10 Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi yang Baik dan Benar dalam Bahasa Indonesia
Memahami Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi yang Baik dan Benar – Dalam kehidupan sehari-hari, hampir setiap orang pernah melakukan kegiatan tawar-menawar.
Tanpa disadari proses tawar-menawar ini merupakan bagian dalam teks negosiasi. Pada teks negosiasi, terdapat kaidah kebahasaan teks negosiasi yang perlu diterapkan.
Teks negosiasi juga terdiri dari beberapa jenis dan pola. Tidak hanya dalam kegiatan jual-beli saja, teks negosiasi ini ditemukan dalam beberapa aktivitas yang memerlukan kesepakatan dari kedua belah pihak yang terkait dengan proses negosiasi.
Pengertian Teks Negosiasi
Daftar Isi
Daftar Isi
Secara umum, teks negosiasi dapat dijelaskan sebagai teks yang berbentuk interaksi sosial dan berfungsi dalam mencari kesepakatan antara pihak yang memiliki kepentingan berbeda.
Kegiatan negosiasi ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang sepadan dari kepentingan yang berbeda.
Menurut KBBI, negosiasi diartikan sebagai proses tawar menawar yang dilakukan dengan berunding dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama antar pihak.
Oleh karena itu, teks negosiasi ditujukan untuk dua pihak yang ingin melakukan diskusi suatu hal.
Teks negosiasi juga bisa berbentuk teks dialog untuk dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat keputusan.
Kaidah kebahasaan teks negosiasi juga perlu diperhatikan dalam pembuatan dan pelaksanaan teks negosiasi.
Tujuan Teks Negosiasi
Dilihat dari pengertiannya, kini kamu tahu bahwa teks negosiasi sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk hal yang berhubungan dengan orang yang memiliki kepentingan.
Berikut beberapa tujuan dari teks negosiasi, yaitu:
- Mendapatkan jalan keluar atau penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapi bersama.
- Mendapatkan kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, persetujuan, dan saling pengertian.
- Meraih kesamaan dalam kepentingan serta tujuan dalam sebuah permasalahan.
- Meraih keadaan yang sama-sama menguntungkan dan tidak menimbulkan konflik atau merugikan salah satu pihak (win-win solution).
Ciri-Ciri Teks Negosiasi
Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai macam teks. Untuk membedakan teks negosiasi dan teks lainnya, ada beberapa ciri yang perlu kamu ketahui mengenai teks negosiasi, yakni:
- Mengarah pada tujuan yang dianggap praktis.
- Menciptakan suatu kesepakatan bersama.
- Bisa saling menguntungkan satu sama lain.
- Menjadi media dalam menyelesaikan suatu masalah.
- Memiliki kesamaan dalam tujuan.
- Bisa berwujud dialog antar kelompok atau orang, teks narasi, atau gabungan dari kedua bentuk. Namun, ada juga bentuk dialog antara dua orang atau lebih dengan kepentingan yang berbeda.
Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi
Dalam pembuatan teks negosiasi, kamu perlu mengetahui apa saja kaidah kebahasaan teks negosiasi. Kaidah kebahasaan ini sangat penting ketika kamu melakukan negosiasi.
Kaidah kebahasaan teks negosiasi beserta contohnya bisa ditemukan dalam banyak sumber.
Berikut yang termasuk kaidah kebahasaan teks negosiasi, yaitu:
- Menggunakan bahasa yang santun.
- Terdapat ungkapan persuasif atau bahasa yang digunakan untuk membujuk.
- Tidak ada pihak yang dirugikan dari kesepakatan yang dihasilkan.
- Mengandung pasangan tuturan.
- Menggunakan kata imperatif.
- Mempunya sifat memerintah dan atau memenuhi perintah.
- Tidak berargumen dalam satu waktu.
- Tidak menyela argumen dari pihak lainnya.
- Meminta alasan dari pihak mitra ketika bernegosiasi, mengapa setuju atau tidak.
- Didasari dengan argumen yang dilengkapi fakta, kuat, serta singkat.
Struktur Teks Negosiasi
Selain memahami kaidah kebahasaan teks negosiasi, kamu juga perlu mengetahui struktur teks negosiasi untuk semakin mendalami teks negosiasi.
Struktur dan kaidah kebahasaan teks negosiasi adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat teks negosiasi.
Berikut merupakan struktur teks negosiasi, yaitu:
Orientasi
Pada bagian orientasi terdapat kalimat pembuka, penjelasan mengenai latar tempat dan waktu, serta pengenalan pihak atau tokoh yang terkait.
Kamu juga bisa memasukkan beberapa kalimat yang menyebutkan identitas dasar dari pihak-pihak yang terlibat.
Orientasi berfungsi dalam memberikan gambaran untuk pembaca mengenai situasi yang sedang terjadi serta keadaan yang membuat konflik tersebut terjadi.
Hal ini yang akan memunculkan kegiatan negosiasi. Orientasi bersifat sebagai pembuka dalam kegiatan negosiasi antar pihak.
Permintaan
Di dalam negosiasi, wajib terdapat permintaan yang akan memunculkan konflik secara otomatis apabila pihak yang terkait tidak setuju dengan permintaan yang telah diajukan.
Permintaan ini bisa berupa barang atau jasa yang diinginkan oleh pembeli.
Pemenuhan
Selanjutnya, penjual atau tokoh yang memenuhi bertugas dalam pemenuhan. Hal yang diminta pembeli dapat berupa barang maupun jasa. Apakah hal tersebut dapat dipenuhi oleh penjual?
Apabila penjual tidak bisa memenuhi keinginan dari pembeli, maka teks ini tidak bisa disebut sebagai teks negosiasi.
Alasannya adalah kesepakatan belum terbentuk karena jasa atau barang yang diinginkan tidak dapat dipenuhi oleh penjual sebagai penyedia.
Penawaran
Penawaran adalah titik puncak dari sebuah konflik yang terjadi dalam negosiasi. Pembeli akan memberikan penawaran untuk barang atau jasa yang diinginkan.
Penawaran dalam teks negosiasi bisa berupa harga atau jangka waktu.
Pihak penjual juga bisa menolak penawaran tersebut jika tujuan pembeli tidak sesuai dengan keinginan dan dianggap dapat menimbulkan kerugian bagi penjual. Hal ini yang menjadi dasar proses tawar-menawar.
Persetujuan
Dalam teks negosiasi, persetujuan merupakan fase antiklimaks. Dengan demikian, pada tahap persetujuan pembeli dan penjual yang berperan sebagai penyedia telah mencapai kesepakatan yang sama.
Penjual dan pembeli akan saling mengurangi kepentingan dan tetap memperhatikan keuntungan secara merata. Keuntungan yang diperoleh harus bersifat sama atau 50-50.
Pembelian
Setelah ada kecocokan antara barang atau jasa dengan penawaran yang diberikan, maka tercapai suatu pembelian atau transaksi di antara penjual dengan pembeli.
Penutup
Kalimat penutup dalam teks negosiasi bisa berupa salam atau ucapan terimakasih. Fungsi penutup yaitu sebagai tanda mengakhiri kegiatan negosiasi.
Perlu kamu perhatikan, negosiasi dimulai tanpa adanya unsur permainan tangan atau hal yang bersifat anarki.
Jika kamu belajar teks negosiasi dalam pelajaran bahasa Indonesia, mungkin saja kamu diminta untuk melakukan analisis kaidah kebahasaan teks negosiasi dan struktur teks.
Pola Penyajian Teks Negosiasi
Tidak hanya kaidah kebahasaan teks negosiasi, terdapat juga pola penyajian teks negosiasi. Kaidah kebahasaan teks negosiasi yaitu hal yang berperan penting dalam pola penyajian teks.
Dalam teks negosiasi terdapat tiga pola penyajian teks negosiasi.
Beberapa pola penyajian teks negosiasi, yaitu:
Teks Negosiasi Dialog
Penyajian teks negosiasi pola dialog diwujudkan dalam wujud dialog menggunakan kalimat langsung.
Teks Negosiasi Surat
Teks negosiasi dibuat dalam bentuk surat, misalnya surat lamaran pekerjaan atau surat penawaran yang ditujukan untuk perusahaan.
Teks Negosiasi Narasi atau Cerita Pendek
Pola narasi atau cerita pendek menyajikan teks negosiasi memakai gabungan dari narasi dan teks negosiasi dialog langsung.
Jenis-Jenis Teks Negosiasi
Negosiasi dilakukan dengan harapan bisa memperoleh kesepakatan yang akan memberikan keuntungan untuk pihak yang bernegosiasi. Teks negosiasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda. Berikut jenis-jenis teks negosiasi yang bisa dipelajari, yaitu:
1. Berdasarkan Untung Rugi
Tujuan utama teks negosiasi adalah mencapai keuntungan bersama. Namun, seringkali beberapa negosiasi terjadi karena beberapa faktor yang kurang mendukung.
Jenis teks negosiasi untung-rugi adalah yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Hampir semua masyarakat dunia melakukan negosiasi dalam kehidupan. Teks negosiasi bisa dibagi menjadi beberapa bagian atau sub-tema, yaitu:
Negosiasi Kolaborasi atau Negosiasi Win-Win
Negosiasi kolaborasi lebih dikenal dengan nama negosiasi win-win. Jenis negosiasi ini adalah negosiasi yang umum dimana kedua belah pihak saling berupaya dalam meraih keinginannya, sekaligus menyatukan perbedaan supaya terwujud kesepakatan yang sama.
Negosiasi Akomodasi
Negosiasi akomodasi adalah negosiasi dimana negosiator atau orang yang melakukan negosiasi mengalami keuntungan yang sedikit bahkan mengalami kerugian. Sementara itu, pihak lawan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar bahkan keuntungan penuh.
Faktor utama kegagalan negosiator adalah lemahnya strategi yang dipakai atau kaidah kebahasaan teks negosiasi yang gagal dikerjakan dengan baik dan benar.
Negosiasi Dominasi
Jenis negosiasi dominasi berbeda dengan negosiasi akomodasi atau berbanding terbalik. Apabila negosiasi akomodasi dilihat dari negosiator yang gagal, maka negosiasi ini melihat dari sudut pandang negosiator berhasil dalam memenangkan kegiatan negosiasi.
2. Berdasarkan Jumlah Pelaku
Negosiasi bisa dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan jumlah pelaku. Berikut merupakan negosiasi berdasarkan jumlah pelaku, yaitu:
Negosiasi dengan Pihak Tengah
Jenis negosiasi dengan pihak tengah sangat umum terjadi dalam beberapa kejadian yang bersifat resmi. Oleh sebab itu, negosiasi ini dilakukan oleh dua pihak terkait atau lebih dengan pihak penengah.
Fungsi dari pihak penengah adalah untuk membantu proses mediasi dalam proses negosiasi. Pihak penengah ini bisa disebut juga sebagai moderator yang akan mempertimbangkan argumen atau alasan dari kedua belah pihak.
Hal ini membuat keputusan dipegang oleh pihak tengah. Contoh dari negosiasi dengan pihak tengah adalah pengadilan dengan perkara hukum.
Pihak penggugat dan terdakwa akan saling bernegosiasi untuk mencapai kepentingan pribadi dan hanya hakim yang memutuskan pihak mana yang memenangkan pengadilan.
Negosiasi Tanpa Pihak Tengah
Negosiasi tanpa pihak tengah juga banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya aktivitas tawar-menawar sampai negosiasi yang terjadi di sekolah.
Kegiatan negosiasi ini terjadi antara dua tokoh yang melakukan kegiatan penawaran sampai memperoleh persetujuan.
Keputusan dari pihak-pihak yang melakukan negosiasi tanpa pihak tengah dilakukan sampai mencapai kesepakatan bersama.
Contoh dari negosiasi tanpa pihak tengah, yaitu negosiasi yang dilakukan oleh OSIS dengan perusahaan untuk mendapatkan sponsor.
3. Berdasarkan Situasi
Negosiasi situasi terjadi sesuai dengan situasi yang sedang dialami oleh negosiator saat menghadapi sebuah peristiwa atau konflik. Dengan demikian, negosiasi ini terjadi secara spontan atau direncanakan. Jenis negosiasi bisa dibagi menjadi dua jenis berdasarkan situasinya, yaitu:
Negosiasi Formal
Jenis negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjadi karena ada rencana yang sebelumnya sudah dibuat oleh beberapa pihak yang mempunyai maksud tertentu.
Pada jenis negosiasi formal, setiap negosiator mempunyai tujuan yang berbeda dan nantinya akan mencari solusi yang bisa disepakati bersama. Umumnya, negosiasi formal berhubungan dengan perjanjian atau hukum.
Oleh karena itu, apabila terjadi pelanggaran maka penyelesaian dapat ditempuh melalui jalur hukum. Contoh dari negosiasi formal, yaitu negosiasi perusahaan yang ingin menjalin kerja sama, maka negosiasi ini harus dilakukan secara resmi di atas materai.
Contoh lainnya adalah negosiasi antara pengusaha dengan pihak bank. Dalam hal ini, perlu diperhatikan lagi penggunaan kaidah kebahasaan teks negosiasi antara pengusaha dan pihak bank yang tepat.
Negosiasi Non-Formal
Jenis negosiasi formal dapat berlangsung secara reflek atau spontan ketika seseorang memerlukan negosiasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis negosiasi non-formal dapat berlangsung di perjalanan, tempat belanja, atau tempat umum lainnya.
Sesuai dengan namanya, jenis negosiasi ini bersifat bebas karena tidak terikat dengan hukum tertentu.
Setelah memahami kaidah kebahasaan teks negosiasi, kamu sudah bisa melakukan negosiasi dengan baik. Negosiasi memerlukan proses perundingan untuk mencapai keinginan dari kedua belah pihak. Negosiasi berhasil setelah ada kesepakatan dari kedua belah pihak yang terlibat.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: