Mengenal Sistem Ekonomi Tradisional, Ciri-ciri, Contoh, beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Mengenal Sistem Ekonomi Tradisional, Ciri-ciri, Contoh, beserta Kelebihan dan Kekurangannya – Tidak bisa dipungkiri bahwa roda ekonomi sendiri akan terus berputar setiap waktu.

Salah satu jenis dari sistem ekonomi yang wajib untuk dipahami yaitu ada sistem ekonomi tradisional. Pada sistem ekonomi ini, kegiatan ekonomi yang berjalan masih belum terlalu kompleks.

Bagi kamu yang tertarik mempelajarinya dengan lebih mendalam, maka perlu memahami penjelasan dari sistem ekonomi tradisional terlebih dahulu.

Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional

unsplash.com/@dolorezhase

Makna dari sistem ekonomi tradisional yaitu sistem ekonomi yang didasarkan pada adanya adat istiadat, sejarah, serta kepercayaan yang diberikan secara turun-menurun.

Sistem ekonomi satu ini memiliki tradisi yang memegang peran begitu besar dalam mengambil keputusan ekonomi terkait. Termasuk juga dalam pelaksanaan produksi dan distribusi.

Masyarakat biasanya akan bergantung kepada perikanan, pertanian, berburu, maupun kombinasi dari ketiga hal tersebut. Transaksi yang terjadi dilakukan secara barter atau pertukaran barang.

Kegiatan barter tersebut dilakukan untuk kedua barang dengan nilai sama dan kesepakatan yang menggantikan penggunaan uang.

Namun, saat ini pelaksanaan dari sistem ekonomi tradisional sudah dicampur dengan memasukkan unsur kapitalisme, sosialisme, maupun juga komunisme.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Pembahasan selanjutnya yang tidak kalah penting untuk dipahami yaitu berkaitan dengan ciri-ciri yang dimilikinya.

Memahami ciri-ciri ini akan membantu diri supaya bisa membedakan antara jenis sistem ekonomi tradisional dengan jenis sistem ekonomi yang lainnya.

Selain itu, juga dapat mempermudah untuk mengidentifikasi seperti apa penggunaan jenis ekonomi satu ini yang masih berjalan di tengah masyarakat.

Berikut ini merupakan ciri-ciri yang bisa ditemukan dalam sistem ekonomi tradisional diantaranya:

  1. Kegiatan ekonomi yang berjalan masih begitu terikat dengan adanya adat istiadat setempat.
  2. Hubungan yang dimiliki oleh masyarakatnya masih bersifat kekeluargaan.
  3. Masyarakat setempat memiliki sifat statis karena masih kurang atau bahkan tidak memiliki hubungan dengan dunia luar
  4. Tidak memiliki sistem pembagian kerja.
  5. Tidak memiliki adanya pemisah yang terjadi untuk rumah tangga konsumsi dan rumah tangga produksi.
  6. Masih begitu bergantung dengan adanya sumber daya alam.
  7. Jenis produksi yang digunakan masih ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
  8. Peralatan serta teknologi yang digunakan untuk produksi masih bersifat begitu sederhana.
  9. Teknologi produksi yang digunakan masih dipelajari dengan cara diturunkan secara turun menurun dan juga bersifat sederhana.
  10. Masih menggunakan sistem barter karena masyarakatnya belum mengenal keberadaan uang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
  11. Pemerintah setempat hanya memiliki peran sebagai pengawas serta tidak untuk dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi tersebut.

Kelebihan Sistem Ekonomi Tradisional

Penggunaan dari sistem ekonomi tradisional tentunya tidak bisa tanpa mempertimbangkan keuntungan yang diberikan.

Dari sini, tentu saja tahu apa kelebihan yang dimiliki dan dampak baik untuk masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Berikut ini merupakan berbagai kelebihan yang dimiliki dengan adanya sistem ekonomi tradisional diantaranya:

  1. Setiap individu yang terlibat akan menjadi lebih termotivasi dengan adanya keinginan menjadi seorang produsen.
  2. Tidak ada atau masih begitu minim terjadinya persaingan yang tidak sehat karena kegiatan produksi yang berjalan tidak memiliki tujuan untuk bisa mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
  3. Masyarakat yang terlibat dan terkait masih cenderung memiliki sifat yang jujur karena menggunakan sistem barter.
  4. Hubungan kerja sama yang terbentuk serta kerukunan yang dimiliki dari setiap individu masih terjalin dengan begitu dekat dan erat.
  5. Kondisi dari perekonomian yang berjalan di tengah masyarakat masih cenderung begitu stabil.
  6. Kelestarian dari sumber daya alam yang ada di dalamnya juga masih cenderung terjaga dengan begitu baik.

Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional

Tidak hanya dengan kelebihan, tetapi juga perlu untuk memahami apa saja kekurangan yang dimiliki dari sistem ekonomi tradisional itu sendiri.

Hal ini akan membantu diri untuk bisa mempertimbangkan pelaksanaan sistem ekonomi mana yang lebih tepat sesuai kebutuhan masyarakatnya.

Berikut ini merupakan kekurangan atau kelemahan yang dimiliki dari pelaksanaan sistem ekonomi tradisional diantaranya:

  1. Adanya alokasi sumber daya ekonomi yang masih belum bisa dimanfaatkan secara efisien.
  2. Teknologi yang masih bersifat begitu sederhana memberikan dampak terhadap rendahnya tingkat produktivitas yang dihasilkan.
  3. Barang dari hasil produksi yang berjalan memiliki kualitas yang cenderung cukup rendah.
  4. Tujuan dari kegiatan ekonomi dijalankan bukan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
  5. Tujuan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan hanya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya saat ini atau pada kurun waktu tertentu.
  6. Tujuan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan tidak untuk meningkatkan kondisi atau kualitas dari taraf hidup yang dimiliki.
  7. Masyarakat yang terlibat dalam sistem ekonomi ini cenderung menolak dengan adanya perubahan sehingga kurang bisa untuk mengikuti perkembangan.
  8. Sulit untuk bisa mempertemukan dua pihak yang saling memiliki kebutuhan.
  9. Sulit untuk dapat menetapkan seperti apa nilai dari barang yang akan ditukarkan.

Contoh Sistem Ekonomi Tradisional

Kurang lengkap rasanya apabila membahas sistem ekonomi tradisional tanpa mengetahui contoh pelaksanaan yang ada.

Sesuai dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya, sistem ekonomi satu ini berkembang dengan menggunakan adanya metode barter saat melakukan transaksi.

Metode ini yang memberikan perbedaan cukup besar dibandingkan dengan jenis sistem ekonomi yang lainya.

Saat melakukan metode barter, maka individu atau kelompok yang akan menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan.

Contohnya yaitu saat ada seorang petani membutuhkan adanya daging sapi. Kemudian, dirinya membawa sebanyak satu kilogram dari beras yang dimiliki ke tempat yang dinamakan sebagai pasar.

Di dalam pasar tersebut, dirinya akan bertemu dengan orang lain yang juga membawa daging sapi dan membutuhkan beras. Kemudian mereka melakukan penukaran atau barter dengan barang miliknya tersebut.

Transaksi terjadi dan keduanya sama-sama mendapatkan barang yang dibutuhkan. Namun, cara ini sekarang sudah tidak bisa lagi diterapkan pada sistem ekonomi modern.

Hal ini dikarenakan sistem ekonomi modern memiliki nilai yang berbeda untuk setiap barang. Satu kilogram daging sapi akan memiliki harga lebih tinggi dibandingkan satu kilogram beras.

Akan tetapi, petani dan pemilik daging tersebut sama-sama membutuhkan serta memberikan kesepakatan sehingga bisa terjadi transaksi.

Penutup

Nah, itu tadi merupakan penjelasan mengenai sistem ekonomi tradisional yang perlu untuk kamu pahami dengan baik supaya bisa mendapatkan gambaran dengan jelas pula.

Pada pembahasan sistem ekonomi tradisional yang sudah diberikan di atas, lengkap pula dengan pengertian, ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan, dan contohnya seperti apa.

Tidak hanya hadir dengan sistem ekonomi tradisional, tetapi masih ada banyak jenis sistem ekonomi lainnya yang tidak kalah penting untuk dipelajari dan dipahami dengan baik.

Kamu bisa membaca penjelasan lengkap dengan contohnya dari berbagai jenis sistem ekonomi yang berlangsung di Indonesia dan terbaru hanya melalui situs blog Mamikos.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta