Komponen Penyusun Ekosistem beserta Contoh dan Penjelasannya dalam Ilmu Biologi

Komponen Penyusun Ekosistem beserta Contoh dan Penjelasannya dalam Ilmu Biologi — Kita sudah mengenal ekosistem sejak sekolah dasar bahkan ekosistem lazim digunakan dalam berbagai istilah.

Namun, apa sih sebenarnya ekosistem dalam biologi dan apa saja komponen penyusun ekosistem tersebut?

Nah, untuk menjawabnya, Mamikos akan membahasnya secara mendetail di artikel ini, jadi simak ya!

Definisi dan Pengertian Ekosistem

canva.com/@farissubrium

Sebelum membahas mengenai komponen penyusun ekosistem, maka Mamikos akan membahas mengenai definisi dan pengertian ekosistem secara umum yang dipaparkan oleh para ahli.

Ekosistem menurut Elements of Ecology ialah komunitas biologi serta habitat yang di dalamnya komponen-komponen penyusun ekosistem itu melakukan interaksi satu dan lainnya (Smith & Smith, 2021).

Konsep ini mencakup komponen hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik), seperti tanaman, hewan, mikroorganisme, air, tanah, serta iklim, yang berfungsi bersama sebagai satu kesatuan (Odum, 1971).

Selain itu, interaksi di dalam ekosistem dapat mencakup aliran energi melalui jaring-jaring makanan, siklus nutrisi, dan pengaruh faktor lingkungan terhadap organisme hidup di dalamnya (Chapin III et al., 2011).

Sebuah ekosistem dapat sangat bervariasi dalam ukuran dan dapat berukuran sekecil kolam atau sebesar hutan.

Di dalam ekosistem, organisme berinteraksi satu sama lain dan dengan habitat untuk membentuk jaringan hubungan yang kompleks.

Hubungan ini membantu menjaga keseimbangan dan fungsionalitas dari suatu ekosistem

Energi masuk ke dalam ekosistem melalui fotosintesis oleh tanaman dan ganggang, yang kemudian dikonsumsi oleh herbivora, yang pada gilirannya dapat dimakan oleh karnivora

Pengurai menguraikan bahan organik yang mati, mengembalikan unsur hara ke dalam tanah, yang kemudian digunakan oleh tanaman untuk tumbuh, melengkapi siklus tersebut.

Satuan Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem

Ekosistem yang ada di bumi ini tersusun atas komponen yang kompleks. Jumlah tiap ekosistem satu dan ekosistem lainnya juga berbeda-beda.

Nah, agar kamu bisa membedakan satuan-satuan makhluk hidup, berikut Mamikos berikan penjelasannya.

1. Individu

Tingkatan organisasi makhluk hidup yang paling kecil adalah individu. Disebut sebagai individu karena bersifat tunggal atau berdiri sendiri tanpa ada lainnya yang sejenis.

Contohnya: pada suatu ekosistem terdapat satu ekor sapi, satu ekor kambing.

2. Populasi

Menurut buku Ekosistem (2018) yang disusun oleh Santi Kurniawati, populasi dalam ekosistem merujuk pada sekumpulan makhluk hidup yang memiliki jenis sama mendiami suatu tempat di waktu yang sama pula.

Jenis yang sama dimaksud yaitu apabila terjadi perkawinan di dalam populasi tersebut nantinya akan menghasilkan individu yang fertil.

Contohnya: Populasi di suatu kelurahan, populasi burung walet dan lain-lain.

3. Komunitas

Satuan makhluk hidup yang lebih besar dari populasi disebut sebagai komunitas. Komunitas terdiri atas beberapa populasi serta memiliki habitat (mendiami suatu tempat).

Besar kecilnya serta sifat suatu komunitas akan tergantung pada populasi yang merajai atau paling dominan yang ada pada komunitas tersebut.

Contohnya: Komunitas hutan pinus, komunitas hutan karet, dan sebagainya.

Nah, kumpulan dari komunitas inilah yang nantinya akan menyusun suatu ekosistem. Sedangkan, kumpulan dari ekosistem, nantinya akan membentuk bioma.

Macam-macam Ekosistem

Ekosistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis tergantung dari asal dan letaknya.

Setiap jenis ekosistem memiliki ciri dan kegunaan yang berbeda-beda. Mamikos akan menjelaskan secara singkat di bawah ini sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai komponen penyusun ekosistem.

A. Ekosistem Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan bagaimana suatu ekosistem terbantu atau bagaimana asalnya, maka kita bisa membagi ekosistem menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Ekosistem Alami

Ekosistem alami terjadi secara alami di lingkungan dan bersifat mandiri. Ekosistem ini dapat dibagi lagi menjadi ekosistem darat (terestrial) dan air.

2. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem tiruan yang dibuat oleh manusia dan biasanya dirancang untuk menduplikasi ekosistem alami.

Ekosistem buatan sering kali membutuhkan campur tangan manusia untuk memeliharanya agar tetap baik. Contoh: hutan buatan, perkotaan, pertanian, dan lain-lain.

B. Ekosistem Berdasarkan Letaknya

Ekosistem yang ada di bumi bisa dibedakan menjadi 2 jenis jika kita lihat dari letak geografisnya. Ekosistem tersebut antara lain:

1. Ekosistem Darat

Ekosistem ini lingkungan fisiknya secara keseluruhan tersusun oleh daratan. Ekosistem darat yang ada di bumi pada umumnya terpengaruhi kondisi iklim habitatnya. Ekosistem ini nantinya disebut sebagai bioma.

2. Ekosistem Perairan

Secara garis besarnya ekosistem perairan yang ada di bumi bisa dikelompokkan lagi menjadi ekosistem tawa serta air laut.

a. Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar terbagi lagi menjadi ekosistem danau serta ekosistem sungai. Pada umumnya ciri-ciri ekosistem ini yaitu:

  1. Variasi suhu yang tidak terlalu ekstrim
  2. Penetrasi berupa cahaya kurang
  3. Sebagian besar dipengaruhi iklim maupun cuaca
b. Ekosistem Air Laut

Ekosistem jenis ini ditandai dengan adanya kadar garam yang tinggi pada airnya. Ekosistem ini bisa kita bagi lagi menjadi 3 yaitu ekosistem laut, pantai, terumbu karang serta estuari.

Komponen Penyusun Ekosistem

Komponen penyusun ekosistem dibagi menjadi dua yaitu biotik serta abiotik. Adapun penjelasan lebih detailnya akan Mamikos jabarkan pada uraian berikut.

A. Komponen Biotik

Komponen penyusun ekosistem yang pertama adalah komponen biotik. Komponen biotik mengacu pada semua organisme hidup di dalam ekosistem.

Komponen ini dapat dikategorikan lebih lanjut menjadi produsen, konsumen, dan pengurai seperti di bawah ini:

1. Produsen (Autotrof)

Produsen merupakan makhluk hidup yang bisa mensintesis zat organik menjadi makanan yang bisa mereka konsumsi sendiri. Mereka membentuk dasar piramida energi ekosistem.

Produsen ini melakukan proses fotosintesis untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia.

Produsen juga berperan penting dalam ketersediaan sumber energi paling utama di dalam ekosistem.

Beberapa bakteri menggunakan kemosintesis, di mana mereka memperoleh energi dari reaksi kimia daripada sinar matahari.

Contoh: Tanaman (misalnya, pohon, semak, rumput), ganggang (misalnya, fitoplankton di lautan), dan bakteri tertentu (misalnya, cyanobacteria)

2. Konsumen (Heterotrof)

Konsumen adalah organisme yang tidak mampu untuk membuat atau memproduksi makanannya sendiri.

Ketidakmampuan ini membuat mereka harus mencari energi dari organisme lain, salah satunya dengan cara memakan organisme lain itu.

Mereka dikategorikan berdasarkan kebiasaan makan mereka seperti di bawah ini:

a. Konsumen Primer (Herbivora)

Konsumen primer memakan secara langsung produsen. Mereka berperan vital untuk mentransfer energi dari produsen ke tingkat trofik yang lebih unggul dalam ekosistem.

Contoh: Rusa (memakan tanaman), kelinci (memakan rumput dan tumbuhan), dan ulat (memakan dedaunan).

b. Konsumen Sekunder (Karnivora)

Konsumen sekunder memakan konsumen primer. Mereka sering kali merupakan hewan karnivora yang mendapatkan energi dan nutrisi dengan memangsa herbivora.

Contoh: Serigala (memangsa herbivora seperti rusa), singa (berburu hewan seperti zebra dan kijang), dan katak (memakan serangga dan hewan kecil lainnya).

c. Konsumen Tersier

Konsumen tersier memakan konsumen sekunder dan sering kali menjadi predator teratas dalam ekosistem mereka.

Mereka membantu mengatur populasi hewan lain, menjaga keseimbangan dalam ekosistem.

Contoh: Elang (memangsa ikan, burung, dan mamalia kecil), hiu (mengonsumsi ikan dan mamalia laut), dan harimau (berburu mamalia besar seperti rusa dan babi hutan).

d. Omnivora

Omnivora mengonsumsi tumbuhan dan hewan, sehingga memungkinkan mereka memperoleh energi dan nutrisi dari berbagai sumber.

Fleksibilitas ini sering kali memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.

Contoh: Beruang (makan buah, ikan, dan mamalia kecil), manusia (mengonsumsi berbagai macam makanan tumbuhan dan hewan), dan babi (memakan akar, buah, dan hewan kecil).

3. Pengurai (Detritivora)

Pengurai berperan penting dalam mendekomposisi organisme yang sudah mati serta sampah organik yang ada di dalam.

Mereka berperan penting dalam mendaur ulang organisme dan mengembalikan ke ekosistem.

Mereka memainkan peran penting dalam proses penguraian, mengurai bahan organik yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.

Contoh: Bakteri (menguraikan bahan organik dalam tanah), jamur (mengurai kayu mati dan sampah daun), dan serangga tertentu (misalnya kumbang dan cacing yang mengonsumsi bahan yang membusuk).

B. Komponen Abiotik

Komponen penyusun ekosistem yang kedua adalah komponen abiotik. Komponen abiotik adalah elemen-elemen tak hidup dari suatu ekosistem yang mempengaruhi organisme hidup.

Komponen-komponen abiotik ini berperan penting untuk menciptakan lingkungan dan menentukan tipe dan penyebaran organisme dalam ekosistem. Adapun beberapa komponen abiotik yang umum kita temui dalam ekosistem antara lain:

1. Air

Air sangat penting bagi semua bentuk kehidupan. Air berperan penting sebagai perantara untuk kebanyakan reaksi kimia.

Air juga merupakan tempat tinggal (habitat) bagi organisme akuatik dan sumber daya esensial yang sangat penting bagi organisme terestrial.

Ketersediaan air mempengaruhi jenis tanaman serta hewan yang bisa lestari di suatu habitat.

Air juga berperan penting dalam proses daur ulang nutrisi serta mempertahankan struktur dan fungsi utama ekosistem. Contoh: Sungai, danau, lautan, dan air tanah.

2. Udara

Udara merupakan sumber gas-gas esensial yang sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup organisme.

Oksigen diperlukan untuk respirasi pada sebagian besar organisme hidup, sedangkan karbon dioksida digunakan oleh tanaman selama fotosintesis.

Komposisi dan kualitas udara dapat memengaruhi kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi organisme.

Selain itu, udara memengaruhi pola cuaca dan iklim yang berarti akan turut berpengaruh ekosistem.

Contoh: Gas-gas atmosfer seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan nitrogen (N2).

3. Mineral dan Tanah

Tanah mengandung mineral dan nutrisi yang erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.

Jenis dan komposisi tanah dapat menentukan jenis vegetasi yang tumbuh di suatu daerah, yang mempengaruhi hewan yang bergantung pada tanaman tersebut.

Sifat-sifat tanah seperti tekstur, struktur, dan pH mempengaruhi retensi air dan ketersediaan nutrisi.

Contoh: Nitrogen, fosfor, kalium, dan berbagai mineral.

4. Cahaya Matahari

Cahaya matahari adalah sumber energi paling utama untuk ekosistem. Cahaya matahari adalah bagian yang sangat penting di dalam proses fotosintesis.

Intensitas dan durasi sinar matahari dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman, pembungaan, dan perilaku organisme.

Contoh: Sinar matahari dan tingkat kecerahan cahaya.

5. Suhu

Suhu memiliki dampak penting dalam tingkatan metabolisme organisme. Suhu juga memberikan dampak dalam penyebaran dan perilaku organisme.

Suhu yang ekstrim dapat membatasi kelangsungan hidup spesies, sementara suhu yang mendukung dapat meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi.

Variasi suhu juga memengaruhi perilaku musiman tanaman dan hewan, seperti migrasi, hibernasi, dan siklus perkembangbiakan.

Contoh: Variasi musim, zona iklim, dan iklim mikro dalam suatu ekosistem.

6. Iklim

Iklim mencakup pola jangka panjang dari suhu, kelembapan, angin, dan curah hujan yang membentuk karakteristik ekosistem.

Iklim menentukan jenis ekosistem yang dapat berkembang di suatu wilayah, mulai dari gurun dan padang rumput hingga hutan dan tundra.

Perubahan iklim dapat memberikan dampak yang besar terhadap ekosistem, mempengaruhi distribusi spesies, fenologi, dan proses ekosistem.

Contoh: Iklim tropis, sedang, dan kutub

Penutup

Demikian penjelasan Mamikos mengenai komponen penyusun ekosistem. Semoga penjelasan ini dapat memberikan lebih banyak ilmu baru untuk kamu yang sedang giat belajar ekosistem.

Untuk informasi mengenai ekosistem lebih lanjut, kamu bisa membaca buku-buku mengenai ekologi. Selamat belajar, ya!

Untuk pertanyaan lebih lanjut, kamu bisa menyimak FAQ di bawah ini, ya!

FAQ

Jelaskan apa sajakah komponen-komponen yang penyusun suatu ekosistem itu?

Komponen penyusun ekosistem pada umumnya dikelompokkan menjadi komponen biotik (hidup) serta komponen abiotic (tak hidup).

Apa itu komponen biotik dan abiotik?

Komponen biotik adalah makhluk hidup dalam ekosistem seperti tumbuhan dan hewan, sedangkan komponen abiotik adalah elemen tak hidup seperti air, udara, dan tanah.

Apa saja 5 komponen abiotik?

Lima komponen abiotik adalah air, udara, mineral dan tanah, sinar matahari, dan suhu.

Jelaskan apa saja komponen penyusun ekosistem hutan?

Komponen penyusun ekosistem hutan mencakup faktor biotik (tumbuh-tumbuhan khas hutan, binatang yang hidup di hutan, serta mikroorganisme) kemudian faktor abiotik (air di hutan, udara hutan, tanah hutan dan sebagainya).

Komponen apa saja yang menyusun makhluk hidup?

Komponen yang menyusun makhluk hidup pada umumnya tersusun atas sel, lalu jaringan, kemudian kumpulan jaringan membentuk organ, organ membentuk sistem organ, kemudian sistem organ menyusun organisme.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta