Pendaftaran UT 2025/2026, Syarat, Biaya, Cara Daftar, dan Jadwal

Pendaftaran UT 2025/2026, Syarat, Biaya, Cara Daftar, dan Jadwal – Universitas Terbuka atau masyarakat biasa menyebutnya dengan nama UT merupakan salah satu pilihan untuk meneruskan pendidikan di perguruan tinggi Indonesia.

Memasuki tahun 2025, UT kembali membuka pendaftaran untuk calon mahasiswa baru.

Jika kamu tertarik untuk mengikutinya, di bawah ini Mamikos telah menyiapkan informasi penting mengenai pendaftaran UT 2025/2026 mulai dari syarat, biaya, cara daftar, hingga jadwal pelaksanaannya. 

Apa Itu UT?

Sebelum mencari tahu lebih jauh informasi mengenai pendaftaran UT 2025/2026, jika kamu ingin berkuliah di Universitas Terbuka, alangkah lebih baiknya untuk mengenal dengan baik apa itu UT terlebih dahulu.

Universitas Terbuka atau dikenal dengan singkatan UT adalah sebuah perguruan tinggi negeri ke-14 yang ada di Indonesia dan telah diresmikan sejak tanggal 4 September 1984 silam melalui Keputusan Presiden RI No. 41 Tahun 1984.

Berbeda dengan sistem pembelajaran di kampus-kampus umumnya, UT mengusung pembelajaran secara daring atau tidak tatap muka.

Saat ini, UT memiliki empat Fakultas yang menampung banyak program studi atau jurusan yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Matematika, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, dan terakhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

UT menyediakan banyak program studi untuk beragam jenjang pendidikan termasuk diploma, sarjana, magister, hingga doktor.

Selain berfokus pada perkuliahan, UT juga selalu menyelenggarakan program sertifikasi dan pelatihan untuk untuk meningkatkan skill mahasiswanya.

Beberapa program tersebut adalah Program Pendidikan Berkelanjutan (PPB), Program Pelatihan singkat dan Program Mata Kuliah Mandiri (PMKM). 

Awal mula pendirian UT dilatar belakangi oleh maraknya isu dalam dunia pendidikan. Di mana pada jaman dahulu, mutu dan kualitas serta daya tampung pendidikan tinggi di Indonesia cukup rendah.

Sebabnya, pada sekitar tahun 1970-an para guru dididik secara darurat melalui program yang singkat.

Hal ini dilakukan karena terbatasnya biaya dan mereka juga harus meninggalkan tugasnya sebagai guru jika harus menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

Melihat fenomena tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kemudian menyelenggarakan sebuah program Pendidikan Jarak Jauh PGSLP D2 kepada para guru di tingkat sekolah menengah tahun 1981 yang dinamai dengan “Program Belajar Jarak Jauh Proyek Pengembangan Pendidikan Diploma Kependidikan”.