200 Kata-kata Sindiran Kena Mental Halus tapi Menyakitkan, Tinggal Copas
Buat kamu yang tidak berani speak up, tentunya kata-kata sindiran halus bisa menjadi alternatif untuk menyatakan kekesalan kepada seseorang.
153. “Mulut dijaga jangan kalah sama pantat deh. Pantat aja kalau mau kentut mikir dulu, ada yang dengerin apa nggak. Masa mulut mau ngomong nggak mikir dulu.”
154. “Katanya sih kalau ada orang yang hobinya nyari-nyari kesalahan orang lain, tapi giliran dikritik langsung marah, itu artinya proses evolusi dia dari monyet ke manusia belum selesai dan tidak sempurna.”
155. “Aku kangen denganmu, kamu yang dulu, yang baru jelek.”
156. “Penampilan yang cantik adalah saat kita merasa nyaman dengan diri sendiri. Saat kita tidak iri dengan orang lain kita akan lebih cantik.”
157. “Tidak selalu harus bersama, tapi selalu paham kapan seharusnya ada. Itulah sahabat sebenarnya.”
158. “Saya menyukai teman yang memiliki pikiran terbuka karena mereka cenderung membiarkanmu untuk melihat segala masalah dari berbagai sudut pandang.”
159. “Lebih baik musuh yang jujur daripada teman palsu.”
160. “Kamu harus mengenali teman-teman yang palsu karena itu yang tersulit untuk disadari.”
161. “Sampah aja dibuang sembarangan, apalagi pacar.”

Advertisement
162. “Penyesalan itu tiba di akhir, jika di awal namanya pendaftaran kali.”
163. “Kamu sama dia sebastian ya, sebatas teman tanpa kepastian.”
164. “Sekuat apa pun kau perjuangkan, yang pergi akan tetap pergi, memang sudah jalannya kok.”
165. “Ya Allah harta itu memang hanya titipan, tapi mbok ya saya dititipin agak banyak gitu.”
166. “Cantik sih tapi rela bagi-bagi?”
167. “Kalau tidak ada chat grup WA mungkin HP ku sudah ku museumkan.”
168. “Jangan lupa pakai deodoran biar setia setiap saat.”
169. “Pacaran itu sama AC yang bisa bikin adem terus.”
170. “Pasti kamu capek karena harus pakai makeup di dua wajah sekaligus.”
171. “Omonganmu seperti parfum isi ulang, wangi tapi palsu.”
172. “Perbuatan baik akan kembali pada pelakunya. Banyak-banyaklah menanam kebaikan.”
173. “Bicarakan aku sepuasnya. Kelak, akan ada balasan untuk setiap kalimat yang kamu keluarkan.”
174. “Aku bukan menghinamu, aku cuma mendeskripsikanmu.”
175. “Ya, namanya juga teman. Ada yang baik, ada juga yang munafik.”
176. “Aku bukan keset yang selalu bisa welcome kamu walaupun kamu telah melakukan banyak kesalahan.”
177. “Kalau kamu mau makan teman, jangan lupa tambahkan nasi biar makin kenyang.”