Bacaan Niat Ganti Puasa Ramadhan 2024 Beserta Tata Cara dan Ketentuannya dalam Islam
Puasa adalah salah satu ibadah wajib yang rutin dilakukan oleh para umat muslim dalam satu bulan. Waktu dimana orang-orang melaksanakan ibadah puasa disebut bulan Ramadhan.
Orang yang berpuasa berarti dia tidak akan makan atau minum mulai dari subuh sampai maghrib. Di Indonesia sendiri ibadah puasa dilakukan oleh mayoritas masyarakat setiap tahunnya.
Setiap orang pastinya ingin puasanya lancar selama satu bulan penuh, sehingga tidak perlu menggantinya di kemudian hari.
Namun, ada beberapa halangan yang tidak terduga sehingga membuat beberapa di antara mereka akhirnya tidak bisa berpuasa.
Puasa yang terlewat bisa diganti dan kamu harus memahami niat ganti puasa Ramadhan.
Mengganti puasa di kemudian hari memang wajib dilakukan untuk mengganti hari-hari dimana kita tidak bisa melaksanakan ibadah puasa.
Mengganti puasa bisa dilakukan kapan saja sampai batas akhir sebelum bulan Ramadhan yang akan datang.
Jika memang kamu pernah tidak puasa, maka kamu bisa menggantinya sesegera mungkin dengan memperhatikan niat dan tata cara yang benar.
Niat Mengganti PuasaRamadhan
Daftar Isi
Daftar Isi
Niat untuk mengganti puasa di kemudian hari sedikit berbeda dengan niat untuk puasa di bulan Ramadhan.
Hal tersebut dikarenakan tujuan dari kegiatan puasa yang kita lakukan berbeda, sehingga niatnya pun berbeda. Niat untuk mengganti puasa
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhaa’I fardhi syahri Ramadhāana lillââhi ta‘ââlââ
Artinya:
“Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah Ta’ála.”
Ketentuan dan Tata Cara Mengganti Puasa Ramadhan
Tata cara untuk mengganti puasa yang terlewat tidak terlalu rumit atau bahkan bisa dikatakan cukup sederhana. Berikut ini adalah ketentuan dan tata cara mengganti puasa yang terlewat :
1. Menghitung Hari Ketika Kita Tidak Puasa
Yang pertama adalah menghitung hari dimana kita tidak berpuasa selama bulan Ramadhan.
Kamu wajib mengingat jumlah hari dimana kamu tidak melaksanakan ibadah puasa karena nantinya kamu wajib mengganti puasa dengan jumlah hari yang sama sebelum bulan Ramadhan yang selanjutnya.
Jika kamu tidak berpuasa selama 8 hari, maka kamu wajib mengganti puasa selama 8 hari.
Meskipun begitu, ternyata ada kasus dimana seseorang melupakan jumlah hari dimana dia tidak berpuasa di bulan Ramadhan.
Untuk kasus seperti ini, maka dia harus mengganti puasa sesuai dengan yang diingatnya secara samar-samar.
Contohnya adalah jika kamu ragu apakah kamu tidak puasa selama 3 hari atau 4 hari, maka kamu wajib mengambil jumlah yang paling banyak.
2. Segera Mengganti Puasa Sebelum Ramadhan Tiba
Yang kedua adalah mengganti puasa sebelum bulan Ramadhan berikutnya tiba. Perlu diingat apabila kamu melewatkan puasa dalam beberapa hari, maka kamu harus segera menggantinya di kemudian hari.
Namun, ada juga pendapat lain yang menganggap bahwa penggantian puasa bisa dilakukan kapan saja meskipun Ramadhan tiba. Yang penting kamu harus hafal niat ganti puasa Ramadhan.
3. Bisa Dilakukan Secara Tidak Berurutan
Yang ketiga adalah mengganti puasa bisa dilakukan dalam hari yang tidak berurutan. Kita bisa mengganti puasa dalam hari yang terpisah, namun jumlah hari puasa pengganti haruslah dipenuhi.
Hal ini tentunya berbeda dengan puasa di bulan Ramadhan dimana kita semua berpuasa dalam waktu yang berurutan selama 1 bulan penuh.
4. Diperbolehkan Menggabungkan Dengan Puasa Sunnah
Yang keempat adalah kamu boleh menggabungkan puasa pengganti dengan puasa sunnah. Hal ini dijelaskan di dalam situs resmi NU dan di kitab Fathul Mu’in.
Menggabungkan puasa pengganti dan puasa sunnah tentunya memberikan kita lebih banyak kebaikan dalam satu waktu. Maka dari itu, saat ini ada sebagian orang yang niat ganti puasa Ramadhan di hari-hari puasa sunnah.
Itulah ketentuan dan tata cara mengganti puasa yang terlewat di bulan Ramadhan. Pastikan kamu benar-benar memahami ketentuan tersebut supaya nantinya kamu bisa mengganti puasa dengan sah.
Selain ketentuan dan tata cara mengganti puasa, kamu juga harus memahami kondisi yang diperbolehkan bagi kamu untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan.
Orang-Orang yang Tidak Diwajibkan Berpuasa
Ada beberapa orang yang tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa di bulan Ramadhan :
1. Orang Sakit
Yang pertama adalah orang yang sedang sakit. Kondisi tubuh yang sedang tidak sehat bisa menjadi penyebab seseorang tidak wajib untuk puasa di bulan Ramadhan.
Apabila penyakit yang diderita seseorang masuk ke level yang berbahaya, maka dia diharamkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan karena bisa membahayakan tubuhnya.
Sedangkan untuk penyakit yang sekiranya ringan dan tidak memberikan dampak besar bagi tubuh, kita masih diizinkan untuk berpuasa.
Namun, apabila ternyata penyakit tersebut bisa memberikan dampak buruk ketika kita berpuasa, maka kita diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa terlebih dahulu sampai benar-benar sembuh.
Selain itu, orang-orang yang sedang menjalani pengobatan dan diharuskan mengonsumsi obat-obatan secara rutin juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Orang-orang yang sedang dalam kondisi seperti ini tentunya sangat membutuhkan obat-obatan setiap hari dalam jangka waktu tertentu sehingga cukup mengkhawatirkan apabila berpuasa di bulan Ramadhan.
2. Musafir
Yang kedua adalah para musafir. Musafir adalah orang-orang yang sedang menempuh jarak jauh untuk mendatangi suatu daerah.
Jadi, apabila kamu memang harus menempuh jarak yang jauh maka kamu diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Dengan begitu, kamu harus mengganti puasa yang terlewat dengan membaca niat ganti puasa Ramadhan di kemudian hari.
3. Memasuki Usia Lanjut
Yang ketiga adalah seseorang yang memasuki usia lanjut. Apabila seseorang memasuki usia lanjut tentunya kondisi tubuhnya akan menjadi semakin melemah.
Maka dari itu, mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadhan. Sebagai gantinya, mereka diharuskan membayar fidyah.
Fidyah yaitu memberikan sejumlah makanan atau bahan makanan kepada orang miskin.
4. Ibu Hamil
Yang keempat adalah ibu hamil. Ibu hamil tidak diwajibkan untuk berpuasa karena dikhawatirkan mengganggu perkembangan bayi di dalam kandungannya.
Selain itu, apabila ibu hamil berpuasa dikhawatirkan membuatnya semakin lemas sepanjang hari. Sebagai gantinya, wanita yang sedang hamil bisa mengganti puasa di kemudian hari.
5. Ibu Menyusui
Yang kelima adalah ibu menyusui. Ibu menyusui tentunya membutuhkan nutrisi ekstra agar ASI bisa mengalir dengan lancar. Selama masa menyusui, wanita diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan.
Sebagai gantinya, mereka bisa mengganti puasa yang terlewat di kemudian hari dengan membaca niat ganti puasa Ramadhan.
6. Menstruasi
Yang keenam adalah wanita yang sedang menstruasi. Untuk wanita yang memang sedang menstruasi, maka dia dilarang untuk ikut berpuasa di bulan Ramadhan.
Sampai menstruasi benar-benar berhenti, mereka tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Sebagai gantinya, mereka bisa membayar puasa setelah bulan Ramadhan.
Itulah beberapa kondisi dimana seseorang tidak diperbolehkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Jika kamu adalah salah satunya, maka kamu bisa mengganti puasa yang terlewat di hari-hari berikutnya.
Pastikan kamu menghafal niat ganti puasa Ramadhan, karena hal tersebut termasuk ke dalam tata cara mengganti puasa yang terlewat di bulan Ramadhan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: