12 Peran dan Tanggung Jawab Seorang Ayah dalam Keluarga, Ternyata Bukan Hanya Cari Nafkah Saja Ya!

12 Peran dan tanggung jawab seorang ayah dalam keluarga, ternyata bukan hanya cari nafkah saja ya! – Setelah laki-laki menikah dan memiliki anak, secara otomatis ia akan menjadi seorang ayah yang memiliki peran penting dalam keluarga. Walaupun identik dengan kewajiban mencari nafkah, tapi ada peran lainnya yang berdampak besar bagi keluarga. πŸ§”

Fakta umum di lapangan menunjukkan bahwa peran ayah masih sebatas bekerja untuk mencari uang saja, sedangkan semua urusan lainnya dibebankan pada istri. Padahal, di balik itu masih banyak tanggung jawab yang diemban seorang ayah, tidak hanya sekadar menjadi imam untuk anak dan istri.

Apa saja peran dan tanggung jawab seorang ayah dalam keluarga yang belum banyak disadari? Simak pembahasannya pada artikel berikut ini.

Peran dan Tanggung Jawab Ayah dalam Keluarga

pixabay.com/@pexels-2286921

Peran seorang ayah memang identik sebagai tulang punggung. Namun, tidak seharusnya peran tersebut direduksi sebagai pencari nafkah saja. Jika tetap demikian, kemungkinan besar seorang ayah kurang terlibat dalam urusan domestik, bahkan urusan emosional pada anak.

Belajar dari konsep parenting zaman sekarang yang setara dan terbuka, berikut ini berbagai peran dan tanggung jawab seorang ayah dalam keluarga.

1. Sebagai Pemimpin dan Penentu Arah Keluarga

Seorang ayah memiliki peran penting sebagai pemimpin dalam keluarga sekaligus menjaga visi dan misi keluarga agar tetap terlaksana. Dengan demikian, ayah perlu terlibat dalam pembentukan nilai-nilai penting seperti kejujuran, integritas, bahkan kerja keras.

Penerapan nyata peran di atas misalnya dengan ikut mendidik anak untuk menjalankan tanggung jawabnya saat menjalankan tugas sehari-hari. Selain itu, ayah juga perlu bersikap tegas pada aturan yang sudah dibuat agar ditaati seluruh anggota keluarga.

2. Menjadi Role Model atau Panutan Utama Anak

Seorang ayah dilihat sebagai panutan pertama oleh anak laki-laki dan anak perempuan. Anak belajar cara berbicara, cara menyelesaikan masalah, cara bernegosiasi, cara menghargai orang lain, dan masih banyak lagi dari sang ayah.

Jika seorang ayah mampu menjalankan peran tersebut dengan baik, pola pikir anak akan terbentuk. Anak tidak mencari panutan lain di luar rumah yang nilai-nilainya bertentangan dengan keluarga. Selain itu, kepercayaan diri anak juga meningkat.

3. Berperan Aktif dalam Pengasuhan Anak

Tugas mengasuh anak sering diidentikkan dengan peran ibu. Padahal, peran ayah juga tidak kalah penting.

Pengasuhan anak yang dilakukan secara aktif oleh kedua orang tua akan memberikan dampak positif di kemudian hari. Namun, perlu diketahui bahwa definisi β€œaktif” tentu tidak hanya datang dalam bentuk fisik, tetapi juga terlibat langsung seperti mendengarkan anak bicara, merawat anak, memantau tumbuh kembang anak, mendiskusikan masalah dan mencari penyelesaiannya, mengantar sekolah, dan masih banyak lagi.

Penelitian terkait pandangan ayah terhadap keterlibatannya dalam pengasuhan anak menunjukkan hasil positif. Anak akan memiliki jiwa sosial yang tinggi, dianggap sebagai orang tua yang asik untuk diskusi, motivasi anak untuk berprestasi meningkat, sehingga anak akan merasa aman.

4. Mendukung Peran Ibu dalam Menjalankan Tugasnya

Seorang ayah yang baik akan mendukung peran ibu secara emosional dan praktis. Sebab, hubungan suami istri sebagai pasangan dianggap sebagai tim solid yang mempunyai tujuan jelas.

Cara ayah mendukung peran ibu secara konkret sangat beragam. Misalnya bisa berupa menjaga anak secara bergantian dan menyelesaikan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring, menyetrika dan sebagainya. Sedangkan dukungan secara emosional bisa dengan memberikan validasi pada ibu, mengobrol secara terbuka, tidak menyanggah argumen, dan berkomunikasi secara sehat.

Pada kehidupan rumah tangga, ayah dapat membantu meng-handle anak saat tantrum, sehingga ibu akan terbantu. Contoh lainnya adalah secara bergantian menjaga anak agar ibu bisa β€œme time”.

Suami yang suportif akan membuat keluarga harmonis yang berdampak pada perkembangan anak. Misalnya saja perkembangan emosional anak lebih stabil dan lebih cerdas saat belajar karena merasa aman.

5. Memberikan Rasa Aman Bagi Keluarga

Ayah bertanggung jawab secara fisik dan psikologis untuk memberikan rasa aman pada keluarga. Sebagai pelindung, ayah wajib menjaga keluarga tidak hanya dari bahaya fisik yang mengintai, tetapi juga ketidakpastian hidup.

Bahkan, seorang anak bisa merasa aman hanya dengan melihat kehadiran sang ayah, didengarkan ceritanya, dan tidak dihakimi. Jika dikaitkan dengan konsep secure attachment, anak yang diberikan rasa aman oleh ayah berupa dukungan dan pelukan saat sedih akan menganggap bahwa kesedihan tersebut dapat diatasi dan merupakan hal wajar.

Dampak jangka panjang akan terasa saat anak sudah dewasa. Anak tidak akan takut berekspresi, tidak kesulitan mengatur emosi, tidak bergantung pada orang lain, dan lebih mudah mencari dukungan emosional dari sekitarnya.

6. Berperan dalam Pendidikan dan Perkembangan Anak

Ayah yang turut andil dalam pendidikan anak dan mengamati perkembangannya menunjukkan bentuk dukungan terhadap sang anak. Ibarat coach atau mentor anak, segala keputusan yang diambil ayah bisa berdampak besar bagi masa depan anak kelak.

Peran ayah dalam proses perkembangan anak dapat ditunjukkan dengan kedatangan ayah saat acara rapat di sekolah dan pentas seni anak, diskusi dengan anak terkait cita-cita anak, pemberian semangat belajar, hingga membantu mengarahkan masa depan anak.

Dukungan ayah terhadap minat dan bakat anak dapat ditunjukkan dengan memasukkan anak ke klub olahraga, klub kesenian, dan kegiatan favoritnya. Kehidupan anak pun bisa lebih terarah dengan bimbingan ayah, sehingga anak tidak kebingungan dan lebih percaya diri.

7. Menjadi Pendengar yang Baik

Pernahkah melihat contoh anak yang diabaikan ayahnya dan tidak didengarkan saat bercerita? Sang anak akan merasa emosinya tidak dianggap, bahkan kehadirannya dianggap tidak penting.

Ayah yang bertanggung jawab akan menjadi sosok penyemangat sekaligus pendengar yang baik bagi anak dan istrinya. Tentunya kehadiran ayah tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosi agar keluarga yang berusaha terbuka saat bercerita tidak merasa dihakimi.

Ada beberapa tips komunikasi efektif antara anak dan ayah yang bisa diterapkan sesuai nilai-nilai keluarga, seperti:

  1. Mendengarkan anak sebagaimana ayah ingin didengarkan serta memberikan empati
  2. Tidak berasumsi apa pun sebelum anak mengutarakan ceritanya
  3. Tidak memotong pembicaraan anak sebelum selesai
  4. Pahami suasana hati anak agar bisa merespons secara bijak
  5. Melihat sesuatu dari sudut pandang anak

Tidak seharusnya komunikasi antara ayah dan anak dilakukan sambil membahas kesalahan masa lalu anak. Apalagi jika ayah membuat anak jadi merasa bersalah karena anak akan menjadi rendah diri bahkan tidak dicintai.

8. Menerapkan Ilmu Parenting yang Sesuai Zaman

Zaman yang berubah menuntut orang tua bisa beradaptasi dalam mendidik anak, apalagi jika ayah bekerja dari rumah (WFH). Aktivitas parenting jadi lebih fleksibel namun tantangannya bisa jadi lebih berat.

Dunia anak yang sekarang sangat identik dengan penggunaan gadget, baik untuk kegiatan sekolah maupun untuk hiburan. Hal ini menuntut peran ayah agar bisa memantau penggunaan gadget anak agar tetap bijak.

Agar tetap bisa menjaga anak secara tepat di era digital, tidak ada salahnya belajar parenting, ikut kelas orang tua, atau aktif di komunitas keluarga. Dengan demikian, keseimbangan antara pekerjaan ayah dan perannya dalam keluarga akan tetap terjaga.

9. Pencari Nafkah Utama

Sebagaimana yang sudah diketahui, peran ayah sebagai pencari nafkah utama merupakan tanggung jawab finansial ayah yang penting dan harus dilaksanakan.

Namun, jangan lupa bahwa ayah tetap bertanggung jawab agar kebutuhan dasar keluarga bisa terpenuhi. Menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga bukan berarti ayah adalah satu-satunya orang yang bisa melakukannya.

Zaman sekarang, sangat sering dijumpai ayah dan ibu yang sama-sama bekerja. Perlu dipahami pula bahwa pencari nafkah bukan hanya hadir secara finansial, tetapi juga emosional karena uang tidak bisa menggantikan kasih sayang dan kebersamaan keluarga.

10. Panutan dalam Hal Spiritual

Atmosfer rumah yang positif, damai, dan penuh nilai bisa dicapai dengan memaksimalkan peran ayah sebagai pembimbing spiritual. Bagi banyak keluarga, ayah memegang peranan penting sebagai pembimbing spiritual untuk mengenalkan nilai-nilai agama pada anak.

Penerapan nyata peran tersebut misalnya dengan mengajarkan cara-cara berdoa yang baik dan benar pada anak, mengajarkan cara bersyukur dan dekat dengan Tuhan, hingga cara untuk menghadapi ujian kehidupan.

Seorang ayah yang menjadi teladan dengan konsisten ibadah tanpa menggurui dapat memberikan kesan positif bagi anak. Jadi, anak tidak menganggap iman sebagai teori saja, tetapi sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari dengan melihat sang ayah.

Dampak jangka panjangnya, anak akan melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya. Contohnya saat mendapatkan cobaan, anak akan berusaha mengambil hikmah dan tidak menyalahkan keadaan. Begitu pula saat memperoleh rezeki, anak akan lebih banyak bersyukur.

11. Penengah Konflik Keluarga

Ayah dapat mengambil peran sebagai penengah masalah dalam keluarga yang biasanya terjadi antara ibu dan anak atau antar anak. Perlu dipahami bahwa konflik adalah sesuatu yang wajar terjadi, sehingga ayah perlu menyikapinya secara bijak dengan sudut pandang yang luas.

Contoh peran ayah sebagai penengah konflik keluarga misalnya ketika dua anaknya berebut mainan. Alih-alih memarahi anak atau meminta salah satunya mengalah, ayah perlu mencari tahu akar permasalahan agar anak turut andil menyelesaikan konfliknya, sehingga tidak saling menyakiti.

Secara tidak langsung, anak-anak akan melihat ayahnya sebagai role model dalam mengatasi konflik. Pelajaran tentang mengontrol emosi, berkompromi satu sama lain, berkomunikasi secara sehat, dan tidak saling menyakiti juga akan dipelajari anak.

12. Sumber Inspirasi Keluarga

Ayah memiliki peran mulia yang kerap tidak disadari, seperti menjadi sumber inspirasi bagi keluarga. Semangat dan etos kerja yang ditunjukkan ayah berdampak besar dalam membentuk karakter positif anak.

Di samping itu, ayah juga dapat bercerita kisah hidupnya, baik perjuangannya saat muda, kegagalan hidup yang pernah dirasakan, pengorbanannya, atau cita-cita yang masih ingin diraih. Cerita yang disampaikan tersebut mampu membentuk hubungan emosional dan memperkuat ikatan keluarga.

Penutup

Demikian artikel 12 peran dan tanggung jawab seorang ayah dalam keluarga, ternyata bukan hanya cari nafkah saja ya! Saatnya memperluas makna seorang ayah yang tidak hanya sebagai tulang punggung, tetapi juga penjaga keluarga agar tetap solid dan kuat.

Peran ayah yang besar tentunya juga perlu didukung oleh anggota keluarga yang lain. Dengan demikian, akan terwujud keluarga yang sehat dari kerja sama ayah, ibu, dan anak-anak yang saling menghargai.

Kalau saat ini kamu adalah seorang ayah, yuk, tingkatkan peranmu di rumah! Ada contoh cerita inspiratif tentang keluarga hingga puisi untuk ayah juga di Mamikos. Semoga bermanfaat.

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah