Contoh Laporan Hasil Penelitian Geografi dan Cara Membuatnya yang Baik

Contoh Laporan Hasil Penelitian Geografi dan Cara Membuatnya yang Baik – Apakah kamu pernah diminta membuat laporan hasil penelitian yang bertema geografi?

Proses pembuatan laporan tersebut tidak asal-asalan dan perlu memperhatikan struktur serta cara penulisannya.

Yuk, simak contoh laporan hasil penelitian geografi dan cara membuatnya yang baik di bawah ini!

Contoh Laporan Penelitian Geografi dan Cara Pembuatannya

unsplash.com/@kylejglenn

Saat kamu membaca contoh publikasi hasil penelitian geografi dari suatu instansi atau perorangan, ternyata di balik laporan yang bagus tersebut proses pembuatannya cukup panjang.

Bahkan, dibutuhkan waktu lama agar hasilnya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh hasil penelitian geografi yang ada di sekitar biasanya berupa laporan tentang bencana, seperti laporan hasil penelitian geografi tentang pencemaran udara, contoh laporan penelitian geografi tentang tanah longsor, laporan penelitian geografi tentang banjir, dan sebagainya.

Ingin membuat laporan penelitian geografi dari penelitian yang kamu lakukan? Simak artikel berikut untuk mengetahui contoh laporan beserta cara pembuatannya.

Langkah-Langkah Melakukan Penelitian Geografi

Sebelum mengambil data dan menulis laporan, ada langkah-langkah yang perlu ditempuh saat melakukan penelitian geografi, yaitu:

  1. Menentukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian geografi
  2. Membuat rumusan masalah yang akan diteliti
  3. Membuat judul penelitian geografi
  4. Menentukan tujuan penelitian geografi
  5. Membuat variabel penelitian geografi
  6. Menulis landasan teori atau dasar teori yang mendukung judul penelitian geografi
  7. Mengembangkan kerangka penelitian
  8. Membuat hipotesis penelitian geografi
  9. Menentukan populasi dan sampel penelitian geografi
  10. Menentukan teknik pengambilan sampel dan pengumpulan data penelitian geografi
  11. Melakukan pengolahan data yang sudah didapatkan
  12. Menganalisis data
  13. Menarik kesimpulan
  14. Membuat laporan penelitian geografi

Struktur Penulisan Laporan Geografi

Dalam menulis laporan geografi, perhatikanlah struktur penulisan yang sudah ditetapkan instansi atau lembaga tempatmu berada.

Secara umum, struktur penulisan laporan geografi di satu tempat dengan yang lain akan terlihat sama tetapi ada perbedaan berupa pengurangan atau penambahan komponen.

  1. Pendahuluan: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
  2. Landasan teori
  3. Metode penelitian: waktu penelitian, alat dan bahan
  4. Pembahasan
  5. Penutup: kesimpulan dan saran
  6. Daftar pustaka
  7. Lampiran

Langkah-Langkah Menulis Laporan Penelitian Geografi

Ikuti langkah-langkah berikut saat menulis laporan penelitian geografi.

  1. Tentukan jenis laporan geografi yang akan dibuat.
  2. Buat judul laporan penelitian geografi sesuai penelitian yang kamu lakukan
  3. Susun permasalahan geografi yang akan diteliti
  4. Buat hipotesis penelitian geografi jika diperlukan
  5. Kumpulkan referensi untuk penulisan landasan teori dan pembahasan
  6. Buat daftar alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitianmu
  7. Jelaskan tahapan penelitian geografi
  8. Lakukan penelitian sesuai prosedur yang sudah ditetapkan
  9. Catat hasil penelitian
  10. Bahas hasil penelitian pada pembahasan secara objektif dan didukung bukti-bukti pada literatur atau referensi yang sudah kamu kumpulkan
  11. Buat kesimpulan dan saran terkait penelitian geografi
  12. Cantumkan seluruh daftar pustaka yang digunakan dalam proses penulisan laporan

Contoh Laporan Penelitian Geografi

Sudah paham dengan struktur penulisan dan langkah-langkah membuat laporan penelitian geografi?

Simak contoh-contoh laporannya berikut ini agar kamu memiliki gambaran untuk membuat laporan hasil penelitianmu sendiri.

Contoh 1: Penelitian Geografi untuk Anak-Anak

Laporan Penelitian Geografi Pengamatan Formasi Batuan

A. Latar Belakang

Terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan beku terbentuk sebagai hasil dari pendinginan magma (lava).

Ketika magma mendingin dan mengeras, magma tersebut akan menjadi batu.

Batuan sedimen adalah campuran bahan lain yang telah diendapkan kembali dan dipadatkan kembali melalui kompresi dan sementasi.

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang telah berubah bentuk sebagai akibat dari perubahan panas dan tekanan.

B. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi jenis pembentukan batuan

C. Metode Penelitian

Alat dan Bahan

  1. Kaca pembesar
  2. Berbagai macam batuan yang ditemukan dari lokasi seluas mungkin
  3. Pencahayaan yang baik (agar dapat melihat jelas)
  4. Stiker tempel untuk memberi label pada setiap batu
  5. Buku catatan
  6. Pena

Cara Kerja

  1. Beri label setiap batu dengan nomor sehingga ketika kamu menemukan batuan, kamu dapat dengan mudah mengidentifikasi batu mana yang akan diidentifikasi.
  2. Pilih batu yang sudah diberi label.
  3. Lihat batu melalui kaca pembesar.
  4. Perhatikan baik-baik kristal dan struktur lain di dalam batu untuk menentukan penggolongan batu
  5. Catat informasi yang dapat dilihat dari setiap batu ke dalam buku catatan

D. Pembahasan

Batuan beku mudah dikenali karena mengandung kristal bersudut. Semakin lama batuan beku mendingin dan mengkristal, semakin besar kristalnya.

Batuan sedimen umumnya memiliki tampilan yang lebih berlapis karena jenis batuan yang berbeda yang ditekan bersama.

Batuan metamorf dapat terlihat berlapis-lapis, tetapi lapisannya sering kali tidak bersambungan dan cenderung berskala sangat kecil. Batuan akan terlihat seperti satu massa yang menyatu daripada kristal yang terpisah.

E. Bahan Diskusi

Batu apa yang paling baik digunakan? Dapatkah kamu mengidentifikasi di mana sebaiknya mengambil batu?

F. Penutup

Kesimpulan

Batuan dapat diidentifikasi proses pembuatannya dengan melihat struktur melalui kaca pembesar.

Contoh 2: Penelitian Geografi Konservasi Air

Laporan Penelitian Geografi Konservasi Air

PENDAHULUAN

Perhatian manusia terhadap lingkungan sebenarnya sudah dimulai sejak lama, seperti bagaimana lingkungan menyediakan makanan, air, serta berbagai sumber daya lainnya.

Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, perhatian yang diberikan pada lingkungan juga semakin besar.

Hal tersebut disebabkan banyaknya aktivitas manusia yang memberikan dampak pada lingkungan serta adanya pencemaran air, sehingga diperlukan langkah konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

40 tahun yang lalu, mempertahankan biodiversitas dimaknai sebagai penyelamatan spesies yang terancam dari kepunahan dan hal tersebut merupakan bagian kecil dari konservasi.

Pemahaman mengenai konservasi masih terbatas pada ilmu kehutanan, konservasi air dan tanah, manajemen perikanan dan ijin perburuan, serta berbagai disiplin ilmu yang berkaitan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa definisi konservasi air?
  2. Apa saja jenis-jenis pencemaran air?
  3. Bagaimana pengaturan hukum sumber daya air dan konservasi air?

PEMBAHASAN

A. Definisi Konservasi

Secara umum, konservasi didefinisikan sebagai pelestarian atau perlindungan.

Sedangkan, konservasi air didefinisikan sebagai strategi atau aktivitas untuk mengatur air sebagai sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk menjaga kebutuhan manusia akan air di masa depan.

Konservasi air tidak dapat terlepas dari konservasi tanah, sehingga sering dikaitkan dengan konservasi air dan tanah.

Kegiatan konservasi air akan berdampak pada konservasi tanah, begitu pula sebaliknya (Kodoatie & Rustam, 2010).

B. Pentingnya Konservasi Air

Konservasi air sangat penting bagi kelangsungan kehidupan suatu bangsa, khususnya di daerah yang mengalami kekurangan air, di daerah kering (arid) dan daerah semi kering (sub humid).

Konservasi air bertujuan untuk meningkatkan volume air, meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta memperbaiki kualitas air sesuai peruntukannya (Kodoatie & Rustam, 2010).

Manfaat adanya konservasi air adalah berkurangnya bencana alam yang berkaitan dengan air, seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor.

Konservasi air menjaga ketersediaan dan suplai air seiring dengan peningkatan kebutuhan air (Kodoatie & Rustam, 2010).

C. Pencemaran Air

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai: masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya

1. Jenis-jenis Pencemaran Air

Darmono (1995) mengemukakan bahwa pencemaran air terdiri atas bermacam-macam jenis, antara lain:

a. Pencemaran mikroorganisme dalam air

Berbagai mikroorganisme penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit sering mencemari air.

Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam air melalui buangan limbah rumah tangga maupun limbah industri. Penyakit yang sering ditemukan seperti penyakit tifus, kolera, dan disentri.

b. Pencemaran air oleh bahan anorganik nutrisi tanaman

Penggunaaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian meskipun sangat menguntungkan petani, namun dapat mencemari sungai, danau dan lautan.

Sumber pencemaran nitrat tidak hanya berasal dari pupuk pertanian saja, karena di atmosfer bumi mengandung 78% gas nitrogen.

c. Pencemar bahan kimia anorganik

Bahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam lainnya seperti timbal (Pb), kadmium (Cd) dan merkuri (Hg) dalam kadar tinggi dapat menyebabkan menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya.

Disamping itu, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan serta merusak peralatan yang dilalui air tersebut karena bersifat korosif.

d. Pencemar bahan kimia organik

Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya.

2. Sumber Pencemaran Air

Menurut Sastrawijaya (2009), sumber pencemaran air dapat dibedakan menjadi sumber domestik (rumah tangga) dan sumber non domestik.

a. Sumber domestik (rumah tangga)

Sumber domestik (rumah tangga) yaitu dari perkampungan, kota, pasar, jalan, rumah sakit, dan lain sebagainya (Sastrawijaya, 2009).

b. Sumber non domestik

Sumber non domestik yaitu dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, dan sebagainya.

Jenis kegiatan industri yang menghasilkan limbah cair antara lain: industri pelapisan logam, industri pulp dan kertas, industri tekstil, industri pupuk, industri cat, industri farmasi, industri sabun, dan lain sebagainya (Sunu, 2001).

3. Dampak Pencemaran Air

Air yang telah tercemar akan menjadi tidak bermanfaat lagi dan berpotensi menjadi penyebab timbulnya penyakit (Wardhana, 1995). Bentuk kerugian ini antara lain seperti:

  1. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya.
  2. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan industri, sebagai contoh: air lingkungan yang berminyak tidak dapat lagi digunakan sebagai air proses dalam industri kimia.
  3. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan pertanian, seperti: irigasi.
  4. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan peternakan dalam peranannya sebagai minuman ternak.
  5. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan perikanan, karena air yang tercemar akan mematikan tanaman dan hewan air (Wardhana, 1995).

4. Penanggulangan Pencemaran Air

Menurut Herlambang (2006), usaha yang dapat dilakukan untuk penanggulangan pencemaran lingkungan, antara lain:

  1. Pengaturan tata ruang
  2. Pembinaan dan penegakan hukum
  3. Baku mutu
  4. Perlindungan sumber air
  5. Monitoring dan evaluasi
  6. Kelompok sadar lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat
  7. Teknologi pengolahan limbah

D. Pengaturan Hukum Sumber Daya Air

Hukum yang mengatur mengenai sumber daya air yaitu UU Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Isi dari undang-undang tersebut adalah bahwa sumber daya air harus dijaga dan digunakan dengan baik, tepat dan benar.

PENUTUP

Air sebagai salah satu sumber daya alam perlu mendapatkan perhatian karena air memegang peranan vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi.

Agar keberadaan dan kualitas air tetap terjaga, diperlukan pengaturan hukum yang tegas dan kerjasama berbagai pihak.

Penutup

Demikian informasi terkait contoh laporan hasil penelitian geografi dan cara membuatnya yang baik dan benar untuk menjadi referensimu.

Masih ada banyak contoh laporan penelitian geografi berbagai tema yang dapat kamu jadikan inspirasi seperti contoh penelitian geografi tentang sampah hingga contoh laporan penelitian geografi tentang fenomena alam.

Saat membuat laporan penelitian geografi, jangan lupa memeriksa ejaan, tanda baca, dan pemilihan kalimat agar laporanmu layak dibaca serta bisa menyampaikan hal-hal yang kamu maksud.

Dapatkan informasi terkait pembuatan laporan yang lainnya di blog Mamikos. Adanya informasi bagi pelajar hingga mahasiswa akan turut membantu kelancaran studimu. Semoga bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta