Jawaban Jelaskan Maksud Bung Hatta Mengenai Sila Pertama Berkaitan dengan Agama!
Jawaban Jelaskan Maksud Bung Hatta Mengenai Sila Pertama Berkaitan dengan Agama! – Pembahasan tentang sila pertama pada Pancasila, sering kali dihubungkan dengan pandangan para pendiri bangsa, termasuk Bung Hatta.
Sebagai dasar negara, sila pertama mempunyai makna mendalam, khususnya dalam keterhubungan berbagai nilai keagamaan dan kehidupan masyarakat.
Di dalam sejarah, nyatanya terdapat diskusi bahkan menimbulkan kontroversi mengenai sila pertama. Untuk memahaminya lebih jauh, penting untuk kita melihat bagaimana para pendiri bangsa menafsirkan sila pertama dalam konteks kebhinekaan Indonesia. 📚🔍✨
Tentang Sila Pertama dan Pandangan Bung Hatta
Melansir dari laman Detik, awalnya, sila pertama Pancasila berbunyi “… Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Hal ini lantas menuai protes, sebab terdapat agama lain selain Islam yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Perwira utusan Angkatan Laut Jepang pun menyampaikan tentang adanya keberatan tersebut kepada Bung Hatta. Ia memaparkan jika para wakil umat Protestan dan Katolik di wilayah kekuasaan mereka sangat keberatan dengan kalimat tersebut dan bagian itu tidak mengikat mereka.
Mendengar hal tersebut, Bung Hatta membuka diri pada berbagai kemungkinan makna dan akibat yang muncul di kemudian hari terkait sila pertama. Ia menyatakan jika Indonesia tidak bisa bersatu, maka daerah di luar Jawa dan Sumatera (domisili penduduk non-muslim) kemungkinan besar akan dikuasai kembali oleh Belanda.
Keberatan yang sampai padanya pun membuat Bung Hatta memahami kekhawatiran kelompok minoritas, dan memutuskan untuk membahasnya lebih jauh dalam sidang PPKI. Sampai pada akhirnya terdapat kesepakatan pergantian kalimat pada sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Mengutip dari laman Baca Nuralwala, mengenai pandangan Bung Hatta, sila pertama ini pada hakikatnya bahwa negara tidak boleh melakukan penyimpangan untuk mencapai keselamatan masyarakat, negara, ketertiban dunia, dan juga persaudaraan bangsa-bangsa.
Ketika adanya penyimpangan, maka dengan sila pertama, Bung Hatta berharap akan adanya “desakan yang gaib” yang membimbing ke jalan yang benar.
Sehingga, menurut pandangan Bung Hatta, sila pertama bukan sekadar mewajibkan setiap warga untuk dapat menjunjung nilai toleransi, tetapi menjadi dasar dalam memimpin ke jalan kebenaran, keadilan, kebaikan, hingga persaudaraan.
Bung Hatta juga memaparkan jika makna dari kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan tauhid. Pancasila tanpa adanya agama akan buta, agama dengan Pancasila akan menjadi tetap rahmatan lil alamin.
Penutup
Demikian, uraian singkat mengenai sila pertama yang berubah dan bagaimana Bung Hatta melakukan perannya dan memandang sila pertama.
Mari, jelajahi terus blog Mamikos untuk mendapat artikel informatif lainnya, seperti pembahasan tentang Kronologis Perumusan dan Penetapan Pancasila. 📑🔍
Referensi:
Sejarah Perumusan Sila Pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa [Daring]. Tautan: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6180564/sejarah-perumusan-sila-pertama-pancasila-ketuhanan-yang-maha-esa
Makna Sila Pertama dalam Pancasila Menurut Mohammad Hatta [Daring]. Tautan: https://baca.nuralwala.id/makna-sila-pertama-dalam-pancasila-menurut-mohammad-hatta/
BEGINI PENDAPAT BUNG HATTA KALAU PANCASILA HANYA DI BIBIR SAJA [Daring]. Tautan: https://bunghatta.ac.id/artikel-375-begini-pendapat-bung-hatta-kalau-pancasila-hanya-di-bibir-saja-.html
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: