8 Keunikan Bagian-Bagian Rumah Adat Mbaru Niang Suku Manggarai Wae Rebo dan Gambarnya

8 Keunikan Bagian-Bagian Rumah Adat Mbaru Niang Suku Manggarai Wae Rebo dan Gambarnya — Kamu tentu tahu bahwa di Indonesia terdapat beragam kebudayaan. Termasuk dari rumah adat nya yang mempunyai keunikannya masing-masing.

Pada kesempatan ini, Mamikos akan membahas keunikan bagian-bagian rumah adat Mbaru Niang Suku Manggarai Wae Rebo yang sayang untuk kamu lewatkan.

Mari simak seperti apa keunikan bagian rumah adat Mbaru Niang Wae Rebo tersebut di bahasan artikel Mamikos berikut ini.

Menilik Keunikan Bagian Rumah Adat Mbaru Niang Suku Wae Rebo

id.wikipedia.org

Keunikan yang dimiliki oleh rumah adat Mbaru Niang Suku Wae Rebo ini sudah cukup terkenal. Jika kamu belum terlalu mengenalnya, maka ulasan Mamikos ini perlu kamu baca hingga selesai.

Sebab di sini, Mamikos akan membeberkan seperti apa bentuk keunikan bagian rumah adat Mbaru Niang suku Manggarai Wae Rebo berikut dengan gambar rumahnya.

Bagian Unik Rumah Adat Mbaru Niang Suku Manggarai Wae Rebo

indonesia.travel

Sudah siap menilik seperti apa bagian-bagian unik yang dimiliki oleh rumah adat Mbaru Niang di Wae Rebo yang dijuluki desa di atas awan tersebut?

Maka kamu bisa menyimak dengan saksama pemaparan Mamikos terkait bagian unik dari rumah adat Mbaru Niang sebagai berikut ini.

1. Atap Rumah Diambil dari Daun Lontar

Keunikan pertama yang ada pada bagian rumah adat Mbaru Niang suku Manggarai di Wae Rebo ini adalah atap rumahnya yang diambil dari daun lontar, bukan genting seperti yang biasa kamu lihat.

Rumah adat ini memiliki atap yang bentuknya mengerucut dengan ketinggian yang mencapai hingga berkisar 15 meter.

Atap rumah adat Mbaru Niang ini terbuat dari daun lontar yang kemudian ditutupi dengan ijuk. Bagian bawah dari atap tersebut dibiarkan menjulur sampai nyaris menyentuh tanah.

2. Atap Rumahnya Mengerucut

Kamu mungkin penasaran mengapa rumah adat di Wae Rebo tersebut berbentuk kerucut? Limas istimewa dengan bidang miring tersebut disebut dengan selimut kerucut dan beralas lingkaran.

Dalam budaya Wae Rebo sendiri, bentuk kerucut dari Mbaru Niang menjadi simbol perlindungan dan persatuan antara rakyat di Wae Rebo.

Lantai rumahnya berbentuk lingkaran, yang menjadi lambang harmonisasi dan keadilan antar warga dan keluarga yang ada di Wae Rebo.

3. Memiliki 5 Lantai/Tingkat

Rumah adat Mbaru Niang Wae Rebo ini mempunyai 5 lantai (tingkat) yang masing-masing ruangnya mempunyai fungsinya sendiri-sendiri.

  • Lantai Pertama

Di lantai pertama rumah Mbaru Niang, ada ruang yang fungsinya sebagai tempat tinggal dan tempat untuk kumpul keluarga dan disebut sebagai lutur.

  • Lantai Kedua

Di lantai kedua rumah ini terdapat loteng atau lobo yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan barang sehari-hari dan juga bahan-bahan makanan.

  • Lantai Ketiga

Di lantai ketiga rumah Mbaru Niang digunakan sebagai tempat menyimpan benih-benih tanaman pangan. Lantai ketiga disebut dengan lentar.

  • Lantai Keempat

Di lantai keempat rumah Mbaru Niang ada lempa rae, yakni sebuah ruang untuk menyimpan stok pangan untuk mengantisipasi jika terjadi kekeringan.

  • Lantai Kelima

Tingkat kelima di rumah adat Mbaru Niang disebut hekang kode yang adalah sebuah ruangan dan berfungsi ebagai tempat sesajian bagi para leluhur.

4. Bangunan Rumah dari Kayu Tanpa Menggunakan Paku

Keunikan rumah adat Wae Rebo berikutnya yang perlu kamu tahu adalah, rumah ini terbuat dari kayu worok dan bambu yang seluruh bangunannya berdiri tanpa menggunakan paku sama sekali.

Konstruksi bangunan Mbaru Niang ini saling terikat satu sama lain dengan memanfaatkan tali rotan yang sangat kuat.

5. Lantai Rumah Tidak Menyentuh Tanah (rumah panggung)

Sama seperti rumah adat lainnya yang ada di Indonesia, rumah Mbaru Niang juga memiliki bentuk rumah panggung.

Kolong rumah memiliki tinggi sekitar 1 meter. Dibuat demikian sebab ada aturan dari leluhur mereka bahwa lantai rumah tidak boleh sampai menyentuh tanah.

6. Didirikan di Atas Tanah Datar

Semua rumah adat Mbaru Niang dibangun di atas tanah datar. Seluruh rumahnya dibangun dan mengelilingi sebuah altar yang oleh warga setempat dikenal sebagai Compang, yang adalah titik pusat dari ke-7 rumah adat yang ada di sana.

Compang memiliki kegunaan sebagai tempat pemujaan dan menyembah Tuhan, juga para roh leluhur mereka.

7. Jumlah Rumah Adat Mbaru Niang Ada Tujuh Rumah

Bangunan rumah Mbaru Niang, sudah secara turun temurun, selalu dijaga oleh warganya. Dari generasi ke generasi, warga Wae Rebo menghuni Mbaru Niang sebelum abad ke-18.

Hingga saat ini, jumlah rumah tidak pernah bertambah ataupun berkurang. Tetap terjaga dan berjumlah 7 rumah Mbaru Niang di Wae Rebo.

Jumlah 7 (tujuh) rumah ini tentu tidak ditetapkan sembarangan. Ada maksud dan tujuannya tersendiri yakni mengandung arti penghormatan terhadap 7 arah gunung yang ada di Wae Rebo.

Warga Wae Rebo meyakini bahwa ketujuh gunung tersebut berfungsi sebagai pelindung para warga yang ada di desa Wae Rebo.

8. Rumah Mbaru Niang Dapat Dihuni Lima Hingga Enam Keluarga

Ada sebuah ruangan terbuka yang luasnya kurang lebih setengah dari luas total Mbaru Niang saat kamu memasuki rumah. Ruangan ini disebut lutur, ruangan multifungsi.

Di sini warga dapat menerima tamu, sekaligus tempat para penghuni rumah yang berjenis kelamin laki-laki dapat bersosialisasi, sekaligus tempat tidur mereka yang sudah dewasa.

Kamar

Bagian rumah berikutnya adalah nolang, yang terdiri dari dapur dan ruang tidur. Terdapat 5 buah ruang tidur, yang masing-masing dimiliki oleh satu keluarga.

Dalam satu rumah Mbaru Niang dapat ditempati 5 hingga 6 keluarga, dengan total penghuni mencapai 15-20 orang.

Dapur

Kamar-kamar menghadap ke sebuah dapur yang terdapat tungku besar. Letak dapurnya memang berada di tengah rumah.

Meskipun sedang ada yang memasak dan banyak asap keluar dari tungku, namun penghuninya tidak akan merasa sesak.

Hal tersebut dikarenakan adanya sela-sela kecil di antara struktur atap yang membuat asap dapat menyelinap keluar.

Konon, asap dari dapur yang mengepul ke atas tersebut sekaligus berfungsi sebagai pengawet struktur bangunan rumah.

Area Kepemilikan dan Penyimpanan Barang

Dengan bentuk ruangan yang komunal seperti ini, kira-kira bagaimana cara para penghuni rumah menandai “kepemilikan” mereka?

Rupanya masing-masing memiliki lemari untuk menyimpan barang-barang keperluan pribadi serta lemari untuk menyimpa alat masak sendiri.

Meski demikian, ada juga alat masak yang dapat dipakai bersama. Begitu juga soal penyimpanan di lobo (loteng) yang terdapat kavelingnya masing-masing.

Budaya Memasak Bersama

Di Wae Rebo, para warganya selalu memasak bersama-sama. Semua makanan yang dimasak dapat dimakan bersama-sama juga. Meski ada masakan yang memang hanya dimasak untuk keluarga sendiri saja.

Walau kegiatan masaknya dilakukan bersama-sama, namun tak pernah ada cerita berebut makanan atau barang. Semua penghuninya sudah tahu mana yang milik orang lain, milik bersama, dan yang mana miliknya sendiri.

Bahasan tentang keunikan bagian-bagian rumah adat Mbaru Niang Suku Manggarai Wae Rebo di atas menyudahi juga informasi yang bisa Mamikos sampaikan di artikel kali ini.

Mudah-mudahan saja apa yang sudah kamu baca pada bahasan keunikan bagian-bagian rumah adat Mbaru Niang suku Manggarai Wae Rebo di atas dapat menginspirasi serta memperkaya pengetahuan umum kamu.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta