Pengertian Kata Majemuk, Jenis, Ciri-Ciri, Cara Penulisan, dan Contohnya
Pengertian Kata Majemuk, Jenis, Ciri-Ciri, Cara Penulisan, dan Contohnya – Ketika menulis suatu paragraf, Anda tentu tidak asing dengan penggunaan kata atau kalimat majemuk. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, Anda bisa menemukan materi ini di berbagai jenjang, namun umumnya di dapatkan di jenjang sekolah dasar.
Ada banyak kata atau kalimat majemuk yang diajarkan, ini kadang membuat banyak orang bingung mana sebenarnya kalimat majemuk yang digunakan. Jika Anda masih bingung dengan pemakaian kalimat ini, berikut adalah penjelasan lengkap yang sebaiknya Anda simak.
Pengertian Kata Majemuk
Daftar Isi
Daftar Isi
Kata majemuk merupakan gabungan dari dua kata atau morfem dasar, dua kata ini menghasilkan kata dengan makna yang baru. Kata yang digunakan dalam kata atau kalimat majemuk berbeda dengan frasa.
Pengertian lain mengenai kata ini adalah gabungan dari dua kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu kalimat.
Berbeda dengan kalimat majemuk, kalimat ini nantinya akan digabungkan dengan kata penghubung atau sambung, sehingga lebih mudah dipahami. Kata atau kalimat majemuk memiliki induk dan anak kalimat, sehingga penggunaannya harus diperhatikan dengan benar.
Kalimat majemuk juga merupakan gabungan dari dua atau lebih klausa, klausa merupakan perpaduan antara subjek dan juga predikat, yang masing-masing berjumlah satu buah. Antar klausa umumnya menggunakan kata penghubung atau konjungsi dalam penggunaannya.
Meski menggunakan kata konjungsi, namun kalimat majemuk juga familiar ditemukan tanpa kata penghubung.
Apalagi jika kalimat majemuk yang digunakan memiliki sifat perluasan. Agar lebih mudah memahami kata majemuk, berikut merupakan ciri yang perlu Anda ketahui.
Ciri Ciri dari Kata Majemuk
Kata dan kalimat majemuk memiliki perbedaan yang kontras, Anda bisa melihatnya dalam ciri cirinya berikut ini.
1. Tidak Bisa Disisipi
Berbeda dengan kalimat majemuk yang menggunakan kata penghubung, kata ini tidak memiliki dan tidak bisa disisipi, dalam artian penulisannya apa adanya.
Untuk membedakannya dengan frasa, Anda bisa menyisipkan kata sisipan diantara dua kata yang telah ditentukan.
Apabila dua kata tersebut berubah maknanya setelah diberi sisipan, maka ia merupakan kata jenis majemuk. Namun jika tidak berubah maknanya, maka dua kata tersebut merupakan frasa.
Ambil contoh kata ‘kacamata’, ini merupakan kata majemuk. Anda tidak bisa menyisipkan kata apapun di tengahnya tanpa merusak maknanya.
2. Tidak Bisa Diperluas
Kata jenis majemuk juga tidak dapat diperluas dengan imbuhan maupun afiks, begitu juga jika Anda menggunakan akhiran. Apabila menggunakan imbuhan di kata jenis majemuk, maka imbuhan harus disertakan di gabungan katanya, sehingga memiliki makna.
Ini tentu berbeda dengan frasa dimana penambahan afiks dan imbuhan bisa dilakukan.
Misalnya, ‘kereta api’, Anda tidak bisa memperluasnya dengan sebutan perkereta api atau kereta apian. Jika hendak menambahkan imbuhan, maka Anda harus menambahkan di bagian awal dan akhir, sehingga terbentuk kata ‘perkereta apian’.
3. Posisinya Tidak Dapat Ditukar
Berikutnya, kata majemuk tidak dapat ditukar posisinya, ia memiliki sifat yang tetap. Jika Anda menukar posisi kata-katanya, maka makna yang didapatkan akan berbeda dan tidak bisa dipahami. Misalnya, penggunaan kata jenis majemuk ‘angkat kaki’.
‘angkat kaki’ memiliki makna pergi dan kata ini tidak bisa ditukar atau dibalik. Jika dibalik menjadi ‘kaki angkat’ maka maknanya akan berbeda dan tidak bisa digunakan dengan jelas.
Begitu pula dengan kata lain seperti ‘buah tangan’ yang tidak bisa dibalik menjadi ‘tangan buah’.
Selain tiga ciri diatas, ada satu lagi ciri yang bisa Anda temukan di kata jenis majemuk. Kata ini tidak bisa ditambahkan atau dipisahkan karena akan mengubah maknanya.
Misalnya, kata ‘makan hati’, Anda tidak bisa menambahkannya menjadi ‘makan itu hati’ atau ‘makanan hati’.
Jenis dan Macam Macam Kata Majemuk
Setelah mengetahui ciri kata majemuk dan contohnya, maka selanjutnya adalah mengetahui jenis dan macam-macamnya. Berikut ini adalah macam macam kata jenis majemuk dan bagaimana cara menggunakannya.
1. Endosentris Atributif
Jenis pertama adalah majemuk endosentris atributif, kata ini merupakan kata yang memiliki kosntruksi sama dengan salah satu atau semua unsur pembentuknya. Satu unsur dapat bertindak sebagai inti, sedangkan yang lain berlaku sebagai pembatas.
Kata kata yang tersusun dalam endosentris atributif adalah sebagai berikut:
- Tidak diketahui unsur formatifnya, contohnya adalah balairung ataupun hulubalang.
- Kelompok idiom ataupun metafora yang sudah mati, contohnya adalah anak mata, panjang tangan atau matahari.
- Kata yang sudah membeku atau dalam proses membeku, contohnya adalah rumah makan, surat kabar atau meja tulis.
- Kata yang salah satu unsurnya terikat, misalnya kata mahasiswa, gelap gulita atau tua renta.
2. Endosentris Koordinatif
Berikutnya adalah kata majemuk endosentris koordinatif, yang merupakan kata jenis majemuk dengan unsur pembentuk yang sederajat kedudukannya.
Contoh dari endosnetris koordinatif adalah pecah belah, kaki tangan, dan juga sendratari.
3. Eksosentris
Kata jenis majemuk selanjutnya adalah eksosentris, yang merupakan kelas kata gabungan yang dipakai berbeda, atau salah satu diantaranya memiliki unsur yang sama. Contoh dari majemuk eksosenstri adalah apabila, luar negeri dan juga luar biasa.
Berdasarka kata majemuk pembentuknya, eksosentris dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya:
- Benda yang disandingkan dengan kata benda lain, misalnya kapal udara dan sapu tangan.
- Kata benda disandingkan dengan kata kerja, misalnya kapal terbang dan meja makan.
- Kata benda disandingkan dengan kata sifat, contohnya adalah orang tua, rumah sakit dan lainnya.
- Kata sifat yang disandingkan dengan kata benda, misalnya panjang tangan dan keras kepala.
- Kata majemuk dimana kata bilangan disandingkan dengan kata benda, contohnya sapta marga.
- Kata kerja yang disandingkan dengan kata kerja lain, contohnya adalah naik turun atau pulang pergi.
- Kata sifat yang disandingkan dengan kata sifat lainnya, misalnya tua muda dan besar kecil.
Penulisan Kata Majemuk
Agar Anda tidak melakukan kesalahan penulisan dalam menulis atau membuat kata jenis majemuk, ada baiknya Anda mengetahui bagaimana teknik penulisannya dengan benar.
Untuk kata ini, terdapat dua cara yang bisa Anda lakukan untuk menuliskannya, yakni:
Ditulis dengan Dipisah
Dilakukan jika unsur yang ada di dalamnya merupakan unsur kata yang tidak memiliki nyawa. Contoh dari penulisan dipisah adalah kereta api, rumah sakit, harga diri, ataupun mata kaki.
Ditulis dengan Digabung
Cara menulis kata majemuk selanjutnya adalah dengan menggabungkan dua kata dasarnya, ini jika kata yang digunakan merupakan kata majemuk senyawa.
Sedangkan untuk contoh dari penulisan yang digabung adalah kacamata, matahari, dukacita, sukacita dan lain-lainnya.
Anda bisa menggunakan kata jenis ini untuk membuat variasi tulisan menjadi lebih menarik.
Namun ingat untuk menggunakan kalimat ini sesuai dengan aturan penulisan bahasa Indonesia dengan benar.
Informasi mengenai kata majemuk tersebut semoga bisa menambah pengetahuan Anda, terutama mengenai kaidah penulisan bahasa Indonesia.
Menulis sesuai kaidah bahasa Indonesia bisa membuat tulisan mudah dipahami dan tersampai maknanya dengan baik.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: