Pekerja Keras atau Workaholic, Kamu Termasuk Yang Mana?

Pekerja Keras atau Workaholic, Kamu Termasuk Yang Mana? – Pekerja keras dan workaholic memang sulit dibedakan karena keduanya sama-sama berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Namun keduanya mempunyai perbedaan dalam menyikapi beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Kira-kira kamu termasuk pekerja keras atau workaholic? cek jawabannya di bawah ini.

Inilah Tandanya Kamu Pekerja Keras atau Workaholic

unsplash.com

Bekerja keras menjadi salah satu cara untuk menggapai kesuksesan. Namun, saking kerasnya seseorang bekerja, tak jarang akan mendapat julukan workaholic. Sesungguhnya menjadi seorang pekerja keras tidak sama dengan workaholic, lho.

Apa Bedanya Pekerja Keras dan Workaholic?

Banyak orang yang salah mengartikan istilah workaholic dan kerap menyamakan workaholic dengan pekerja keras. Padahal keduanya jelas memiliki perbedaan. Karena satu lebih bermakna positif, sedangkan yang lainnya menjurus pada sesuatu yang negatif. Di bawah ini adalah beberapa perbedaan antara pekerja keras dan workaholic.

  1. Waktu bekerja
    Umumnya, seseorang pekerja keras akan selalu memenuhi waktu kerja sesuai dengan kewajibannya. Misalnya, dalam sehari bekerja selama 9 jam per hari, maka Ia akan berusaha untuk menepati hal itu. Kebiasaan yang teratur ini membuat setiap kewajiban lain yang dimiliki dapat tetap berjalan. Berkebalikan dengan pekerja keras, workaholic akan terus bekerja tanpa memandang waktu.
    Seorang workaholic selalu menghabiskan waktunya dalam bekerja. Bahkan, tidak jarang mereka bekerja lebih dari jam yang diberikan. Hal ini kemudian juga akan berdampak pada kesehariannya. Salah satunya termasuk kewajiban lainnya yang mungkin terbengkalai.
  2. Perilaku kerja
    Selanjutnya, yang menjadi pembeda antara seorang pekerja keras dengan workaholic adalah adalah pemaknaan akan bekerja yang mendorong perilaku dalam bekerja itu sendiri. Seorang workaholic atau workaholism umumnya akan lebih mengarah kepada perilaku negatif akan bekerja. Sebagai mana arti harfiahnya, workaholic adalah pecandu kerja yang berarti bekerja sudah menjadi candu baginya. Seorang yang kecanduan artinya Ia sudah tidak bisa lagi mengontrol dirinya sendiri.
    Sedangkan pekerja keras lebih kepada perilaku positif akan etos kerja yang tinggi. Pekerja keras bekerja secara serius untuk menghasilkan kualitas sebaik mungkin dengan tetap mengontrol diri, kapan bekerja dan kapan beristirahat. Pada akhirnya, perilaku pekerja keras tidak begitu berdampak pada kesehatan dirinya.
    Dalam artikel di Harvard Business Review mengungkapkan bahwa workaholic memiliki dorongan kompulsif batin untuk bekerja, berpikir tentang bekerja terus menerus, serta merasa bersalah dan gelisah ketika tidak bekerja. Efeknya, penelitian menunjukkan bahwa workaholism lebih cenderung mengalami keluhan kesehatan, meningkatkan risiko sindrom metabolik, masalah tidur, masalah sinisme, emosional, hingga depresi. Sebagaimana dalam artikel yang sama dari Harvard Business Review, penelitian menunjukkan bahwa seorang pekerja keras yang bekerja berjam-jam tetapi tidak mengalami masalah akan kesehatan, mereka bisa tidur pulas dan di pagi hari tetap merasa segar.
  3. Tidak ada batasan bekerja
    Berkaitan dengan waktu bekerja, seorang pekerja keras akan tetap memikirkan batasan-batasan kerjanya. Salah satu contohnya adalah ketika hari libur tiba. Di hari libur, seorang pekerja keras tetap akan memanfaatkan waktunya untuk beristirahat. Tujuannya adalah agar di hari saat masuk kerja, performanya tidak menurun dan tetap dapat menjaga kesehatannya.
    Berbanding terbalik dengan pekerja keras, seorang workaholic justru akan merasa gelisah jika libur dan tidak ada pekerjaan. Bukannya beristirahat dan memanfaatkan waktu untuk refreshing, Ia justru akan mencari pekerjaan yang bisa dilakukan. Akibatnya, performa pekerjaannya bisa saja menurun dan tidak maksimal ke depannya.
  4. Efektivitas dan efisiensi dalam bekerja
    Tiap orang tentunya akan selalu mengusahakan untuk dapat mengerjakan job list dengan maksimal. Jadi sebenarnya tidak ada yang dapat dikategorikan jelek dan bagus. Hanya saja, ada perbedaan hasil pekerjaan antara pekerja keras dengan workaholic. Bukan dalam artian jelek dan bagus, namun pekerja keras akan memiliki hasil yang lebih baik.
    Anggap saja ada pekerjaan yang harus diselesaikan dalam seminggu, maka seorang pekerja keras akan berusaha sebaik mungkin tanpa harus mengorbankan jam-jam kesehariannya hanya untuk bekerja. Dalam kata lain pekerja keras dapat mengatur waktunya dan tetap pada aturan jam kerja harian. Namun, seorang workaholic akan berusaha meyelesaikan tanpa memikirkan waktu-waktu yang telah Ia habiskan dalam sehari. Dari situ kemudian akan terlihat bahwa efektivitas bekerja dan efisiensi waktu pekerja keras lebih teratur dibandingkan workaholic.
  5. Perfeksionis
    Apakah kamu pernah memikirkan, siapa kira-kira yang lebih perfeksionis dalam bekerja antara seorang pekerja keras dan seorang workaholic? Ya, tentu saja workaholic bisa jauh lebih perfeksionis karena hidupnya didedikasikan untuk bekerja. Karakternya yang terlalu ambisius dan tak mau salah dalam mengerjakan tugas, menjadikan pekerjaannya begitu detail.
    Namun, hal ini tidak berarti seorang pekerja keras tidak bisa perfeksionis. Mereka tetap bisa berkarakter perfeksionis namun dalam kondisi yang lebih realistis. Pekerja keras menyadari betul akan tanggung jawabnya tetapi juga memahami kondisi dirinya sendiri.
  6. Tingkat ambisius dan ego yang tinggi
    Setiap orang tentunya memiliki rasa ambisius, bukan? Namun, di sini ada perbedaan antara ambisius pekerja keras dengan workaholic. Untuk workaholic biasanya mereka memiliki tingkat ambisius yang berbeda dalam memenuhi target-targetnya. Apabila targetnya tidak terpenuhi, maka Ia akan cenderung menjadi kecewa dan stres. Dari situ mulai la egonya muncul, di mana ego ini nantinya akan membuat seorang workaholic melakukan berbagai hal yang hanya untuk dirinya.
    Berbeda dengan workaholic, seorang pekerja keras akan lebih realistis namun tetap berusaha yang terbaik. Jika targetnya belum tercapai, Ia akan mencari letak kesalahannya dan segera memperbaikinya. Ia juga akan lebih menikmati proses dan terus belajar untuk menjadi lebih berkembang dan hasil lebih baik lagi.
  7. Kemampuan bersosialisasi
    Tak berkaitan dengan sifat intovert atau ekstrovert, kemampuan bersosialisasi yang dimaksudkan adalah kearifan dalam membagi waktu kapan bekerja dan kapan berinteraksi dengan teman atau keluarga. Bagi seorang workaholic, hidupnya adalah bekerja dan tidak ada hal lain yang lebih penting dari itu. Jadilah seorang workaholic hampir tidak pernah bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.
    Tentu berbeda dengan seorang pekerja keras. Seorang pekerja keras bisa begitu fokus mengerjakan tugas, tetapi tetap bisa meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Hal ini kembali berkaitan dengan kemampuannya mengelola waktu sehingga pekerjaan bisa dikerjakan sesuai porsinya.

Ciri-ciri Seorang Pekerja Keras

Menjadi pekerja keras bukanlah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya Konsistensi dan ketekunan adalah kualitas dan karakteristik yang diasosiasikan dengan pekerja keras. Banyak orang yang memiliki kedua aspek tersebut, tetapi kamu baru bisa dianggap pekerja keras jika mau berusaha dan berdedikasi dengan memanfaatkan potensi terbaik. Di bawah ini adalah ciri-ciri para pekerja keras:

  1. Selalu berusaha melawan rasa malas yang datang
    Seorang pekerja keras bukannya tidak pernah merasa malas. Adalah wajar jika sewaktu-waktu rasa malas datang menghampiri, hal yang penting adalah bagaimana cara menyikapinya. Orang yang pemalas akan membiarkan saja rasa malas tersebut merasukinya hingga menghambat aktivitasnya. Namun, tidak demikian halnya dengan seorang pekerja keras.
    Saat rasa malas melanda, seorang pekerja keras tidak akan diam saja. Ia akan melakukan berbagai cara supaya rasa malas itu bisa segera pergi, misalnya dengan mencari spot bekerja yang seru dan tidak biasa. Dengan demikian rasa malas itu bisa segera hilang dan berganti dengan motivasi untuk kembali bekerja keras.
  2. Mudah bekerjasama
    Seorang pekerja keras cenderung bersikap proaktif dalam bekerjasama. Sehingga membuat bekerjasama dengan seorang pekerja keras akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Karena inisiatif tinggi yang dimilikinya, pekerjaan akan terasa lebih ringan dikerjakan bersama-sama.
    Bagi pekerja keras, keberhasilan tim adalah keberhasilan pribadi juga. Reputasi sebagai seorang profesional juga pasti akan terangkat jika mereka berperan penting dalam kesuksesan kolektif tersebut. Tidak hanya memikirkan reputasi pribadi, mereka juga sangat suportif dengan rekan satu tim.
    Seorang pekerja keras akan dengan senang hati membantu teman yang kesulitan dalam pekerjaannya. Mereka juga berkenan mengajarkan suatu kemampuan baru pada orang lain. Menurut mereka kesuksesan tidak hanya milik diri sendiri, membantu orang lain meraih kesuksesan juga merupakan salah satu bentuk kesuksesan itu sendiri.
  3. Mempunyai tujuan yang jelas
    Jika kita tidak memiliki tujuan, kita bisa berakhir di tempat yang tidak diinginkan. Orang yang bekerja keras memiliki tujuan yang sangat jelas, sehingga Ia bisa menentukan prioritas dengan tepat. Makanya, seorang pekerja keras akan cenderung menginvestasikan waktunya untuk melakukan hal-hal penting yang jadi prioritas teratas. Sehingga hasil yang dicapai juga memiliki dampak yang besar terhadap bisnisnya.
  4. Berupaya menggunakan waktu seefisien mungkin
    Salah satu ciri-ciri yang dimiliki para pekerja keras adalah menghargai waktu. Mereka juga memahami bahwa waktu bukan hanya milik mereka sendiri. Hal inilah yang membuat mereka selalu termotivasi untuk tepat waktu dan disiplin dalam memenuhi janjinya dengan orang lain.
    Mungkin, bagi kebanyakan orang, terlambat beberapa menit bukanlah sesuatu yang berarti. Namun bagi para pekerja keras, keterlambatan menunjukkan sifat tidak profesional dan membuatnya diremehkan oleh orang lain. Pekerja keras tidak ingin menyiakan waktu yang dimilikinya sedikitpun. Waktu senggangnya bahkan dimanfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang produktif seperti membaca.
  5. Memiliki rasa inisiatif yang tinggi
    Para pekerja keras juga umumnya memiliki rasa inisiatif yang tinggi. Saat kamu bekerja sama dengan mereka, pekerja keras akan langsung mengerjakan apa yang ia bisa terlebih dahulu. Jika mereka merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan, mereka juga tidak segan untuk bertanya pada rekam setim. Inisiatif tersebut akan sangat berharga bagi tim kamu.
    Hal yang sama juga diterapkan pekerja keras dalam urusan pribadi. Mereka selalu berinisatif tinggi mencari kesempatan untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan mereka. Pekerja keras juga selalu proaktif untuk bertanya pada orang lain tentang kesempatan tersebut dan selalu berusaha melihat celah peluang di mana mereka bisa maju dan berkembang.
  6. Pantang menyerah
    Sekeras apapun kita berusaha, pasti akan selalu ada saja masalah yang sewaktu-waktu muncul. Masalah memang bisa diminimalisir, namun tidak bisa dihindari sepenuhnya. Sewaktu masalah timbul, seorang pekerja keras tidak akan mudah menyerah. Bagi mereka, masalah ada untuk dihadapi dan diselesaikan bukan lari sebelum menuntaskan. Ia tahu bahwa menyerah bukan solusi namun akan menghasilkan masalah baru, oleh karena itu jika kamu ingin menjadi pekerja keras maka pupuklah kebiasaan pantang menyerah.
  7. Sangat tekun dalam pekerjaan
    Para pekerja keras cenderung sangat tekun dalam hal apapun yang sedang dikerjakan. Saat mereka berkomitmen pada sesuatu, mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Apabila mereka menemukan suatu hambatan, maka mereka tidak menyerah semudah itu. Mereka selalu mencari cara untuk menyelesaikan masalah dan terus maju.
    Bagi para pekerja keras, kesuksesan tidak diraih dengan instan. Menikmati setiap naik dan turun perjuangan adalah bagian dari filosofi hidup mereka. Kamu adalah seorang pekerja keras sejati yang tak kenal kata menyerah jika memiliki sifat yang satu ini
  8. Dapat diandalkan
    Kamu bisa mengandalkan seorang pekerja keras dalam pekerjannya. Mereka selalu bersikap profesional agar dapat selalu diandalkan oleh rekan-rekan kerjanya. Pekerja keras ingin dirinya menjadi orang yang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang. Maka dari itu mereka akan selalu ada saat dibutuhkan dalam pekerjaan.
    Tidak hanya dalam pekerjaan, para pekerja keras biasanya juga bisa diandalkan dalam urusan lain. Seorang pekerja keras sangat memahami bagaimana beratnya menghadapi kesulitan dalam hidup. Oleh karena itu, mereka sangat ringan tangan dalam membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Bagi mereka menolong bukanlah urusan untung dan rugi semata.
  9. Selalu berusaha memperbaiki diri
    Karena manusia tidak ada yang sempurna, kita tentunya memiliki kekurangan. Termasuk dalam pekerjaan yang kita lakukan, pasti ada saja kesalahan yang terjadi. Semua orang mengalaminya, namun yang membedakan seorang pekerja keras dengan orang biasa adalah cara menyikapinya.
    Seorang pekerja keras biasanya akan untuk terus memperbaiki kekurangannya dan terus berkembang. Bahkan jika performanya tampaknya sudah maksimal pun, seorang pekerja keras tidak akan cepat puas. Ia akan tetap menganalisa hal-hal apa lagi yang masih bisa diperbaiki, sehingga kemampuannya akan senantias meningkat. Konsistensi dalam memperbaiki diri itulah yang suatu saat akan mengantarnya kepada kesuksesan.
  10. Memiliki motivasi sukses yang sangat besar
    Seorang pekerja keras juga memiliki motivasi sukses yang sangat besar dalam diri mereka. Dari motivasi diri tersebut, mereka selalu berusaha untuk jadi yang terbaik dalam hal yang mereka geluti. Pekerja keras tidak menunggu adanya iming-iming hadiah dari atasan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan karena mereka bekerja untuk tujuan besar yang mereka sudah tentukan sendiri. Namun saat merasa lelah atau bosan, mereka akan beristirahat sejenak untuk mengumpulkan motivasi diri kembali.

Ciri-ciri Seorang Workaholic

Istilah workaholic diperkirakan muncul pada pertengahan tahun 1960-an, pada saat era industrialisasi sedang gencar melanda ke seluruh penjuru dunia yang membawa pada perubahan kehidupan sosial dan ekonomi. Perubahan cara pandang ini membuat banyak orang berlomba-lomba mengejar kemakmuran ekonomi melalui industri. Selain itu, berbagai macam bentuk aktualisasi diri manusia pun mengalami pergeseran.
Bekerja yang sebelumnya dianggap untuk memenuhi kebutuhan hidup, sekarang menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan pengakuan diri. Karena itu, banyak orang yang menjadi workaholic alias kecanduan kerja, sehingga kehidupan pribadi seperti keluarga dan anak-anak terlupakan. Berbeda dengan seorang pekerja keras, berikut adalah ciri-ciri seorang workaholic:

  1. Terlalu perfeksionis dalam bekerja
    Seorang workaholic cenderung terlalu perfeksionis. Semua hal ingin dikontrol agar hasil kerja sempurna menurut standarnya. Sehingga tak heran, jika mereka akan menghabiskan banyak waktu untuk mengejar kesempurnaan. Seorang workaholic bekerja begitu ekstra agar mendapatkan hasil terbaik melebihi siapapun.
  2. Bekerja tak kenal waktu
    Bagi seorang workaholic, tak ada patokan jam yang pasti dalam bekerja. Walaupun dirinya terikat dalam sebuah perusahaan, bukan berarti dia akan sepenuhnya menurut dengan peraturan jam kerja yang ada. Tidak korupsi jam kerja, sebaliknya justru dirinya gemar menambah porsi pekerjaan. Tak jarang, walaupun sudah di rumah sekalipun, mereka tetap rajin mengecek tugas-tugasnya.
  3. Merasa tidak pernah puas
    Tentu saja, motivasi utama seseorang bekerja adalah untuk mendapatkan penghasilan. Begitu pula dengan seorang workaholic. Akan tetapi, materi yang berlimpah tak menjamin seorang workaholic bakal merasa puas. Meskipun sudah terhitung mapan, tetapi seorang workaholic akan tetap bekerja dengan giat.
  4. Depresi jika tujuan tak tercapai
    Seorang workaholic merasa sudah berusaha yang terbaik melebihi orang lain. Mereka begitu ambisius dan yakin dapat meraih tujuan mereka karena sudah bekerja sangat keras. Namun, saat hasil menunjukkan sebaliknya, ego seorang workaholic akan muncul. Seorang workaholic akan sulit menerima dan stress, sehingga mereka akan mudah menjadi depresi dan bisa nekat melakukan apapun agar target akhirnya tercapai.
  5. Malas berkumpul dengan keluarga
    Ciri lain seorang workaholic adalah memiliki pemikiran kumpul bersama keluarga adalah pemborosan waktu, maka ini sudah menjadi sinyal bahaya dan menjadi tanda pertama bahwa kamu adalah seorang ‘workaholic’. Momen berkumpul bersama keluarga seharusnya menjadi saat yang menyenangkan. Selain bisa melepaskan diri dari stres, kamu juga bisa mendapat interaksi sosial yang penting bagi kesehatan mental.
  6. Merasa kesulitan bila ditempatkan dalam sebuah kerja tim
    Seorang workaholic sering merasa kurang nyaman saat harus bekerja dalam sebuah tim. Karena Ia berpikir, orang lain akan kesulitan menyesuaikan diri dengan cara kerjanya. Di satu sisi dia ingin memimpin didepan, agar segala sesuatunya bisa berjalan sesuai kemauannya. Di samping itu, dia juga enggan ambil pusing membagi tugas pada rekan kerjanya, kalau semua bisa dia selesaikan sendiri.
    Memang, seorang workaholic lebih cocok kerja secara mandiri. Membiarkannya bekerja seorang diri, akan membuatnya lebih tenang dan fokus dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tak perlu merasa bersalah karena melimpahkan segala tugas padanya, sebab hal seperti ini yang bisa membuat seorang workaholic senang.
  7. Saat liburan selalu teringat dengan pekerjaan
    Semua orang tentunya sangat menantikan momen liburan bersama keluarga atau teman-temannya. Terlebih, setelah hampir tiap hari dijejali banyak pekerjaan yang menguras tenaga serta pikiran. Menikmati liburan bisa membuat badan kembali segar. Namun, bagi seorang workaholic, libur bukan momen yang ditunggu-tunggu.
    Walaupun sudah sampai di sebuah hotel yang mewah, atau menikmati sunset dari bibir pantai, tetap saja ada yang kurang. Hal ini diakrenakan pikiran seorang workaholic masih selalu tertuju pada pekerjaan. Maka tak heran, kalau bukan ketenangan jiwa yang dia dapatkan ketika liburan, melainkan resah dan terus-menerus memikirkan pekerjaan yang ditinggalkan. Rasanya seperti ingin segera pulang dan kembali bekerja.
  8. Suka mengambil banyak pekerjaan sekaligus
    Ciri terakhir seorang workaholic adalah gemar mengambil pekerjaan sekaligus. Sebab Ia merasa, tenaga juga pikirannya masih sangat longgar ketika mendapati pekerjaan yang sedikit sehingga masih bisa mengambil pekerjaan lain. Terkadang orang lelah sendiri melihat dia bekerja. Akan tetapi anehnya, dia justru merasa nyaman dengan kondisi tersebut.

Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu seputar ciri-ciri seorang pekerja keras atau workaholic. Kira-kira kamu masuk kategori yang mana nih, pekerja keras atau workaholic? Jika kamu merasa sebagai workaholic, mulailah mengubah cara kerja dan gaya hidup kamu dari sekarang ya. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, silahkan kunjungi situs Mamikos secara berkala.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah