Materi Bullying – Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi Lengkap

Materi Bullying – Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi Lengkap – Kerap kali kita membaca berita atau bahkan menyaksikan sendiri tentang terjadinya perundungan atau bullying di sekitar.

Sebenarnya, apa sih yang membuat perilaku bullying tersebut marak terjadi bahkan sampai menyebabkan korban jiwa?

Nah, hari ini Mamikos ajak kamu untuk belajar tentang materi bullying yang akan membahas pengertian, jenis bullying, penyebab, dampak, dan cara mengatasinya.

Materi Bullying

Canva/@RDNE Stock project

Bullying atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan perundungan adalah perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang secara berulang untuk menyakiti atau mengendalikan orang lain yang dianggap lebih lemah.

Bentuknya bisa bermacam-macam, lho, mulai dari kekerasan fisik, ejekan, hinaan, penyebaran rumor, hingga pengucilan sosial.

Tujuan bullying adalah untuk membuat korban merasa terintimidasi, malu, atau takut. Biasanya perilaku tersebut membuat korban merasa sedih, rendah diri, dan tidak aman.

Mirisnya, bullying bisa terjadi di mana saja dari mulai di sekolah, di tempat kerja, atau bahkan di dunia maya atau yang biasa disebut dengan cyberbullying.

Jenis-jenis Bullying

Perilaku bullying ternyata memiliki berbagai jenis yang tentunya akan berdampak pada kesehatan mental dan fisik korban. Berikut adalah beberapa tindakan yang yang masuk dalam jenis-jenis bullying:

1. Penyerangan secara Fisik atau Bullying Fisik

Bullying fisik adalah tindakan melakukan tindakan kekerasan langsung terhadap tubuh korban seperti memukul, menendang, mendorong, atau merusak barang-barang milik korban.

Misalnya ketika seorang anak di sekolah selalu dipukul atau ditendang oleh temannya saat istirahat. Tindakan ini bisa menyebabkan cedera fisik dan rasa takut pada korban.

2. Kekerasan Verbal atau Bullying Verbal

Bullying verbal terjadi ketika pelaku menggunakan kata-kata untuk menyakiti korban termasuk ejekan, hinaan, penghinaan, atau ancaman.

Misalnya, seorang siswa terus-menerus diejek karena namanya atau penampilannya. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, bullying verbal bisa sangat merusak harga diri dan kesehatan mental korban.

3. Bullying Sosial (Pengucilan atau Relasional)

Apabila kamu mendapati seorang murid dikeluarkan dari kelompok pertemanan tanpa alasan yang jelas sehingga membuatnya merasa terisolasi dan tidak diinginkan, maka tindakan tersebut termasuk dalam bullying sosial.

Tujuan dari jenis bullying ini adalah untuk merusak reputasi atau hubungan sosial korban. Perilaku lainnya seperti dengan menyebarkan rumor atau gosip, serta sengaja mengabaikan atau mengucilkan seseorang dari kelompok pertemanan.

4. Cyberbullying

Seperti yang sudah Mamikos singgung di atas, cyberbullying terjadi di dunia maya melalui media sosial, pesan teks, atau platform online lainnya.

Pelaku dapat mengirim pesan ancaman, menyebarkan gambar atau informasi pribadi tanpa izin, atau membuat akun palsu untuk menghina seseorang.

Contohnya adalah ketika seseorang terus-menerus menerima pesan kebencian atau ancaman melalui media sosial yang dapat menyebar dengan cepat dan sulit dikendalikan.

5. Bullying Psikologis

Jenis bullying psikologis biasanya berupa tindakan yang membuat korban merasa takut, tertekan, atau tidak aman secara mental.

Tindak kekerasannya bisa berupa intimidasi dengan ancaman atau manipulasi psikologis, seperti memeras emosi.

Misalnya, seorang kekasih terus-menerus mengancam akan mengungkap rahasia pribadi jika korban tidak menuruti kemauannya atau perintahnya. Tindak ancaman tersebut tentu menciptakan tekanan mental yang berat bagi korban sehingga berada pada penguasaan secara psikologis.

6. Bullying Seksual

Bentuk tindakan dari bullying seksual seperti komentar yang bersifat seksual dan tidak diinginkan. Bisa juga berupa sentuhan yang tidak diinginkan, komentar seksual, atau penyebaran rumor seksual.

Contohnya ketika seorang perempuan menjadi target komentar cabul atau disentuh dengan cara yang tidak pantas yang bisa menyebabkan trauma dan rasa malu.

7. Bullying Rasial

Sesuai namanya kekerasan rasial melibatkan perilaku atau komentar yang merendahkan seseorang berdasarkan ras atau etnisitas mereka seperti penghinaan warna kulit, kebangsaan, atau budaya seseorang.

Contohnya, temanmu diejek atau dihina karena warna kulitnya atau aksen bahasa yang berbeda.

Penyebab Perilaku Bullying

Materi bullying yang akan kita pelajari berikutnya adalah tentang penyebab bullying. Perilaku atau tindakan bullying tidak akan terjadi begitu saja pada pelaku. Mereka tentu mempunyai sebab yang menyebabkan mereka melakukan tindak kekerasan untuk menyalurkan emosi mereka.

Penyebab bullying bisa beragam dan sering kali akibat percampuran berbagai faktor yang saling berinteraksi. Berikut adalah beberapa penyebab yang bisa menjelaskan mengapa seseorang melakukan bullying:

1. Permasalahan Keluarga atau Kerabat Dekat

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kekerasan, konflik, atau kurang perhatian sering kali meniru perilaku agresif yang mereka lihat di rumah.

Ketidakstabilan emosi dan kurangnya pengawasan orang tua itulah yang bisa mendorong anak untuk menyalurkan frustrasi mereka melalui perilaku atau tindakan kekerasan terhadap orang lain.

2. Pengaruh Teman

Tekanan dari teman sebaya dan keinginan untuk diterima dalam kelompok tertentu terkadang bisa mendorong seseorang untuk melakukan bullying.

Kadang-kadang, anak-anak melakukan bullying untuk menunjukkan kekuatan atau dominasi mereka agar dianggap keren atau kuat oleh teman-temannya.

3. Kebutuhan akan Kekuasaan

Beberapa individu melakukan bullying untuk merasa lebih kuat atau superior. Mereka menikmati rasa kontrol atau kekuasaan yang mereka dapatkan ketika menindas orang lain, terutama jika korban merasa tidak berdaya dalam.

4. Pengalaman Trauma atau Kekerasan

Anak-anak yang pernah mengalami trauma atau menjadi korban kekerasan sering kali menyalurkan rasa sakit dan kemarahan mereka dengan menjadi pelaku bullying.

Mereka merasa bahwa dengan menyakiti orang lain, mereka bisa mendapatkan kembali rasa kontrol atas hidup mereka.

5. Kurangnya Empati Pelaku Tindak Bullying

Kurangnya pemahaman atau ketidakmampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain bisa menjadi faktor penyebab bullying.

Anak-anak yang kurang diajarkan tentang empati dan perasaan orang lain akan lebih cenderung untuk melakukan bullying.

6. Budaya dan Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah yang tidak menindak tegas perilaku bullying atau bahkan membiarkan budaya kekerasan dan intimidasi berkembang justru bisa menjadi tempat subur bagi perilaku ini.

Kurangnya aturan yang jelas dan penegakan disiplin yang lemah bisa mendorong perilaku bullying yang lebih parah dan masif.

7. Pengaruh Media dan Budaya Populer

Zaman sekarang media, termasuk film, acara TV, dan permainan video, yang menampilkan kekerasan atau perilaku agresif sebagai sesuatu yang keren atau dapat diterima, bisa mempengaruhi anak-anak untuk meniru perilaku tersebut dalam kehidupan nyata.

Apalagi masifnya penggunaan sosial media yang tidak terkontrol justru menjadi sumber penyebaran perilaku bullying yang bahkan dianggap normal dan lucu.

8. Masalah Pribadi

Pelaku bullying sering kali memiliki masalah pribadi seperti rasa tidak aman, rendah diri, atau kesulitan dalam mengelola emosi.  Oleh karena itu dengan menindas orang lain, mereka mungkin mencoba mengatasi perasaan mereka sendiri atau mengalihkan perhatian dari masalah mereka.

Dampak Bullying

Dampak bullying tentu tidak hanya terjadi kepada korban, tetapi pada semua elemen yang terkait dengan terjadinya tindakan negatif tersebut.

Bullying memiliki dampak yang serius dan jangka panjang pada korban, pelaku, dan lingkungan sekitarnya.

Dampak pada Korban

1. Kesehatan Mental

Korban bullying sering mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Rasa takut dan ketidakberdayaan yang mereka rasakan bisa mengganggu kesehatan mental mereka apalagi jika terjadi dalam jangka panjang.

2. Penurunan Prestasi Akademik

Dampak bullying pada korban bisa membuat kehilangan minat dan motivasi untuk belajar, sehingga prestasi akademik mereka menurun.

Mereka akan sering bolos sekolah untuk menghindari bullying dari teman atau mengalami kesulitan berkonsentrasi di kelas.

3. Masalah Kesehatan Fisik

Stres dan tekanan akibat bullying juga bisa menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan masalah pencernaan.

3. Isolasi Sosial

Korban bullying sering kali merasa terisolasi dan kesepian karena mereka mungkin dijauhi oleh teman-temannya atau merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain. Tidak sedikit dari korban bullying yang memilih untuk menarik diri dari aktivitas sosial.

4. Risiko Bunuh Diri

Dalam kasus yang ekstrem, bullying dapat meningkatkan risiko bunuh diri atau perilaku menyakiti diri sendiri. Rasa putus asa dan ketidakberdayaan yang luar biasa justru bisa membuat korban merasa bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar.

Dampak pada Pelaku

1. Perilaku Agresif

Pelaku bullying yang tidak dihentikan dan dibimbing bisa terus mengembangkan perilaku agresif yang lebih serius di masa depan, termasuk kekerasan dan perilaku kriminal.

2. Masalah Hubungan Sosial

Pelaku bullying banyak yang mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sehat dan positif dengan orang lain. Para pelaku cenderung akan dijauhi oleh teman-temannya dan dianggap sebagai ancaman.

3. Prestasi Akademik yang Buruk

Sama seperti korban, pelaku bullying juga bisa mengalami penurunan prestasi akademik karena lebih fokus pada perilaku negatif daripada belajar.

4. Masalah Hukum

Jika perilaku bullying terus berkembang menjadi kekerasan yang lebih serius, pelaku bisa menghadapi masalah hukum yang berdampak pada masa depan mereka.

Dampak pada Lingkungan Sekitar

1. Atmosfer Sekolah yang Negatif

Kehadiran bullying di sekolah bisa menciptakan atmosfer yang tidak aman dan tidak nyaman bagi semua siswa. Rasa takut dan ketidaknyamanan bisa merusak lingkungan belajar.

2. Pengaruh terhadap Teman Sebaya

Melihat teman mereka dibully bisa membuat siswa lain merasa cemas dan takut. Mereka akan turut merasa tidak aman dan khawatir mereka bisa menjadi target berikutnya.

Cara Mengatasi Bullying

Mempelajari materi bullying tentu tidak akan lengkap jika tidak memberikan cara mengatasi tindakan tersebut. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk dapat mencegah dan menghentikan bullying, seperti:

1. Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan

Edukasi tentang bullying bagi siswa, guru, dan orang tua melalui seminar dan workshop sangat penting, begitu juga dengan mengajarkan keterampilan empati dan komunikasi yang baik untuk mengurangi perilaku bullying.

2. Membuat Kebijakan Anti-Bullying

Selain itu, sekolah harus memiliki kebijakan antibullying yang jelas dan sistem pelaporan yang aman, sehingga semua pihak tahu cara bertindak dan melaporkan insiden bullying dengan benar.

3. Meningkatkan Pengawasan

Peningkatan pengawasan di area-area rawan bullying dan penyediaan layanan konseling bagi korban dan pelaku dapat membantu mencegah dan mengatasi bullying secara efektif.

4. Mendorong Budaya Sekolah yang Positif

Menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, memberikan penghargaan untuk perilaku positif, serta membangun rasa kebersamaan melalui kegiatan kelompok bisa mengurangi insiden bullying.

Penutup

Sampai di sini saja waktu belajar bersama Mamikos kali ini tentang materi bullying. Semoga apa yang Mamikos sampaikan di atas dapat bermanfaat dan menambah wawasanmu tentang materi bullying, ya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta