5 Lomba Class Meeting Sekolah Anti Mainstream Offline Dijamin Seru
5 Lomba Class Meeting Sekolah Anti Mainstream Offline Dijamin Seru – Meramaikan class Meeting sebenarnya biasanya diisi dengan berbagai lomba.
Salah satunya adalah dengan memainkan permainan tradisional yang mungkin belum banyak diketahui oleh generasi milenial.
Berikut ini mamikos akan menyajikan beberapa permainan tradisional yang bisa dijadikan pilihan untuk meramaikan kegiatan class meeting.
Tentang Class Meeting Sekolah
Daftar Isi
Daftar Isi
Class Meeting merupakan perayaan bersama oleh seluruh siswa/siswi sekolah seusai atau menjelang ujian akhir sekolah.
Class Meeting bukan berarti rapat tiap kelas, tapi sebuah event yang biasanya sudah diagendakan tiap semester dengan isi acara berupa lomba maupun festival antarkelas.
Di periode pelaksanaan lomba class Meeting sekolah itulah tiap kelas akan menunjukkan kemampuan terbaiknya untuk menjadi kelas paling keren, paling unggul, bahkan paling pintar di seluruh sekolah.
Selain meningkatkan daya saing, lomba Class Meeting sekolah juga dapat menjadi ruang untuk memupuk sportivitas serta kreativitas.
Apabila kamu sedang menjadi panitia acara lomba Class Meeting sekolah dalam waktu dekat ini dan masih bingung hendak mengadakan lomba apa, coba simak rekomendasi lomba yang ada di bawah berikut.
Rekomendasi Lomba Class Meeting Sekolah Anti-Mainstream
Berikut adalah rekomendasi lomba class Meeting sekolah anti mainstream yang terinspirasi dari permainan tradisional di Nusantara.
Mungkin sebagian dari kamu baru mendengar adanya jenis permaianan lokal seperti ini, namun itu justru bisa jadi poin tambah untuk membuat lomba Class Meeting yang benar-benar kreatif di lingkungan sekolahmu.
1. Catur Surakartan
Dilihat dari alat yang dibutuhkan untuk memainkannya. Permainan termasuk dalam permainan papan.
Permainan yang pernah populer di Jawa pada tahun 1970 hingga 1990-an ini memiliki banyak nama.
Di Solo dan sekitarnya permainan ini dinamai Catur Surakartan. Sementara Di Yogyakarta permainan ini dinamai bas-basan sepur.
Dan di beberapa daerah di Jawa Timur permainan ini dinamai kucing-kucingan dan mul-mulan.
Walau memiliki perbedaan nama, tetapi aturan dan cara memainkan permainan ini hampir sama semuanya.
Permainan ini terdiri dari orang. Jumlah bidak setiap pemain sebanyak 12 buah. Pemain yang kehabisan bidak dinyatakan sebagai pihak yang kalah.
Cara Bermain
Adapun cara untuk memainkan permainan ini terbagi menjadi dua yakni bergerak dan memakan bidak lawan.
1. Bergerak
Masing-masing pemain memiliki kesempatan membuat satu gerakan secara bergantian. Pemain yang sudah melangkah tidak bisa mengulanginya lagi.
Setiap pemain dapat menggerakkan bidak miliknya ke segala arah. Ia bisa menggerakan bidaknya ke arah (vertikal, atau diagonal horizontal) antara dua titik yang saling berdekatan. Dengan catatan titik yang dituju bidak tadi harus kosong.
Jadi, dapat dikatakan langkah bidak bebas seperti langkah raja dalam permainan catur modern.
2. Menangkap atau Memangsa
Satu-satunya cara untuk menangkap permainan ini adalah dengan menangkap atau memangsa bidak lawan sampai tak bersisa.
Cara memangsanya adalah dengan melalui garis melingkar yang terdapat pada luar kotak dengan cara mengarahkan bidak menuju bidak lawan yang dituju
Selama jalannya pertandingan, satu-satunya cara yang diijinkan untuk menangkap bidak lawan adalah wajib melalui garis melingkar.
Apabila pemain tidak melakukannya maka pemain tidak bisa memakan bidak lawan.
Permainan dianggap selesai bila bidak lawan sudah tak bersisa. Jika masing-masing pemain hanya memiliki satu bidak saja yang tersisa.
Permainan dianggap seri, dan harus diulang untuk menentukan siapa pemenangnya.
2. Dam-daman
Permainan ini hampir mirip dengan catur pada permainan modern, hanya saja permainan ini tidak memiliki bidak yang berpangkat seperti raja, patih, menteri, benteng, kuda, ataupun prajurit. Semua bidak dalam permainan ini memiliki tingkat yang sama.
Semua bidak langkahnya sama. Semua bidak dapat melangkah ke kanan, kiri, diagonal (miring), maju, atau mundur, semua sama.
Apalagi dalam hal tampilan bentuk permainan, alat yang digunakan sebagai pion atau bidak terbilang sangat sederhana.
Bisa berupa batu kerikil, pecahan genting, atau batu putih. Yang membedakan adalah bentuk bidak dari kubu satu dengan kubu yang lain.
Misalnya satu kubu menggunakan pecahan genting, maka yang lainnya menggunakan batu atau batu putih. Jumlah bidak yang dibutuhkan oleh setiap pemain adalah 16 biji.
Alat yang dipakai untuk memainkan permainan ini tidak harus terbuat dari papan khusus dari kayu atau marmer. Bisa juga menggunakan tempat berlantai tanah, semen. maupun keramik.
Syaratnya mudah. Bersih, rata dan nyaman, serta bisa digambar menggunakan pecahan batu bata, genting, atau kapur tulis.
Permainan ini mengandung makna bahwa semua manusia hakikatnya sama di mata Tuhan Yang Maha Esa, sehingga setiap manusia memiliki kebebasan yang sama dalam melangkah dan menentukan hidup.
Setiap langkah yang diambil akan memiliki dampak tertentu. Adapun dampaknya bisa positif maupun negatif.
Selain itu, sebagai manusia juga harus berani menghadapi cobaan yang diberikan oleh Tuhan dari setiap langkah yang diambil, agar seseorang dapat selangkah lebih maju dari keadaan sebelumnya.
Dalam mewujudkan hidup yang ideal, mustahil tidak membutuhkan bantuan orang lain.
Komunikasi adalah hal yang paling penting agar tidak terjadi bentrokan atau salah paham. Hal ini tentunya dilakukan agar tujuan bersama dapat tercapai.
Cara Bermain
Masing-masing prajurit (dam) bergerak maju untuk menyerang daerah lawan dengan arah jalan ke depan, ke kanan, ke kiri, dan mundur.Semua bidak hanya boleh satu langkah.
Cara membunuh bidak lawan adalah dengan melompatinya dan menempati tempat yang kosong. Bidak yang dilompati berarti mati dan harus dikeluarkan dari daerah permainan.
Dalam permainan ini, pemain hanya diijinkan melompati satu bidak lawan, dan tidak boleh lebih.
Jika yang dilompati adalah dam dengan senada, maka dam yang dilompati ‘tidak dimakan’, namun jika dam yang dilompati adalah dam berbeda (dam lawan) maka dam tersebut dapat dimakan atau diambil.
Bila lawan tidak mau/ makan (padahal kesempatan) maka mendapat penalti dengan cara mengambil 3 buah lawan tersebut dengan gratis dan bebas.
Dalam mengambil penalti sebaiknya dipilih supaya bisa makan bidak lawan secara beruntun. Pemain boleh melanjutkan langkah setelah mengambil buah dam.
Kedua belah pihak harus berusaha agar buah dam yang berada di daerah ekor dapat keluar ke daerah persegi.
Bila salah satu pihak berhasil menyarangkan 2 buah damnya ke daerah ekor (segitiga) maka permainan dianggap selesai.
Setelah itu kedua pemain diharuskan menghitung jumlah dam yang didapat atau dimakan. Pemain dengan jumlah dam terbanyak dinyatakan sebagai pemenang dalam permainan ini.
Di samping itu apabila ada pemain yang kehabisan bidak. Maka pemain tadi adalah pihak yang kalah.
3. Sumpitan
Permainan ini termasuk permainan ketangkasan yang mirip dengan permainan panahan.
Adapun yang menjadi pembeda diantara keduanya adalah alat yang digunakan.
Jika panahan yang dipakai adalah gandewa atau busur beserta dengan anak panahnya. Alat dalam permainan sumpitan ini adalah sumpit yang terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 1,50 hingga 1,75 meter.
Dan untuk pelurunya terbuat dari rautan bambu berujung lancip yang dipasang alat yang menyerupai mata tombak.
Awalnya sumpitan adalah senjata khas masyarakat Dayak. Namun, seiring dengan berjalannya waktu. Sumpitan dimasukkan sebagai salah satu olah raga tradisional.
Dibandingkan permainan lainnya, sumpitan memiliki tantangannya tersendiri.
Cara Bermain
Pemain yang sedang bertanding memegangi pangkal sumpit dengan menggunakan kedua tangannya.
Selanjutnya masukkan peluru ke dalam pangkal sumpit. Kemudian angkat sumpit dan arahkan ke sasaran.
Adapun cara menembakan peluru sumpit adalah dengan menempelkan mulut pada bagian kaliber sumpit.
Sebelum menembakkan incar dulu sasaran tembak. Sembari mengincar sasaran kumpulkan sebanyak mungkin udara di mulut. Setelah siap barulah tiup lubang kaliber dengan kencang.
Peluru akan melesat menuju sasaran. Pemain yang dinyatakan sebagai pemenang adalah pemain dengan nilai tertinggi.
4. Balapan Egrang
Alat yang digunakan dalam memainkan permainan ini adalah egrang. Permainan egrang sendiri hampir dikenal di seluruh nusantara. Egrang terbuat dari bambu yang diberi pijakan untuk pemain.
Bambu yang dipakai dalam permainan ini setidaknya memiliki panjang sekitar 2,70 m dan memiliki diameter sekitar 6 hingga 9 cm. Kemudian pada ukuruan sekitar 50 cm dari bawah diberi tempat berpijak kaki pemainnya.
Cara bermain
Supaya permainan egrang bisa menjadi lebih menarik. Bisa dicoba dengan mengadu kecepatan pemain egrang.
Cara mengadunya sama halnya dengan permainan lari. Pemain diminta lari dengan menggunakan egrang.
Panjang lintasan lari dapat disesuaikan kebutuhan. Panjang lintasan yang disarankan antara 50 hingga 100 m.
Pemain yang jatuh dari egrang sebelum sampai di garis akhir/finish, wajib mengulangi larinya dari garis start.
Selain dapat digunakan untuk mengasah sistem motorik. Permainan ini juga ramah lingkungan dan mampu untuk melatih kekuatan tubuh anak.
5. Dagongan
Permainan terakhir untuk lomba class meeting sekolah adalah Dagongan. Permainan ini termasuk permainan beregu, yang artinya dapat dimainkan secara ramai-ramai. Setiap regu dapat beranggotakan lima sampai enam orang.
Dalam segi alat, permainan ini cukup mudah. hanya dibutuhkan bambu yang kuat dan tebal dengan panjang sekitar 8-10 meter.
Cara Bermain
Untuk memainkannya pun terbilang mudah. Sebab, cara memainkannya adalah kebalikan dari tarik tambang.
Jika tarik tambang saling tarik untuk menentukan regu mana yang paling kuat. Maka di dagongan tim yang bertanding akan saling dorong.
Tim yang kalah adalah tim yang terdorong hingga ke luar arena permainan.
Demikianlah 5 Lomba Class Meeting sekolah Anti Mainstream Offline Dijamin Seru yang dapat kamu coba mainkan bersama teman-temanmu di sekolah.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: