Kumpulan Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2024 Singkat Padat dan Mengharukan
Kumpulan Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2024 Singkat Padat dan Mengharukan – Tinggal menghitung hari, seluruh umat muslim akan memperingati salah satu hari besar yaitu Idul Adha 2024.
Perayaan Hari Raya Idul Adha akan diawali sholat Ied terlebih dahulu sebelum melaksanakan kurban.
Jika berbicara mengenai sholat Ied, tentu tidak terlepas dengan khutbah. Bagi kamu yang sedang mencari referensi khutbah sholat Ied yang singkat padat dan mengharukan sebaiknya simak artikel di bawah ya!
Apa Itu Khutbah?
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebagian mungkin masih bertanya-tanya apa sih yang dimaksud dengan khutbah? Secara bahasa, khutbah adalah perkataan atau pidato yang disampaikan oleh seseorang di atas mimbar.
Sementara menurut istilah, khutbah dimaknai sebagai perkataan yang tersusun dan mengandung nasihat dan informasi bagi pendengarnya.
Seseorang yang menyampaikan khutbah di depan umum disebut dengan khatib, penyampaian khutbah oleh khatib sifatnya satu arah atau monolog.
Artinya hanya khatib saja yang berbicara di atas mimbar dan yang lainnya mendengarkan.
Dalam Islam khutbah berkaitan erat dengan pelaksanan ibada. Beberapa ibadah dilengkapi dengan pelaksanaan khutbah seperti khutbah jumat, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul Adha, khutbah nikah dan lain-lain.
Dari berbagai jenis khutbah di atas, khutbah Idul Fitri adalah salah satu khutbah yang akan dilaksanakan sebelum mengerjakan sholat Idul Adha nanti.
Khutbah Idul Adha menggambarkan bagaimana napak tilas perjuangan dari keluarga Nabi Ibrahim AS yang sangat penuh hikmah.
Nabi Ibrahim dijelaskan adalah seorang Nabi yang memiliki kepribadian, ketaatan, keimanan, dan kepasrahan kepada Allah SWT.
Khutbah sholat Idul Adha akan terdiri dari dua bagian, yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua. Dan, diantara keduanya akan dipisahkan dengan duduk di antara dua khutbah.
Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2024
Contoh teks khutbah Idul Adha 2024 yang mengharukan dan disampaikan oleh khatib bisa mengambil berbagai tema, namun umumnya tema yang disampaikan ketika Idul Adha yaitu keikhlasan dan hikmah kurban.
Berikut beberapa contoh teks khutbah Idul Adha yang dikutip dari berbagai sumber.
Kurban sebagai Perwujudan Takwa
Khutbah pertama:
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Pada pagi yang cerah ini, marilah kita panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah yang telah memberikan kita hingga saat ini nikmat sehat dan kekuatan sehingga kita bisa hadir ditempat ini untuk menunaikan salah satu ibadah yang diperintahkan kepada kita sambil mengumandangkan kalimat takbir, tahmid yang semuanya kita tujuakan kepada keagungan dan kebesaran Allah.
Shalawat dan salam atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan kita petunjuk yang dapat dijadikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Hadirin sekalian,
Setiap tahun dalam suasana menyambut hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah, kita semua mengumandangkan kalimat tauhid, takbir, tahmid, dan tahlil. Mengumandangkan kalimat ini menunjukkan suatu pengakuan yang kokoh bahwa Allah adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kalimat-kalimat ini memberikan kesan yang kuat dalam diri kita bahwa Allah Maha besar dan Maha Agung. Kalimat-kalimat itu juga saat ini tengah menggema dimana-mana, dikumandangkan oleh umat islam di seluruh dunia, baik umat muslim di belahan barat ataupun di belahan timur.
Hadirin jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah:
Hari raya Idul Adha atau yang juga disebut dengan hari raya kurban mengingatkan kita kepada Nabiyullah Ibrahim AS bersama putranya, Ismail. Ismail adalah putra satu-satunya Nabi Ibrahuim yang telah bertahun-tahun dinantikan kehadirannya. Sebagai putra tunggal, Ismail sangat disayang oleh kedua orang tuanya. Lalu, dalam suasana seperti itu, turun sebuah perintah Allah kepada sang ayah, yaitu Nabi Ibrahim untuk melakukan kurban dengan menyembelih anaknya. Dengan penuh ketaatan dan kepatuhan Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah itu. Nabi Ismail juga tidak gentar sedikitpun mendengar perintah Allah, ia rela menerima perintah itu dan meyakinkan ayahnya bahwa ia menerima perintah itu dengan penuh ketaatan dan kesabraan.
Keduanya dengan jelas sama-sama telah menunjukkan sikap ingin berkorban yang luar biasa. Kesediaan Nabi Ibrahium dan kerelaan Ismail merupakan perwujudan dari kepatuhan mereka yang tiada taranya terhadap perintah Allah. Jika bisa dibayakangkan kalau kita sendiri mempunyai putra satu-satunya, apakah kita bisa melaksanakan perintah itu dengan penuh ketaatan?
Pengorbanan yang dilakukan oleh kedua hamba tersebut merupakan ujian dan pengorbanan yang amat besar yang tiada bandingannya dalam sejarah umat manusia hingga saat ini. Pengorbanan beliau tercatat dalam sejarah peristiwa yang diabadikan sepanjang masa yang kita namakan Idul Qurban. Pengorbanan dan ujian seperti itu kiranya dapat kita tanamkan dalam hari sebagai pelajaran yang sangat berharga. Sebaliknya, alangkah kecilnya ujian dan pengorbanan kita yang hanya mengorbankan sebagian dari apa yang kita miliki demi memenuhi perintah Allah dalam hari raya kurban ini.
Khutbah kedua:
اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُولُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللّٰهَ تَعَالَى فِي هٰذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ
الصَّالحينَ
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيْدَنَا هٰذَا سَعَادَةً وَتَلَاحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
(Sumber : nu.or.id, Prof Dr KH Ahmad Thib Raya, MA)
Nilai-Nilai Pendidikan dalam Peristiwa Kurban
Khutbah pertama:
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
Hadirin-hadirat jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan rasa ketaqwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan melaksanakan segala perintahnya dan meninggalkan segala larangannya.
Pada hari yang cerah ini, dimulai setelah kita menyelesaikan shalat Ied, kita disunnahkan untuk mengerjakan ibadah kurban. Dengan menyembelih binatang seperti kambing ataupun sapi yang kemudian dagingnya kita makan dan sedekahkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Kurban adalah suatu peristiwa yang monumental dan memiliki nilai sejarah. Seorang rasul yang diperintahkan Allah untuk menyembelih anak kesayangannya sebagai wujud ketaatan seorang hamba kepada tuhannya. Dalam hal ini selain memiliki nilai ibadah, kurban yang kita laksanakan setiap bulan Dzulhijjah memiliki dimensi sosial. Yaitu semua bergotong royong membantu prosesi penyembelihan hewan sekaligus mendistribusikannya. Selain itu, mereka juga mampu melaksanakan ibadah ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap sesama.
Sebagai bagian dari ajaran agama, ada beberapa nilai-nilai pendidikan yang bisa kita petik dari peristiwa yang pernah dijalani oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Yaitu:
Pertama menjalani perilaku sabar. Nabiyullah Ibrahim alaihissalam sudah berpuluh tahun menikah namun belum dikaruniai putra. Di sinilah kesabaran Nabi Ibrahim diuji. Bisa saja Allah memberikan putra kepada Nabi Ibarhim, namun Allah menunda memberikan putra kepadanya. Dan beliau berhasil menjalankannya dengan penuh kesabaran
Oleh karena itu, sebagai manusia seringkali kita merasa terburu-buru dan berprasangka buruk kepada Allah atas hal yang menimpa kita. Padahal belum tahu kejutan bahkan hikmah apa yang digariskan Allah kepada kita. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah.
Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha sekalian,
Nilai pendidikan selanjutnya yaitu tawakal. Beliau menunggu kehadiran buah hati selama puluhan tahun hingga dikaruniai seorang putra. Nabi Ibrahim alaihissalam sangat berbahagia dengan karunia ini. Namun, Allah tiba-tiba memberikan ujian kepadanya yaitu menyembelih putra yang beliau cintai.
Namun, ketika beliau menyampaikan kabar ini, reaksi Nabi Ismail menerima perintah Allah dengan sabar. Dialog antara ayah dan putranya ini diabadikan dalam Surat As-Shaffat. Dalam metode pendidikan, Nabi Ibrahim tidak langsung menyuruh putranya menuruti keinginannya. Melainkan menanyakan dan meminta pendapat nya terlebih dahulu.
Poin ketiga dari peristiwa ini adalah pendidikan ketauhidan. Dimana Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dengan kompak menjalankan perintah Allah. Keduanya, sama-sama berserah diri dan bertawakkal menjalani perintah sang pencipta, meskipun ketika hendak disembelih, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan dari surga.
Pelajaran yang bisa kita petik dari peristiwa ini adalah pentingnya menanamkan ketauhidan kepada keluarga. Seorang ayah yang memiliki karakter kuat dan ketauhidan yang kokoh akan bisa mendidik anaknya dengan baik dalam hal kecintaan kepada Allah dan mentaati perintahNya serta menjauhi larangan-Nya, jika dirinya terlebih dulu memberikan contoh yang konkrit. Nabi Ibrahim telah memberikan contoh, dan Nabi Ismail pun tidak ragu melaksanakan permintaan dari ayahnya.
Demikianlah di antara hikmah peristiwa kurban yang dijalani oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimassalam. Semoga kita semua bisa memetik pelajaran dari khutbah yang saya sampaikan ini dan semoga kita semua bisa melaksanakan beberapa hikmah pendidikan yang telah saya sampaikan.
Khutbah kedua:
اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُولُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللّٰهَ تَعَالَى فِي هٰذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيْدَنَا هٰذَا سَعَادَةً وَتَلَاحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
(Sumber : nu.or.id, Rijal Mumazziq Z)
Penutup
Demikian ulasan mengenai kumpulan contoh teks khutbah Idul Adha 2023 singkat padat dan mengharukan yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.
Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui.
Pastikan download dan install aplikasi Mamikos di smartphone kesayangan kamu, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: