Nonton Film A Holy Betrayal 2023 Kualitas HD bukan LK21, Bioskopkeren, Indoxxi
Nonton Film A Holy Betrayal 2023 Kualitas HD bukan LK21, Bioskopkeren, Indoxxi – Baru-baru ini jagad media sosial tengah diramaikan dengan perilisan serial terbaru berjudul In the Name of God: A Holy Betrayal.
Dokumenter terbaru dari Netflix ini akan mengupas sisi gelap para pemimpin kultus di Korea Selatan yang mengaku sebagai nabi. Seperti apa kisahnya? Kamu bisa ulik sinopsis selengkapnya dalam artikel ini.
Bocoran Sinopsis dan Info Nonton In the Name of God: A Holy Betrayal
Daftar Isi
Daftar Isi
Seperti
dokumenter pada umumnya, In the Name of God: A Holy Betrayal diambil dari kisah
nyata. Serial dokumenter yang satu ini dinilai kontroversial karena
menceritakan sekte sesat di Korea Selatan.
Saking kontroversialnya, In the Name of God: A Holy Betrayal sempat mengalami penundaan penayangan karena dituntut oleh tokoh yang dikisahkan dalam serial dokumenter tersebut.
Hingga akhirnya pada 2 Maret 2023, Pengadilan Korea menolak permintaan sekte agama Christian Gospel Mission (dikenal juga dengan Jesus Morning Star/JMS) yang meminta untuk menghentikan dirilisnya serial dokumenter yang mengisahkan tentang pemimpinnya terhadap MBC dan Netflix.
Finally, In the Name of God: A Holy Betrayal resmi tayang di platform streaming Netflix sejak Jumat, 3 Maret 2023.
Kini, serial dengan jumlah episode 8 ini berhasil menduduki peringkat atas di Netflix beberapa negara, salah satunya Indonesia.
Sinopsis
In the Name of God: A Holy Betrayal
In
the Name of God: A Holy Betrayal mengisahkan tentang empat sekte sesat atau
kultus yang pernah berdiri di Korea Selatan. Sebagian dari kultus tersbeut bahkan
masih ada yang beroperasi hingga sekarang.
Bahkan,
ketua dari kultus tersebut juga ada pula yang masih bebas berkeliaran. Namun,
salah satu satu kasus dari kultus tersebut masih bergulir di pengadilan.
Serial dokumenter Netflix terbaru ini terdiri atas delapan episode, di mana sebagian episode mengisahkan tentang satu persatu sekte sesat tersebut.
Di antaranya adalah Jesus Morning Star (JMS), Lima Samudra, Taman Bayi (Baby Garden), dan Gereja Manmin. Keempat kultus tersebut dipimpin oleh ketua kultus yang tak jarang bertindak kejam memperlakukan pengikutnya.
Di era 1970-an, ketidakstabilan ekonomi dan situasi sulit membuat sekte kian populer di Korea Selatan.
Selain itu, penyebaran sekte-sekte di Korea Selatan semakin mudah karena banyak dari warganya yang tidak percaya atau tidak menganut agama tertentu.
Episode
pertama hingga ketiga dokumenter ini akan fokus mengulik kisah sekte JMS. Kemudian,
episode keempat akan mengisahkan pembunuhan sadis 32 orang dalam sekte Lima
Samudra.
Kisah sekte berikutnya, yakni Taman Bayi (Baby Garden) akan dikupas tuntas dalam episode kelima hingga keenam. Sedangkan, dua episode terakhir dikemas untuk mengisahkan sekte Gereja Pusat Manmin.
Jesus Morning Star (JMS)
Kisah dokumenter ini semakin menarik karena para korban turut memberikan cerita dari sisi mereka.
In The Name of God: Holy Betrayal dibuka dengan narasi yang cukup kuat berisi percakapan antara seorang pria dan wanita yang vulgar, usai melakukan hubungan seksual.
Namun tak disebutkan konteks audio ini apakah rekaman asli atau reka ulang, atau siapa sosok di balik suara tersebut.
Tak lama kemudian tampak seorang wanita muda bernama Maple atau Jeong Soo Jeong yang terlihat beruraian air mata.
Maple diperkenalkan sebagai salah satu korban dari Jung Myung Seok, seorang pemimpin kultus kontroversial JMS di Korea Selatan.
Dalam satu menit pertamanya, serial dokumenter yang satu ini sudah terang-terangan menjelaskan tentang hal yang akan diutarakan dalam kepingan pertamanya.
Jung Myung Seok disebut-sebut sudah memanfaatkan ajaran agama dan mengaku-aku sebagai seorang Mesias.
Tak cuma puja-puji dari para pengikutnya, ia bahkan juga mengincar “mahkota” para wanita pengikutnya
Sejak awal, kelompok yang diincar oleh JMS adalah para mahasiswa, tak terkecuali dari universitas top di Korea Selatan.
Gaya ceramah hingga posisi pengikutnya yang dianggap keren dan terpelajar, membuat semakin banyak orang tertarik masuk dalam kultus sesat ini.
Para korban dan mantan pengikutnya baik yang sudah diwawancara secara langsung atau dinarasikan orang lain mengungkapkan kesaksian yang mengejutkan saat menghadapi pelaku mesum berkedok agama ini.
Menariknya, tak cuma penuturan ulang soal peristiwa masa lalu saja, film dokumenter ini juga menelaah kembali pemikiran dan perspektif mereka di masa lalu.
Dalam retrospeksinya, para mantan pengikut JMS mengutarakan apa saja alasan yang menyebabkan mereka bisa terjerumus hingga membela habis-habisan dan rela menyerahkan segala milik mereka kepada Jung Myung Seok.
Hal ini tentu bisa memberikan perspektif baru kepada penonton, soal teka-teki alasan mengapa orang-orang dengan mudahnya bisa terjebak dalam sebuah sekte sesat tersebut.
Selain itu, film dokumenter ini juga menghadirkan pula orang-orang yang dianggap sebagai “setan” oleh pihak JMS.
Mereka tak lain adalah orang-orang yang dengan berani mengungkap borok Jung Myung Seok, meski harus mempertaruhkan keselamatan dirinya dan keluarga.
Lima Samudra
Lima Samudra adalah suatu perusahaan kerajinan dengan skala cukup besar yang sudah biasa menerima penghargaan dari pemerintah.
Lima Samudra atau Oh Daeyang dipimpin oleh seorang wanita paruh baya bernama Kim Soon Ja.
Selain
memiliki perusahaan kerajinan, Lima Samudra juga diketahui punya yayasan yang
menampung sejumlah anak-anak yang membutuhkan. Mereka membangun gedung sekolah
dan memberikan fasilitas yang memadahi.
Semua
kebutuhan atau fasilitas sangat diperhatikan oleh Lima Samudra, bahkan yayasan ini
memberikan kaus kaki dengan merek kenamaan untuk anak-anak sekolah. Tak heran
jika anak-anak yang bersekolah di situ sangat segan dan kagum terhadap Kim Sun
Ja.
Narasumber
bernama Kim Soo An dalam dokumenter In The Name of God: Holy Betrayal sempat
menelusuri tempat tersebut. Ia mengakui bahwa kehidupan anak-anak yang
bersekolah di sana tergolong mewah.
Salah satu siswa bahkan mengungkapkan bahwa tidak ada sosok seperti Kim Sun Ja di dunia ini, selain dirinya.
Murid laki-laki lainnya juga dengan lantang menyanyikan lagu Lima Samudra. Ketika wartawan menanyakan apakah mereka paham dengan makna dari lagu tersebut, anak itu justru tertegun.
Masalah
datang ketika seseorang ingin bertemu Kim Sun Ja, pemimpin Lima Samudra. Kim
Sun Ja sangat sulit ditemui bahkan bagi para pegawai. Rupanya, Kim Sun Ja
ditemukan di atap bersama beberapa kelompok dalam keadaan tidak bernyawa dan
sebagian besar mati akibat tercekik.
Taman Bayi (Baby Garden)
Taman
Bayi atau Baby Garden adalah kultus yang dipimpin oleh wanita bernama Kim Ki
Soon. Sosok paruh baya tersebut diduga merupakan pengikuti seorang pendeta.
Karie
Kim Ki Soon sebagai pemuka agama di mulai ketika pendeta yang ia ikuti selama
ini pemuka agama. Untuk menyelamatkan jemaatnya, Kim Ki Soon bertekad untuk
menggantikan sosok pendeta tersebut.
Alih-alih mengarahkan ke jalan yang benar, Kim Ki Soon malah berbuat menyimpang dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai sosok Tuhan.
Dalam kultus miliknya, orang-orang yang tergabung tidak hanya berperan sebagai pengikut biasa.
Melainkan mereka harus mengerjakan sesuatu agar gereja tetap bisa beroperasi, mulai dari Bertani, memasak, menjual barang, hingga membersihkan lingkungan kultus Taman Bayi.
Salah
satu narasumber dalam dokumenter ini mengungkapkan, bahwa seluruh pengikut
kultus itu berperan sebagai pembantu Kim Ki Soon. Anehnya lagi, Kim Ki Soon
juga melarang adanya kisah cinta di antara pengikutnya.
Ketika dia merasa ada hal yang sudah menjurus ke sana, maka Kim Ki Soon akan membuat salah satu dari mereka tidak terlihat menarik.
Kekejaman sang pemuka kultus sesat ini terendus melalui kematian sejumlah pengikutnya yang disinyalir karena penganiayaan. Kim Ki Soon tak segan memukul hingga menghabisi nyawa anak-anak di bawah umur.
Usut demi usut, ternyata Kim Ki Soon menunjukkan ketertarikannya dengan sejumlah pengikut laki-laki muda yang menurutnya menarik.
Ia pun memanggil laki-laki tersebut satu-persatu untuk menemaninya setiap malam. Salah satu narasumber di dokumenter ini juga mengaku pernah diperlakukan demikian oleh Kim Ki Soon.
Hingga kini, ada salah satu unit usaha kultus ini yang masih beroperasi yakni perusahaan penyalur album musik KPop bernama Synnara.
Mengetahui berita tentang kultus sesat pemilik label musik tersebut, banyak penggemar yang berhenti membeli produk dari Synnara.
Gereja Pusat Manmin
Gereja Pusat Manmin adalah sekte sesat atau kultus terakhir yang dikisahkan dalam dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal.
Merupakan aliran Kristen yang dipimpin oleh pendeta bernama Lee Jaerock, Gereja Pusat Manmin suatu ketika meretas stasiun televisi MBC hingga menyebabkan kerugian.
Alih-alih meminta maaf, Gereja Pusat Manmin malah menolak berdamai dan menyerbu stasiun televisi.
Sekte ini tidak ragu untuk meneror sejumlah kru TV hingga mereka tidak bisa kembali ke rumah karena ketakutan.
Nama Lee Jaerock semakin naik daun karena dipercaya bisa menyembuhkan orang sakit.
Proses penyembuhan yang ia lakukan pun berhasil ditonton banyak orang. Lee Jaerock pun mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan.
Kemampuan palsunya membuat ia dipercaya banyak orang hingga bisa membawakan khotbah di Amerika.
Salah satu narsumber yang pernah menjadi pengikut Lee Jaerock mengaku ia rela banting tulang demi menjadi pengikutnya.
Info
Nonton In the Name of God: A Holy Betrayal
Buat kamu yang penasaran bagaimana empat orang tersebut melakukan kejahatannya lewat sekte yang mereka bangun, kamu bisa menonton In the Name of God: A Holy Betrayal di platform streaming Netflix.
Sudah tayang sejak 3 Maret 2023, serial dokumenter ini memiliki total 8 episode yang sudah dirilis secara bersamaan.
Serial dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal dinilai kontroversial karena berani mempublikasi kultus atau sekte sesat yang diangkat berdasarkan kisah nyata alias tanpa rekayasa.
Tidak tanggung-tanggung, dokumenter ini turut menghadirkan kesaksian dari korban dan mantan anggota masing-masing sekte.
Tidak
sampai disitu saja, In the Name of God: A Holy Betrayal yang diproduksi selama
lebih dari 3 tahun ini juga menyuguhkan secara detail berbagai kasus kekejaman
dan kekerasan yang dilakukan oleh pemimpin keempat sekte tersebut. Nah, kira-kira
masih berani untuk nonton nggak nih?
Itu tadi cuplikan sinopsis dan info nonton In the Name of God: A Holy Betrayal yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu semua.
Serial dokumenter yang satu ini sudah bisa kamu tonton sejak 3 Maret 2023 hanya di Netflix, ya! Jika kamu ingin mengulik serial terbaru lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: