Kumpulan Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman Singkat dan Lucu
Kumpulan Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman Singkat dan Lucu – Menurut pengertian dari KBBI online arti dari teks anekdot yaitu cerita singkat yang menarik karena memiliki unsur lucu dan mengesankan.
Kisah-kisah yang termuat dalam sebuah anekdot umumnya merupakan sebuah kritikan atau sindiran yang dibalut dengan cerita lucu.
Apa Itu Teks Anekdot?
Daftar Isi
Daftar Isi
Taufiqur Rahman dalam kajian Struktur dan Kebahasaan (2017) mengatakan jika teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang memiliki unsur lucu serta tujuan penulisannya adalah digunakan sebagai media sindiran atau kritikan.
Sebuah teks yang berupa anekdot memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan teks lainnya.
Ciri-ciri Teks Anekdot
- Sifatnya menghibur
- Dituliskan dengan gaya bahasa yang menggelitik
- Kadang isinya berupa sindiran halus
- Biasanya penulisannya dimaksudkan untuk tujuan tertentu
- Penyajian kisahnya mirip dengan dongeng
Beberapa Kumpulan Contoh Teks Anekdot Menyindir
Contoh Teks Anekdot Menyindir 1
Suatu hari teman saya datang ke kos saya dengan wajah ditekuk. Melihat wajahnya yang lesu dan tubuhnya yang seperti sedang tak bertenaga.
Saya bisa menebak bahwa teman saya sedang ada masalah yang serius. Supaya bisa memberikan suntikan tenaga dan mengurangi sedikit duka yang dialami teman saya.
Saya berinisiatif membuatkannya secangkir kopi dan mempersilahkan teman saya bermain sepak bola di laptop saya.
Oh, iya biar lebih mudah kita sebut teman saya ini dengan panggilan Dodi. Setelah memainkan beberapa pertandingan sepak bola di laptop saya dan menyeruput kopi yang saya buatkan.
Wajah Dodi sedikit sumringah dan tubuhnya terlihat bertenaga lagi. Setelkah saya rasa keadaannya membaik.
Saya bertanya kepada Dodi kenapa dia tidak sumringah seperti biasanya. Padahal sejak kenalan dengannya sekitar 2 tahun yang lalu. Keadaan Dodi tidak pernah semengenaskan sekarang.
“Dod, kamu itu habis dapat masalah apa?”
“Gini, Bro, Teman kita yang namanya Saiful itu memang biadab. Kemarin saya konsultasi masalah asmara dengannya. Ia memberikan beberapa tips. Dan hari ini saya mencobanya.”
“Lalu, hasilnya bagaimana? Sukses besar kah?”
“Boro-boro sukses yang ada justru sebaliknya. Gadis yang saya incar bukannya tertarik tetapi malah menjadi benci setengah mati kepada saya.”
Mendengar jawaban dari Dodi ini saya menjadi ngakak. Dodi yang terlihat bingung. Ia kemudian bertanya, “Kenapa kamu ngakak? Memangnya ada yang salah dengan cerita saya?”
“Ceritamu nggak salah. Tapi, yang salah kamu sendiri.”
“Hlo, kok bisa saya yang salah? Bagaimana ceritanya?”
“Salahnya kamu itu adalah konsultasi asmara dengan Saiful.”
“Bukankah konsultasi bisa kepada siapa saja. Memangnya Saiful salah apa?”
“Betul, konsultasi memang dilakukan dengan siapa saja. Tetapi setidaknya jangan dengan Saiful. Memangnya kamu belum tahu?”
“Tahu apa?”
“Asal kamu tahu Saiful ini seorang jomblo yang akut. Dia sudah sangat sering ditolak gadis sebelum mengungkapkan perasaannya.”
“Aduh, berarti saya salah orang dong. Soalnya dia sempat bilang kalau dirinya adalah pakar cinta,”
“He eh, dia memang seorang pakar cinta, tetapi pakar cinta yang gagal.”
Contoh Teks Anekdot Menyindir 2
Saya punya teman yang bernama Anjar. Ia kurang disukai oleh teman-temannya karena memiliki sifat sok tahu dan tidak ingin dilampaui oleh yang lain. Pokoknya ia harus yang nomor satu.
Suatu hari saya dan teman-teman saya sedang ngobrol tentang rencana nonton pagelaran wayang kulit pada akhir pekan nanti.
Ketika kami sedang mengobrol tiba-tiba Anjar datang dan ikut nimbrung. Lalu dengan wajah yang tanpa dosa Anjar mengatakan kalau dalang yang akan saya tonton pagelaran wayang kulitnya akhir pekan nanti itu tidak bagus.
Menurut Anjar, dalang yang akan saya tonton ini dalam pagelarannya sering keluar pakem dan terlalu modern. Sehingga nilai-nilai kearifan luhurnya tidak terasa lagi.
“Kalau menurutku lebih baik nonton pagelarannya dalang-dalang senior. Ceritanya lebih bagus,” kata Anjar.
“Iya, soalnya jam terbang juga memberikan pengaruh besar bagi profesi dalang. semakin banyak jam terbangnya, semakin matang seorang dalang,” kata teman saya lain.
“Daripada menonton dalang yang kalian lihat itu, mending nonton wayangannya Ki Narto Sabdo.”
“Hlo, memangnya dalam waktu dekat ini Ki Narto Sabdo mau mengadakan pagelaran wayang kulit?”
“Kabarnya sih gitu?”
“Wah, kalau yang wayangan Ki Narto Sabdo, saya nggak mau lihat. Takut,” kata teman saya.
“Hlo, kenapa? Bukannya beliau dalang yang hebat?”
“Memang sih. Beliau memang salah satu dalang terhebat. Tapi beliau sudah wafat bertahun-tahun yang lalu. Kalau beliau tanggapan lagi kan serem.”
Seketika Anjar pucat dan pamit pergi. Sepeninggal Anjar kami cekikian bersama.
Contoh Teks Anekdot Menyindir 3
Kisah ini terjadi sekitar 12 tahun yang lalu, ketika itu saya masih terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di salah satu universitas di kota S.
Ketika sedang leyeh-leyeh santai di depan kontrakan bersama beberapa kawan. Datanglah Saiful dengan membawa seperangkat PS 2.
Ia mengatakan kalau hari ini dia menang taruhan bola, dan uang hasil menang taruhan itu dia gunakan untuk menyewa seperangkat PS 2 selama dia hari.
Setelah sukses menyewa PS 2, Saiful kemudian menantang saya dan kawan-kawan kontrakan main PS 2.
Saiful berujar bahwa siapapun yang dapat menang melawannya dalam bermain PS 2 akan dituruti semua permintaannya.
Usulan Saiful pun kami turuti. Dalam beberapa pertandingan, akhirnya kami dapat mengalahkan Saiful.
Dan sebagai konsekuensi atas kekalahannya, Saiful harus mau diajak makan pecel lele. Saat tahu bahwa konsekuensi atas kekalahannya adalah makan lele.
Saiful mati-matian menolaknya. Saiful menolak ajakan itu bukan karena dia tidak suka makan lele.
Melainkan karena di tempat Saiful ada sebuah pantangan untuk tidak makan lele. Entah apa alasannya saya sendiri sampai sekarang tidak tahu.
“Pokoknya jangan makan lele. Saya takut kualat,” kata Saiful memelas.
“Baik, kami tidak akan mengajakmu makan lele dengan catatan kamu tidak merasa sok jagoan lagi dalam urusan main game. Ingat, di atas kamu masih ada kami.”
“Baik, saya janji. Saya kapok.”
Saiful nampak lega karena dia tidak harus makan lele yang menjadi pantangan di daerah asalnya yakni Lamongan, Jawa Timur.
Contoh Teks Anekdot Menyindir 4
Hari itu kuliah masuk siang. Sekitar pukul 9 pagi Saiful mengajak saya sarapan soto ayam lamongan di warung langganan.
Selain menyambut baik rezeki yang tak terduga. Saya juga berusaha waspada karena tidak biasanya Saiful bertindak seperti ini. Saya menduga bahwa ajakan sarapan ini pasti akan ada imbal-baliknya.
Rupanya tebakan saya benar. Ketika sedang menunggu pesanan jadi. Saiful mengatakan kalau dirinya sedang butuh bantuan saya.
Ia meminta tolong untuk dibantu mengerjakan tugas kuliahnya yang belum selesai. Ia takut kalau hari ini tugasnya tidak selesai. Ia akan dimarahi dosen.
Kebetulan saat itu kami sedang mendapat banyak tugas. Sehingga saya tidak tahu tugas mana yang dimaksud Saiful.
“Memangnya tugas mana yang ingin saya bantu?” tanya saya.
“Tugas, tradisi Jawa,” jawab Saiful.
“Gini, Ful. Kalau tugas itu kamu minta bantuanku. Artinya kamu salah orang.”
“Hlo, kok bisa. Bukannya kamu pandai dalam hal tradisi Jawa.”
“Ah, kata siapa?”
“Buktinya tradisi Jawa 1 di semester kemarin kamu dapat A. Bagiku itu sudah cukup menjadi bukti bahwa kamu pandai.”
“Sebentar… sebentar,, kalau dalam soal ini beda, Ful. Sepandai-pandainya saya, tetap saya tidak bisa membantumu, Ful.”
“Masalahnya begini, saya ini orang Tulungagung dan sampai saat ini saya belum pernah datang ke Lamongan apalagi ke desamu. Sementara tugas tradisi Jawa kali ini itu membuat laporan tentang tradisi yang ada di desanya masing-masing. Kan aneh kalau saya bisa membantumu?”
Saiful nampak berpikir keras.
“Seharusnya yang lebih tahu daerahmu itu ya kamu sendiri. Masa selama puluhan tahun hidup di desa kamu nggak pernah ikut acara tradisi sama sekali. Memangnya kamu itu bagian dari masyarakat atau bukan sih?”
Saiful terlihat kecewa.
“Lalu, aku mengajakmu sarapan pagi ini nggak ada gunanya dong?”
“Ya, ada ta? Saya ini kan seorang musafir. Memberi makanan kepada seorang musafir itu kan termasuk ibadah. Jadi hari ini kamu sudah dapat pahala dengan memberiku sarapan.”
“Tapi…tapi…”
“Nggak usah tapi-tapian. Mari makan mumpung sotonya sudah datang.”
Saiful terlihat kecewa karena saya tidak bisa membantunya.
Penutup
Demikianlah contoh teks anekdot menyindir teman singkat dan menarik. Semoga dengan membaca contoh ini kamu dapat membuat anekdot sendiri yang jauh lebih menarik.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: