Penulisan Daftar Pustaka, Urutan, dan Contoh Menulis Daftar Pustaka yang Benar

Penulisan Daftar Pustaka, Urutan, dan Contoh Menulis Daftar Pustaka yang Benar – Dalam bahasa Indonesia ada istilah yang namanya daftar pustaka. Anda tentu sudah sangat familiar dengan istilah yang satu ini.

Daftar pustaka dapat dilihat pada halaman terakhir sebuah buku, baik itu buku fiksi maupun non fiksi. Penulisan daftar pustaka berbeda dengan menulis kalimat biasa. 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menulis daftar pustaka. Ketentuan ini sudah diatur dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau sesuai EYD.

Dalam menulis daftar pustaka juga harus sesuai dengan urutan komponen yang ada di dalamnya. 

Penulisan Daftar Pustaka

unsplash.com

Sebelum membahas terkait penulisan daftar pustaka, ada baiknya Anda paham apa definisi daftar pustaka itu sendiri. Secara umum, daftar pustaka merupakan daftar rujukan atau referensi buku-buku ilmiah yang mendukung penulisan sebuah karya tulis, utamanya karya tulis ilmiah. 

Karya tulis ilmiah harus bisa dibuktikan dengan berbagai teori yang mendukung. Maka dalam karya tulis ini harus ada daftar pustaka dengan buku referensi yang bisa dibuktikan.

Ketika buku referensi tidak bisa dibuktikan, maka karya tulis tersebut akan susah diterima. 

Daftar pustaka ini juga punya istilah lain dalam bahasa Indonesia. Apa saja itu? Ada sumber pustaka, referensi, rujukan, dan pranala. Istilah yang paling sering ditemui adalah daftar pustaka dan referensi.

Perlu diketahui jika daftar pustakanya adalah buku, maka ada tiga jenis sumber buku yang biasanya dicantumkan dalam halaman daftar pustaka. Apa saja jenis yang dimaksud tersebut? 

Buku Dasar

Sebelum masuk ke tema khusus atau pokok bahasan utama, tentu dalam buku yang Anda tulis ada bahasan garis besarnya. Bahasan ini disebut dengan bahasan umum yang nanti arahnya juga tetap pada pokok bahasan utama. 

Untuk pembahasan umumnya ini, maka digunakan buku dasar sebagai sumbernya. Buku yang digunakan adalah yang tidak terlalu spesifik, namun tetap membahas pokok bahasan utama karya tulis. 

Buku Khusus

Kedua ada buku rujukan khusus. Buku yang harus digunakan dengan kategori khusus ini adalah buku yang membahas pokok utama. Buku ini tentu harus lebih spesifik membahas tema atau judul yang Anda buat. 

Buku Pelengkap

Terakhir ada buku pelengkap. Sesuai namanya, buku jenis ini hanya difungsikan untuk melengkapi karya tulis yang sedang digarap. 

Tema bukunya pun tidak harus menyesuaikan dengan tema pokok bahasa. Bahkan bisa sangat berbeda jauh, namun tetap punya inti manfaat di dalamnya. 

Manfaat Daftar Pustaka

Sebelum beranjak ke pembahasan tata cara menulis daftar pustaka, Anda harus tahu bahwa penulisan ini pasti punya manfaat dibaliknya. Beberapa manfaatnya adalah sebagai berikut:

Etika Penulisan

Kaidah bahasa Indonesia sudah menentukan berbagai aturan penulisan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pada penulis dengan sumber yang sudah dipusatkan. 

Aturan tersebut juga dikenal dengan etika kepenulisan. Etika penulisan juga menjadi rujukan para pakar dalam menilai sesuai atau tidaknya karya tulis yang dibuat. 

Maka menulis daftar pustaka dengan baik dan benar adalah sebuah keharusan, yang akan menentukan baik atau tidaknya tulisan yang sudah Anda buat. Dengan begitu, Anda sudah memenuhi etika penulisan yang baik sesuai kaidah. 

Simbol Terima Kasih

Karya yang Anda buat akan diterima dengan baik apabila sumber dan kebenarannya bisa dibuktikan.

Ini menjadi salah satu tantangan untuk Anda mencari buku rujukan yang sudah dibenarkan. Tentunya saat menggunakan rujukan ini tidak bisa secara diam-diam saja. 

Untuk itu, Anda bisa mengucapkan rasa terima kasih pada buku rujukan yang sudah digunakan dan mendukung selesainya penulisan karya tulis.

Menulis daftar pustaka ini juga bisa menjadi simbol ucapan terima kasih pada para penulis buku rujukan. 

Para penulis buku rujukan akan merasa karyanya dihargai dan digunakan dengan semestinya, sehingga ilmunya pun tidak berhenti pada bukunya saja.

Daftar pustaka akan menjadi bahasa tersirat untuk mengungkapkan rasa terima kasih Anda. 

Pendukung Ide

Sering kali dalam menulis karya tulis, dibutuhkan contoh atau ide agar tulisan semakin menarik dan layak baca. Menentukan ide pun tidak harus didapat dari kondisi sekitar.

Anda juga bisa mendapatkan ide menarik dari buku referensi yang dibaca. 

Apalagi jika tema karya yang akan ditulis punya kesamaan kasus dengan buku referensi, maka Anda hanya perlu memoles atau memodifikasi dengan baik agar terlihat unik. 

Dari sini dapat diketahui bahwa buku-buku dalam daftar pustaka punya peran yang cukup penting. Buku rujukan yang ditulis daftarnya pun bisa menjadi pendukung penulisan karya tulis Anda. 

Selain menjadi ide kepenulisan Anda, orang lain yang membaca buku Anda pun bisa saja terinspirasi saat melihat daftar pustaka yang ditulis di sana. Dengan begitu, Anda jadi bisa berbagi ide dengan orang lain. 

Pembuktian Data

Penulisan karya tulis ilmiah, tentu harus memiliki dasar yang dijadikan bahan menulis. Setiap data di dalamnya juga tentunya harus sesuai. Kecuali jika buku tersebut isinya adalah buku yang seluruhnya fiksi. 

Untuk bisa membuktikan data yang tercantum adalah benar, maka daftar pustaka inilah yang dijadikan rujukan untuk mencari kebenarannya. Penilai karya tulis ilmiah pun akan dimudahkan dengan sistem kepenulisan rujukan ini. 

Mereka bisa membuktikan dengan mudah data yang sudah dicantumkan dalam buku karya tulis tersebut. 

Sebagai Referensi Silang

Bagi Anda yang sudah sering terjun dalam kepenulisan karya tulis, mungkin sudah sangat familiar dengan istilah referensi silang.

Referensi ini maksudnya adalah ketika Anda harus menyebutkan pada halaman berapa dan dalam buku apa data tersebut diambil. 

Pencarian dasar penulisan pun jadi lebih mudah ditemukan. Apalagi dalam karya tulis ilmiah memang sering kali penulis harus menunjukkan referensi silangnya. 

Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka

Seperti yang dikatakan sebelumnya, daftar pustaka harus ditulis dengan baik dan benar sesuai kaidah bahasa yang baik dan benar.

Beberapa komponen dari buku referensi harus dimasukkan. Cara menulisnya juga harus urut dan memperhatikan tanda baca sebaik mungkin. 

Lantas apa saja komponen yang ada dalam daftar pustaka? Dan bagaimana tata cara penulisan yang benar? Berikut ini bisa Anda simak penjelasannya:

Nama Pengarang

Hal paling utama yang harus Anda tuliskan pada daftar pustaka adalah nama pengarang atau penulis buku referensi tersebut.

Adapun penulisan nama ini harus dibalik, kata kedua dari nama diletakkan di depan dan kata pertamanya di belakang. 

Saat membalik nama tersebut pun, kedua kata dari nama tersebut harus dipisah dengan tanda koma.

Contohnya: Ani Mulyani menjadi Mulyani, Ani. Jangan lupa untuk mengakhirinya dengan tanda baca titik. 

Sedangkan untuk nama penulis yang punya 3 kata dalam namanya, maka hanya kata terakhirnya saja yang diletakkan di awal.

Kata kedua dan ketiga tidak perlu dibalik dan tidak perlu dipisah dengan tanda koma. Contohnya: Setiawati, Vivi Ayu. 

Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan jika satu buku ditulis oleh dua orang penulis.

Lantas, bagaimana cara menuliskan namanya? Nama penulis pertama aturannya mengikuti pembalikan nama seperti pada contoh. 

Namun, penulis kedua namanya ditulis normal atau sesuai nama aslinya tanpa dibalik dan tanpa mencantumkan tanda koma.

Adapun aturan penulisan nama saat buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, maka hanya nama pertama yang dibalik. Selanjutnya tuliskan dkk atau et.all

Lalu, bagaimana jika referensi yang diambil adalah dari penulis yang sama? Untuk menuliskannya, Anda hanya perlu memuat satu baris nama saja.

Baris berikutnya, Anda bisa buat garis lurus horizontal berukuran 10 spasi dan diakhiri titik. Contohnya:

Mulyani, Ani

_________ .

_________ .

Tahun Terbit

Dalam daftar pustaka juga harus dicantumkan tahun terbit buku referensi tersebut. Peletakannya setelah nama penulis. Sama halnya dengan nama penulis, penulisan tahun ini juga harus diakhiri dengan tanda baca titik. Contohnya: Mulyani, Ani. 2020. 

Judul Buku Referensi

Berbeda halnya dengan dua komponen di atas, kali ini judul buku referensi harus ditulis dengan cetak miring.

Dalam aturan MS. Word, yang dipakai adalah tanda I. Namun, kadang kala ada juga yang menuliskannya dengan ditandai garis bawah. 

Judul ini letaknya tepat di belakang tahun terbit buku referensi. Tanda baca yang digunakan juga adalah tanda titik (.), Contohnya: Mulyani, Ani. 2020. Membaca Pintar. 

Kota Terbit

Kota terbit atau kota penerbit ini diletakkan setelah tanda titik yang mengakhiri judul buku.

Berbeda dengan komponen lain di atas, kota penerbit ini diakhiri dengan tanda baca titik dua (:). Contohnya adalah: Mulyani, Ani. 2020. Membaca Pintar. Semarang: 

Penerbit

Komponen terakhir yang harus dimasukkan dalam daftar pustaka adalah nama penerbit buku referensi tersebut.

Nama penerbit yang dimaksud adalah nama PT atau percetakan yang menerbitkan buku referensi tersebut, bukan nama orangnya. 

Letak nama penerbit ini ada di akhir, setelah penulisan kota penerbit. Setelah penulisan nama penerbit, diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Urutan Daftar Pustaka

Setelah tahu apa saja komponen yang harus dimasukkan dalam daftar pustaka, maka selanjutnya Anda juga harus tahu bagaimana urutan komponen-komponen itu secara baik dan benar.

Urutan ini memang sudah ditetapkan dalam kaidah bahasa dan tidak bisa diubah sesuai selera. 

Hal ini karena aturan dalam kaidah sudah dipusatkan, sehingga memudahkan para penulis karya ilmiah dalam menulis referensinya. Adapun urutan daftar pustaka dimulai dari:

  • Nama penulis
  • Tahun terbit buku referensi
  • Judul buku referensi
  • Kota penerbit
  • Penerbit

Komponen berurutan tersebut biasa disingkat dengan NATAJUKOPEN. Singkatan ini akan memudahkan Anda dalam mengingat urutan daftar pustaka yang benar.

Dengan begitu, tidak ada lagi alasan lupa urutan komponen dan berakhir dengan penyusunannya yang awur-awuran. 

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Seperti dikatakan di awal, beberapa buku referensi memiliki komponen yang lebih beragam, sehingga penulisannya juga harus diperhatikan dengan baik.

Agar lebih mudah mempraktikkan penulisannya, berikut di bawah ini bisa Anda simak beberapa contohnya:

Mulyani, Ani. 2020. Membaca Pintar. Semarang: PT. Publish.
Nugroho, Adi dan Dimas Aditya. 2007. Pandai Berbahasa. Jakarta: Media Kita.
Septian Hadi dkk. 2016. Damai Dalam Adat. Yogyakarta: Publisher. 

Dari ketiga contoh di atas, sudah ada beberapa variasi penulisan referensi yang berbeda, mulai dari yang penulisnya satu orang, dua orang, hingga banyak orang. Anda bisa sesuaikan dengan buku referensi yang digunakan. 

Berbagai penjelasan di atas, bisa menjadi acuan wawasan untuk Anda yang masih belum lihai dalam penulisan daftar pustaka.

Mari hargai dan buktikan data dalam karya tulis, dengan daftar pustaka yang baik dan benar. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta