Berapa Lama Kuliah Kedokteran sampai Spesialis? Simak Penjelasannya

Apakah kamu ingin menjadi dokter? Yuk, cek berapa lama waktu untuk dokter spesialis di artikel berikut!

11 April 2025 Nuril Hidayah

5. Internship 

Setelah lulus profesi dan sah menyandang gelar “dokter”, kamu belum langsung bisa praktik mandiri. Kamu harus melewati internship dulu, yaitu masa magang wajib selama 1 tahun di rumah sakit dan puskesmas yang ditunjuk pemerintah.

Apa tujuan dari internship dokter ini? Adanya internsip dokter untuk mematangkan kemampuan klinis dokter baru dalam situasi dunia nyata. Kamu akan bekerja secara langsung sebagai tenaga kesehatan, tapi tetap dalam pengawasan.

Setelah internship selesai dan semua administrasi beres, kamu baru bisa mengurus STR (Surat Tanda Registrasi) yang memungkinkan kamu praktik mandiri sebagai dokter umum.

Dalam periode internship, para dokter akan mendapatkan tunjangan atau insentif bulanan yang bervariasi, biasanya berkisar antara 1 hingga 5 juta rupiah, tergantung lokasi penugasan dan kebijakan instansi kesehatan tempat mereka menjalankan program.

Masa internship ini bukan hanya soal praktik medis, tetapi juga menjadi ajang adaptasi terhadap dunia kerja sesungguhnya. 

Dokter muda akan belajar bekerja dalam tim medis yang sesungguhnya, menghadapi pasien secara langsung, dan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan klinis. Pengalaman ini sangat penting sebagai bekal sebelum praktik secara mandiri dengan Surat Izin Praktik (SIP) resmi.

6. Program Pendidikan Dokter Spesialis 

Nah, buat kamu yang ingin jadi dokter spesialis, seperti spesialis anak (Sp.A), penyakit dalam (Sp.PD), bedah (Sp.B), atau yang lainnya, kamu harus lanjut ke tahap pendidikan spesialis (PPDS = Program Pendidikan Dokter Spesialis).

PPDS ini seperti “kuliah lanjutan” bagi dokter umum. Tapi beban belajarnya lebih berat dan tanggung jawab klinisnya lebih besar.

Berapa lama masa PPDS? Tergantung spesialisasinya. Berikut beberapa contoh durasi umum PPDS di Indonesia:

  • Spesialis Anak (Sp.A): sekitar 4 tahun
  • Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD): sekitar 4,5 tahun
  • Spesialis Bedah (Sp.B): bisa sampai 5-6 tahun
  • Spesialis Saraf (Sp.S): sekitar 4-5 tahun
  • Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Sp.OG): sekitar 4-5 tahun

Pendidikan ini sangat kompetitif. Kamu harus ikut seleksi masuk, memiliki pengalaman klinis yang cukup, dan siap menjalani jadwal yang padat banget, termasuk jaga malam dan tugas operatif.

Jika kamu hitung dari awal sampai jadi dokter spesialis, kira-kira seperti ini:

  • Sarjana Kedokteran: 3,5 – 4 tahun
  • Pendidikan Profesi (Koas): 1,5 – 2 tahun
  • Internship: 1 tahun
  • Pendidikan Spesialis: 4 – 6 tahun

Wow, panjang banget ya! Tapi itulah realitanya membutuhkan waktu 10 – 13 tahun untuk bisa menyandang gelar dokter spesialis. Profesi dokter memang penuh dedikasi dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Tips Persiapan untuk Menuju Dokter Spesialis

Nah, setelah mengetahui tahapan apa saja untuk menjadi dokter spesialis. Yuk, simak beberapa tips persiapan kamu menuju dokter spesialis:

1. Komitmen Jangka Panjang

Kuliah kedokteran bukan sprint, tapi marathon. Kamu harus siap mental, fisik, dan finansial untuk menjalani proses yang panjang.

Perjalanan menjadi dokter spesialis bisa memakan waktu lebih dari 10 tahun, dari awal masuk kuliah kedokteran sampai lulus pendidikan spesialis. 

Di sepanjang jalan, akan ada banyak momen capek, begadang, bahkan rasa ingin menyerah. Itulah kenapa komitmen menjadi pondasi utama, karena kalau hanya mengandalkan semangat sesaat, bisa cepat goyah.

Selain itu, kamu juga harus siap menghadapi berbagai ujian, tugas klinik, dan tanggung jawab besar saat sudah mulai menangani pasien. 

Setiap tahap memiliki tantangannya sendiri, jadi penting banget untuk punya mental baja dan tekad kuat agar kamu tetap konsisten sampai akhir.

2. Biaya Pendidikan

Pendidikan kedokteran, apalagi spesialis, bisa sangat mahal. Untuk PPDS saja, biayanya bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung kampus dan spesialisasi.

Biaya tersebut belum termasuk kebutuhan sehari-hari, buku, alat tulis medis, biaya ujian, hingga biaya hidup selama menjalani pendidikan yang sangat padat. 

Oleh karena itu, banyak calon dokter spesialis yang harus menyiapkan tabungan jauh-jauh hari atau mencari alternatif sumber dana lain.

Tapi tenang, kamu tidak sendirian. Ada banyak jalur beasiswa yang bisa kamu coba, seperti LPDP dari pemerintah, beasiswa dari kampus, atau ikatan dinas dari instansi tertentu. Asal  rekam jejak akademik yang baik dan motivasi yang kuat, peluang itu sangat terbuka!

Close