Keunikan Rumah Adat Sasadu Beserta Filosofi, Fungsi, dan Bagian-Bagiannya
Keunikan Rumah Adat Sasadu Beserta Filosofi, Fungsi, dan Bagian-Bagiannya – Salah satu rumah adat di Maluku yang sangat menarik untuk diulik adalah rumah adat Sasadu.
Rumah tradisional ini memiliki nilai historis yang sangat tinggi karena menjadi saksi sejarah perkembangan masyarakat Maluku dari zaman dahulu hingga sekarang.
Nah, kalau kamu ingin mengenal lebih dekat dengan rumah adat yang satu ini, berikut Mamikos telah merangkum informasi terkait beberapa keunikan rumah adat Sasadu beserta filosofi, fungsi, dan bagian-bagiannya.
Apa Itu Rumah Adat Sasadu?
Daftar Isi
Daftar Isi
Rumah adat Sasadu adalah salah satu rumah adat bagi masyarakat dari suku bangsa tertua yang berada di Halmahera, Maluku Utara. Suku bangsa tersebut adalah suku Sahu.
Meskipun disebut sebagai rumah adat, Sasadu ini tidak digunakan sebagai tempat hunian atau bermukim. Melainkan digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan perkumpulan masyarakat Sahu.
Karena memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan, rumah adat Sasadu sangat lazim ditemui di sepanjang daerah Halmahera.
Rumah adat Sasadu menjadi salah satu simbol yang sangat penting bagi masyarakat Sahu.
Di rumah inilah mereka bisa menjalankan berbagai kepentingan adat istiadat mulai dari ritual, pernikahan, penerimaan tamu dari luar suku, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Meskipun terdengar sakral, masyarakat setempat juga dapat menggunakan rumah adat ini sebagai tempat untuk bersantai atau berteduh. Jadi, bukan hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu saja.
Bagaimana Filosofi Rumah Adat Sasadu?
Sama seperti rumah adat lainnya di Indonesia yang selalu menyimpan filosofi mendalam di setiap desain atau struktur bangunannya, rumah adat sasadu pun demikian.
Rumah adat sasadu menjadi sebuah simbol yang merefleksikan beberapa aspek kehidupan masyarakat Sahu mulai dari arti, adat istiadat, dan budaya setempat.
Hal ini membuat rumah adat Sasadu tidak boleh dibangun secara sembarangan karena setiap bagian memiliki makna penting bagi kehidupan.
Contohnya, rumah Sasadu dibangun dengan bentuk persegi delapan yang menunjukan delapan mata arah angin berbeda.
Ini memiliki arti bahwa setiap orang dari penjuru manapun dapat masuk ke dalam rumah adat ini dan masyarakat Sahu akan dengan senang hati menerima dan memberikan sebuah bantuan kepada siapapun yang membutuhkannya.
Kemudian, bentuk bangunan yang tampak dari depan dibuat dari bambu dan pohon kelapa. Di atapnya terdapat bola-bola yang digantungkan pada ujung bilah kayu.
Hal ini menggambarkan tentang keseimbangan kaki yang memiliki makna tentang keseimbangan.
Arahnya pun dibuat menunduk sehingga berseberangan dengan bagian atap yang menghadap ke atas. Ini menggambarkan bahwa seseorang harus tetap rendah hati meski sedang berada di posisi puncak.
Dari struktur bangunan, rumah adat Sasadu dibuat pendek sehingga siapapun yang hendak masuk ke dalamnya harus menundukan kepala terlebih dahulu.
Filosofinya, agar setiap orang selalu ingat untuk patuh dan menghormati adat.
Apa Saja Fungsi Rumah Adat Sasadu?
Meskipun di atas sudah disebutkan bahwa rumah adat Sasadu digunakan sebagai tempat untuk melakukan pertemuan masyarakat suku, rumah adat ini tentunya memiliki masih banyak fungsi lain.
Adapun beberapa fungsi atau kegunaan dari rumah adat Sasadu adalah sebagai berikut:
1. Tempat Pelaksanaan Demokrasi Masyarakat
Fungsi rumah adat Sasadu, yaitu sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan demokrasi.
Rumah ini seringkali digunakan untuk melakukan pertemuan kegiatan pemerintah dan pemasyarakatan.
2. Tempat Pelaksanaan Upacara Adat
Rumah adat Sasadu seringkali digunakan untuk melakukan beragam kegiatan adat istiadat masyarakat setempat.
Beberapa upacara adat yang biasa dilakukan di sini adalah Sa’ai mango’a (pesta adat setelah menabur padi) dan Sa’ai lamo (pesta syukur adat).
3. Tempat Untuk Musyawarah
Selain sebagai tempat upacara adat, rumah ini juga sering digunakan untuk melakukan kegiatan musyawarah di kehidupan sosial masyarakat Sahu.
Beberapa musyawarah yang dilakukan biasanya untuk merencanakan pelaksanaan upacara adat, kerjasama untuk pekerjaan yang merupakan kepentingan bersama, serta penyelesaian perkara adat yang terjadi di masyarakat seperti tindakan asusila maupun yang lainnya.
Bagaimana Struktur Rumah Adat Sasadu?
Jika dilihat secara vertikal, struktur rumah adat Sasadu terbagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu bagian atas, tengah, dan bawah. Semua bagian tersebut saling melengkapi dan menggambarkan satu kesatuan yang utuh.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan terkait bagian-bagian rumah Sasadu:
1. Bagian Atas
Bagian atas adalah atap atau langit-langit, bagian ini terbuat dari susunan daun pohon sagu yang disatukan dengan tali dari bambu. Bagian atas rumah Sasadu tidak memiliki loteng.
Secara filosofis, bagian ini mengandung makna tentang ketuhanan. Dimana bagian ini menggambarkan bahwa setiap makhluk hidup yang ada di bumi itu menengadah ke langit.
Artinya, masyarakat Sahu percaya bahwa Tuhanlah yang menguasai bumi maupun langit.
2. Bagian Tengah
Bagian tengah rumah Sasadu adalah sebuah ruangan yang sering digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Konstruksi dari bagian ini dibuat tanpa menggunakan dinding dan hanya ditopang oleh tiang-tiang dari kayu dan batu.
Setiap tiang yang ada di bagian ini memiliki nama masing-masing untuk penyebutannya.
Beberapa diantaranya adalah tiang yang berada di pusat bangunan bernama Ngasu u lamo, tiang yang dipasang di sepanjang pinggiran luar bernama Ngusu u d’ud’un, dan tiang yang berada di antara Ngasu u lamo dan Ngasu u d’ud’un bernama Ngasu u taba.
Filosofi dari bagian ini yaitu menggambarkan tentang kemanusiaan, yaitu segala makhluk yang ada di bumi akan berusaha mempertahankan hidupnya dengan menyempurnakan perpaduan antara penguasa dan kemampuan diri sendiri dalam mempertahankan hidup.
3. Bagian Bawah
Bagian bawah adalah pijakan bagi rumah Sasadu. Di era modern, bagian bawah rumah ini sudah menggunakan semen karena alasan kebersihan.
Bagian ini menggambarkan manusia itu harus selalu berpijak di atas tanah miliknya dan berusaha secara bijak.
Apa Saja Keunikan Rumah Adat Sasadu?
Setelah mengetahui apa itu rumah Sasadu mulai dari filosofi, fungsi, hingga struktur bagian rumahnya. Sekarang waktunya untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana keunikan rumah adat Sasadu khas Maluku Utara ini.
Bagi kamu yang ingin tahu apa saja keunikan rumah adat Sasadu, berikut daftarnya!
1. Tidak Memiliki Dinding dan Pintu
Keunikan rumah adat Sasadu yang pertama adalah tidak memiliki pintu atau dinding. Rumah Sasadu ini dibiarkan terbuka sehingga udara segar dari luar dapat masuk ke dalam rumah adat ini.
2. Dibangun Tanpa Menggunakan Paku Besi
Keunikan rumah adat Sasadu yang kedua, yaitu rumah ini tidak dibangun menggunakan paku atau material besi lainnya.
Meskipun begitu, rumah adat ini tetap bisa berdiri kokoh. Hal ini dikarenakan pembangunan rumah adat ini menggunakan teknik pasak.
3. Berfungsi Sebagai Tempat Pertemuan
Keunikan rumah adat Sasadu yang ketiga, yaitu bangunan ini digunakan sebagai tempat berbagai kegiatan pertemuan mulai dari upacara adat, musyawarah maupun kegiatan pemerintahan.
Karena hal itu, rumah adat ini biasanya dibangun di tempat-tempat strategis agar mudah dijangkau dan setiap desa pasti memiliki rumah adat satu ini.
4. Memiliki Nilai Filosofis yang Tinggi
Keunikan rumah adat Sasudu yang keempat, yaitu memiliki nilai filosofis yang tinggi.
Biasanya filosofi tersebut mengenai ketuhanan, kehidupan, kemanusiaan, dan lain sebagainya. Setiap aspek atau bagian di rumah ini memiliki maknanya masing-masing.
Nah, itulah dia beberapa keunikan rumah adat Sasadu beserta filosofi, fungsi, dan bagian-bagiannya.
Sangat menarik bukan? Semoga semua informasi yang telah Mamikos berikan di atas dapat bermanfaat untuk kamu, ya.
Jika kamu tertarik untuk mengetahui keunikan-keunikan rumah adat tradisional Indonesia lainnya.
Kamu dapat mengunjungi blog Mamikos Info karena akan ada banyak artikel-artikel menari, bermanfaat, dan asyik untuk dibaca sesuai topik yang kamu mau.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: