5 Jenis Teater Tradisional Nusantara Beserta Penjelasannya
5 Jenis Teater Tradisional Nusantara Beserta Penjelasannya – Berbagai Jenis Teater tradisional mungkin bagi sebagian orang terdengar hal sepele.
Namun, berbeda lagi bagi Anda para pecinta seni khususnya atau yang menekuni di bidang seni, memahami jenis teater tradisional adalah hal yang sangat penting, menarik dan perlu untuk di pelajari.
Memahami Teater Tradisional
Daftar Isi
Daftar Isi
Teater berasal dari Bahasa Yunani kuno, yaitu theathron yang berarti ‘tempat untuk menonton’.
Sedangkan secara terminologi, teater merupakan suatu hal yang di pertunjukkan di atas pentas untuk di pertontonkan kepada para audience atau kerap sekali kita sebut sebagai drama.
Teater merupakan bentuk visualisasi dari sebuah drama yang telah di pentaskan di atas panggung dan telah di saksikan oleh para penonton atau audience.
Para seniman teater tradisional pada umumnya akan berupaya untuk mengaktualisasikan teater tradisional dengan konsep era-modern, agar pertunjukan yang disajikan tidak berjarak dengan penonton.
Teater tradisonal sebuah bentuk pertunjukan seni dari sebuah daerah yang erat kaitannya dengan adat istiadat yang ada di daerah tersebut.
Teater tradisional biasanya di wariskan secara turun-temurun dan sangat lengkat denagn kehidupan sehari-hari masyarakat daerah tersebut secara utuh.
Teater tradisional ini juga memiliki bebrapa fungsi salah satunya untuk menjadi media penghibur bagi masyarakat Indonesia.
Namun, Generasi muda saat ini mungkin tidak banyak tahu bahwa ada berbagai macam jenis teater tradisional. Melestarikan teater tradisional juga ini termasuk bagian untuk menjaga kesenian budaya.
Kali ini akan membahas 5 jenis teater tradisonal nusantara, mari simak bersama!
Jenis Teater Tradisional Indonesia
1. Lenong
Berdasarkan penuturan Muntaco, Seniman Betawi menyebutkan bahwa Lenong merupakan perkembangan dari musik Betawi yakni gambang kromong, dan sebebanrnya sudah menjadi favorit masyarakat semenjak tahun 1920.
Pada mulanya Lenong lebih memaparkan lelucon tanpa jalan cerita tertentu, namun seiring waktu diperpadukan dengan jalan cerita yang menarik.
Dalam jenisnya ada dua bentuk Lenong yakni Lenong Denes dan lenong Preman.
a). lenong denes
Lenong Denes yang mempunyai arti Resmi dalam artian penggnaan properti, kostum serta penngunaan Bahasa yang formal.
Sebuah lenong yang memperlakukan lakonnya sebagai pangeran dan raja-raja. Namun , seiring perkembanagn zaman sudah jarang sekali kita temui jenis lenong denes karena penerusnya yang langka.
Contoh pertunjukan lenong Denes yaitu jula- juli bintang tujuh, dan saduran dari cerita 1001 malam.
Pementasaan lenong ini menggunakan pemakaian Bahasa melayu yang tinggi. Dan dialognya Sebagian besar dinyanyikan.
Adegan-adegan dalam perkelahian Lenong Denes tidak menampilkan silat, tetapi tinju, gulat, dan anggar (pedang).
b). lenong preman
Berbeda dengan lenong denes yang memerankan adegan kerajaan atau bangsawan.
Lenong preman atau biasa disebut juga dengan lenong jago memerankan lakon tentang masyarakat biasa dan mereka memainkannya dalam 1 malam penuh.
Bahasa yang digunakan yaitu Betawi tetapi mendapatkan pengaruh dari teater bangsawan.
Cerita Lenong yang dibawakan cukuplah beragam, namun dari kebanyakan cerita yang disajikan mengambil sisi kesatria seperti kisah lokal.
Misalnya Pitung, Sabeni Jago Tanebang, Jampang Jago Betawi, Gobang Sambung Wasiat dan sebagainya. Unsur seni yang juga menonjol dalam pertunjukan Lenong ini adalah seni maen pukulan (seni silat) dan pantun.
Pada pertunjukannya Lenong Preman yang sangat reguler, bisa diartikan pertunjukan yang ini benar-benar tradisional pergantian babak yang selalu ditandai dan ditentukan oleh lagu atau musik.
Begitu pula jika akan pergantian adegan ditandai dengan pergantian layar. Contohnya saja ketika adegan yang berlokasi dirumah, maka latar belakang panggung akan berganti dengan layar lukisan yang ada dirumah. Situasi dan lokasi sama-sama menyesuaikan dengan jalan cerita.
2. Longser
Jika tadi lenong dari Betawi, maka longser ini berasal dari jawa barat. Longer itu berasal dari istilah melihat dan tertarik.
Long berasal dari Bahasa sunda yang artinya melihat dan ser itu tertarik. Dari situ disimpulkan setelah melihat pertunjukan timbulah rasa ketertarikkan.
Longser mulai dikenal oleh masyarakat bandung di Bandung pada tahun 1915. Saat itu, ada sebuah pagelaran terkenal bernama doger, yang kemudian berubah nama menjadi lengger, dan akhirnya dikenal dengan sebutan longser. Seni hiburan longser ini terbilang berjaya pada tahun 1920-1960.
Dalam pertunjukkannya properti kostum yang digunakan longser menggunakan kain dan kebaya, dilengkapi karembong atau bias akita menyebutnya selendang.
Sedangkan laki-laki lazimnya menggunakan pakain hitam. Termasuk songkok sunda dan sarung. Lagu khas yang biasa dimainkan antara lain, geboy, berenuk dan undur undur.
Ciri khas dari Longser, tentunya tak jauh sama seperti teater tradisional yang bersifat kerakyatan lainnya, yakni bersifat hiburan sederhana, penuh tawa atau lucu, dan menggembirakan.
Pertunjukan longser bisa dilakukan di mana saja,dan kapan saja mulai dari halaman rumah, ataupun sampai lapangan terbuka.
Kadang-kadang seni Longser dimulai dengan menunjukan tarian atau gerakan silat yang diiringi dengan musik.
Adapun untuk musik yang dipakai merupakan music-musik yang memiliki unsur-unsur seperti gamelan.
Biasanya paling sering digunakan adalah gong, bedug, ketuk, gendang, rebab, sampai terompet.
Di dalam Sebuah pementasan longser biasanya terdiri dari nayaga atau seseorang penabuh alat musik, pelawak, dan ronggeng, penyanyi sekaligus ada penarinya juga.
Beberapa cerita yang biasa diangkat dalam longser di antaranya adalah kisah Adapun cerita masyarakat yang disajikan dalam Longser seperti kisah Si Kulutuk, Suganda-sugandi, Kelong, Karnadi Anemer. Cerita-cerita tersebut disajikan secara epic.
3. Ketoprak
Pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan jenis teater tradisional yang satu ini.
Ketoprak merupakan teater yang berasal dari jawa tengah. Awal mulanya ia bermain hanya dengan menabuh lesung.
Akan tetapi seiring perkembangannya ia mulai menjadi salah satu jenis teater tradisional.
Awal mula mereka percaya jika memainkan lesung akan ada dewi sri atau dewi kesuburan ke bumi.
Namun seiring waktu Ditambahkan dengan gendang dan seruling. Dahulu ketoprak menjadi salah satu kegiatan yang sacral karena permainanya berada di dalam lingkungan keraton.
Namun, seiring perkembang zaman ketoprak boleh dinikmati oleh masyarakat umum.
Seperti yang sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada mulanya ketoprak merupakan permainan orang-orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung pada waktu saat bulan purnama tiba.
Seiring dengan perkembangan zaman atau moderenisasi dalam perkembangannya menjadi suatu bentuk teater rakyat yang lengkap dan waktu
Pelaksanaannya pun mengalami perubahan. Ketoprak dapat dikatakan sebagai seni teater tradisional karena mempertunjukan seni kepada penonton tanpa menggunakan teks sama sekali, hanya dengan dialog antar para pemainnya.
Lebih kerennya, para pemain tidak perlu bersusah payah menghfal teks sebelum bermain. Mereka cukup melakukan improvisasi dengan memakai kalimat-kalimat tradisional atau dialeg setempat.
Adapun tokoh yang sangat berperan penting dalam Ketoprak yakni Ki Sugati, beliau tinggal di dusun Pajangan, pandawaharja, Sleman.
Beliau akrab dipanggil dengan Mbah gati yang merupakan seorang seniman yang memberikan diri sepenuhnya atau mengabdi pada seni ketoprak.
Jasa Ki Sugati takkan dilupakan oleh kalangan seniman Yogyakarta, pada kususnya seni tradisional ketoprak.
Karena Ki Sugati seorang yang sangat cinta akan seni tradisional seperti ketoprak tersebut, salah satunya adalah usahanya yang tidak kenal lelah menghimpun dan menghidupi seniman ketoprak dalam wadah PS Bayu, sejak tahun lima puluhan.
Selain Mbah Sugati, tokoh Ketoprak yang cukup terkenal lain diantaranya Bagong Kussudiardjo, Marsidah. Tokoh-tokoh inilah yang berperan dalam melestarikan kesenian Ketoprak
4. Ludruk
Geser lagi ke daerah timur disitu ada ludruk yang berasal dari daerah jawa timur tidak jauh berbeda dengan ketoprak.
Ludruk berasal dari kalangan rakyat jelata. Artinya ludruk tumbuh dari ekspresi rakyat kebanyakan.
Tema-tema yang diangkat yaitu tentang permasalahan rakyat. Seni drama Ludruk sudah dikenal masyarakat Jawa Timur, khususnya Pribumi Majapahit (sekitar Mojokerto-Surabaya) sejak abad ke-12 Masehi.
Pementasan ludruk ini percakapannya menggunakan bahasa sehari- hari yang biasa dipakai oleh masyarakat kalangan bawah. Maka dari itulah ludruk dinilai sebagai teater rakyat.
Dalam pertunjukkannya terdapat beberapa unsur tari remo, dagelan , selingan dan cerita atau pelakon. Ludruk mulai dikenal dengan sebutan ludruk badhan.
Dalam kebudayaan Ludruk Badhan digambarkan sebagai seni yang menunjukan kekebalan.Jelas saja karena bersinggungan dengan penerapan ilmu dalam kanuragan yang dimiliki oleh masing-masing pemerannya.
Pertunjukan Ludruk akan diiringi music daerah setempat seperti kendang dan jidor, dan pertunjukannya di tanah lapang.
Secara umum lakon ludruk berisi sketsa kehidupan masyarakat dengan dibumbui perjuangan melawan penindasan.
Terdapat Unsur parikan di dalam teater ludruk ini yang memiliki pengaruh cukup besar.
Contoh saja parikan yang mengisahkan penjajahan jaman Jepang oleh Cak Durasim.
Ludruk bukan semata sebagai hiburan rakyat. Lebih dari itu, setidaknya dengan melakukan ludruk akan memiliki dua fungsi yakni fungsi dalam primer dan fungsi dalam sekunder.
Adapun fungsi primer lebih bersifat secara ritual, estetis dan sebagai sarana untuk entertainment.
Sementara dari sisi sekunder, ludruk sebagai tempat mewadahi ilmu pengetahuan, memupuk rasa persatuan masyarakat, toleransi dan lain hal sebagainya.
Ada fungsi lain yang tidak boleh dilupakan yang jelas sebagai ajang untuk melakukan kritik terhadap penguasa terhadap kebijakan atau tindakan yang melanggar norma-norma.
5. Arja
Teater khas bali, Arja. Yang berasal dari kata ‘Arja’ diambil dari kata ‘Reja’ dalam Bahasa Sansekerta.
Artinya indah atau sesuatu yang mengandung keindahan. Tahun 1825 Arja baru muncul di Bali, arja pertama kali ditampilkan dalam acara plebon ( upacra ngaben untuk raja dan bangsawan ).
Dalam unsur penampilannya, Tari Arja sering menggunakan lakon atau penokohan dalam cerita Panji.
Namun, tidak jarang pula drama tari ini juga mengusung kisah Jayaprana, Pakang Raras, Sam-Pik, Rare Angon, Salya atau Senopati Salya dalam kisah Mahabharata, dan berbagai cerita lainnya.
Pada awalnya tari arja diperankan oleh pria saja. Namun, untuk menambah para minat penonton akhirnya tari arja di mainkan atau lakonkan oleh para Wanita.
Busana yang dikenakan ialah pakain adat Bali. Mulai dari riasan dan property yang digunakan yang masih kental dengan adat bali.
Selain 5 teater diatas masih banyak teater tradisional nusantara yang bisa Anda temukan dan pelajari di berbagai macam daerah-daerah yang ada di Indonesia.
Misalnya, teater tradisional Dulmuluk yang berasal dari Palembang, teater tradisional Randaiyang berasal dari Minangkabau, teater tradisional Makyong yang berasal dari Riau, teater tradisional Mamanda yang berasal dari Banjarmasin, dan lain sebagainya.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: