Ringkasan Konflik Sosial Lampung dan Bali Penyebab dan Penyelesaiannya
Ringkasan Konflik Sosial Lampung dan Bali Penyebab dan Penyelesaiannya – Tahun 2012, terdapat konflik yang terjadi antara masyarakat Lampung dan Bali, sehingga melibatkan aparat.
Apakah kamu tahu bagaimana awal mula konflik beserta penyelesaiannya?
Jika belum tahu, berikut ini Mamikos akan memberikan ringkasan konflik sosial Lampung dan Bali beserta penyebab dan penyelesaiannya. Yuk, simak!
Konflik Sosial Lampung dan Bali 2012 Beserta Penyelesaiannya
Daftar Isi
Daftar Isi
Jika kamu mengikuti berita tentang Indonesia, barangkali kamu pernah mengetahui adanya konflik yang terjadi di Lampung.
Konflik tersebut banyak diperbincangkan masyarakat dan menjadi sorotan publik karena menimbulkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda.
Pemberitaan yang ramai di media cetak dan media elektronik membahas tentang konflik sosial Lampung dan Bali. Sebab, konflik tersebut tidak hanya melibatkan masyarakat, tetapi juga aparat penegak hukum.
Jangan khawatir apabila kamu melewatkan berita yang sudah terjadi belasan tahun lalu, pada artikel berikut Mamikos akan mengulas tentang konflik sosial antara Lampung dan Bali dan penyelesaiannya.
Awal Mula Konflik Sosial Lampung Bali 2012
Ingin tahu ringkasan konflik sosial Lampung dan Bali? Kamu perlu mencari tahu awal mula terjadinya konflik sosial Lampung Bali terlebih dahulu agar tidak bingung dengan kronologisnya.
Konflik yang melibatkan suku dari Lampung dan Bali terjadi pada tanggal 27 hingga 29 Oktober 2012 berlokasi di Lampung Selatan.
Akar masalah konflik adalah perilaku etnik Bali dalam berbaur dengan masyarakat Lampung yang dianggap tidak sesuai etika, bahkan menyinggung perasaan.
Konflik diawali dengan adanya kecelakaan sepeda motor yang melibatkan dua orang perempuan dari Lampung, tepatnya dari Desa Negeri Pandan dan Desa Agom.
Kedua perempuan tersebut kemudian ditolong oleh pemuda dari Desa Balinuraga.
Konflik kemudian terjadi karena perempuan yang ditolong merasa dilecehkan. Setelah itu, konflik membesar dan memanas hingga melibatkan masyarakat sekitar.
Pihak dari etnik Bali tidak mengakui adanya pelecehan seksual, sedangkan dari pihak etnik Lampung bersikukuh hal tersebut memang terjadi.
Perbedaan pendapat tersebut kemudian memicu konflik yang berujung pada penyerangan yang melibatkan hingga puluhan ribu orang etnik Bali.
Konflik tentang isu pelecehan tersebut sebenarnya merupakan puncak gunung es dari konflik-konflik kecil antara etnik terkait.
Sebenarnya, untuk meminimalisir korban dan perpecahan, kelompok yang bertikai dapat mengadakan musyawarah agar informasi yang didapatkan seimbang.
Konflik juga dapat dihindari apabila pihak-pihak yang terlibat mengetahui adat istiadat yang berlaku. Sebab, ada ungkapan di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung sebagai pedoman berperilaku.
Ringkasan Konflik Sosial Lampung Bali 2012
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa pemicu konflik sosial yang terjadi di Lampung adalah dugaan adanya pelecehan yang dilakukan pemuda dari Bali kepada perempuan di Lampung.
Terdapat penelitian yang mengulas tentang konflik tersebut dengan sumber data wawancara dan literatur yang relevan.
Kedatangan masyarakat Bali di Lampung melalui program transmigrasi sudah dilakukan sejak tahun 1960.
Masyarakat pendatang tersebut kemudian berbaur dengan masyarakat lokal hingga mendirikan perkampungan seperti Balinuraga, Baliagung, Balinapal, Sidoreno, Palas, dan Sidomakmur.
Adapun konflik yang terjadi pada konflik sosial Lampung Bali melibatkan Desa Balinuraga dan Desa Agom.
Kronologis terjadinya konflik dari sudut pandang Etnik Lampung dimulai dari dua perempuan yang berasal dari Desa Agom dan Desa Negeri Pandan yang diganggu saat jalan-jalan sore.
Korban menuturkan bahwa pemuda dari Desa Balinuraga mengganggu dengan memegang paha keduanya saat mengendarai motor sehingga keduanya terjatuh.
Tidak hanya itu, mereka juga dilecehkan hingga keduanya dibawa ke rumah sakit.
Pernyataan yang bertentangan diungkapkan dari pihak Etnik Balinuraga.
Dikatakan bahwa terdapat pemuda Bali yang ingin mengejar perempuan dari etnik Lampung untuk berkenalan, kemudian kendaraan keduanya terjatuh.
Saat pemuda dari Bali bermaksud menolong dengan mengangkatnya dan membawa ke rumah sakit, kedua perempuan tadi malah berteriak bahwa mereka mengalami pelecehan seksual.
Perbedaan informasi tersebut menimbulkan tanda tanya. Namun, penuturan yang sama seperti yang diutarakan oleh pihak perempuan didapatkan dari saksi sekitar.
Pada tanggal 27 oktober 2012, bentrokan antara kedua etnik akhirnya tidak terelakkan. Massa yang tidak terima adanya pelecehan seksual kemudian mendatangi lokasi etnik Bali di Desa Balinuraga.
Namun, kondisi Desa Balinuraga gelap gulita karena tidak ada penerangan dan kedatangan etnik Lampung tersebut disambut dengan lemparan batu dan tembakan dari senapan angin.
Kondisi yang tidak memungkinkan untuk bertemu tersebut akhirnya membuat etnik Lampung kembali ke Desa Agom untuk membahas rencana selanjutnya.
Konflik masih berlanjut hingga 28 oktober 2012 dengan jumlah massa marah yang lebih banyak hingga mencapai 20 ribu orang. Bentrokan besar akhirnya terjadi hingga mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.
Pada tanggal 29 Oktober 2012, penyerangan ke Desa Balinuraga kembali dilakukan namun secara sembunyi-sembunyi.
Etnik Lampung yang jumlahnya mencapai 30 ribu orang berhasil menyusup ke Desa Balinuraga melalui kebun dan sawah karena jalan utama sudah diblokade oleh aparat.
Penyerangan tanggal 29 tersebut membuat jatuhnya korban hingga rumah-rumah yang terbakar.
Selain itu, korban meninggal dunia juga datang dari etnik Bali dan etnik Lampung. Konflik antara kedua etnik baru dapat diselesaikan setelah keduanya menandatangani perjanjian.
Penyelesaian Konflik Sosial Lampung Bali 2012
Pada titik akhir ringkasan konflik sosial Lampung dan Bali, tercapailah kesepakatan damai.
Konflik sosial yang mengakibatkan kerugian harta benda dan jatuhnya korban jiwa antara etnik Lampung dan etnik Bali tersebut akhirnya berhasil diselesaikan.
Kedua etnik sepakat menandatangani surat permohonan maaf beserta perjanjian damai yang disampaikan lewat Deklarasi Perjanjian Damai. Deklarasi tersebut disepakati pada Jumat, 23 November 2012.
Konflik-konflik Etnik di Indonesia
Sudah bukan hal yang rahasia lagi jika di Indonesia terdapat banyak etnik atau suku. Bahkan, keragaman suku di tanah air sangat tinggi.
Etnik yang tinggal di Indonesia berbaur dan berinteraksi dengan baik serta menjunjung tinggi toleransi. Namun, ada kalanya konflik etnik juga terjadi karena adanya faktor keberagaman.
Beberapa contoh konflik etnik yang pernah terjadi di Indonesia antara lain:
- Konflik yang terjadi antara Suku Dayak dan Suku Madura yang terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan
- Konflik yang terjadi antara masyarakat Lampung dan masyarakat Jawa yang terjadi di Desa Bandar Agung
- Konflik yang terjadi pada masyarakat Tionghoa di Situbondo.
Konflik antar etnik tersebut dapat muncul karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing etnik, adanya sumber daya yang diperebutkan, perbedaan identitas, hingga diskriminasi dan prasangka buruk.
Penutup
Demikian informasi terkait ringkasan konflik sosial Lampung dan Bali yang perlu kamu ketahui.
Ternyata ada banyak konflik yang terjadi di Indonesia dan bisa memberikan banyak pelajaran bagi pihak terdampak ataupun pihak yang tahu kronologisnya.
Selain perlu mengetahui ringkasan konflik sosial Lampung dan Bali, ada pula konflik suku, konflik adat, dan konflik sosial lainnya di Indonesia.
Konflik tersebut ada yang sudah terselesaikan, tetapi ada pula yang masih menunggu proses penyelesaian.
Dengan mengetahui konflik di tanah air, rasa cinta tanah air dan semangat menjaga persatuan dan kesatuan akan semakin terasah. Semoga bermanfaat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: