7 Perbedaan Kepribadian Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert, Kamu yang Mana?
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk recharge energi. Ada yang memilih rebahan sambil baca buku di kamar, ada juga yang baru merasa lebih bersemangat kalau sudah bertemu banyak orang. Bahkan ada yang bisa keduanya.
Perbedaan sederhana tersebut sebenarnya bisa menggambarkan tipe kepribadianmu, lho. Apakah kamu termasuk introvert, ekstrovert, atau ambivert yang berada di antara keduanya? 🤔
Nah, agar lebih memahami perbedaan kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert, kita perlu melihat dulu bagaimana teori kepribadian ini berawal dari pemikiran Carl Gustav Jung. 📖
Daftar Isi
Daftar Isi
Tipe Kepribadian Menurut Jung, Introvert dan Ekstrovert
Konsep kepribadian yang kita kenal sekarang banyak dipengaruhi oleh pemikiran Carl Gustav Jung, seorang psikiater dan psikolog asal Swiss yang dikenal sebagai murid sekaligus penerus gagasan Sigmund Freud.
Jung berkontribusi besar dalam pengembangan psikologi analitik dan menjadi tokoh penting yang memperkenalkan istilah introvert dan ekstrovert untuk pertama kalinya pada awal abad ke-20.
Dikutip dari buku Psikologi Kepribadian Jilid 1 yang ditulis oleh Rr. Hesti Setyodyah Lestari, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Andia Kusuma Damayanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menurut Jung, kepribadian manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua sikap dasar, yaitu ekstrovert dan introvert.
Ekstrovert
Orang ekstrovert cenderung berorientasi ke dunia luar. Mereka mendapatkan energi dari interaksi sosial, aktivitas, dan pengalaman eksternal. Individu dengan kecenderungan ekstrovert biasanya terlihat lebih terbuka, ekspresif, mudah bergaul, dan nyaman berada di tengah banyak orang.
Introvert
Sementara itu, orang introvert justru lebih berfokus pada dunia dalam dirinya sendiri. Mereka memperoleh energi dari waktu yang dihabiskan sendirian, merenung, atau berpikir mendalam.
Sosok introvert biasanya lebih reflektif, tenang, dan lebih berhati-hati dalam berinteraksi. Mereka cenderung memproses sesuatu secara internal sebelum mengekspresikannya keluar.
Fungsi Psikologis Jung
Namun, Jung tidak berhenti sampai di situ. Masih dikutip dari sumber buku yang sama, Jung juga mengidentifikasi empat fungsi psikologis utama yang membentuk cara seseorang berpikir, merasakan, dan memandang dunia, yaitu:
- Pemikiran (Thinking): mengandalkan logika, penalaran, dan analisis objektif dalam mengambil keputusan.
- Perasaan (Feeling): berfokus pada nilai-nilai personal, empati, dan penilaian berdasarkan emosi.
- Sensasi (Sensing): berorientasi pada pengalaman konkret, fakta, dan hal-hal yang dapat diamati langsung oleh indra.
- Intuisi (Intuition): cenderung mengandalkan persepsi abstrak, ide, dan kemungkinan yang belum terlihat nyata.
Kombinasi antara dua sikap dasar (ekstrovert–introvert) dan empat fungsi psikologis tersebut yang kemudian menghasilkan delapan tipe kepribadian utama menurut Jung.
Perkembangan dan Munculnya Kepribadian Ambivert
Menariknya, meskipun Jung hanya membedakan dua sikap dasar, ia juga mengakui bahwa tidak semua orang bisa digolongkan sepenuhnya ke dalam salah satu ekstrem.
Dari sinilah muncul gagasan tentang orang-orang yang berada di tengah-tengah. Mereka yang bisa bersikap terbuka seperti ekstrovert, namun juga menikmati waktu sendiri layaknya introvert.
Nah, konsep inilah yang kemudian berkembang menjadi istilah “ambivert.” Istilah tersebut berasal dari gabungan kata Latin ambi- (keduanya) dan -vert (berbelok).
Gagasan ini mulai dipopulerkan pada 1940-an oleh para psikolog seperti Kimball Young dan Hans Eysenck, sebagai penyempurnaan teori Jung.
Ambivert digambarkan sebagai individu yang fleksibel, dapat menyesuaikan diri dengan situasi sosial. Kadang berperan aktif dan ekspresif, kadang juga memilih diam dan reflektif ketika dibutuhkan.
Ciri Perbedaan Kepribadian Introvert Ekstrovert dan Ambivert
Kalau kamu penasaran termasuk jenis atau tipe kepribadian yang mana, coba perhatikan penjelasan berikut, yuk. Siapa tahu kamu jadi lebih mengenal diri sendiri. Apakah kamu cenderung introvert yang reflektif, ekstrovert yang ekspresif, atau ambivert yang seimbang di antara keduanya.
Ciri-ciri Introvert
Kalau misalnya kamu lebih nyaman menyendiri, betah berlama-lama tenggelam dalam pikiran sendiri, atau sering merasa capek setelah banyak ngobrol, bisa jadi kamu termasuk tipe introvert. Apalagi kalau kamu merasa memiliki ciri seperti:
- Nyaman menghabiskan waktu sendirian
Waktu sendiri justru terasa menyegarkan bagi seorang introvert. Saat sendiri, kamu bisa berpikir, membaca, atau melakukan hobi tanpa gangguan. - Cepat lelah setelah berinteraksi sosial
Bertemu banyak orang memang bisa menyenangkan, tetapi kalau kamu terlalu lama berada di keramaian membuat energi cepat terkuras, berarti kamu adalah tipe introvert. - Memilih lingkar pertemanan kecil namun dekat
Introvert lebih suka punya sedikit teman, tapi dengan hubungan yang justru lebih dalam dan bermakna. - Cenderung reflektif dan suka merenung
Kalau kamu introvert, mungkin kamu akan sering memikirkan kembali pengalaman, perasaan, dan keputusan yang diambil, bahkan untuk hal-hal kecil. - Lebih suka menulis atau berkarya dibanding berbicara langsung
Menyampaikan ide lewat tulisan atau karya kreatif terasa lebih nyaman daripada berbicara spontan di depan banyak orang. Kamu termasuk? - Tidak suka menjadi pusat perhatian
Orang-orang introvert lebih senang berada di balik layar, berperan penting tanpa harus tampil mencolok. - Merasakan emosi dengan intens
Introvert biasanya lebih peka dan mendalami perasaan, baik miliknya sendiri maupun orang lain. - Selalu mencari makna dari pengalaman
Bagi introvert, setiap hal yang terjadi punya arti tertentu. Apakah kamu juga sering memikirkan “mengapa” di balik sesuatu?
Ciri-ciri Ekstrovert
Sebaliknya, kalau kamu justru makin semangat saat kumpul bareng teman, suka tantangan baru, dan tidak betah sendirian terlalu lama, kamu mungkin termasuk tipe ekstrovert. Cirinya seperti:
- Mendapat energi dari interaksi sosial
Bertemu orang baru atau ikut kegiatan kelompok membuatmu merasa lebih bersemangat. - Sulit diam terlalu lama sendirian
Kamu merasa bosan saat terlalu banyak waktu sendiri. - Mudah bergaul dan disukai banyak orang
Tipe ekstrovert adalah kepribadian yang ramah, terbuka, dan mudah menjalin koneksi dengan siapa saja. - Ekspresif dan antusias
Emosi dirimu mudah terlihat, misalnya ketika senang ataupun marah. - Berani mengambil risiko dan mencoba hal baru
Kamu sering menganggap tantangan sebagai peluang, bukan ancaman. - Lebih suka berpikir dengan berbicara
Ekstrovert sering “berpikir keras” lewat obrolan atau diskusi langsung. - Fleksibel dan mudah beradaptasi
Tipe yang cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan atau perubahan suasana. - Suka memimpin dan menginspirasi
Dalam kelompok sosial, ekstrovert sering menjadi penggerak atau motivator alami.
Ciri-ciri Ekstrovert
Nah, kalau kamu merasa kadang ingin ramai tapi kadang juga butuh waktu sendiri, besar kemungkinan kamu tipe ambivert.
- Fleksibel di berbagai situasi sosial
Bisa nyaman di keramaian, tapi juga betah sendirian tergantung suasana hati. - Seimbang antara berbicara dan mendengarkan
Kamu bisa jadi pendengar yang baik, tapi juga komunikator yang cakap saat dibutuhkan. - Tidak terlalu suka jadi pusat perhatian, tapi juga tidak menolak sorotan
Ambivert mampu tampil percaya diri, tapi tahu kapan harus mundur. - Cepat menyesuaikan energi
Jika sedang ramai, dirimu bisa ikut aktif. Namun setelahnya, tetap butuh waktu sendiri untuk recharge. - Empatik dan peka terhadap orang lain
Ambivert mudah memahami perasaan orang di sekitarnya dan berusaha menjaga keseimbangan dalam hubungan sosial. - Berpikir realistis namun terbuka pada kemungkinan baru
Mereka punya sisi analitis seperti introvert, tapi juga spontan dan adaptif layaknya ekstrovert. - Mampu menengahi perbedaan
Karena bisa memahami dua sisi, ambivert sering jadi jembatan dalam kelompok atau pertemanan.
Perbedaan Kepribadian Introvert Ekstrovert dan Ambivert
Setelah mengenal ciri masing-masing, mungkin kamu mulai bisa menebak dirimu termasuk yang mana, bukan? Namun, apa sih sebenarnya yang paling membedakan antara introvert, ekstrovert, dan ambivert dalam kehidupan sehari-hari?
Yuk, lihat perbandingannya melalui tabel dari berbagai aspek di bawah ini:
Penutup
Dari penjelasan teori, tipe, ciri, hingga perbedaan kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert, kamu termasuk yang mana, nih?
Oh, ya, kalau tertarik untuk membaca bahasan seputar kepribadian, motivasi, atau pengembangan diri lainnya, jangan lupa mampir ke blog Mamikos! 🤳
FAQ
Introvert cenderung tenang dan mendapatkan energi dari waktu sendiri, sedangkan ekstrovert justru merasa bersemangat saat berinteraksi dengan banyak orang. Ambivert berada di tengah-tengah, bisa bersikap seperti keduanya tergantung situasi.
Ambivert adalah orang yang seimbang antara introvert dan ekstrovert. Misalnya, seseorang yang suka bersosialisasi tapi tetap butuh waktu menyendiri untuk mengisi ulang energi.
Orang introvert biasanya nyaman menyendiri, lebih suka mendengarkan daripada berbicara, cepat lelah setelah banyak interaksi sosial, dan cenderung reflektif serta suka merenung sebelum mengambil keputusan.
Referensi:
3 Jenis Tipe Kepribadian: Introvert, Extrovert & Ambivert [Daring]. Tautan: https://www.gramedia.com/best-seller/tipe-kepribadian-introvert-extrovert-ambivert/?
Introvert, Ekstrovert, Ambivert: Apa Definisi dan Perbedaannya? [Daring]. Tautan: https://wolipop.detik.com/love/d-4803879/introvert-ekstrovert-ambivert-apa-definisi-dan-perbedaannya
Tipe Kepribadian Menurut Para Ahli [Daring]. Tautan: https://bpmbkm.uma.ac.id/2023/05/04/tipe-kepribadian-menurut-para-ahli/
Lestari, Rr. Hesti Setyodyah & Damayanti, Andia Kusuma. (2024). Psikologi Kepribadian Jilid 1. Pekalongan: Penerbit NEM.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Murah
Kost Jakarta Murah