Mengenal Biografi Ir.Soekarno Sebagai Bapak Proklamator Indonesia
Mengenal Biografi Ir.Soekarno Sebagai Bapak Proklamator Indonesia – Ir.Soekarno, Bapak Proklamator Indonesia, siapa yang tidak mengetahui sosok beliau yang gagah berani ini? Semua orang pasti tahu sosoknya, bahkan beberapa negara mengabadikan nama Soekarno pada nama Jalan atau Gedung sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa baik yang pernah Ir.Soekarno lakukan di negara tersebut.
Biografi Ir.Soekarno Sebagai Bapak Proklamator Indonesia
Daftar Isi
Daftar Isi
Masjid Biru Rusia contohnya, Masjid ini diberi nama Masjid Soekarno karena jasanya mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat ibadah setelah meminta langsung kepada Presiden, Nikita Kruschev. Selain itu, ada juga nama monumen di Aljazair, nama taman di Meksiko, nama gedung di Pakistan, serta nama jalan di Maroko dan Mesir. Semua lokasi tersebut diberi nama Soekarno karena kepiawaiannya menjalin hubungan persahabatan dan keseriusannya memberikan bantuan kepada negara yang sedang kesulitan.
Kamu semakin penasaran dengan sosok Presiden pertama Indonesia ini? Langsung saja kita simak bersama biografi Ir.Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia
Riwayat Hidup Ir.Soekarno
Ir.Soekarno lahir di Blitar pada tanggal 6 Juni 1901. Saat lahir ia diberi nama Kusno Sosrodihardjo. Ayah Soekarno bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, keturunan Sultan Kediri. Beliau adalah seorang mantri guru di Sekolah Rakyat di Singaraja, Bali. Ibu Soekarno bernama Ida Ayu Nyoman Rai, keponakan raja terakhir dari Singaraja. Beliau seorang wanita keturunan bangsawan Bali yang berasal dari Kasta Brahmana, Buleleng, Bali.
Saat masih kecil, Ir.Soekarno sering sakit-sakitan. Ia menderita penyakit disentri dan malaria. Hal inilah yang membuat ayahnya mengganti nama Kusno menjadi Karno. Pemilihan nama Karno dipilih sang ayah karena ia menyukai sosok Karno, salah satu tokoh pewayangan dalam cerita Mahabarata yang digambarkan sebagai pahlawan besar. Karno juga digambarkan sebagai sosok yang memiliki keyakinan kuat, berani, setia kawan, dan sakti. Akhirnya beliau dipanggil Soekarno hingga saat ini.
Pendidikan Ir.Soekarno
Ir.Soekarno pertama kali bersekolah di daerah Tulungagung, kemudian ia pindah ke Mojokerto karena orang tuanya berpindah tempat kerja. Di Mojokerto, Soekarno bersekolah di Pendidikan Sekolah Dasar di Eerste Inlande School (EIS), Pada tahun 1911, ia dipindahkan ke Pendidikan Sekolah Dasar di Europeesche Lagere (ELS), Mojokerto untuk memudahkannya masuk sekolah di Hoogere Burger School (HBS), Surabaya.
Ternyata Ir.Soekarno berhasil masuk dan lulus dari HBS. Saat bersekolah di HBS inilah rasa nasionalisme Soekarno mulai menggelora. Ia bertemu dengan banyak tokoh Sarekat Islam, salah satunya adalah HOS Tjokroaminoto. Beliau inilah yang memberi tumpangan tempat tinggal selama Ir. Soekarno belajar di HBS.
Setelah lulus dari HBS, Ir.Soekarno melanjutkan pendidikannya di Technische Hoge School, Bandung pada tahun 1920. Sekolah inilah yang menjadi cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB) saat ini. Di sekolah ini Soekarno mengambil jurusan teknik sipil.
Masa-Masa Perjuangan Ir.Soekarno
Berbekal pengetahuan politik yang didapat saat bersekolah di HBS, Ir.Soekarno semakin berani menyerukan perjuangan melawan penjajah. Selain aktif bersekolah di Technische Hoge School, ia juga muncul sebagai tokoh yang berani melawan penjajah. Keberadaan Soekarno saat itu mampu menggantikan keberadaan PKI dan pejuang radikal lainnya yang telah dilumpuhkan oleh Belanda.
Setelah lulus, Ir.Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927. Tujuan PNI adalah mencapai kemerdekaan sepenuhnya. Dari partainya inilah, Soekarno sering tampil untuk berpidato. Ia sampai diberi julukan ”Singa Podium” karena selalu berapi-api saat menyampaikan pidatonya.
Untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia sepenuhnya, Soekarno memiliki dua strategi, yaitu membangun kesiapan mental bangsa Indonesia dan menangkap peluang untuk merdeka. Cara yang ia lakukan untuk menjalan strategi pertama ini adalah dengan pidato yang ia lakukan di berbagai tempat di hadapan rakyat Indonesia tersebut.
Sayangnya, karena aksi yang Soekarno buat ini, ia ditangkap oleh Belanda pada tahun 1929, dan dibebaskan pada tahun 1931. Perjuangan Soekarno tidak berhenti disitu saja, pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Perindo) Partai ini adalah partai pecahan dari PNI. Setelah bergabung dengan Perindo, Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores. Tahun 1938 – 1942, ia diasingkan ke Provinsi Bengkulu.
Pembebasan Ir.Soekarno pada tahun 1942, bukanlah tanpa alasan. Saat itu Belanda menyerang Jepang dan hampir mengalami kekalahan. Untuk mencari perhatian dan dukungan Indonesia, Jepang membebaskan Soekarno. Di sinilah Soekarno mulai melihat kesempatan untuk melakukan strateginya yang kedua, yaitu menangkap peluang untuk merdeka.
Pada saat berada di Batavia, Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. Kemudian, mereka berdiskusi, menurut Soekarno menyarankan agar Indonesia mengikuti keinginan Jepang untuk sementara waktu agar Indonesia dapat memperoleh kesempatan untuk merdeka tanpa adanya pertumpahan darah.Namun, usulan tersebut ditolak oleh Sutan Syahrir.
Akhirnya, Soekarno berbicara kepada Mayjen Harada agar Jepang mau melepas status koloninya terhadap Indonesia dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Sebagai balasan, Indonesia bersedia mendukung Jepang dalam perang Pasifik. Jepang menyetujui keputusan tersebut.
Sejak saat itu Ir. oekarno menjadi orang kepercayaan Jepang. Ia diberi jabatan sebagai pemimpin Pusat Tenaga Rakyat untuk mendukung propaganda Jepang. Langkah ini memang menimbulkan banyak korban jiwa dari masyarakat Indonesia. Namun, itu adalah satu-satunya cara untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa berperang.
Sayangnya, pada tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan beruntun di perang Pasifik dan kehancuran akibat bom Hiroshima dan Nagasaki. Kekalahan yang Jepang alami membuat mereka mundur dari Indonesia dan kembali ke negaranya. Kekalah Jepang ini ternyata memicu aksi dari golong muda Indonesia yang mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sampai-sampai mereka menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Di sana kaum muda mendesak kedua tokoh ini untuk memproklamasi kemerdekaan secepatnya.
Akhirnya, Soekarno yang saat itu sedang sakit demam akibat penyakit malaria, memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10.00 WIB. Soekarno membacakan teks proklamasi dengan didampingi oleh Mohammad Hatta. Keduanya juga secara sah menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Wafatnya Ir.Soekarno
Ir.Soekarno meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta pada hari Minggu, 21 Juni 1970. Ia disemayamkan di Wisma Yaso daerah Jakarta dan kemudian dikebumikan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Meninggalnya Soekarno akibat sakit yang dideritanya.
Ir.Soekarno dikenal sebagai “Bapak Proklamator” karena ia yang membacakan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ir.Soekarno bersama Mohammad Hatta kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator. Sejak ditetapkannya UU No.20/2009, sebutan Pahlawan Proklamator berubah menjadi Pahlawan Nasional.
Jasa-jasa, perjuangan, karya, dan semangat yang dimiliki Ir.Soekarno tidak lekang oleh waktu. Di zaman ini, siapa yang tidak kenal dengan sosoknya yang gagah dan berani. Meskipun generasi saat ini tidak mengetahui sosoknya secara langsung, tapi sejarah yang diceritakan sangat menonjolkan kepribadian beliau yang berani dan tidak gentar melawan penjajah. Sosoknya masih menjadi Idola dan contoh bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Itu dia biografi Ir.Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia. Semoga dengan cerita yang Mamikos sampaikan diatas, kita semua jadi tergugah untuk melawan penjajahan di zaman modern ini tanpa rasa takut.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: