10 Mitos Dan Fakta Virus Corona Covid-19 Terbaru Yang Perlu Kamu Tahu
Virus Corona Covid-19 – Penderita virus Corona atau Covid-19 di Indonesia setiap harinya terus bertambah. Menurut data real time by Johns Hopkins CSSE, lebih dari 90.000 masyarakat global terinfeksi virus Corona ini. Lebih parahnya, di tengah kepanikan yang melanda masyarakat ada saja kabar menyesatkan mengenai virus Corona yang terus membuat banyak orang resah. Tidak sedikit orang yang termakan berita bohong atau hoaks yang beredar di media massa seputar virus yang berasal dari Wuhan, China ini. Nah, agar kamu tidak terjebak mitos virus corona, simak 10 fakta terbaru seputar virus Corona di bawah ini.
Deretan Mitos dan Fakta Seputar Virus Corona Covid-19
Di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19, banyak sekali media yang memunculkan beragam artikel atau informasi seputar virus yang berasal dari Wuhan ini. Sayangnya, tidak semua informasi tersebut akurat karena masih saja informasi yang menimbulkan kebingungan di masyarakat. Sulit bagi mereka untuk mengetahui mana informasi yang benar dan mana yang salah. WHO sendiri sadar akan banyaknya info yang kurang akurat dan mendefinisikannya sebagai infodemik, yaitu informasi yang meluap-luap, namun beberapa akurat dan beberapa tidak, sehingga sulit untuk menemukan sumber yang dapat dipercaya. Nah, supaya kamu terbebas dari hoaks, ketahuilah mitos dan fakta seputar virus Corona atau Covid-19 berikut.
1. Mitos: virus Corona dibuat di laboratorium
Pasti kalian pernah mendegarkan tentang berita yang satu ini? Jangan buru-buru percaya dengan mitos terkait virus Corona dibuat di laboratorium ini. Sebelumnya beredar kabar kalau virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dibuat di laboratorium Tiongkok.
Faktanya: belum ada bukti yang menunjukkan virus Corona Wuhan buatan manusia
Virus terbaru ini juga mirip dengan virus Corona jenis lainnya, sebut saja SARS-CoV dan MERS-CoV. Menurut ahli virologi dari Tiongkok, manusia tidak dapat membuat virus Corona. Tuduhan bahwa virus corona Wuhan sengaja diciptakan merupakan tuduhan tidak berdasar.
2. Mitos: anak-anak kebal virus Corona (Covid-19)
Ada pula kabar angin yang tersebar dan mengatakan bahwa anak-anak tidak bisa terserang virus Corona (Covid-19). Jangan percaya pernyataan tersebut, karena kabar tersebut hanyalah mitos belaka.
Faktanya: SARS-CoV-2 penyebab virus Corona (Covid-19) tidak pandang bulu
Virus misterius ini bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin atau usia. Menurut studi di Tiongkok dari Provinsi Hubei, dari 44.000 kasus COVID-19, sekitar 2,2 persennya melibatkan anak-anak di bawah usia 19 tahun. Kesimpulannya, meski secara statistik kecil, anak-anak tetap berisiko terjangkit virus Corona.
3. Mitos: masker ampuh cegah virus Corona
Banyak orang yang percaya bahwa virus Corona jenis terbaru ini, tidak dapat menembus masker bedah standar. Padahal kabar tersebut cuma mitos yang belum ada bukti kebenarannya.
Faktanya: Masker wajah atau bedah tidak dirancang untuk memblokir partikel virus untuk mengenai wajah
Masker jenis ini hanya membantu mencegah orang yang terinfeksi agar tak menyebarkan virusnya ke orang lain. Masker wajah atau bedah hanya bisa memblokir droplets atau percikan partikel pernapasan yang dikeluarkan dari mulut (bersin atau batuk). Singkat kata, para ahli sepakat kalau orang sehat tidak perlu mengenakan masker. Masih enggan percaya? Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masker tidak melindungi dari coronavirus jenis terbaru. Bahkan, masker sebenarnya meningkatkan risiko infeksi jika tidak dipakai dengan benar. Selain itu, Menteri Kesehatan RI Terawan Putranto dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memiliki pendapat yang sama. Keduanya menyatakan, penggunaan masker hanya direkomendasikan untuk orang sakit, bukannya orang sehat.
4. Mitos: paket dari Tiongkok berbahaya
Mungkin kamu pernah mendengar kabar jika paket-paket dari Tiongkok bisa menularkan virus Corona. Padahal, belum ada penelitian yang membuktikan kabar tersebut benar.
Faktanya: menurut WHO paket atau surat dari Tiongkok tidak akan mendatangkan masalah
Menurut penelitian, virus Corona (Covid-19) tidak bertahan lama pada objek seperti surat dan paket. Menurut riset, virus Cororona memang bisa bertahan di permukaan seperti logam, plastik, atau gelas selama sembilan hari. Namun, agar bisa hidup, virus tersebut membutuhkan kombinasi lingkungan spesifik seperti suhu, paparan UV yang minim, dan kelembapan.
5. Mitos: bawang putih sembuhkan virus Corona (Covid-19)
Pasti kamu pernah mendengar selentingan kalau bawang putih bisa menyembuhkan Covid-19 atau membunuh virus Corona dari Wuhan bukan? Nah, ini merupakan mitos virus Corona yang sangat menyesatkan. Bagaimana faktanya?
Faktanya: belum ada obat atau vaksin untuk menyembuhkan virus Corona
Menurut pakar vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dalam Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo RI), kabar tersebut dipastikan hoaks. Alasannya simpel, sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa menghalau virus corona. Tidak hanya itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu mengatakan, belum ada vaksin maupun obat untuk virus Corona strain terbaru ini. WHO juga telah mengatakan, dengan perkembangan teknologi saat ini maka vaksin virus Corona (covid-19) akan bisa lebih cepat ditemukan sekitar 18 bulan ke depan.
6. Mitos: minyak wijen halangi virus Corona masuk tubuh
Siapa disini yang pernah mendengar desas desus seputar minyak wijen yang bisa halangi virus Corona (Covid-19)masuk tubuh? Nah, Mamikos tegaskan bahwa kabar tersebut adalah mitos.
Faktanya: menggunakan minyak wijen tidak akan menghalangi virus Corona (Covid-19)masuk dalam tubuh
Menurut WHO, menggunakan minyak wijen pada hidung tidak akan membunuh atau menghalangi virus Corona (Covid-19) untuk masuk dalam tubuh. Sebenarnya memang ada desinfektan seperti berbasis pemutih/klorin, etanol 75 persen, asam perasetat atau kloroform, yang bisa membunuh virus Corona (Covid-19) pada permukaan. Namun, cairan desinfektan ini sedikit atau tidak memiliki dampak untuk mencegah virus Corona (Covid-19), bila kita menggunakannya di kulit atau bawah hidung. Hal tersebut dapat membahayakan kulit, khususnya mata dan mulut.
7. Mitos: kokain bunuh virus Corona
Ada lagi nih yang menyebarkan kabar bahwa kokain bisa membunuh virus Corona (Covid-19). Kamu pasti juga pernah mendengar kabar tersebut kan? Mamikos tegaskan bahwa kabar tersebut adalah mitos ya teman-teman.
Faktanya: kokain tidak dapat membunuh virus Corona
Sebelumnya sempat viral potongan video breaking news yang mengklaim kokain merupakan penawar baru untuk Covid-19. Kabar angin ini tersebar cepat di media sosial Twitter dan Facebook. Faktanya, sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mengobati atau mencegah virus corona terbaru.
8. Mitos: thermal scanners akurat deteksi pengidap virus Corona (Covid-19)
Sejak virus Corona (Covid-19) masuk ke Indonesia, orang-orang pun berbondong-bondong membeli Thermal Scanners. Mereka memiliki alasan katanya Thermal Scanners ini bisa mendeteksi pengidap virus Corona. Sebenarnya, kabar ini merupakan hoaks virus Corona lainnya yang tidak perlu kamu percaya.
Faktanya: thermal scanners untuk mendeteksi penderita demam
Thermal scanners efektif sebenarnya berfungsi untuk mendeteksi orang yang mengalami demam (memiliki suhu tubuh lebih tinggi daripada normal), karena infeksi dengan virus Corona baru. Namun, alat ini tidak dapat mendeteksi orang yang terinfeksi, tetapi belum mengalami demam. Alasannya, karena dibutuhkan antara dua hingga sepuluh hari sebelum orang yang terinfeksi menjadi sakit dan mengalami demam.
9. Mitos: sinar matahari dapat membunuh virus Corona
Beredar informasi di media sosial yang menyebut menjemur badan di bawah sinar matahari dapat membunuh virus Korona tipe baru (covid-19). Informasi yang sama juga beredar melalui pesan beranti WhatsApp. Lantas kira-kira bagaimana faktanya?
Faktanya: tidak ada bukti sinar matahari dapat membunuh virus Corona (Covid-19)
Setelah ditelusuri, klaim bahwa menjemur diri di bawah sinar matahari dapat membunuh virus Corona adalah mitos. Tidak ada bukti ilmiah yang menguatkan klaim tersebut. Dilansir situs pemeriksa fakta politifact.com, melalui artikel berjudul “No, sunlight has not been proven to kill coronavirus” menyebutkan Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) tidak yakin bahwa matahari atau suhu panas akan memengaruhi Covid-19. Dokter dan peneliti CDC Nancy Messionnier mengatakan bahwa terlalu dini untuk menganggap panas dan sinar matahari akan meredam virus. Karena mereka pun belum melewati satu tahun pun dengan patogen tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun CDC juga faktanya tidak pernah memasukkan paparan sinar matahari sebagai metode untuk mencegah virus Corona. Faktanya, pada halaman web “Mitosbusters” -nya, WHO mengatakan Covid-19 dapat ditularkan di semua iklim, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab.
10. Mitos: hand sanitizer lebih baik daripada sabun dan air
Demi mencegah penularan virus Corona (Covid-19), kebanyakan orang pun berbondong-bondong untuk membeli hand sanitizer dan menggunakannya sebagai pencuci tangan. Lantas benarkah kabar bahwa hand sanitizer lebih baik daripada kita langsung mencuci tangan dengan sabun dan air? Jawabannya adalah mitos.
Faktanya: mencuci tangan dengan sabun dan air lebih efektif dibandingkan hand sanitizer
Meski keduanya sama-sama mampu mencegah virus, namun nyatanya antara sabun dan hand sanitizer memiliki pola kerja yang berbeda. Faktanya, sabun ternya tidak bisa membunuh kuman, melainkan hanya memisahkan kuman dari tangan seperti halnya membersihkan minyak dari piring. Hal ini tentu berbeda dengan hand sanitizer yang dinilai hanya menetralkan bakteri dan dan tidak membersihkannya dari tangan sehingga bisa muncul kembali. Menurut Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) saat mencuci tangan, kita juga perlu membersihkannya dengan detail agar kuman, virus, dan bakteri bisa terbunuh dengan cara berikut:
- Basahkan kedua tangan dengan air bersih mengalir, matikan keran, lalu tuang sabun secukupnya
- Gosok kedua tangan, dan pastikan menggosok sela-sela jari, kedua punggung tangan, dan di bawah kuku
- Kaitkan seluruh jari dengan telapak saling menyentuh, dan gosok bagian dalam, bergantian dua sisi tangan
Nah, itulah 10 mitos dan fakta seputar virus Corona (Covid-19) yang bisa Mamikos rangkumkan. Bila kamu mencurigai diri kamu atau orang terdekat memiliki gejala terinfeksi virus Corona, segera bawa ke dokter ya. Semoga saja informasi di atas dapat kamu manfaatkan dengan baik ya. Oh iya, buat kamu yang berencana ingin merantau ke luar kota untuk menempuh pendidikan, maka jangan lupa untuk download aplikasi Mamikos di ponsel kamu ya! Di aplikasi Mamikos kamu akan dengan mudah menemukan informasi seputar kost-kostan, sewa apartemen, hingga sewa rumah kontrakan dengan mudah yang bisa menjadi tempat tinggal kamu nantinya.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idaman mu:
- Kost dekat kampus UI Depok
- Kost dekat kampus UNINDRA Jakarta Selatan
- Kost dekat kampus UNDIP Semarang
- Kost dekat kampus UGM Yogyakarta
- Kost dekat kampus UNY Yogyakarta
- Kost dekat kampus UMY Yogyakarta
- Kost dekat kampus ITB Bandung
- Kost dekat kampus ITS Surabaya
- Kost dekat kampus Atma Jaya Jakarta
- Kost dekat kampus UNJ Jakarta
- Kost dekat kampus UBAYA Surabaya
- Kost dekat kampus UNPAD Dipatiukur
- Kost dekat kampus STAN Jakarta
- Kost dekat kampus IPB Bogor
- Kost dekat kampus UPI Bandung
- Kost dekat kampus UIN Jakarta
- Kost dekat kampus UIN Yogyakarta
- Kost dekat kampus UNAIR Surabaya
- Kost dekat kampus ITS Surabaya
- Kost dekat kampus UNESA Surabaya
- Kost dekat kampus UIN Surabaya
- Kost dekat kampus UNHAS Makassar
- Kost dekat kampus UKI Paulus Makassar
- Kost dekat kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
- Kost dekat kampus Universitas Fajar Makassar
- Kost dekat kampus STMIK Dipanegara Makassar
- Kost dekat kampus lainnya…