Pendeknya Masa Kekuasaan Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal Disebabkan karena? Cek Selengkapnya
Pendeknya Masa Kekuasaan Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal Disebabkan karena? Cek Selengkapnya – Demokrasi Liberal adalah suatu sistem pemerintahan yang sempat dianut oleh bangsa Indonesia pada tahun 1950-1959.
Namun, selama sembilan tahun penerapannya terjadi ketidakstabilan politik dan hadirnya kabinet-kabinet dengan masa kekuasaan yang pendek.
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab dari pergantian kabinet yang terjadi terlalu sering ini? Berikut, penjelasannya.
Demokrasi Liberal dan Masa Kekuasaan Kabinet yang Pendek
Pendeknya masa kekuasaan kabinet yang terjadi pada saat Demokrasi Liberal disebabkan karena diterapkannya sistem multi partai, yang memungkinkan banyak partai terlibat dalam pemerintahan.
Tetapi, banyaknya partai yang terlibat membuat mereka lebih mementingkan kepentingan partainya sendiri daripada kepentingan bangsa. Hal tersebut memicu adanya persaingan yang tidak sehat antar partai.
Pada masa Demokrasi Liberal (Parlementer) kabinet yang dipimpin perdana menteri memiliki tanggung jawab kepada parlemen atau DPR, dan bukan kepada presiden yang berfungsi hanya sebagai kepala negara saja.
Tetapi, karena banyaknya benturan dari partai lain, kabinet pun tidak dapat melaksanakan programnya secara maksimal.
Selain itu, adanya mosi tidak percaya pada kabinet yang berkuasa menjadikan jatuhnya kabinet dan pergantian yang terlalu sering. Hal ini semakin memicu ketidakstabilan politik di Indonesia.
Kabinet-kabinet pada era Demokrasi Liberal pun memiliki masa jabatan yang singkat, seperti yang terlihat dari daftar setiap kabinet dan masa jabatannya di bawah ini.
1. Kabinet Natsir (6 bulan 15 hari)
2. Kabinet Sukiman (9 bulan 27 hari)
3. Kabinet Wilopo (1 tahun 2 bulan)
4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1 tahun 11 bulan 23 hari)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (6 bulan 19 hari)
6. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (11 bulan 19 hari)
7. Kabinet Juanda (2 tahun 2 bulan 26 hari)
Ada pula beberapa dampak yang ditimbulkan dari pergantian kabinet di masa Demokrasi Liberal, yaitu:
1. Daerah menjadi terabaikan
2. Terhambatnya pemilu pada tahun 1955
3. Keluarnya Dekrit Presiden
Ketidakstabilan politik inilah yang akhirnya membuat sistem Demokrasi Liberal berakhir. Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno pun mengeluarkan Dekrit Presiden yang mengakhiri masa Demokrasi Liberal, dan kemudian berlanjut dengan era Demokrasi Terpimpin.
Penutup
Itu dia, sebab dari pendeknya masa kekuasaan setiap kabinet yang pernah memimpin pada masa Demokrasi Liberal. Semoga informasi ini bermanfaat untukmu, ya.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: