, jangan sampai rimanya a-a-b-b atau a-b-b-a
- Baris pertama dan kedua disebut dengan bagian sampiran.
- Sementara baris ketiga dan keempat disebut dengan bagian isi.
Contoh Pantun
Berwisata ke kota Bandung
Jangan lupa beli buah duku
Kalau kamu masih bingung
Banyak-banyaklah membaca buku
3. Gurindam
Gurindam merupakan sebuah kata yang diperkirakan berasal dari bahasa Sanskerta yang merupakan suatu puisi Melayu tradisional dan diyakini berasal dari Tamil, yakni suatu daerah yang kini termasuk bagian negara India.
Gurindam dapat dikategorikan sebagai puisi terikat karena mempunyai rima yang burujung sama.
Jadi, istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu ‘kirindam’ berarti awal mula, mula-mula atau penggambaran. Gurindam selalu sarat dengan nilai agama dan moral.
Gurindam bagi orang jaman dahulu sangat penting dan digunakan sebagai norma dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri khas Gurindam
- Terdiri atas dua baris dalam satu bait.
- Setiap baris mempunyai jumlah kata berkisar antara 10-14 buah kata.
- Tiap baris mempunyai rima yang sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
- Setiap baris dalam gurindam adalah sebuah kesatuan yang utuh.
- Baris pertama berupa soal, masalah, atau perjanjian.
- Sedangkan baris kedua berisi jawabannya, akibat dari masalah atau perjanjian yang ada pada baris pertama (isi dan maksud yang ada dalam gurindam berada pada baris kedua).
- Isi gurindam kebanyakan mengandung nasihat, kata-kata mutiara, atau filosofi hidup.
Contoh Gurindam
Percuma jadi orang kaya rasa,
Kalau tidak bisa bantu sesama
4. Seloka
Seloka merupakan salah satu bentuk puisi Melayu klasik yang berisi tentang pepatah atau perumpamaan yang memuat tema senda gurau, sindiran, bahkan ejekan.
Biasanya seloka ditulis terdiri empat buah baris dengan memakai bentuk pantun/syair. Meski demikian ada kalanya bisa juga dijumpai seloka yang ditulis lebih dari empat buah baris.
Ciri-ciri Seloka:
- Satu bait terdiri dari 4 buah baris
- Memiliki sajak seperti pantun yakni a-b-a-b
- Baris 1 dan 2 berupa sampiran, bagian isi ada pada baris 3 dan 4
- Setiap baris tersusun dari 4 buah suku kata
- Rangkaian pantun yang saling terkait
- Isi seloka mengandung nasihat
Contoh Seloka
Sinar matahari menghangatkan bumi
Pagi disambut nyanyian burung
Hilangkan perasaan susah di dalam hati
Suka cita hati tiada terbendung murung
5. Talibun
Pantun talibun merupakan bentuk puisi lama yang mempunyai bagian sampiran dan bagian isi.
Talibun mirip dengan jumlah barisnya yang memiliki jumlah genap dan lebih dari empat buah baris, misalnya enam buah baris, delapan buah baris, 10 buah baris.
Apabila pantun talibun tersusun empat buah baris maka dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris berikutnya merupakan isi.
Begitu pula dengan pantun talibun enam baris maka tiga baris pertama adalah bagian sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan bagian dari isi talibun.
Aturan ini tetap akan berlaku untuk pantun talibun dengan jumlah baris berapapun.
Ciri-ciri Talibun
- Dalam satu baris terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk sampiran dan isinya.
- Dalam satu baris panjang maksimal terdiri dari 12 buah kata.
- Menggunakan aturan penulisan sajak a b c – a b c, a b c d – a b c d, dan seterusnya.
- Isinya menjelaskan suatu kejadian.
- Pada bagian sampiran terdapat kalimat pembantu yang berisi tentang perumpamaan untuk menyesuaikan diri.
Contoh Talibun
Berlayar menuju pulau Sumatera
Menerjang ombak ditemani purnama
Bersama nelayan melempar jala
Agar memiliki banyak harta
Teruslah bekerja dan berdoa
Kelak pasti tercapai cita-cita
Demikianlah jenis puisi rakyat beserta dengan penjelasan dan contohnya. Semoga artikel ini membuatmu lebih mengenali puisi rakyat yang masih lestari hingga sekarang.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: