Pengertian Permintaan dan Faktor yang Mempengaruhi Beserta Contohnya
Permintaan – Dalam ilmu ekonomi, permintaan atau demand mengacu pada berapa banyak orang yang mau dan mampu membayar barang dengan harga tertentu. Hal ini dapat meningkat ketika harga turun dan lebih banyak konsumen yang mau dan mampu membelinya.
Tak hanya itu, demand bisa turun ketika harga naik dan barang menjadi lebih mahal. Memahami demand membutuhkan pengetahuan tentang tren ekonomi makro dan demografi serta psikografis pasar tertentu.
Pengertian Permintaan
Demand secara sederhana berarti keinginan konsumen untuk membeli barang dan jasa tanpa ragu-ragu dan membayar harganya untuk apa yang diinginkannya.
Konsep demand sangat penting untuk pengembangan bisnis yang sukses. Pertumbuhan industri terjadi di sektor-sektor ekonomi ketika demand meningkat. Misalnya, industri perawatan kesehatan akan tumbuh saat baby boomer mencapai usia pensiun.
Permintaan mobil di China akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan. Mengantisipasi perubahan demand bisa memberikan peluang bisnis
Adapun pengertian yang bisa dipahami dari demand adalah hubungan harga dan kuantitas. Demand menginformasikan jumlah produk yang akan diminta pada berbagai tingkat harga. Jadi, demand bukanlah satu jumlah yang diminta tetapi serangkaian jumlah yang diminta berdasarkan harga alternatif.
Mirip dengan penawaran, demand adalah variabel, berfluktuasi dengan harga. Teori ekonomi fundamental menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang atau jasa, semakin besar permintaannya.
Sebaliknya, harga yang lebih tinggi untuk barang atau jasa mengurangi demand konsumen. Ya, demand secara alami naik dan turun karena berinteraksi dengan penawaran dan harga.
Jumlah barang yang dipilih pelanggan, secara sederhana bergantung pada biaya komoditas, biaya komoditas lain, pendapatan pelanggan, dan selera serta kecenderungannya.
Jumlah komoditas yang siap dibeli oleh pelanggan, mampu dikelola dan dibeli dengan harga barang yang tersedia. Nah, selera serta preferensi pelanggan dikenal sebagai demand komoditas.
Jenis Demand
Beberapa jenis demand yang penting adalah sebagai berikut:
1. Demand harga
Demand ini mengacu pada berbagai jenis jumlah barang atau jasa yang akan dibeli pelanggan pada harga yang dikutip dan waktu tertentu, mengingat hal-hal lain tetap sama.
2. Demand Pendapatan
Demand ini mengacu pada berbagai jenis jumlah barang atau jasa yang akan dibeli pelanggan pada berbagai tahap pendapatan, mengingat hal-hal lain tetap sama.
3. Demand Silang
Demand silang adalah permintaan produk tidak tergantung pada biayanya sendiri tetapi tergantung pada biaya komoditas terkait lainnya.
4. Demand Langsung
Ketika barang atau jasa memenuhi keinginan individu secara langsung, maka hal itu dikenal sebagai demand langsung.
5. Demand Turunan atau Tidak Langsung
Barang atau jasa yang diminta dan dibutuhkan untuk diproduksi agar memuaskan konsumen, secara tidak langsung dikenal sebagai demand turunan.
6. Demand Bersama
Untuk menghasilkan suatu produk ada banyak hal yang saling berkaitan. Misalnya, untuk memproduksi roti diperlukan jasa seperti oven, bahan bakar, pabrik tepung, dan lain-lain. Jadi, demand akan hal tambahan lain untuk menghasilkan suatu produk dikenal sebagai demand bersama.
7. Demand Komposit
Pengertian dari demand komposit dapat dijelaskan ketika barang dan jasa digunakan untuk lebih dari satu penyebab. Contoh : batubara
Hukum Permintaan
Hukum demand adalah “Jika harga suatu produk turun, jumlah yang diminta meningkat dan jika harga komoditas naik, jumlah yang diminta turun, hal-hal lain bersifat tetap”. Beberapa ahli mendefinisikan hukum demand seperti berikut:
1. Hukum Demand Menurut Sugiarto
Sugiarto mendefinisikan hukum demand sebagai “Hal-hal lain dianggap sama, semakin rendah harga suatu barang ditawarkan, semakin banyak orang akan siap untuk membelinya.”
2. Hukum Demand Menurut Marshall
Marshall mendefinisikan hukum demand sebagai “Semakin besar jumlah yang akan dijual, semakin kecil harga yang ditawarkan agar dapat menemukan pembeli; atau dengan kata lain, jumlah yang diminta meningkat dengan turunnya harga dan berkurang dengan naiknya harga.”
3. Hukum Demand Menurut Kotler dan Ferguson
Kotler dan Ferguson mendefinisikan hukum demand sebagai “Kuantitas yang diminta berbanding terbalik dengan harga.”
Hukum demand sebenarnya menggambarkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah yang diminta dari suatu barang atau jasa. Hukum menyatakan bahwa jumlah yang diminta dari suatu komoditas meningkat dengan turunnya harga s dan sebaliknya.
Sementara faktor-faktor lain seperti preferensi konsumen, tingkat pendapatan, ukuran populasi, dll sifatnya tetap. Demand n merupakan variabel terikat, sedangkan harga merupakan variabel bebas. Oleh karena itu, demand adalah fungsi dari harga dan dapat dinyatakan sebagai berikut:
P = f (H)
p = Permintaan
h = Harga
f = Hubungan Fungsional
Asumsi dari hukum demand adalah faktor-faktor lain tetap tidak berubah atau konstan. Seperti disebutkan sebelumnya, demand akan suatu komoditas atau jasa tidak hanya bergantung pada harganya.
Demand juga bergantung pada beberapa faktor lain seperti harga barang terkait, pendapatan, serta selera dan preferensi konsumen.
Dalam hukum demand, faktor-faktor lain diasumsikan tetap sementara hanya harga komoditas yang berubah. Berikut ini adalah asumsi hukum demand:
- Pendapatan konsumen tetap
- Selera dan preferensi konsumen tetap sama
- Harga barang terkait tetap tidak berubah
- Ukuran populasi tetap sama
- Harapan konsumen tidak berubah
- Kebijakan kredit tetap tidak berubah
- Distribusi pendapatan tetap sama
- Kebijakan pemerintah tetap tidak berubah
- Barang tersebut merupakan komoditas biasa
Hukum demand dapat dipahami dengan bantuan konsep-konsep tertentu, seperti jadwal, kurva dan fungsi. Adapun batasan atau pengecualian hukum demand adalah:
1. Barang Prestisius
Ada komoditas tertentu seperti berlian, mobil sport, dll., yang dibeli sebagai hal prestise di masyarakat. Jika harga barang-barang ini naik, demand akan barang-barang tersebut mungkin meningkat dan bukannya turun.
2. Ekspektasi Harga
Jika orang mengharapkan kenaikan lebih lanjut dalam harga komoditas tertentu, mereka mungkin membeli lebih banyak barang meskipun harga naik. Pelanggaran hukum dalam hal ini hanya bersifat sementara.
3. Ketidaktahuan Konsumen
Jika konsumen tidak mengetahui kenaikan harga barang, ia dapat membeli lebih banyak dengan harga yang lebih tinggi.
Faktor Permintaan
Ketika seseorang berniat untuk membeli produk tertentu, dia dapat mempertimbangkan berbagai faktor, seperti harga produk, harga pengganti, tingkat pendapatan, selera dan preferensi, dan fitur produk.
Pertimbangan ini menentukan demand seseorang akan sebuah produk. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi demand seseorang sebagai berikut:
1. Perubahan Harga Barang Pengganti
Barang atau jasa pengganti adalah barang atau jasa yang dapat menggantikan keinginan barang atau jasa lain. Misalnya margarin adalah pengganti mentega. Dengan demikian, kenaikan harga mentega akan menyebabkan kenaikan demand margarin dan sebaliknya.
2. Selera dan Preferensi Konsumen
Demand komoditas bisa berubah dengan perubahan selera dan preferensi konsumen. Hal ini bisa bergantung pada kebiasaan, tradisi, kepercayaan, kebiasaan, dan gaya hidup).
3. Harapan konsumen
Demand komoditas juga tergantung pada ekspektasi konsumen mengenai harga komoditas di masa depan, ketersediaan barang, perubahan pendapatan, dll. Ekspektasi seperti itu biasanya menyebabkan kenaikan demand terhadap suatu produk.
4. Kebijakan Kredit
Faktor satu ini mengacu pada syarat dan ketentuan untuk memasok berbagai barang secara kredit. Kebijakan kredit bank juga mempengaruhi demand suatu komoditas.
Hal ini karena kebijakan kredit yang menguntungkan umumnya menghasilkan pembelian komoditas yang mungkin tidak dibeli konsumen. Kebijakan kredit yang menguntungkan umumnya meningkatkan demand barang tahan lama yang mahal seperti mobil dan rumah.
5. Jumlah Populasi
Ukuran populasi mengacu pada jumlah sebenarnya seseorang dalam suatu daerah. Peningkatan jumlah populasi meningkatkan demand komoditas karena jumlah konsumen akan meningkat.
Misalnya, populasi dengan lebih banyak anak muda akan memiliki demand yang lebih tinggi untuk komoditas seperti t-shirt, jeans, gitar, sepeda, dll. dibandingkan dengan populasi dengan lebih banyak lansia.
6. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan menunjukkan bagaimana pendapatan negara dibagi di antara kelompok individu, rumah tangga, kelas sosial, atau faktor produksi. Distribusi pendapatan yang tidak merata mengakibatkan perbedaan status pendapatan individu yang berbeda dalam suatu negara.
Misalnya, barang mewah akan memiliki permintaan yang lebih tinggi. Di sisi lain, negara-negara yang memiliki pendapatan yang merata akan memiliki demand yang lebih tinggi untuk barang-barang penting saja.
7. Faktor Iklim
Demand komoditas tergantung pada kondisi iklim suatu wilayah seperti dingin, panas, lembab, dan kering. Misalnya, permintaan AC lebih tinggi selama musim kemarau sementara payung atau mantel cenderung meningkat selama musim hujan.
8. Kebijakan Pemerintah
Faktor satu ini adalah tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk menentukan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter seperti tingkat perpajakan, anggaran, jumlah uang beredar, dan tingkat suku bunga. Kebijakan pemerintah berdampak langsung pada demand berbagai komoditas.
Misalnya, jika pemerintah mengenakan pajak yang tinggi (pajak penjualan, PPN, dll.) pada komoditas, harganya akan meningkat, yang akan menyebabkan penurunan minat demand.
Sebaliknya, jika pemerintah berinvestasi dalam pembangunan jalan, jembatan, sekolah, dan rumah sakit, permintaan batu bata, semen, tenaga kerja, dll, akan meningkat.
9. Harga suatu barang
Harga suatu barang atau jasa umumnya berbanding terbalik dengan jumlah yang diminta sedangkan faktor-faktor lain tetap. Sesuai hukum demand, hal ini menyiratkan bahwa ketika harga barang atau jasa naik, permintaannya turun dan sebaliknya.
10. Harga Barang Terkait
Permintaan akan suatu barang atau jasa tidak hanya tergantung pada harganya sendiri, tetapi juga pada harga barang terkait. Dua item dikatakan berhubungan satu sama lain jika perubahan harga satu item mempengaruhi demand untuk item lainnya.
Barang terkait dapat dikategorikan sebagai barang pengganti yang dapat digunakan secara bergantian karena memiliki tujuan yang sama. Misalnya teh dan kopi, minuman dingin, dan jus, dll. Demand suatu barang atau jasa berbanding lurus dengan harga barang penggantinya.
Contoh Permintaan
Contoh hukum demand, seseorang perlu membeli vitamin C. Di pasaran, satu boks berisi 12 pcs yang dijual seharga Rp 120.000 dan orang tersebut membeli satu bungkus vitamin seharga Rp 12.000.
Minggu depan, harga paket diturunkan menjadi Rp 10.000 per bungkus. Kali ini orang tersebut membeli dua bungkus vitamin. Di minggu ketiga, harga paket naik menjadi Rp 15.000. Kali ini orang tersebut tidak membeli paket sama sekali.
Tentu saja contoh di atas adalah pengamatan umum bahwa konsumen membeli barang atau komoditas dalam jumlah yang lebih besar ketika harganya rendah dan sebaliknya. Hubungan terbalik antara demand dan harga suatu barang disebut hukum demand.
Secara garis besar, permintaan adalah jumlah barang yang siap dan bersedia dibeli oleh konsumen pada harga yang ditetapkan selama jangka waktu tertentu. Preferensi dan pilihan adalah dasar dari demand, dan dapat digambarkan dalam hal biaya, manfaat, keuntungan, dan variabel lainnya.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: