Pengertian Sitasi beserta Cara Membuat, Aturan, dan Contohnya
Pengertian Sitasi – Pernahkah Anda mendengar istilah sitasi? Sebelum membahas pengertian sitasi, Anda pasti pernah menjumpai sebuah buku yang dalam paragrafnya terdapat kutipan.
Kutipan tersebut biasanya mencantumkan nama orang yang mengutip sekaligus ada tahunnya.
Istilah sitasi ini sangat erat kaitannya dengan penulisan karya tulis ilmiah. Pasalnya, saat tidak ada sitasi, maka sebuah karya bahkan bisa dikatakan plagiat.
Maka sitasi ini punya peran yang sangat penting bagi setiap penulis karya tulis ilmiah atau jurnal sejenis.
Pengertian Sitasi Secara Umum
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelumnya telah sekilas digambarkan tentang peran sitasi. Maka kali ini penting bagi Anda untuk tahu pengertian sitasi itu sendiri.
Sitasi merupakan istilah yang digunakan untuk sebuah kutipan ucapan seseorang, baik itu kutipan yang sudah tercetak dalam buku maupun tidak tercetak.
Secara tidak langsung, adanya sitasi akan memberikan ruang bagi penulis untuk memberitahu pembaca bahwa tulisannya punya dasar.
Dasar yang dipakai juga bisa dicek dengan bukti sitasi yang tertulis di sana. Adapun sitasi ini tentu punya perbedaan dengan daftar pustaka.
Penulisan sitasi secara langsung diletakkan di halaman yang berisi pokok bahasan. Sedangkan daftar pustaka diletakkan di halaman terakhir sebuah buku. Cara penulisan sitasi juga berbeda dengan penulisan daftar pustaka.
Penulisan sitasi pada karya tulis ilmiah ini bukan tanpa alasan. Ada tujuan-tujuan yang dimaksudkan dengan adanya sitasi ini. Apa saja tujuan tersebut? Berikut ini beberapa tujuan sitasi:
1. Membangun Kejujuran
Dengan adanya aturan penulisan sitasi dalam karya tulis ilmiah, maka hal tersebut akan membantu pembangunan mental kejujuran.
Penulis akan memberikan keterangan sejujur-jujurnya terkait kutipan yang dicantumkan dalam bukunya. Dengan begitu, karya tulis tersebut juga akan terhindar dari adanya penilaian plagiarisme.
2. Mengaitkan Ide Dengan Sumber yang Benar
Kadang kala ide yang muncul dari seseorang tidak bisa dipercaya dengan mudah oleh khalayak umum.
Dalam hal ini, peran sitasi cukup penting. Sitasi dapat memberikan kaitan sumber yang akan membuat ide karya tulis diterima oleh khalayak atau pembaca.
Hal ini karena sumber sitasi juga dapat dicek kembali, sehingga membuat pembaca bisa mendapatkan bukti kebenaran.
3. Mendukung Penilaian dari Pembaca
Sitasi memungkinkan seseorang menentukan sendiri apakah argumen penulis sudah sesuai dengan sumber yang digunakan.
Selain itu, pembaca juga jadi bisa menilai kevalidan pendapat yang dikemukakan penulis berdasarkan sumber yang digunakan.
Semakin kuat kebenaran sumber sitasi yang Anda buat, akan semakin membuat pembaca menilai karya Anda dengan baik.
Bahkan jika mungkin, pembaca bisa saja menilai bahwa argumen Anda jauh lebih bagus dari sumber yang tercantum.
Sehingga sitasi menjadi bahan untuk mempertimbangkan dan membandingkan penilaian pada karya tulis yang sama ide pokoknya.
4. Pembuktian Penelitian
Pembaca yang bijak tentu tidak akan mudah percaya bahwa Anda telah melakukan penelitian untuk sebuah karya tulis.
Karenanya saat mencantumkan sitasi, pembaca jadi tahu bahwa Anda benar-benar melakukan penelitian untuk karya tulis tersebut.
5. Memperkuat Argumen
Seringkali argumen yang Anda sampaikan dalam karya tulis, sulit dipercaya oleh pembaca.
Untuk menguatkan argumen yang sudah Anda sampaikan, sitasi punya peran yang sangat membantu.
Ide-ide senada yang sebelumnya telah ada pada sumber, akan menjadi penguat argumen atau ide yang Anda sampaikan. Pembaca pun jadi lebih percaya dan menilai baik tulisan Anda.
Aturan Dalam Penulisan Sitasi
Setelah belajar pengertian sitasi dan sebelum lanjut ke cara pembuatannya, penting untuk Anda ketahui aturan-aturan tetap pada penulisan sitasi ini.
Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi. Apa saja itu?
- Sitasi bisa ditulis di bagian awal teks maupun belakang teks/ kalimat.
- Nama penulis kutipan memakai teknis berbalik. Nama belakang terlebih dulu yang ditulis, kemudian nama depan, diikuti tahun sumber dicetak dengan pemisah tanda baca koma atau dalam tanda kurung.
- Penggunaan ‘dan’ untuk sumber yang ditulis oleh dua orang, harus memakai tanda atau simbol ‘&’. Tidak diperkenankan memakai kata ‘dan’ secara langsung. Hal ini juga berlaku jika sumber yang Anda kemukakan adalah buku bahasa asing, tidak boleh menggunakan kata ‘and’.
Namun, jika karya ilmiah yang Anda tulis adalah keseluruhan berbahasa Inggris, maka Anda baru bisa gunakan kata ‘and’.
- Selain menggunakan kode et al, Anda bisa gunakan istilah ‘dkk’ untuk sumber yang penulisnya lebih dari dua orang.
- Apabila Anda menggunakan sumber referensi buku terjemahan, maka penulisan nama pemilik kutipan tetaplah penulis aslinya dan bukan penerjemahnya. Begitu pula dengan penulisan tahun adalah tahun terbit buku aslinya.
Aturan ini berlaku untuk sumber berbentuk buku atau artikel. Lantas, apakah penerjemah buku tidak dicantumkan dalam karya tulis tersebut? Sedangkan Anda menggunakan buku terjemahan.
Tentu saja penerjemah juga harus disebutkan, namun penyebutannya adalah dalam daftar pustaka dan bukan di bagian sitasi.
Cara Membuat Sitasi dengan Benar
Cara membuat atau menulis sitasi, ada beberapa cara. Hal ini bergantung dari sumber itu sendiri dan juga metode penulisan yang dipakai.
Ada yang penulisannya di awal teks, ada juga yang di akhir teks dan beberapa ketentuan lainnya. Berikut ini beberapa cara membuat atau menulis sitasi yang benar:
1. Penulisan di Awal Teks
Aturan penulisan yang pertama adalah sitasi di awal teks. Penulisan sitasi di awal teks ini juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada jumlah penulis kutipan yang dicantumkan:
• Satu Penulis
Ketika kutipan dari buku referensi hanya ditulis oleh satu orang penulis, maka Anda bisa tuliskan namanya langsung. Kemudian setelahnya tulis tanda kurung yang berisi tahun kutipan tersebut dibuat, atau tahun buku kutipan referensi diterbitkan.
Ada juga yang sekaligus menyertakan halaman buku kutipan referensi yang dimaksud. Maka contohnya adalah seperti ini:
Hendrianto (2013) mengatakan bahwa…..
Menurut pendapat Irawan (2017:75)………
• Dua Penulis
Tidak menutup kemungkinan jika satu buku ditulis atau dikarang oleh dua orang sekaligus.
Maka jika Anda ingin menuliskan kutipan sitasinya adalah dengan menambahkan kata dan atau simbol ‘&’, kemudian tuliskan tahun buku kutipan dalam tanda kurung. Contohnya seperti di bawah ini:
Irwan & Amel (2017) mengatakan…….
• Penulis Lebih dari Dua Orang
Jika buku referensi yang Anda gunakan ditulis oleh lebih dari dua orang, maka Anda bisa gunakan singkatan ‘et al’. Sehingga Anda tidak perlu menyebutkan satu persatu nama penulisnya.
Adapun setelah kode ‘et al’ Anda perlu menambahkan tanda baca titik kemudian koma. Contohnya bisa Anda lihat di bawah ini:
Irawan et al., (2013) mengatakan bahwa…….
2. Penulisan Sitasi di Akhir Teks atau Kalimat
Selanjutnya, penulisan sitasi juga bisa diletakkan di akhir kalimat atau teks. Sama halnya dengan penulisan di awal teks, pada penulisan ini juga dibagi tiga bagian dilihat dari jumlah penulisnya. Aturannya sedikit berbeda dengan penulisan di awal teks.
• Satu Penulis
Untuk penulisan dengan satu penulis di akhir teks atau kalimat, sebutkan dahulu kutipan yang dicantumkan dalam karya tulis Anda. Kemudian setelah tanda baca titik pada kalimat, gunakan tanda kurung dan tulis nama pemilik kutipan.
Nama pemilik kutipan dipisah dengan tanda baca koma kemudian batu ditulis tahun dari buku kutipan referensi. Jika terdapat halaman, Anda tetap harus menggunakan tanda baca titik dua untuk menyebut halaman buku kutipan. Contohnya:
…………… (Hermawan, 2003)
…………… (Hermawan, 2003:35)
• Dua Penulis
Sama halnya dengan aturan penulisan di awal teks, jika penulis ada dua orang maka Anda bisa tambahkan simbol ‘&’. Kemudian tambahkan tanda baca koma untuk memisah nama dengan tahun terbit buku yang dikutip.
Namun, saat ada halaman buku kutipan yang harus dicantumkan, maka Anda tidak perlu mencantumkan tahun buku yang dikutip melainkan halaman saja. Contohnya:
………….. (Irwan & Amel, 2003)
………….. (Irwan & Amel, 76)
• Penulisan untuk Lebih dari Dua Penulis
Aturan penulisan dari buku kutipan yang ditulis oleh lebih dari dua orang, ditulis dengan satu nama dan kode et al. Kemudian diberi pemisah tanda baca koma, barulah menulis tahun buku yang dikutip. Contohnya seperti di bawah ini:
…………. (Irawan et al, 2004)
3. Penulisan Sitasi Lebih dari Satu Referensi
Dalam mengambil kutipan untuk sebuah karya tulis ilmiah, memang tidak menutup kemungkinan diambil dari beberapa referensi. Penulisan sitasi untuk sumber yang lebih dari satu ini tentu punya perbedaan dengan penulisan satu sumber saja.
Hal ini berlaku jika penulis adalah satu orang sama namun berbeda buku, maupun bagi kutipan yang diambil dari penulis berbeda dan buku yang berbeda. Lantas, bagaimana aturan penulisannya? Berikut ini contoh dan penjelasannya:
• Nama Penulis Sama, Tahun Berbeda
Penulisan untuk kondisi sitasi seperti ini, maka Anda harus menuliskan nama penulis lebih dulu. Kemudian beri tanda kurung untuk menulis tahun buku. Dia tahun berbeda ini dipisahkan dengan tanda baca koma dalam satu kurung yang sama. Contohnya:
Amel (2013, 2017)
• Nama Penulis Sama, Tahun Sama
Tidak menutup kemungkinan seorang penulis karya ilmiah menerbitkan lebih dari satu buku dalam satu tahun yang sama. Dengan begitu, Anda bisa mengutip kedua buku yang berbeda dengan tahun yang sama tersebut.
Aturan penulisannya sama seperti buku dengan tahun berbeda. Hanya saja, Anda perlu memberikan kode (a) dan (b) dan seterusnya. Meskipun tahunnya sama, tidak diperkenankan hanya menyebutkan satu kode tahun saja. Contohnya seperti:
Hendrawan (2013a, 2013b)
• Penulisan dari Berbagai Sumber Berbeda
Berbeda dari penulisan dua jenis di atas, penulisan untuk berbagai sumber yang berbeda pun punya aturannya sendiri. Semua sumber diletakkan dalam satu kurung yang sama.
Nama dan tahun sumber dipisahkan dengan tanda koma. Sedangkan tiap sumber berbeda dipisahkan dengan tanda titik koma. Contohnya bisa dilihat di bawah ini:
(Herawan, 2013; Ameliya, 2009; Irawan, 2001)
(Andrea, 2002; Dinda & Zulia, 2010; Hendra et al., 2007)
4. Penulisan Sitasi Tanpa Nama Penulis
Ada kalanya Anda menemukan kutipan referensi yang tidak tercantum nama penulis. Hal ini masih wajar terjadi karena ada beberapa buku yang diterbitkan bukan atas nama perorangan, melainkan atas nama lembaga atau badan kepentingan.
Untuk itu, tentu Anda pun tidak bisa menuliskan nama penulis dari kutipan yang diambil. Agar tetap bisa mencantumkannya dalam karya tulis Anda, maka penulisan nama penulis bisa diganti dengan nama lembaga atau badan yang tertera dalam buku referensi. Contohnya:
Ikatan Dokter Indonesia (2005) mengatakan bahwa…………
………… (Lembaga Kesehatan Masyarakat, 2013: 45)
Dari penjelasan di atas mulai dari pengertian sitasi hingga cara penulisannya, bisa menjadi wawasan baru untuk Anda yang sedang menulis sebuah karya tulis ilmiah. Hal ini juga mengingat pentingnya mencantumkan sitasi dalam buku ilmiah.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: