3 Macam Siklus Hidrologi beserta Penjelasannya dalam Ilmu Geografi
3 Macam Siklus Hidrologi beserta Penjelasannya dalam Ilmu Geografi – Air menjadi salah satu elemen paling penting dalam kehidupan bumi. Jika dibandingkan dengan makanan, manusia akan lebih tidak bisa bertahan hidup tanpa adanya air.
Namun, tahukah kamu alasan kenapa air tidak pernah habis meskipun sudah dipakai berjuta-juta tahun oleh manusia dan makhluk hidup lainnya?
Pasokan air di bumi tidak pernah habis dikarenakan adanya tahapan siklus air (siklus hidrologi) yang terjadi secara alami. Untuk memahami lebih lanjut seputar siklus hidrologi, kamu bisa simak ulasan berikut ini.
Berikut Penjelasan Hingga Macam Siklus Hidrologi
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelumnya,
sudahkah kamu pernah mendengar istilah siklus hidrologi? Nah, siklus hidrologi
sendiri adalah proses yang menjamin ketersediaan air di muka bumi.
Menurut Britannica Encyclopedia, siklus hidrologi merupakan sirkulasi atau perputaran air dalam sistem atmosfer bumi.
Kerap
dikenal juga sebagai siklus air, siklus hidrologi terbagi menjadi berbagai
macam di antaranya yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang.
Selain bertujuan untuk mempertahankan ketersediaan air, siklus hidrologi nyatanya juga bertugas menjaga intensitas hujan, menjaga cuaca dan suhu di bumi, lho.
Apa yang Dimaksud Siklus Hidrologi?
Sebelum
beralih ke macam-macam siklus hidrologi, tentu kamu harus memahami pengertian
dari siklus hidrologi terlebih dahulu.
Lantas,
apa sih siklus hidrologi itu? Nah, jika dilihat secara definisi, hidrologi
berarti ilmu yang mempelajari air yang ada di atas maupun di dalam bumi.
Sederhananya,
siklus hidrologi atau siklus air merupakan rangkaian atau tahapan yang dilalui
oleh air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi.
Singkatnya,
air yang terdapat di bumi menguap, kemudian menjadi awan, terus turun lagi menjadi
hujan.
Nah, hal inilah yang menyebabkan volume air di bumi itu relatif sama dari tahun ke tahun. Mengingat hal ini terjadi terus menerus dan mengikuti tahapan dalam siklusnya.
Proses Siklus Hidrologi
Siklus
hidrologi merupakan salah satu konsep dasar dalam biogeokimia. Diketahui,
siklus hidrologi memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1.
Evaporasi
Tahap
pertama dalam siklus hidrologi adalah evaporasi. Nah, dalam tahapan ini terjadi
proses penguapan berubahnya air yang tertampung di laut, danau, sungai menjadi
uap air karena panas matahari.
Evaporasi
atau penguapan dapat terjadi karena adanya perubahan molekul cair menjadi
molekul gas, sehingga air berubah menjadi uap.
Selanjutnya,
penguapan yang terjadi akan menimbulkan efek naiknya air yang telah berubah
menjadi gas ke atmosfer.
Pada
tahap evaporasi, sinar matahari memiliki peran utama karena jika sinar yang
memancar terik maka semakin besar juga molekul air yang terangkat.
2.
Transpirasi
Selain
penguapan pada air yang terjadi di badan air, penguapan juga terjadi pada
bagian tubuh makhluk hidup khususnya pada hewan. Nah, tahapan ini disebut juga dengan
istilah transpirasi.
Diketahui
tumbuhan melakukan penyerapan air melalui akar dan kemudian dimanfaatkan untuk
fotosintesis, hingga selanjutnya uap air akan dikeluarkan lewat stomata.
Sedangkan
pada hewan, penguapan terjadi ketika hewan mengkonsumsi air dan selanjutnya
akan bernapas sehingga dapat menghasilkan uap air.
Molekul
cair pada tumbuhan dan hewan kemudian akan berubah menjadi uap atau molekul
gas. Setelah terjadi penguapan pada molekul cair, kemudian akan naik menuju
atmoster layaknya tahap evaporasi.
Nah,
transpirasi akan terjadi pada jaringan yang ada di hewan dan tumbuhan meskipun
dari tahap ini air yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
3.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi
merupakan penguapan air yang terjadi di seluruh permukaan bumi, termasuk badan
air, tanah, hingga jaringan makhluk hidup.
Pada tahapan ini, penguapan akan terjadi saat molekul cair yang menguap merupakan seluruh jaringan pada makhluk hidup serta air.
Tahap
Evapotranspirasi sendiri dikenal sebagai tahap yang paling memberikan pengaruh
pada jumlah air yang terbawa di siklus hidrologi.
4.
Sublimasi
Sublimasi merupakan peristiwa perubahan es menjadi uap air tanpa menjadi zat cair terlebih dahulu.
Biasanya, tahapan ini terjadi di wilayah kutub utara dan selatan, serta wilayah yang memiliki banyak lapisan es yang akan mengalami proses sublimasi.
Perlu
kamu pahami bahwa penguapan yang terjadi disini merupakan perubahan es sehingga
tidak akan melewati proses cair.
Kondisi
tersebutlah yang menjadi perbedaan dalam tahap evaporasi dan sublimasi, yakni kedua
tahap membutuhkan waktu yang lebih lambat.
5.
Kondensasi
Setelah melalui tahap penguapan yang terjadi melalui berbagai sumber, tahapan siklus hidrologi selanjutnya adalah tahap kondensasi atau pengembunan.
Pada
tahap ini, air yang telah menguap akan berubah menjadi partikel es. Nah, partikel
es yang dihasilkan sangat kecil dan terbentuk dikarenakan suhu dingin pada
ketinggian atmosfer bagian atas.
Kemudian,
partikel es berubah menjadi awan hingga semakin banyak jumlah partikel esnya dan
awan kemudian berubah warna semakin hitam.
Proses
perubahan yang terjadi menjadi wujud yang lebih padat, misalnya pada gas yang
berubah menjadi cairan.
Secara
etimologi sendiri, kondensasi merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin ‘Condensate’
yang berarti tertutup.
Penguapan
merupakan salah satu contoh dari perubahan fisika, yakni perubahan zat yang
sementara sifatnya. Misalnya perubahan ukuran, wujud, dan bentuk.
Kemudian,
perubahan ini tidak menjadi zat baru dan cairan yang sudah terkondensasi dari
uap dan kemudian dikenal sebagai kondensat.
Kondensor sendiri merupakan alat yang digunakan untuk melakukan kondensasi uap dan diubah menjadi cairan.
6.
Adveksi
Adveksi
merupakan proses berpindahnya awan yang menjadikan awan-awan menyebar dan
berpindah tempat. Misalnya, awan di wilayah lautan berpindah ke wilayah
daratan.
Awan
yang telah terbentuk pada fase sebelumnya akan berpindah menuju lokasi lain dikarenakan
pengaruh angin dan perbedaan tekanan udara.
Nah,
adveksi merupakan proses penyebaran panas dengan arah horizontal atau pun
mendatar. Gerakan ini kemudian akan membuat udara di sekitarnya menjadi panas.
7.
Presipitasi
Presipitasi
bisa terjadi dikarenakan adanya pendinginan dan penambahan uap air, sehingga
air yang membentuk awan mencapai titik jenuh.
Semakin
banyaknya uap air yang terbentuk di atmosfer, maka tetesan air yang ada di awan
akan semakin banyak dan semakin berat.
Saat
awan tidak mampu menampung banyaknya air yang terbentuk, maka air tersebut akan
dikeluarkan dalam bentuk hujan.
Apabila
suhu sekitar kurang dari 0 derajat celcius, maka selanjutnya akan terjadi hujan
es hingga hujan salju.
8.
Run Off
Tahapan
run off dalam siklus hidrologi adalah peristiwa hujan yang jatuh ke
permukaan bumi dan terjadi di wilayah dataran tinggi, misalnya hujan di daerah
hulu sungai.
Hal
ini kemudian menyebabkan air mengalir ke daratan yang lebih rendah, sehingga
proses run off bisa diartikan sebagai proses bergeraknya air.
Nah,
air yang mengalir akan menuju ke laut sebagai tujuan terakhir. Setelah mencapai
lautan, maka akan terjadi proses evaporasi dan proses siklus hidrologi lainnya.
9.
Infiltrasi
Kemudian
ada tahap infiltrasi, di mana tahapan ini menjadi faktor pada siklus hidrologi
atau siklus air yang berperan penting ketika mendistribusi air hujan.
Tahapan ini sangat berpengaruh terhadap permukaan, erosi, banjir, ketersediaan air untuk irigasi saat kemarau, air bawah tanah hingga ketersediaan air untuk tanaman.
Nah,
umumnya infiltrasi diberi pengaruh oleh beragam vegetasi dan sifat tanah. Tahapan
infiltrasi ini berkaitan erat dengan persediaan air sumur hingga air tanah yang
kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
10.
Konduksi
Tahap terakhir dalam siklus hidrologi adalah tahap konduksi. Tahap konduksi merupakan pemanasan dengan cara bersinggungan langsung dengan suatu objek.
Pemanasannya disebabkan oleh molekul udara yang berada di dekat permukaan bumi.
Permukaan bumi bersinggungan dengan bumi yang menerima panas langsung dari matahari hingga molekul yang telah panas kemudian bersinggungan dengan molekul udara yang belum panas.
Macam-macam Siklus Hidrologi
Diketahui,
siklus hidrologi terbagi menjadi tiga macam berdasarkan proses yang di laluinya
serta seberapa jauh air tersebut bergerak dari tempat evaporasinya. Adapun
penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut.
1.
Siklus kecil atau pendek
Siklus
ini terjadi ketika air laut mendapat sinar matahari, kemudian mengalami
penguapan yang semakin lama semakin banyak.
Hingga
tak lama kemudian terjadilah proses kondensasi (pengembunan) dan terbentuk awan
yang mengakibatkan turunnya hujan.
2.
Siklus sedang
Siklus
sedang merupakan proses di mana air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian
menguap. Nah, uap air tersebut terbawa oleh angin ke daratan.
Karena
perubahan suhu udara di atas daratan dingin, maka terjadilah proses kondensasi
yang membentuk awan sehingga berujung menimbulkan hujan.
Kemudian,
air hujan tersebut mengalir di permukaan bumi dan meresap ke dalam tanah,
bahkan ada pula yang masuk ke danau hingga sungai dan laut.
3.
Siklus panjang atau besar
Sama
seperti namanya, siklus panjang ini membutuhkan proses yang lebih lama. Siklus panjang
dapat terjadi karena adanya pengaruh panas sinar matahari yang mengakibatkan
air laut semakin lama semakin menguap.
Kemudian,
uap air tersebut terbawa oleh angin jauh ke wilayah daratan. Setelah mengalami
pendinginan, uap air akan berubah menjadi kristal es sehingga terjadilah hujan
salju.
Salju tersebut kemudian akan mencair dan mengalir pada gletser, hingga kemudian kembali lagi ke laut.
Nah,
di atas tadi adalah materi seputar siklus hidrologi dan macam-macamnya yang bisa
Mamikos rangkumkan untuk kamu.
Meskipun
air tidak pernah habis karena ada siklus yang selalu terulang, bukan berarti
kita dapat seenaknya menggunakan air, ya. Mengingat siklus air ini prosesnya panjang, lho.
Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, seperti Proses Terbentuknya Stalaktit dan Stalagmit pada Gua, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: