7 Keunikan Rumah Adat Jolopong, Ciri khas, Filosofi, dan Penjelasannya
7 Keunikan Rumah Adat Jolopong, Ciri khas, Filosofi, dan Penjelasannya – Rumah adat Jolopong merupakan salah satu rumah adat yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Memiliki ciri khas bagian atap yang berbentuk seperti pelana panjang, rumah adat Jolopong dapat kamu temukan dengan mudah di daerah Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.
Agar kamu lebih mengenal dekat dengan rumah adat Sunda yang satu ini, yuk ulik ciri khas, filosofi dan keunikan dari rumah adat Jolopong berikut ini.
Berikut Ciri khas, Filosofi dan Keunikan Rumah Adat Jolopong
Daftar Isi
- Berikut Ciri khas, Filosofi dan Keunikan Rumah Adat Jolopong
- Mengenal Rumah Adat Jolopong
- Keunikan Rumah adat Jolopong
- 1. Bentuk Atapnya
- 2. Mempunyai Kolong
- 3. Mempunyai Dinding Berbahan Bambu
- 4. Bagian Ruangan Rumah
- 5. Hampir Semua Struktur Rumah dari Kayu
- 6. Mempunyai Tangga sebagai Penghubung
- 7. Memiliki Desain Sederhana dan Kokoh
Daftar Isi
- Berikut Ciri khas, Filosofi dan Keunikan Rumah Adat Jolopong
- Mengenal
Rumah Adat Jolopong - Keunikan
Rumah adat Jolopong - 1.
Bentuk Atapnya - 2.
Mempunyai Kolong - 3.
Mempunyai Dinding Berbahan Bambu - 4. Bagian Ruangan Rumah
- 5.
Hampir Semua Struktur Rumah dari Kayu - 6.
Mempunyai Tangga sebagai Penghubung - 7.
Memiliki Desain Sederhana dan Kokoh
Indonesia memiliki keberagaman budaya yang merupakan warisan dari nenek moyang sejak berabad-abad lalu.
Salah satu keberagaman budaya ini adalah rumah adat di mana setiap wilayah di Indonesia memiliki rumah adat dengan ciri khas dan filosofinya masing-masing.
Keberadaan rumah adat memang pada zaman sekarang sudah sangat jarang, terlebih untuk di daerah perkotaan.
Kini, jika kamu ingin melihat langsung rumah adat tradisional, maka kamu harus berpergian ke wilayah pedesaan atau bahkan desa wisata tertentu yang mana penduduknya masih menggunakan rumah adat sebagaimana layaknya rumah tempat tinggal.
Dari sekian banyak rumah adat yang ada di Indonesia, kali ini kita akan membahas rumah adat Jolopong yang merupakan rumah adat tradisional dari Provinsi Jawa Barat.
Nah, untuk mengulik informasinya lebih banyak lagi, kamu bisa membaca artikel ini hingga bagian akhir.
Mengenal
Rumah Adat Jolopong
Rumah
adat menjadi salah satu produk dari adanya kebudayaan yang berkembang di suatu
wilayah. Hal ini dikarenakan di dalam perancangannya tentu melibatkan berbagai
unsur-unsur budaya.
Sebagai
salah satu bentuk arsitektur tradisional, rumah adat Jawa Barat seperti yang
tertulis pada jurnal Kajian Arsitektur Tradisional Sunda Pada Desain Resort
(2019) oleh Mohammad Sahril Adhi Saputra dan Anggana Fitri Satwikasari dibangun
berdasarkan kaidah tradisi yang dianut oleh masyarakat setempat.
Selain
itu, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini tak hanya difungsikan
sebagai tempat tinggal saja, melainkan juga menjadi sebuah identitas dan
cerminan dari bentuk serta adaptasi lingkungan, budaya dan kondisi sosial
masyarakat.
Berbicara soal rumah adat Jolopong, tahukah kamu bahwa rumah adat tradisional yang satu ini berasal dari daerah Jawa Barat?
Nah, nama ‘Jolopong’ pada rumah adat Jolopong sendiri memiliki makna terkulai menurut orang Sunda.
Nama Jolopong sendiri diberikan karena bagian dalam teras rumah adat tradisional ini dibiarkan kosong tanpa adanya perabotan.
Keunikan
Rumah adat Jolopong
Rumah adat Jolopong juga dikenal dengan sebutan suhunan panjang. Kamu bisa menemukan rumah adat ini di kawasan Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.
Nah, di bawah ini adalah beberapa keunikan dari rumah adat Jolopong yang perlu kamu ketahui guna menambah wawasan terkait budaya nusantara:
1.
Bentuk Atapnya
Keunikan dari rumah adat tradisional ini dapat dilihat dari bentuk atap bangunannya yang berbentuk seperti pelana panjang.
Diperkirakan bentuknya sudah tua, rumah adat Jiliping memang tampak unik bahkan sampai saat ini keunikannya masih terpancar.
2.
Mempunyai Kolong
Keunikan dari rumah adat Jolopong berikutnya adalah adanya sebuah ruangan kosong yang disebut sebagai kolong oleh masyarakat setempat. Kolong ini berada tepat di bagian bawah lantai rumah tersebut layaknya rumah panggung.
Nah, kolong tersebut menjadi sebuah keunikan tersendiri bagi rumah adat Sunda yang satu ini.
Untuk ukuran kolong tersebut umumnya memiliki ketinggian sekitar 40-60 cm di atas permukaan tanah.
Kolong tersbeut berfungsi sebagai tempat untuk memelihara binatang ternak seperti ayam dan bebek, hingga menjadi tempat penyimpanan alat pertanian.
3.
Mempunyai Dinding Berbahan Bambu
Rumah adat Jolopong juga punya struktur bangunan yang disebut sebagai tatapakan. Di mana tatapakan tersebut menjadi penompang dasar tiang rumah tersebut yang biasanya terbuat dari batu.
Selain itu, tatapakan tersebut juga bida digantin dengan menggunakan bata yang sudah tersusun rapi seperti rumah pada umumnya.
Sementara itu, dinding rumah adat Jolopong sendiri tidak menggunakan batu bata seperti yang digunakan oleh manusia modern saat ini.
Rumah adat ini menggunakan dinding dari bahan bambu yang sebelumnya telah dianyam dan kerap disebut sebagai bilik.
Namun, ada pula rumah adat Jolopong yang memiliki dinding berbahan kayu dan kerap disebut dengan Gebyog.
4. Bagian Ruangan Rumah
Rumah adat Jolopong terdiri dari beberapa ruangan, mulai dari ruangan depan, ruangan tengah, ruangan samping, dan ruangan belakang yang kerap difungsikan oleh masyarakat setempat dengan berbagai kegiatan yang berbeda-beda.
Nah, untuk bagian ruang depan, umumnya disebut masyarakat sebagai emper atau tepas.
Ruangan depan ini berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu yang datang berkunjung.
Dulunya, ruangan depan tersebut dibiarkan kosong tanpa adanya perkakas atau perabotan rumahg tangga, di mana biasanya masyarakat setempat hanya memanfaatkan tikar saja sebagai media atau alas untuk duduk para tamu.
Pada bagian ruang tengah dari rumah adat Jolopong, biasanya disebut dengan imah atau patengahan.
Dimana ruangan tengah ini menjadi tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk mengadakan upacara atau selamatan yang menggundang banyak orang di rumah.
Ruangan tengah ini juga bisa disebut sebagai ruangan yang dikhususkan bagi anggota keluarga saja yang berkunjung ke rumah.
Tidak semua orang diperbolehkan masuk ke ruang tengah ini, terkecuali memang sedang ada acara yang mengundang orang luar untuk berkunjung di rumah mereka. Selain itu bagian ruang tengah juga sudah dipadukan dengan interior rumah klasik jawa yang menawan.
Sementara, untuk bagian ruang samping atau kerap biasanya lebih dikenal dengan sebutan pangkeng (kamar).
Untuk jumlah kamar yang ada di rumah adat Jopolong ini tergantung dari seberapa luas bangunan rumah tersebut.
Nah, untuk ruang belakang dari rumah ada Jopolong umumnya disebut dengan Pawon atau dapur oleh masyarakat sekitar.
Biasanya, ruangan ini difungsikan sebagai ruangan untuk memasak dan menyimpan beberapa beras oleh masyarakat setempat. Ruangan ini kerap disebut dengan Padaringan.
5.
Hampir Semua Struktur Rumah dari Kayu
Keunikan berikutnya dari rumah adat Jolopong adalah hampir seluruh bagian rumahnya berbahan dasar kayu.
Sebagai rumah dengan desain zaman dahulu, penggunaan kayu memang menjadi sebuah hal yang lumrah. Pasalnya, pada zaman dahulu memang belum dikenal namanya semen selain kayu.
Namun, pada bagian bawah dari rumah ini tidak menggunakan kayu karena jika menggunakan kayu akan mudah dimakan oleh rayap.
Oleh karena itu, bagian bawah rumah adat Jolopong biasanya menggunakan batu untuk pemisah antara kaki-kaki rumah (tatapakan) dengan tanah.
6.
Mempunyai Tangga sebagai Penghubung
Mengingat
rumah adat Jolopong ini memiliki model seperti rumah panggung, maka masyarakat
pun kerap menggunakan anak tangga (Golodog) sebagai penghubung lantai dari
tanah ke alas bagian rumah. Biasanya, anak tangga hanya terdiri dari 2-3 anak
tangga saja.
Selain
sebagai penghubung lantai tanah dengan alas bagian rumah tersebut, umumnya anak
tangga ini difungsikan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat untuk meraut
bambu, menganyam, atau bahkan membersihkan kaki sebelum naik ke teras rumah.
7.
Memiliki Desain Sederhana dan Kokoh
Rumah adat Jolopong juga memiliki bentuk atap yang unik, yakni memanjang berbentuk seperti pelana.
Menjadi rumah adat yang paling mudah di temui di daerah Priangan Timur, rumah adat Jolopong memiliki lebih hemat bahan bangunan serta desain sederhana namun tetap kokoh.
Demikian informasi yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu terkait keunikan dari rumah adat Jolopong.
Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan kamu seputar rumah adat Jolopong ya!
Bagi kamu yang ingin menggali informasi seputar rumah adat dari daerah lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: