10 Pertanyaan saat Taaruf untuk Calon Suami Sebelum Melangsungkan Pernikahan

Posted in: General Hubungan
Tagged: Pernikahan taaruf

10 Pertanyaan saat taaruf untuk calon suami sebelum melangsungkan pernikahan – Apakah kamu sudah siap menikah? Jika sudah siap, apakah kamu sudah menemukan sosok calon suami yang tepat untuk menjadi partnermu?

Salah satu cara untuk memastikan bahwa orang tersebut cocok untuk menjadi seorang suami adalah dengan menjalani taaruf. 

Untuk menjalani taaruf, kamu harus menyiapkan beberapa pertanyaan saat taaruf untuk calon suami. Apa saja pertanyaan yang harus kamu tanyakan sebelum menikah? Mamikos akan kasih kamu kisi-kisinya!Β πŸ“–πŸ˜Šβœ¨Β 

Apa itu Taaruf dan Kenapa Harus Taaruf?

Getty Images/Vershinin

Mungkin kamu pernah dengar kata taaruf, tapi belum terlalu paham bedanya dengan cara kenalan biasa. 

Sederhananya, taaruf adalah proses saling mengenal calon pasangan dengan cara yang terstruktur, jelas, dan tetap menjaga batas-batas yang sesuai syariat. 

Tujuannya bukan sekadar pacaran atau coba-coba, tapi supaya kamu bisa benar-benar memahami karakter, nilai, dan visi hidup calon suami.

Kenapa harus taaruf? Ada beberapa alasan. Pertama, taaruf memberi kamu kesempatan menilai calon pasangan secara jujur, bukan hanya dari kesan pertama. 

Kedua, proses ini membantu kamu membuat keputusan menikah lebih matang karena kamu sudah punya dasar informasi yang jelas.

Kalau dibandingkan dengan metode lain, misalnya pacaran bebas atau sekadar kenalan online, taaruf punya beberapa kelebihan:

  1. Batas yang jelas: Kamu dan calon pasangan tetap menghormati norma dan nilai agama.
  2. Tujuan yang fokus: Fokusnya jelas ke pernikahan, bukan sekadar hubungan sementara.
  3. Mendukung refleksi diri: Kamu jadi lebih sadar apa yang kamu butuhkan dari pasangan dan bagaimana memilih yang sesuai hidupmu.

Kesimpulannya, taaruf bisa diibaratkan sebagai panduan untuk mengenal dan memilih calon pasangan. Hal ini dilakukan supaya kamu bijak dalam memilih siapa yang pantas menjadi partner seumur hidup.

Mengenal Diri Sendiri dan Kebutuhan terhadap Partner Hidup

Sebelum kamu mulai mengajukan pertanyaan saat taaruf untuk calon suami, hal pertama yang harus sudah kamu pahami adalah dirimu sendiri. 

Banyak orang terburu-buru mencari pasangan tanpa tahu apa yang benar-benar mereka butuhkan, dan ini bisa bikin proses taaruf kurang efektif. 

Dengan memahami diri sendiri, kamu bisa lebih jelas menilai apakah calon pasangan benar-benar cocok dengan hidupmu.

Mulailah dengan merenungkan beberapa hal. Contohnya, apa nilai dan prinsip yang paling penting buat kamu dalam rumah tangga? Bagaimana visi hidupmu? 

Apakah kamu ingin pasangan yang ambisius dalam karier, atau lebih fokus pada keseimbangan antara karier dan keluarga? 

Selain itu, pikirkan juga gaya komunikasi dan cara kamu menghadapi konflik. Apakah kamu nyaman dengan pasangan yang ekspresif, atau lebih suka yang tenang dan reflektif?

Mengenal diri sendiri juga termasuk memahami kebutuhan emosional. Misalnya, apakah kamu butuh pasangan yang sabar, penyayang, atau pendukung penuh dalam setiap keputusan? 

Dengan memahami hal ini, kamu bisa menyiapkan pertanyaan saat taaruf untuk calon suami yang relevan dan tepat sasaran.

Selain itu, refleksi diri membantu kamu menetapkan prioritas. Kamu jadi tahu hal-hal mana yang bisa dinegosiasikan dan mana yang benar-benar tidak bisa ditawar. 

Hal ini penting supaya proses taaruf berjalan lancar dan kamu tidak terjebak pada hal-hal sepele yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.

10 Pertanyaan Saat Taaruf untuk Calon Suami 

Nah, kali ini Mamikos sudah mengumpulkan 10 contoh pertanyaan untuk calon suami ketika kamu taaruf.

Kamu juga bisa memodifikasi beberapa pertanyaan ini sesuai dengan kondisi atau kebutuhan yang kamu perlukan.

1. Bagaimana kamu memandang tujuan hidupmu dan bagaimana pernikahan bisa membantumu mencapainya?

Pertanyaan ini sangat penting karena bisa menunjukkan arah hidup calon suami. Setiap orang dewasa pasti memiliki tujuan dalam hidupnya. Apakah itu karier, keluarga, kontribusi sosial, atau pengembangan diri dan lain sebagainya.Β 

Nah, dari sini kamu bisa melihat apakah dia punya visi yang jelas dan bagaimana pernikahan ini berpengaruh dalam perjalanan hidupnya. 

Apakah dia melihat pasangan sebagai teman tumbuh atau hanya pelengkap hidup? Jawabannya bisa memberi gambaran apakah visi hidupnya sejalan denganmu. 

Idealnya, dia punya pandangan bahwa pernikahan bukan akhir dari pencarian diri, tapi ruang untuk tumbuh bersama dan saling mendukung. 

Kalau dari awal dia sadar bahwa pernikahan adalah kerja sama menuju tujuan besar, kemungkinan besar hubungan kalian bisa lebih sehat dan saling menguatkan.

2. Bagaimana kamu mengelola keuangan pribadi dan rencana keuangan keluarga nanti?

Topik keuangan sering dianggap sensitif, padahal ini salah satu fondasi penting dalam pernikahan. 

Kamu akan mengetahui apakah calon suami memiliki kebiasaan finansial yang sehat, seperti menabung, mencatat pengeluaran, atau punya tujuan keuangan jangka panjang. 

Dari sini juga bisa terlihat tanggung jawabnya sebagai calon kepala keluarga. Kamu bisa memperhatikan apakah dia berpikir realistis soal biaya hidup dan bagaimana dia memandang peran istri dalam urusan keuangan. 

Apakah istri ikut terlibat dalam mencari uang? Apakah keputusan finansial dibuat bersama? 

Cara dia menjawab akan menunjukkan kedewasaan dan keterbukaannya. Jadi, jangan ragu membahas keuangan sejak awal ya! 

3. Apakah menurutmu istri boleh bekerja? Jika ya, bagaimana pengaturannya dalam rumah tangga?

Pertanyaan ini membantu kamu memahami pandangan calon suami terhadap peran perempuan dan keseimbangan hidup berkeluarga. 

Di zaman sekarang banyak perempuan bekerja bukan hanya ingin mendapatkan uang, tapi untuk tetap berkarya maupun mengamalkan ilmu. 

Kamu juga perlu mengetahui apakah calon suami melihat istri bekerja sebagai sarana untuk berkarya, atau untuk membantu perekonomian keluarga Idealnya, atau bahkan tidak boleh bekerja sama sekali. 

Pembahasan ini juga membuka ruang komunikasi soal pembagian peran dan dukungan emosional. Kamu jadi tahu, apakah dia tipe yang siap berjalan beriringan dalam segala peran, atau masih berpikir bahwa rumah tangga hanya tanggung jawab satu pihak saja.

4. Apa kebiasaan atau sifatmu yang paling kamu anggap kekurangan?

Pertanyaan ini terlihat sederhana tapi bisa membuka banyak hal tentang kejujuran dan kesadaran diri calon suami. 

Orang yang bisa mengakui kekurangannya biasanya lebih siap untuk tumbuh dan berkompromi dalam hubungan. Dari jawabannya, kamu bisa menilai seberapa jujur dan terbuka dia terhadap proses perbaikan diri. 

Misalnya, jika dia mengakui mudah emosi  tapi juga menjelaskan bagaimana dia belajar menahan diri, hal itu bisa menjadi pertimbangan. 

Sebaliknya, kalau dia menolak mengakui kekurangan atau bahkan berbalik menyalahkan orang lain, kamu perlu lebih hati-hati. 

Karena tujuan pertanyaan ini bukan mencari sosok sempurna, tapi melihat apakah dia punya kemauan untuk belajar dan berkembang bersama. 

Karena pernikahan bukan tentang dua orang yang bersih suci tanpa cela, melainkan dua orang biasa yang mau saling memperbaiki diri.

5. Kalau sedang marah atau tertekan, biasanya kamu menenangkan diri dengan cara apa?

Setiap orang memiliki cara mereka sendiri ketika menghadapi stres atau emosi dan hal ini penting untuk kamu ketahui sebelum menikah. 

Pertanyaan ini bisa mengungkap seberapa sehat cara dia mengelola perasaan. Apakah dia cenderung diam menghindar dari masalah, mencari waktu sendiri, atau lebih suka ngobrol dan menyelesaikan masalah langsung? 

6. Bagaimana kamu membuat keputusan penting, terutama yang menyangkut keluarga?

Pertanyaan ini membantumu melihat gaya kepemimpinan dan pola pikirnya dalam mengambil keputusan.

 Apakah dia tipe yang tegas tapi terbuka, atau cenderung otoriter dan mau menang sendiri? Dalam pernikahan, banyak hal besar seperti keuangan, tempat tinggal, atau pendidikan anak yang harus diputuskan. 

Calon suami yang baik akan menjelaskan proses berpikirnya, mempertimbangkan masukan, lalu mengambil keputusan dengan tanggung jawab. 

7. Seperti apa hubungan ideal yang kamu bayangkan antara suami dan istri?

Pertanyaan ini membantu kamu memahami ekspektasi dan cara pandang calon suami terhadap hubungan pernikahan. 

Apakah dia membayangkan hubungan yang setara, saling mendukung, atau lebih pada pembagian peran tradisional? 

Dari jawabannya, kamu bisa menangkap nilai-nilai yang dia pegang tentang komunikasi, tanggung jawab, dan kebersamaan. Apakah dia melihat pernikahan sebagai hubungan yang penuh kerja sama atau hanya dominasi satu pihak saja. 

8. Bagaimana kamu menjaga hubungan dengan keluarga besar setelah menikah?

Menikah tak hanya mempersatukan suami dan istri tapi juga keluarga besar dari kedua belah pihak. 

Apakah dia tipe yang terlalu bergantung pada keluarga, atau justru menjaga jarak berlebihan? Dari sini kamu bisa tahu seberapa siap dia membuat rumah tangga yang mandiri tanpa memutus hubungan kekeluargaan. 

Apakah nanti setelah menikah tinggal sendiri atau tinggal bersama mertua? Apakah ia masih menanggung biaya adiknya atau menjadi sandwich generation? 

9. Bagaimana kamu menghadapi tekanan atau kegagalan dalam hidup?

Pernikahan tentunya tidak akan seperti kisah dimana pemeran utama hidup bahagia selama-lamanya. 

Akan ada banyak cobaan, rintangan, halangan dari berbagai arah yang akan kamu hadapi berdua.

Pertanyaan ini bisa memperlihatkan daya tahan mental dan cara calon suami memaknai kegagalan. 

Apakah dia cenderung menyalahkan keadaan, atau menjadikannya pelajaran? Dari cara dia bercerita, kamu bisa menangkap kematangan berpikir dan ketangguhan emosionalnya. 

Kamu juga bisa menilai apakah dia terbuka terhadap dukungan pasangan atau lebih suka memendam masalah sendiri. 

Karena dalam rumah tangga, selain kepintaran mencari solusi saat ada masalah, harus ada kesediaan untuk saling menopang di masa sulit.

10. Nilai-nilai apa yang paling penting ingin kamu terapkan dalam pernikahan?

Dari jawaban calon suami, kamu bisa melihat apakah nilai-nilai yang kamu pegang selama ini sejalan atau justru berbeda jauh. 

Misalnya, kalau kamu menghargai komunikasi terbuka tapi dia lebih tertutup, mungkin butuh waktu untuk menyesuaikan. Idealnya, pasangan yang cocok punya fondasi nilai yang sama, meski cara menjalankannya bisa berbeda. 

Nilai adalah kompas dalam pernikahan yang membantu kalian tetap searah bahkan saat menghadapi badai. Jadi, pastikan kamu benar-benar memahami apa yang dia pegang, karena dari situlah arah hubungan akan dibangun.

Dari beberapa pertanyaan di atas, perlu kamu pahami bahwa taaruf bukan soal tanya-jawab formal, tapi kesempatan besar untuk benar-benar mengenal seseorang sebelum melangkah ke pernikahan. 

Lewat pertanyaan yang tepat, kamu bisa tahu gimana cara dia berpikir, memutuskan, dan menghadapi hidup. 

Karena pernikahan itu perjalanan panjang, dan yang kamu butuhkan bukan sekadar pasangan hidup, tapi juga teman yang bisa saling dukung di tiap fase. 

Jadi, jalani taaruf dengan tenang, terbuka, dan jujur. Kadang jawaban yang kamu butuhkan bukan yang paling manis, tapi yang paling nyata dan membuatmu yakin untuk melangkah.

Selamat menyusun daftar pertanyaan taaruf untuk calon suami ya dan semoga tahun depan sudah tidak jomblo lagi, ya!

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah