8 Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia dalam Berbagai Bidang beserta Buktinya
8 Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia dalam Berbagai Bidang beserta Buktinya – Berdasarkan sejumlah catatan kuno, disebutkan bahwa Hindu-Buddha pernah berkembang pesat di Indonesia. Setidaknya mulai dari abad V M sampai dengan abad XV M pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia sangatlah kuat.
Dalam rentang waktu yang hampir seribu tahun lamanya itu, tentu banyak terjadi akulturasi budaya antara tradisi dan budaya asli Indonesia dengan budaya Hindu-Buddha.
Nah, dalam artikel ini Mamikos akan memberikan kamu informasi tentang pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia lengkap dengan contohnya. Perhatikan baik-baik, ya!
Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia dalam Berbagai Bidang
Daftar Isi
Daftar Isi
Di bawah ini adalah beberapa pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
1. Seni Bangunan (Arsitektur)
Candi adalah bangunan suci atau kuil yang memiliki makna dan fungsi religius dalam kepercayaan Hindu-Buddha.
Secara arsitektur, candi adalah struktur bangunan batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan dan ritual keagamaan.
Candi-candi ini merupakan peninggalan budaya yang khas dari masa Hindu-Buddha di Indonesia, serta menjadi simbol penting dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia.
Bangunan candi ini sering kali menjadi pusat kegiatan keagamaan, kebudayaan, dan sosial di masyarakat setempat di masa lalu.
Selain sebagai tempat ibadah, candi juga seringkali memiliki fungsi sebagai pusat pendidikan, tempat persembahan bagi dewa-dewi, dan sebagai tempat pemakaman bagi raja-raja dan keluarga kerajaan.
Maka dari itu, pembangunan sebuah candi biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran relief yang menggambarkan cerita-cerita dari mitologi Hindu-Buddha.
Secara umum, bahan utama yang digunakan dalam pembangunan candi di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yakni dari bata merah dan batu andesit.
Selain itu, bangunan candi Indonesia bila dilihat dari unsur keagamaan yang melatarbelakangi pembangunannya dapat dibedakan menjadi dua, yakni candi beraliran Hindu dan candi beraliran Buddha.
Candi beraliran Buddha biasanya memiliki relief dengan kisah-kisah tentang Buddha dan terdapat stupa di dalam bangunan candi.
Sementara candi beraliran Hindu biasanya memiliki relief dengan kisah-kisah dalam agama Hindu atau dewa-dewa dalam agama Hindu dan memiliki lingga-yoni di dalam bangunan candi.
2. Seni Rupa dan Seni Ukir
Sejak zaman pra-sejarah masyarakat Indonesia telah memiliki kemampuan untuk membuat karya berupa lukisan dan ukiran dengan kualitas yang mengagumkan.
Salah satu bukti yang hingga sekarang bisa dilihat keberadaannya adalah lukisan langit-langit gua yang ada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Seiring dengan perkembangan zaman dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia, secara tidak langsung turut menambah daya kreativitas yang dimiliki masyarakat Indonesia.
a. Arca
Di masa Hindu-Buddha seni pembuatan arca di Indonesia mengalami masa keemasannya. Pada masa ini banyak sekali arca-arca yang dibuat untuk kebutuhan pemujaan.
Biasanya arca-arca ini akan diletakkan pada tempat-tempat suci seperti candi atau pada petirtaan serta tempat-tempat yang dianggap suci.
Arca-arca yang beraliran Buddha biasanya dibuat dari perwujudan dari sosok-sosok dalam agama Buddha lengkap dengan posisi duduknya.
Sementara arca yang memiliki aliran hindu biasanya diambil dari sosok-sosok dewa atau dewi dari agama hindu.
Di masa-masa awal bentuk arca-arca ini sangat kental dengan nuansa India, tetapi seiring dengan adanya proses akulturasi bentuk-bentuk arca ini semakin melokal.
Saat arca-arca mulai melokal, bentuk arca ini dapat dilihat periodesasinya, salah satu arca yang dianggap paling sempurna adalah arca yang berasal dari era Singasari.
b. Relief
Selain pembuatan arca, pengaruh Hindu-Buddha juga terlihat dari pembuatan relief. Jika dilihat dengan teliti terdapat perbedaan yang signifikan antara relief bertema Hindu dengan relief bertema Buddha.
Relief bertema Buddha biasanya berkisah tentang kelahiran dan perjalanan kehidupan Buddha. Umumya relief semacam ini bisa ditemukan pada candi-candi beraliran Buddha.
Salah satunya adalah relief tentang perjalanan dan ajaran-ajaran Buddha yang dipahatkan pada candi Borobudur.
Sementara relief yang beraliran hindu biasanya berkisah tentang kisah-kisah peruwatan, kisah-kisah yang ada pada epik mahabarata dan ramayana, dan relief tentang fabel.
3. Seni Pertunjukkan
Selain memberikan pengaruh yang besar terhadap seni bangunan, nyatanya pengaruh Hindu-Buddha juga dapat ditemukan dalam seni pertunjukan. Berikut ini adalah pengaruh Hindu-Buddha di bidang seni pertunjukan.
a. Tari Tradisional
Banyak tarian tradisional di Indonesia yang memiliki akar dan tema yang terkait erat dengan agama Hindu-Buddha.
Contohnya adalah tari Ramayana dan tari Mahabharata yang mengadaptasi cerita-cerita epik yang berasal dari kitab-kitab Hindu.
Selain itu, tarian-tarian seperti tari Barong dari Bali dan tari Reog dari Jawa juga memiliki unsur-unsur keagamaan Hindu-Buddha.
b. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional Indonesia yang sangat terkenal dan memiliki kaitan erat dengan Hindu-Buddha.
Dalang sering kali memilih cerita-cerita epik dari Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata sebagai latar belakang pertunjukan wayang kulit.
Wayang kulit juga sering kali digunakan sebagai media untuk menyebarkan ajaran agama dan moralitas kepada masyarakat.
c. Gamelan
Musik gamelan, yang merupakan ansambel musik tradisional Jawa, juga memiliki pengaruh Hindu-Buddha.
Banyak instrumen dalam ansambel gamelan memiliki nama-nama yang terkait dengan dewa-dewa Hindu seperti Wisnu, Siwa, dan Brahma.
Musik gamelan sering kali digunakan sebagai pengiring dalam pertunjukan wayang kulit dan tarian-tarian tradisional yang memiliki tema keagamaan.
d. Teater Wayang Wong
Wayang wong adalah teater tradisional Jawa yang menampilkan cerita-cerita epik dari Hindu-Buddha dengan aktor manusia.
Pertunjukan wayang wong seringkali menggabungkan unsur-unsur tari, musik, dan dialog untuk menghidupkan kembali kisah-kisah klasik dalam bentuk yang lebih teatrikal.
4. Seni Sastra dan Aksara
Pengaruh Hindu-Buddha yang ada di Indonesia dapat dilihat dalam seni sastra dan aksara. Untuk melihat bagaimana pengaruhnya, simak ulasannya di bawah ini
a. Aksara Pallawa dan aksara Kawi
Dua aksara ini adalah dua sistem penulisan yang digunakan dalam sastra kuno di Indonesia, yang dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu-Buddha.
Aksara Pallawa digunakan untuk menulis bahasa Sanskerta, sementara aksara Kawi digunakan untuk menulis bahasa Jawa Kuno dan bahasa-bahasa daerah lainnya yang dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha.
b. Karya Sastra Epik Hindu-Buddha
Sastra Indonesia kuno dipengaruhi secara signifikan oleh epik-epik Hindu-Buddha seperti Ramayana dan Mahabharata.
Kedua epik ini diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia, dan menjadi sumber inspirasi bagi karya sastra setempat.
c. Puisi Keagamaan dan Mistisisme
Sastra Hindu-Buddha juga mempengaruhi perkembangan puisi dengan keagamaan dan mistisisme di Indonesia.
Puisi-puisi keagamaan yang mencerminkan ajaran dan filosofi Hindu-Buddha sering kali menjadi bagian integral dari tradisi sastra lokal di Indonesia.
d. Perkembangan Genre Sastra
Pengaruh Hindu-Buddha juga dapat dilihat dalam perkembangan genre sastra di Indonesia. Misalnya, adanya kakawin (puisi epik Jawa Kuno), parwa (bagian dari kakawin yang berisi kisah-kisah pendek), dan juga cerita-cerita rakyat yang mengadaptasi cerita-cerita Hindu-Buddha ke dalam konteks lokal.
5. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan pada zaman Hindu-Buddha di Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat.
Tiga unsur utama dalam sistem kepercayaan tersebut memberikan gambaran yang menarik tentang kompleksitas dan kedalaman keyakinan pada masa tersebut.
a. Ritual Kehormatan kepada Banyak Dewa
Ritual-ritual yang dilakukan pada masa praaksara menjadi cerminan dari penghormatan yang dalam terhadap dewa-dewa. Masyarakat dan kepala suku mengadakan upacara-upacara yang sarat dengan makna spiritual untuk mempersembahkan penghormatan dan memohon berkah kepada para dewa.
b. Kepercayaan pada Benda Pusaka Berkekuatan Magis
Kepercayaan pada benda-benda pusaka yang dipercaya memiliki kekuatan magis menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari pada masa Hindu-Buddha.
Benda-benda ini dianggap memiliki energi spiritual yang kuat, dan masyarakat memuja serta mempercayai keberadaan kekuatan gaib di dalamnya.
c. Peran Penting Pemimpin Agama
Pemimpin agama memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat pada masa Hindu-Buddha.
Mereka bukan hanya sebagai penjaga ajaran agama, tetapi juga sebagai pemimpin moral dan spiritual yang dihormati oleh seluruh komunitas.
Kehadiran mereka memberikan arahan dan inspirasi bagi masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
6. Sistem Sosial Kemasyarakatan
Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia juga memiliki andil besar di dalam menentukan sosial kemasyarakatan di Indonesia pada masa lampau.
Nah, berikut ini adalah sistem sosial Masyarakat Indonesia pada masa Hindu-Buddha
a. Brahmana
Dalam tingkatan ini, para Brahmana menjelma sebagai penjaga spiritual dan kebijaksanaan di tengah masyarakat.
Mereka bukan hanya sebagai penasihat raja, tetapi juga sebagai pemimpin rohani yang memberikan petunjuk moral dan bimbingan agama kepada umat.
b. Ksatria
Para Ksatria, sebagai penyelenggara pemerintahan, bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban dalam kerajaan.
Mereka tidak hanya menjadi pembela kerajaan dari ancaman luar, tetapi juga memastikan keadilan dan kedaulatan berjalan sebagaimana mestinya.
c. Waisya
Waisya menjadi tulang punggung dalam struktur sosial masyarakat Hindu-Buddha. Mereka adalah penggerak ekonomi yang tak kenal lelah.
Para waisya ini berperan sebagai pedagang yang membawa kemakmuran, petani yang menghidupi bangsa dengan hasil bumi, nelayan yang menyediakan sumber daya laut, dan pelaku seni yang menginspirasi keindahan dan kekayaan budaya.
d. Sudra
Pada tingkatan Sudra, masyarakat mendapati pilar utama dalam bentuk kerja keras dan pengabdian tanpa pamrih.
Mereka, meskipun memiliki derajat sosial yang rendah, menjadi tulang punggung dalam menjalankan berbagai tugas domestik, sebagai pekerja rendah yang menjaga kelangsungan hidup dan abdi yang turut berkontribusi dalam kelancaran kehidupan sehari-hari.
7. Sistem Pemerintahan
Sebelum datangnya era Hindu-Buddha, Indonesia dipimpin oleh kepala suku yang terpilih berdasarkan pengaruh dan otoritasnya dalam kelompok.
Seiring datangnya agama Hindu-Buddha mengubah lanskap pemerintahan, membawa transisi monumental dari sistem kepemimpinan suku menjadi sistem kerajaan yang lebih terstruktur.
Di bawah pemerintahan kerajaan, kekuasaan ditempatkan di tangan seorang raja yang memegang kendali penuh atas negara dan rakyatnya.
Tahta kerajaan menjadi simbol kekuasaan yang diwariskan secara turun-temurun, menciptakan kontinuitas dalam kepemimpinan.
Sementara itu, status sosial masyarakat tidak berubah secara signifikan. Waisya tetap menjadi tulang punggung ekonomi dan kreativitas, sedangkan sudra menjalankan peran penting dalam pekerjaan kasar dan pengabdian domestik.
Perubahan ini mencerminkan evolusi kompleks masyarakat Indonesia dari struktur pemerintahan yang lebih sederhana menjadi sistem yang lebih terorganisir dan terstruktur saat memasuki era Hindu-Buddha.
8. Sistem Kalender
Sistem kalender pada masa Hindu-Buddha di Indonesia mengalami transformasi yang signifikan, dipengaruhi oleh ajaran dan praktik agama Hindu-Buddha yang masuk ke dalam budaya lokal.
Salah satu pengaruh yang paling mencolok dari agama Hindu-Buddha adalah adopsi Kalender Saka dalam kehidupan sehari-hari.
Kalender Saka merupakan kalender lunisolar yang digunakan oleh masyarakat Hindu di India, dan diperkenalkan ke Indonesia pada abad ke-5 Masehi.
Kalender ini didasarkan pada pergerakan bulan dan matahari, dan hingga sekarang masih digunakan untuk menentukan tanggal-tanggal penting dalam agama Hindu-Buddha, seperti upacara keagamaan dan festival.
Demikian informasi yang bisa disampaikan Mamikos tentang pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat.
FAQ
Hindu-Buddha memiliki pengaruh yang luas di berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Bidang-bidang yang paling terpengaruh termasuk seni, arsitektur, agama, budaya, sistem pemerintahan, dan kalender.
Hindu-Buddha memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan seni di Indonesia, terutama dalam seni relief, patung, arsitektur candi, seni ukir, dan seni sastra.
Contohnya adalah relief-relief candi yang menggambarkan cerita-cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata.
Bukti arsitektur Hindu-Buddha dapat dilihat dari keberadaan candi-candi Hindu-Buddha yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Mendut.
Arsitektur candi-candi ini mencerminkan keindahan dan kompleksitas seni bangunan yang berkembang pada masa tersebut.
Agama Hindu-Buddha membawa konsep-konsep spiritual dan filosofis yang mendalam, serta sistem ritual dan upacara keagamaan yang khas. Perayaan-perayaan seperti Nyepi, Waisak, dan Galungan menjadi bagian penting dari kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia yang dipengaruhi oleh Hindu-Buddha.
Pengaruh Hindu-Buddha dalam sistem pemerintahan terlihat dari transisi dari sistem pemerintahan suku menjadi sistem kerajaan yang terorganisir. Selain itu, posisi pemuka agama sebagai penasihat dan brahmana di bawah naungan raja juga mencerminkan pengaruh agama dalam struktur pemerintahan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: