Pengertian Fabel, Ciri-Ciri, Struktur dan Contohnya Lengkap
Pengertian Fabel, Ciri-Ciri, Struktur dan Contohnya Lengkap – Apakah kamu tahu cerita legendaris “Kancil dan Buaya”? Jika iya, berarti kamu pernah membaca karya sastra yang disebut fabel. Cerita fabel termasuk fiksi dan menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Berikut penjelasan lengkap mengenai pengertian fabel beserta contohnya.
Pengertian Fabel
Daftar Isi
Daftar Isi
Karya sastra memang banyak jenisnya, mulai dari puisi, novel, drama, hingga prosa. Sedangkan fabel merupakan salah satu bentuk dari prosa lama yang berpusat pada hewan sebagai tokoh ceritanya. Hewan dalam fabel dikisahkan memiliki sifat yang sama layaknya manusia.
Pengertian fabel berdasarkan KBBI adalah cerita yang diperankan oleh binatang yang memiliki watak dan budi manusia. Umumnya, fabel berisi pesan mengenai moral dan budi pekerti yang patut dipelajari oleh para pembaca. Singkatnya, fabel adalah cerita binatang yang berisikan moral.
Fabel merupakan cerita rakyat atau folklor yang diturunkan oleh generasi lampau secara lisan. Semakin berkembangnya zaman, fabel akhirnya dikemas dalam bentuk tulisan sehingga terdokumentasikan dengan baik dan bisa dibaca oleh generasi baru dengan mudah.
Lebih lanjut lagi, berikut pengertian fabel menurut para ahli:
Ruby (2001)
Menurut beliau, fabel adalah cerita pendek tentang binatang yang bertujuan untuk memberikan kesan mendalam untuk para pembaca. Kesan tersebut timbul karena ada ajaran tentang budi pekerti dalam cerita.
Danandjaja (2002)
Beliau berpendapat bahwa fabel merupakan cerita yang tokoh utamanya berupa hewan liar atau hewan peliharaan yang mampu berbicara dan berakal seperti manusia.
Nurgiyantoro (2005)
Definisi fabel menurut beliau adalah cerita tradisional yang menyuguhkan hewan sebagai tokoh utama yang dapat berinteraksi dan berpikir layaknya seorang manusia. Dalam fabel, hewan diceritakan mengalami kehidupan yang kompleks dan penuh masalah seperti manusia.
The Encyclopedia Britannica
Selanjutnya, Ensiklopedia Britannica menjelaskan bahwa fabel merupakan narasi yang menampilkan hewan yang dibuat dapat berbicara dan berperilaku layaknya manusia dengan tujuan untuk memberikan pesan moral.
Apa Saja Ciri-Ciri Fabel?
Tadi sudah disinggung kalau fabel masuk dalam kategori prosa dalam karya sastra. Prosa yang sifatnya fiksi ternyata bukan hanya fabel, tetapi juga dongeng, legenda, mitos, dan sage. Agar bisa membedakan antara satu dengan lainnya, kamu perlu mengetahui tentang ciri dari fabel.
Ciri-ciri fabel sebagai berikut:
- Tokoh yang ditampilkan dalam cerita adalah binatang, misalnya buaya, kancil, gajah, monyet, burung, dan semut. Jika ada fabel yang menampilkan tokoh manusia, pasti hanya dijadikan sebagai karakter minoritas;
- Watak tokoh digambarkan mirip yang dimiliki oleh manusia. Sesuai pengertian fabel yakni cerita binatang yang berperilaku seperti manusia, maka para binatang ini ada yang digambarkan suka menolong, baik hati namun ada juga yang jahat, sering mencuri, dan berbohong;
- Tokoh yang berupa binatang bisa berbicara dengan lancar;
- Latar fabel biasanya berupa alam, contohnya hutan belantara, pinggiran sungai, pegunungan, perbukitan, atau lautan;
- Alur yang digunakan umumnya alur maju dan mengandung sebab-akibat yang akan menuju pada kesimpulan berupa pesan moral di akhir cerita;
- Pesan moral biasanya disampaikan secara eksplisit di bagian akhir cerita;
- Kalimat langsung berupa dialog para tokoh mendominasi cerita fabel dengan menggunakan bahasa percakapan sehari-hari;
- Kalimat naratif yang sifatnya sederhana digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian dalam cerita;
- Masalah yang ditampilkan dalam cerita relatif ringan, tidak kompleks, dan langsung diselesaikan di akhir cerita.
Struktur Fabel dan Penjelasannya
Dalam pengertian fabel diketahui bahwa karya sastra ini merupakan bentuk prosa lama yang memiliki struktur tertentu. Struktur tersebut merupakan bagian-bagian yang membangun sebuah fabel dari awal hingga akhir cerita sehingga memudahkan pembaca untuk memahami alurnya.
Fabel tersusun dari 6 bagian utama antara lain judul, orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi dan koda. Agar kamu lebih paham, simak penjelasan per poinnya berikut ini:
Judul
Struktur yang wajib ada pada fabel yaitu judul. Posisinya berada di paling atas, namun tidak harus dibuat paling awal. Fungsi dari judul adalah sebagai kepala cerita yang menyiratkan secara singkat mengenai isi fabel tersebut.
Dengan adanya judul, maka pembaca memiliki gambaran umum tentang hal penting dalam fabel, misalnya tokoh utama, sifat tokoh utama, atau maksud singkat dari alur cerita.
Sebagai contoh, kamu menemukan fabel berjudul “Buaya yang Licik”. Secara langsung, kamu memiliki gambaran awal bahwa fabel tersebut menampilkan tokoh utama seorang buaya yang sifatnya licik.
Judul fabel relatif pendek dan sederhana, tapi tetap mempunyai daya tarik yang membuat pembaca ingin mengetahui isi cerita sampai selesai.
Orientasi
Setelah judul, cerita fabel akan masuk ke bagian selanjutnya yang disebut dengan orientasi. Pengertian orientasi yaitu bagian awal pada fabel yang membuka keseluruhan cerita. Bagian orientasi berfungsi untuk mengenalkan para tokoh, karakteristik, tempat, dan waktu.
Struktur ini memiliki peran yang sangat penting karena memberikan penjelasan yang lebih lanjut bagi para pembaca. Jika melalui judul, kamu baru mendapatkan gambaran umum, maka dari orientasi, kamu bisa mengetahui informasi yang lebih jelas tentang cerita fabel tersebut.
Contoh bagian orientasi versi pendek pada fabel yakni:
Suatu pagi yang cerah dan damai, seekor lebah madu keluar dari sarangnya yang nyaman. Ia mengepakkan sayap sambil bersenandung merdu, menandakan betapa bahagia hatinya. Si lebah madu berkeliling untuk mencari bunga terbaik yang bisa dihisap nektarnya.
Komplikasi
Setelah mengenal tokoh utama dan setting cerita, fabel memasuki bagian selanjutnya yang dikenal dengan komplikasi. Pada bagian ini, masalah pada cerita akan dimunculkan dan melibatkan tokoh utama dengan tokoh lain yang ada pada cerita.
Pada fabel, bagian komplikasi harus dibuat sebagai rangkaian inti cerita. Selain itu, komplikasi juga mengarahkan pembaca untuk memahami latar belakang konflik yang nantinya menuju klimaks.
Berikut contoh bagian komplikasi pada fabel:
Lebah madu yang sedang terbang, tiba-tiba melihat seekor semut lalu membanggakan dirinya:“Kasihan sekali kamu, semut. Ukuranmu sangat kecil dan tidak bisa terbang seperti aku.” Semut hanya diam, kemudian melanjutkan perjalanan untuk mencari makan. Si semut sudah tahu kalau lebah madu memang sering mengejek hewan lain yang tidak bisa terbang bebas seperti dirinya.Pada suatu hari, lebah madu tergeletak di tanah karena sebagian kecil sayapnya rusak setelah tersangkut duri pada batang bunga. Ia berteriak minta tolong.
Klimaks
Fabel memiliki bagian yang disebut dengan klimaks. Pengertian klimaks adalah puncak dari konflik yang telah dimunculkan pada bagian komplikasi. Klimaks merupakan kejadian paling menarik dalam cerita fabel.
Dalam fabel, klimaks berisi kondisi gawat yang dialami oleh tokoh. Bisa dibilang, kejadian tersebut menentukan hidup atau matinya si tokoh tersebut. Klimaks dibuat sebagai kelanjutan dari komplikasi yang nantinya mengarah ke resolusi.
Contoh klimaks pada fabel yakni:
Lebah madu yang tidak berdaya di tanah, terus berteriak minta tolong. Sayangnya, keadaan di sekitar sedang sepi sehingga belum ada binatang lain yang mendekat. Padahal, langit semakin menggelap yang menandakan hujan sebentar lagi turun.Karena putus asa dan juga merasa kesakitan, lebah akhirnya menangis. Namun, tiba-tiba seekor semut mendekat. Semut tersebut tidak lain adalah semut yang ia ejek beberapa hari yang lalu.
Resolusi
Setelah klimaks, kamu akan menemukan bagian yang disebut dengan resolusi. Pengertian resolusi adalah bagian yang menceritakan tentang penyelesaian konflik pada yang dialami para tokoh dalam fabel.
Berikut contoh resolusi pada cerita binatang:
Melihat lebah yang menangis dan menderita, semut pun menolong tanpa ragu. Walaupun lebah sering mengejeknya, ia tak segan untuk membawa lebah berteduh lalu mengobati luka pada bagian sayapnya. Lebah pun terselamatkan.
Koda
Struktur yang terakhir pada cerita fabel adalah koda. Dalam fabel, koda merupakan bagian yang memuat pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang ke para pembaca. Biasanya, koda disampaikan secara eksplisit. Namun, ada juga fabel yang tidak ditutup dengan koda.
Pengertian fabel tanpa koda adalah fabel yang tidak memasukkan bagian koda di akhir cerita karena pesan moral yang terkandung disampaikan secara implisit. Jadi, kamu harus menyimpulkan sendiri pelajaran yang ada pada cerita fabel tersebut.
Berikut contoh bagian koda:
Pada akhirnya, lebah sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengejek hewan lain, termasuk si semut. Ia kini sadar kalau sesama makhluk Tuhan harus saling menghargai karena masing-masing punya kelebihan.
Contoh Cerita Fabel
Terdapat 2 jenis fabel yang dikenal secara umum yakni fabel klasik dan modern. Simak penjelasannya di bawah ini agar kamu bisa mengetahui perbedaan dan contoh cerita fabel:
Cerita Fabel Klasik
Pengertian fabel klasik adalah cerita yang sudah ada sejak zaman dahulu kala dan sampai sekarang masih dikenal karena diturunkan dari generasi ke generasi. Tidak ada yang tahu siapa dan kapan fabel klasik dibuat.
Fabel klasik memiliki 5 ciri yang meliputi:
- Cerita yang dibuat relatif pendek sehingga hanya membutuhkan beberapa menit untuk membaca sampai akhir;
- Tokoh binatang yang ditampilkan masih memiliki sifat hewani;
- Tema cerita sangat sederhana sehingga gampang dipahami pembaca;
- Konflik yang dimunculkan sangat ringan;
- Sarat akan pesan moral atau petuah tentang hidup.
Berikut contoh cerita fabel klasik:
Semut dan Belalang
Pada suatu masa di hamparan ladang yang hijau, keluarga semut bertetanggaan dengan seekor belalang. Mereka hidup rukun dan saling menyapa ketika bertemu. Namun, belalang sangat pemalas sehingga enggan bekerja.
Setiap hari hanya duduk santai di bawah pohon karena menganggap hidup harus dinikmati tanpa merasa lelah bekerja.
Sedangkan keluarga semut sangat rajin. Setiap hari, mereka bekerja tanpa lelah mengumpulkan makanan walaupun terkena sengatan matahari yang panas. Keluarga semut bekerja keras demi bisa makan sehingga mereka bisa terus hidup tanpa kelaparan.
Suatu hari, si semut bertanya pada belalang, “Hai belalang! Kenapa kerjaanmu hanya duduk-duduk saja? Musim dingin sebentar lagi datang. Kamu harus mengumpulkan makanan sebagai bekal musim dingin yang panjang agar bisa bertahan hidup.”
Belalang dengan santainya menjawab, “Wahai semut temanku, musim dingin masih lama. Buat apa tergesa-gesa bekerja. Daripada lelah dan kepanasan, lebih baik kamu menemaniku duduk santai. Ayo, kemari!”
Semut menolak dan kembali mengingatkan untuk bersiap menghadapi musim dingin yang panjang lebih awal. Tapi, belalang tidak peduli, malah terus bernyanyi riang.
Seiring waktu berlalu, kerjaan belalang hanya makan, bermain dan tidur-tiduran. Ia tidak ingin kepanasan dan kelelahan karena bekerja mengumpulkan makanan.
Tanpa terasa, musim dingin pun tiba. Angin kencang berhembus terus menerus dan salju pun memenuhi permukaan tanah. Belalang sangat kedinginan di sarangnya dan stok makanannya pun menipis, bahkan dua atau tiga hari lagi akan habis.
Sementara keluarga semut telah menutupi sarangnya dengan pasir dan ranting. Stok makanan melimpah sehingga kehidupan mereka selama musim dingin sangat terjamin.
Belalang yang kelaparan dan kedinginan, akhirnya memutuskan untuk berjalan menahan angin kencang dan salju yang menebal. Ia hampir pingsan namun tetap berusaha kuat demi bisa sampai ke sarang semut untuk meminta makanan.
Ketika berhasil sampai di sarang semut, belalang pun bertanya “Wahai semut temanku, maukah kamu berbagi makanan denganku? Aku sangat lapar seperti mau mati.”
“Temanku belalang, kamu sudah aku peringatkan untuk tidak bermalas-malasan sebelum musim dingin. Sekarang kamu merasakan akibat dari kebiasaan burukmu itu, kan? Jawab semut.
Sebenarnya semut jengkel dengan si belalang yang pemalas itu. Tapi, ia merasa iba sehingga memberikan makanan pada si belalang.
Belalang pun sudah kembali bugar. Ia berterima kasih pada keluarga semut dan berjanji akan giat bekerja. Sebab, bermalas-malasan hanya akan merugikan diri sendiri. Sedangkan rajin bekerja akan membuat hidup lebih baik walaupun merasa lelah.
Cerita Fabel Modern
Selanjutnya, pengertian fabel modern adalah cerita binatang yang kemunculannya lebih baru dibandingkan fabel klasik dan sengaja dibuat oleh pengarang berdasarkan keadaan yang terjadi di sekitar.
Ciri-ciri fabel modern antara lain:
- Cerita dibuat lebih panjang, namun ada juga yang pendek;
- Tokoh binatang yang dimunculkan lebih beragam;
- Karakter yang dilekatkan pada tiap tokoh dibuat unik agar lebih menarik;
- Tema yang dimunculkan pada cerita lebih rumit dan berat.
Berikut contoh cerita fabel modern:
Tikus dan Kelinci yang Tama
Tidak jauh dari persawahan yang luas, berdiri sebuah desa yang makmur. Penduduk desa memiliki peliharaan berupa kelinci yang tumbuh dengan sangat baik, dalam jumlah yang banyak. Kelinci tersebut hidup di kandang yang luas dan dipenuhi oleh makanan berlimpah.
Suatu hari, kandang kelinci didatangi oleh sekawanan tikus yang hidup di area sawah. Mereka mendengar bahwa kelinci di desa sangat makmur karena memiliki banyak makanan.
Kemudian, seekor tikus mendekat ke kelinci dan memohon, “Wahai kelinci, kami sangat lapar. Stok makanan di sawah berkurang karena diambil oleh manusia. Bolehkah kami meminta makanan kalian yang berlimpah itu?”
Dengan sombong, kelinci menjawab, “Tidak bisa! Makanan lezat ini hanya untuk kami, bangsa kelinci. Carilah makanan di tempat lain.”
Tikus yang lemas pun berusaha tetap kuat lalu berkata, “Sombong sekali kamu kelinci. Padahal makanan yang kalian dapat bukanlah hasil kerja keras kalian, tetapi pemberian manusia. Berbagilah sedikit dengan kami. Jika tetap tidak mau, ayo kita duel.”
Kemudian, perkelahian pun terjadi. Sayangnya, kekuatan kelinci lebih besar sehingga si tikus terpental jatuh ke bawah lalu mati. Para kelinci tertawa atas kemenangan mereka. Bangsa tikus sangat sedih atas kematian salah satu teman mereka.
Lalu, salah satu dari mereka dengan lantang berkata, “Jangan dulu senang wahai kelinci. Kami, bangsa tikus, akan bersumpah mulai sekarang, anak-anak kalian akan kami mangsa. Kalian tidak peduli pada kami sehingga kami tidak kasihan pada anak-anak kalian.”
Mendengar pernyataan tersebut, para kelinci ketakutan. Mereka meminta maaf dan menyerahkan makanan kepada tikus tapi bangsa tikus tidak menerima. Sebab, bangsa tikus sudah terlanjur tersakiti.
Akhirnya, para kelinci berusaha kerasa menjaga anak-anak mereka agar tidak dimangsa oleh tikus.
Sekarang sudah jelas bahwa pengertian fabel adalah cerita dengan tokoh binatang yang memiliki sifat dan berperilaku layaknya manusia. Jenis fabel klasik maupun modern sama-sama mengandung pesan moral bagi pembaca. Pesan tersebut bisa saja disampaikan secara eksplisit atau implisit.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: