Pengertian Manajemen Risiko, Proses dan Faktor yang Mempengaruhi

Posted in: Pelajar

Pengertian Manajemen Risiko, Proses dan Faktor yang Mempengaruhi – Harapan setiap pelaku usaha adalah sama, yaitu apa yang dikerjakannya berkembang sesuai dengan zaman. Namun, yang seringkali luput dari perhatian adalah bagaimana mengelola manajemen risiko, sehingga pada akhirnya bisnis tersebut dapat bersaing dengan baik.

Manajemen Risiko

unsplash.com/@edenconstantin0

Sering kali peluang yang ada menjadi sia-sia, karena pelaku usaha tidak dapat mengidentifikasikan dan mengelolanya dengan baik. Dengan demikian, tantangan dapat diubah menjadi kesempatan, dengan pengelolaan manajemen risiko pada perusahaan.

Pengertian Umum

Manajemen risiko diartikan sebagai semua aktivitas yang dilaksanakan untuk meminimalisir atau bahkan mencegah terjadinya risiko pada usaha. Agar dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan tujuan, tentu saja harus melakukan identifikasi hambatan.

Proses yang dilakukan ini akan melibatkan banyak fungsi yaitu mengidentifikasi, menganalisis, evaluasi dan pengendalian faktor risiko. Tujuan akhirnya jelas yaitu menghindari, meminimalkan bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat mendukung perusahaan.

Manajemen Risiko Menurut Para Ahli

Selain pengertian di atas, tentu saja banyak penafsiran lain tentang hal ini. Perkembangan ilmu pengetahuan membuat definisinya semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Setidaknya terdapat 6 pengertian manajemen risiko menurut para ahli yang menjadi acuan bagi pelaku usaha untuk melakukan identifikasi hambatan tersebut. Dengan berbagai tafsiran tersebut, membuat insight baru bagi pengusaha agar dapat mengidentifikasikannya sedini mungkin.

1. Djojosoedarso (2003), 

Manajemen risiko adalah aktivitas yang dilakukan sebagai fungsi penerapan manajemen untuk memetakan masalah. Hasilnya adalah keberadaan solusi yang dapat diterapkan dalam sebuah organisasi perusahaan, lembaga, keluarga, maupun masyarakat.

2. Tampubolon (2004)

Lain lagi menurut Tampubolon. Risk management adalah suatu proses yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk melihat sejauh mana dapat mengakomodasi segala kemungkinan terburuk. Proses ini dikaitkan dengan transaksi bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha.

3. Darmawi (2014)

Menurut Darmawi, yang dimaksud dengan risk management adalah semua usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta mengendalikan faktor risiko. Semuanya itu harus terlihat dari kegiatan organisasi yang memiliki tujuan agar berjalan efektif dan efisien.

4. Bramantyo (200)

Sementara menurut Bramantyo, risk management adalah suatu proses yang terstruktur dan sistematis. Aktivitas ini dilakukan untuk mengidentifikasi, mengukur, serta memetakan untuk melakukan pengembangan alternatif  penanganan risiko.

5. Djohanputro (2008)

Risk management menurut Djohanputro adalah suatu proses yang terstruktur dan sistematis untuk mengidentifikasikan, mengukur, memetakan, dan mengembangkan alternatif penanganan risiko.Semua itu tentu selaras untuk mengetahui cara mengendalikan penanganan risiko organisasi.

6. Siahaan (2007)

Pengertian risk management oleh Siahaan merupakan sebuah praktek mengatur risiko menggunakan metode dan perangkat yang sesuai untuk mengelola risiko  proyek.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Risiko

Manajemen dari risiko ini memiliki beberapa faktor yang yang membedakannya dengan manajemen lain. Instrumen tersebut yang harus menjadi perhatian bagi segenap pengambil kebijakan, agar selalu melihat bagaimana faktor risiko ini berkembang menjadi hambatan.

1. Faktor-Faktor yang Mendukung

Berdasarkan sistem organisasi, terdapat dua garis besar faktor yang mempengaruhi manajemen pengambilan risiko. Kedua faktor tersebut adalah faktor yang mendukung dan yang menghambat. Simak penjelasan di bawah ini untuk beberapa hal yang berkontribusi di dalamnya.

  • Kerangka kerja yang telah diatur oleh fungsi manajemen risiko bentuknya beragam dan desain untuk memenuhi kebutuhan organisasi tertentu,
  • Adanya ketersediaan tenaga ahli yang dapat menguasai semua proses yang pelaksanaan pengendalian risiko. Keahlian ini harus dibarengi dengan tingkat skil yang mumpuni, sehingga kualitas keputusannya dapat dipertanggungjawabkan.
  • Organisasi harus menghargai kompetensi yang dimiliki oleh para ahli dengan memberikan kompensasi yang sepadan.
  • Ketersediaan seperangkat alat bantu yang diadakan oleh manajemen. Hal ini sebaiknya sudah disikapi ketika organisasi hendak melakukan analisa risk management. Identifikasi masalah akan berjalan dengan cepat jika perangkat yang dibutuhkan telah tersedia.
  • Dengan kesadaran pentingnya pelaksanaan controlling risiko, maka semakin  banyak organisasi yang kini memperhatikan proses identifikasi pengukuran risiko. Dari sini dapat terlihat adanya peningkatan kualitas regulasi hingga implementasi solusi secara praktis.
  • Munculnya inovasi dan teknik manajemen pengambilan risiko sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini tentu saja menjadi tanda yang menggembirakan, karena kemampuan organisasi untuk mengelola risiko dapat berlangsung lebih cepat dan maksimal.
  • Adanya pengembangan perangkat baru yang terdigitalisasi untuk melakukan identifikasi masalah, mengukur dan kemudian membuat variabel solusi. Dengan perangkat teknologi ini, diharapkan organisasi dapat beroperasi secara efektif dan efisien.
  • Adanya pengembangan teknik baru, yaitu kombinasi antara risk management antar organisasi. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya proses untuk memperkaya SOP manajemen untuk menghadapi risiko yang dilakukan oleh pelaku usaha tersebut.
  • Semakin banyak penghargaan terhadap sumber daya yang mengelola unit risiko ini, sehingga orang yang berperan akan merasa menjadi bagian dari solusi.

2. Faktor-Faktor yang Menghambat Manajemen Risiko

Selain faktor yang mendukung, terdapat pula faktor yang menghambat proses pengaturan risiko. Tentu saja hal ini harus menjadi perhatian bagi kalangan pengusaha, agar alur kerja unit yang bertanggung jawab dapat berjalan dengan sebaik mungkin.

  • Tantangan yang dihadapi oleh pengelola manajemen sungguh berat, karena harus menyeimbangkan kepatuhan terhadap tahapan serta prosedur. Namun juga memiliki sifat yang  fleksibel sebagai dasar melakukan pergerakan usaha yang dinamis dan diharapkan agresif.
  • Diakui atau tidak, pengelolaan manajemen risiko sendiri tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Malahan, menjadi beban baru, karena seluruh anggaran yang dibutuhkan akan masuk ke dalam keuangan organisasi. 

Apakah manajemen risiko itu mahal? Pertanyaan ini sering muncul ketika sebuah organisasi mulai mempertimbangkan kehadirannya, Dibandingkan dengan manfaat yang didapatkan oleh perusahaan, tentu saja tidak menjadi hal penting, karena fungsinya dapat meminimalisir risiko.

Tingkat kesulitan yang cukup tinggi ketika akan melakukan proses mengukur terhadap kerugian yang dihadapi oleh organisasi. Proses pembobotan yang dilakukan pun cukup rumit, karena selalu tidak sama terhadap kasus per kasus.

Banyaknya faktor yang terlibat pada sebuah manajemen kontrol risiko akan menentukan tingkat eksposur pada skala perusahaan. Hal ini tentu saja sangat penting mengingat terdapat banyak faktor yang ikut terlibat didalamnya.

Semakin tinggi tingkat risiko biasanya akan dibebankan pada pundak manajer skala menengah. Dengan demikian beban dan tanggung jawab akan semakin besar.

Proses Manajemen Risiko

Melakukan proses mengatur skala risiko pada perusahaan tentu sangatlah riskan, terutama  jika SOP yang dimiliki tidak dapat mengakomodasi kebutuhannya. Oleh karena itu, semua prosedur yang dilakukan wajib melakukan pendokumentasiannya. 

Alasan melakukan dokumentasi setiap tahapan adalah agar semua informasi yang terkumpull tidak tercecer dan dapat menyebabkan kesalahan interpretasi data. Proses ini juga penting untuk pertanggungjawaban pengambilan data risiko.

Pendokumentasian ini sendiri menggambarkan proses yang dilakukan oleh manajemen risiko perusahaan, agar dapat berjalan dengan tepat dan efisien. Dengan begitu dapat pula memberikan masukan atas proses identifikasi yang dilakukan berdasarkan faktor risiko yang dihadapi.

Selanjutnya, apa saja fungsi manajemen risiko? Dari proses pendokumentasian ini sendiri adalah menyediakan daftar faktor risiko yang ada serta untuk mengembangkan sumber data bagi organisasi. Sudah selayaknyalah proses pendokumentasian ini menjadi perhatian yang amat penting.

Tahapan pada Manajemen Risiko

Untuk menekan hambatan yang ditemui, tentu saja terdapat tahapan-tahapan tertentu. Proses itu dilakukan agar tahapan atas suatu rancangan manajemen risiko yang berhasil. Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan, yakni: 

1. Identifikasi Risiko

Langkah pertama proses manajemen risiko pada perusahaan adalah kemampuan sumber daya untuk mengidentifikasi risiko yang timbul. Unit yang berwenang harus segera mengatasi ancaman risiko yang muncul ketika suatu organisasi berjalan.

Cakupan risiko harus diperluas, agar dapat meminimalisir tantangan yang dihadapi. Unit perlu melihat kembali dari berbagai aspek misalnya ekonomi, sosial, aturan, budaya, dan lain sebagainya. Dengan proses yang dilakukan ini, maka faktor risiko dapat segera ditangani dengan baik,

2. Mengukur Risiko

Selanjutnya, kamu harus mampu melakukan penilaian dari setiap aspek yang ada dan seberapa besar dampak dari hambatan tersebut bagi usaha. Berapa banyak kemungkinan akan munculnya risiko tersebut.

Pengukuran terhadap risiko, selain untuk mengurangi dampaknya, juga untuk melakukan skala prioritas terhadap risiko. Hal ini dilakukan agar pengambilan  keputusan dapat sesuai dengan kebutuhan organisasi.

3. Pengelolaan Risiko

Tahapan yang tidak kalah penting adalah bagaimana SOP dapat dioperasikan sesuai dengan risiko yang dihadapi. Kamu akan diminta untuk mengelola atau merespon semua risiko yang telah melalui proses penilaian.

Hal ini tentu saja harus melalui penilaian yang sudah terstruktur, sehingga sepadan dengan nilai risikonya. Aktivitas ini akan memunculkan portofolio tentang bagaimana kamu menanggapi setiap hambatan yang timbul.

Terdapat beberapa cara untuk merespon setiap risiko yang muncul. Tidak semua yang muncul sesuai dengan kebutuhan, tetapi kamu dapat memilihnya sesuai dengan jenis masalah. Berikut gambaran selengkapnya:

4. Implementasi

Setelah melewati tahapan demi tahapan, maka sudah tiba saat mengimplementasikannya pada setiap risiko yang telah teridentifikasi. Pada langkah ini pengelolaan manajemen risiko terintegrasi dengan setiap unit yang mempengaruhinya.

Jika ternyata dalam proses implementasi mengalami hambatan kembali, maka kamu harus melihat apakah setiap unit terkait adalah termasuk faktor risiko yang baru. Tanpa identifikasi lagi, akan sulit bagi pelaku usaha berkembang. 

5. Evaluasi

Tahapan akhir dari semua proses ini adalah evaluasi. Pada langkah ini, semua faktor dilihat apakah sudah beroperasi sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kamu melakukan kegiatan ini untuk memastikan, bahwa semua prosedur sudah dilaksanakan atau belum.

Pada pengelolaan manajemen risiko bisnis, evaluasi ini penting agar pendapatan perusahaan tetap maksimal. Lama kelamaan tidak akan mampu bersaing dengan kompetitor, sehingga semakin sulit bagi organisasi untuk bertahan.

Dengan segala risiko yang harus dihadapi, tentu saja tak ada yang ingin usahanya terhambat oleh perkembangan teknologi termasuk kompetitor. Selain menjaga aset dan produksi, ada beberapa hal lain yang harus turut dipertimbangkan.

Pemanfaatan secara maksimal manajemen risiko akan membuat pondasi perusahaan semakin kuat, sehingga dapat bersaing di tengah ketatnya persaingan dewasa ini. Jangan sampai mengabaikan faktor risikonya, agar perusahaan bertahan dan berkembang dengan sebaik mungkin.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah