Pengertian Penyimpangan Semu Hukum Mendel Materi Kelas 12 SMA
Pengertian Penyimpangan Semu Hukum Mendel Materi Kelas 12 SMA – Dalam perkembangbiakan makhluk hidup, terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi.
Kelengkapan gen akan mempengaruhi seperti apa penyimpangannya. Semua itu tergabung dalam penyimpangan semu hukum Mendel. Apa pengertian penyimpangan semu hukum Mendel? Cari tahu di sini!
Ini Pengertian Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Daftar Isi
Daftar Isi
Pada penyimpangan akan terjadi perubahan dari rasio cucu karena gen yang ada memiliki sifat berbeda. Dalam penyimpangan ini juga akan terjadi sebuah kerja sama yang menyumbangkan fenotipe berbeda.
Tapi pemberian fenotipe ini belum melanggar hukum perbandingan genotipe dari Mendel.
Pengertian penyimpangan semu hukum Mendel ini terjadi karena adanya dua pasangan gen yang berpengaruh dalam pemberian fenotipe pada individu.
Contoh-contoh dari penyimpangan ini terbagi menjadi beberapa peristiwa. Penyimpangannya yaitu atavisme, kriptomeri, epistasis dan hipostasis, komplementer, juga polimeri.
1. Penyimpangan Atavisme
Pengertian penyimpangan semu hukum Mendel peristiwa yang pertama adalah atavisme atau interaksi gen.
Penyimpangan ini akan menimbulkan satu sifat karena interaksi dari beberapa gen, contohnya adalah jengger pada ayam. Perhatikan gambar berikut untuk mempermudah memahami materi penyimpangan ini.
Alel yang ada pada jengger mawar R dominan kepada jengger tunggal r. Sedangkan jengger pea dipengaruhi oleh gen P yang dominan kepada jengger tunggal P.
Jengger tunggal memiliki genotipe pprr, sedangkan jengger pea bergenotipe PPrr atau Pprr. Untuk jengger mawar memiliki genotipe ppRR.
2. Penyimpangan Kriptomeri
Penyimpangan selanjutnya dari pengertian penyimpangan semu hukum Mendel adalah Kriptomeri. Kriptomeri ini akan terjadi jika tertutupnya ekspresi gen yang dominan jika sendirian.
Kriptomeri ini bisa dilihat jika bertemu bersama gen dominan lain dalam waktu yang sama. Penyimpangan ini bisa dilihat sebagai epistasis resesif.
Contoh paling mudah dari penyimpangan kriptomeri paling mudah ditemukan adalah pada bunga linaria maroccana. Sebenarnya galur murni pada bunga ini berwarna putih dan merah.
Pigmen antosianin yang ada pada bunga bisa menyebabkan perubahan warna tergantung situasi. Jika pigmen ini berada pada saat plasma sel sedang asam, bunga akan berwarna merah.
Namun ketika pigmen berada dalam kondisi yang basa, bunga yang dihasilkan akan berwarna ungu.
Perubahan ini bisa terjadi karena gen A yang menyebabkan munculnya antosianin, dan alel a yang tidak membentuk antosianin.
Sedangkan gen B memiliki sifat basa yang membuat alel gen b membuat plasma menjadi asam.
3. Penyimpangan Epistasis dan Hipostasis
Penyimpangan epistasis terbagi menjadi dua bagian,yaitu epistasis dominan dan epistasis resesif. Di bawah ini akan membahas epistasis dominan lebih dulu.
Epistasis adalah peristiwa ketika gen mengalahkan ekspresi gen dengan alel yang lain. Contoh mudahnya adalah umbi lapis yang ditentukan oleh dua gen berwarna kuning dan merah.
Karena gen merah memiliki sifat epistasis terhadap gen kuning, yang artinya ekspresi merah mengalahkan ekspresi kuning.
Sehingga pada bawang yang memiliki genotipe mmkk berwarna putih, tidak merah atau kuning.
Jika membuat penyilangan menggunakan umbi lapis kuning dan umbi lapis merah maka akan menghasilkan tanaman F1 yang seluruhnya berwarna merah.
Jika penyilangan dilanjutkan dengan F1 disilangkan dengan F1 lagi, maka akan menghasilkan F2.
F2 yang menjadi hasil dari penyilangan anak atau F1, akan didapatkan perbandingan 12 : 3 : 1, dengan umbi merah : umbi kuning : umbi putih.
Untuk epistasis resesif bisa dicontohkan pada warna rambut seekor tikus. Warna rambut pada tikus sangat dipengaruhi oleh gen A untuk warna abu-abu, dan alelnya dari gen a untuk hitam.
Tidak hanya itu, tikus juga memerlukan gen W agar bisa mengekspresikan warna rambut. Jika alel gen W tidak bisa berekspresi, maka rambut akan berwarna putih.
Sedangkan Hipostasis adalah gen yang berhasil dikalahkan oleh ekspresinya oleh gen lain, dan bukan sealelnya. Proses ini berbeda dengan dominasi, dimana gen mengalahkan ekspresi gen alelnya.
Peristiwa ini juga termasuk dalam pengertian penyimpangan semu hukum Mendel. Selain epistasi, masih ada beberapa contoh peristiwa lagi yang akan menunjukkan penyimpangan hukum Mendel.
4. Penyimpangan Komplementer
Contoh pengertian penyimpangan semu hukum Mendel berikutnya adalah komplementer. Komplementer adalah gen yang saling bekerja sama dalam memunculkan sebuah fenotipe tertentu.
Jika salah satu gen tidak ada, maka aktivitas memunculkan fenotipe dapat terganggu. Contohnya adalah pembentukan bunga pada tanaman kacang.
Pembentukan bunga ini membutuhkan dua gen, yaitu gen A dan P. Ketika salah satunya tidak ada, maka bunga yang tumbuh pada tanaman kacang akan berwarna putih saja.
Jika terjadi penyilangan bunga putih tanaman kacang homozigot, akan menghasilkan F1 dengan warna ungu.
Tapi jika F1 disilangkan kembali dengan F1, maka menghasilkan bunga ungu dan putih yang memiliki perbandingan 9 : 7.
Cara penyilangan untuk komplementer juga tidak jauh berbeda dengan penyimpangan lainnya. Hanya memerlukan dua induk yang berbeda untuk mendapatkan F1.
Ketika F1 sudah didapatkan maka silangkan kembali dengan sesamanya, maka akan dihasilkan F2. Nilai dari F2 ini sangat beragam tergantung jumlah gen juga unsur lainnya ketika disilangkan.
5. Penyimpangan Polimeri
Penyimpangan polimeri juga merupakan peristiwa pengertian penyimpangan semu hukum Mendel. Hukum ini akan terjadi jika lebih dari satu gen yang tidak sealel mempengaruhi sebuah sifat tertentu.
Contoh dari polimeri bisa dilihat pada warna yang ada dalam biji gandum. Warna merah dalam biji gandum ini ditentukan oleh M1 dan juga M2.
Sedangkan alel m1 dan m2 membuat biji gandum menjadi warna putih. Jika makin banyak gen penghasil warna, maka gandum akan berwarna lebih merah.
Begitu pula sebaliknya, jika m lebih banyak maka warna merah akan semakin memudar. Dalam pembentukan sifat yang lebih dari satu gen, biasa disebut dengan peristiwa poligen.
Penjelasan persilangan di atas bisa dijelaskan seperti berikut. P = biji gandum merah (M1, M2, M3, M4) × biji gandum putih (m1, m2, m3, m4).
Kemudian untuk G = biji gandum merah (M1, M2) × biji gandum putih (m1, m2). Dari penyilangan itu menghasilkan F1 = M1, m1, M2, m2, 100% biji gandum merah.
Kemudian untuk, P = biji gandum merah (M1, m1, M2, m2) × biji gandum merah (M1, m1, M2, m2). Maka G = (M1, M2) (M1, m2) (m1, M2) (m1, m2) × (M1, M2) (M1, m2) (m1, M2) (m1, m2).
Maka F2 yang dihasilkan adalah, 9 M1_M2_ Biji gandum merah. 3 M1_m1m1 biji gandum merah. 3 m1m1M2_ biji gandum merah. Dan m1m1m2m2 biji gandum putih.
Persilangan antara tanaman jagung yang memiliki biji merah juga tanaman jagung memiliki biji putih homozigot menghasilkan F1.
Ketika F1 disilangkan kembali dengan F1 maka akan menghasilkan F2 biji merah dan putih dengan perbandingan 15 : 1.
Kesimpulan
Itulah penjelasan tentang pengertian penyimpangan semu hukum Mendel beserta contoh dari tumbuhan yang mengalaminya.
Diharapkan setelah membaca artikel ini kamu akan lebih mudah memahami materi biologi tentang pola pewarisan sifat pada hukum Mendel.
Semoga pemahamanmu mengenai penyimpangan semu hukum Mendel makin dalam, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: