10 Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi Beserta Penjelasan Secara Lengkap
10 Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi Beserta Penjelasan Secara Lengkap – Prinsip dasar akuntansi merupakan sebuah pedoman yang dilakukan oleh semua bidang keuangan dalam membuat sebuah laporan. Dengan begini, tidak ada perbedaan atau permasalahan dalam teknik pembuatannya, semuanya seragam.
Acuan ini membuat informasi yang disampaikan mengenai data keuangan tersebut menjadi jelas, mudah dibaca dan dipahami oleh semua orang. Walau menggunakan berbagai istilah, namun mereka masih mengerti maksudnya.
Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
Daftar Isi
- Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
- Prinsip Dasar Akuntansi yang Harus Dipelajari
- 1. Prinsip Dasar Akuntansi Entitas Ekonomi
- 2. Prinsip Dasar Akuntansi Periode Atau Kurun Waktu
- 3. Prinsip Dasar Akuntansi Satuan Moneter
- 4. Prinsip Dasar Akuntansi Kesinambungan Usaha
- 5. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya Historis
- 6. Prinsip Dasar Akuntansi Pengungkapan Penuh
- 7. Prinsip Dasar Akuntansi Pengakuan Pendapatan
- 8. Prinsip Dasar Akuntansi Mempertemukan
- 9. Prinsip Dasar Akuntansi Konsistensi
- 10. Prinsip dasar akuntansi Materialitas
Daftar Isi
- Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
- Prinsip Dasar Akuntansi yang Harus Dipelajari
- 1. Prinsip Dasar Akuntansi Entitas Ekonomi
- 2. Prinsip Dasar Akuntansi Periode Atau Kurun Waktu
- 3. Prinsip Dasar Akuntansi Satuan Moneter
- 4. Prinsip Dasar Akuntansi Kesinambungan Usaha
- 5. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya Historis
- 6. Prinsip Dasar Akuntansi Pengungkapan Penuh
- 7. Prinsip Dasar Akuntansi Pengakuan Pendapatan
- 8. Prinsip Dasar Akuntansi Mempertemukan
- 9. Prinsip Dasar Akuntansi Konsistensi
- 10. Prinsip dasar akuntansi Materialitas
Inilah alasan penting mengapa penyeragaman seperti ini sangat diperlukan. Tidak enak sekali bukan? Kalau satu orang dengan lainnya membuatnya berdasarkan pemahaman mereka sendiri. Walau hasilnya sama tetap saja membingungkan.
Prinsip Dasar Akuntansi yang Harus Dipelajari
Perlu diketahui bahwa, pedoman ini setiap negara berbeda. Karena, penyesuaiannya berdasarkan kebutuhan hingga, berbagai faktor lainnya. Indonesia sendiri mempunyai badan khusus untuk mengatur prinsip tersebut, namanya adalah Ikatan Akuntansi Indonesia.
Terbentuknya IAI membuat sebuah rumus baru mengenai penggunaan acuan dasar dalam menyusun laporan keuangan tersebut. Berikut ini beberapa pedoman yang harus diketahui beserta penjelasan singkatnya.
1. Prinsip Dasar Akuntansi Entitas Ekonomi
Prinsip entitas ekonomi adalah konsep yang membedakan antara usaha dan entitasnya tersebut. Jadi, mereka terpisah, bukan saling berhubungan satu sama lain. Termasuk pada kepemilikan barang pribadi.
Dari sini, pihak keuangan harus mampu mencatat semua arus keluar dan masuk uang secara terpisah. Baik itu kekayaan yang dimiliki oleh setiap perusahaan hingga kewajibannya dengan kepemilikan pribadi.
Contoh dari entitas ini sebagai berikut. Fajar mendirikan perusahaan di bidang makanan. Berjalan baik dan kondusif, sehingga setiap bulan menghasilkan laba. Mampu memberi berbagai kebutuhan operasional.
Seperti mobil sedan, motor, serta kendaraan box. Dalam pencatatannya, Tiga harta bergerak tersebut tidak boleh dijadikan satu dengan keuangan pribadi. Walaupun membelinya atas namanya sendiri tetapi, kebutuhannya untuk perusahaan.
Begitu juga saat Fajar mampu membeli mobil untuk anak dan istrinya. Maka, termasuk dari harta pribadi bukan milik perusahaan. Begitu juga pengeluaran dalam periode tertentu, harus berdiri sendiri.
2. Prinsip Dasar Akuntansi Periode Atau Kurun Waktu
Sesuai namanya, pedoman ini dalam pembuatannya akan dibatasi berdasarkan periode atau kurun waktu tertentu. Dengan begini, setiap pengusaha menjadi paham bagaimana kondisi keuangannya saat ini karena, datanya cukup jelas.
Penentuan periode ini tergantung oleh pimpinan masing-masing. Pilihannya ada banyak, bisa harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester sampai tahunan. Ada yang menggunakannya semua tetapi, tidak sedikit memilihnya.
Sistem periode ini cukup penting bagi sebuah perusahaan. Karena, mampu melihat secara jelas bagaimana pergerakannya selama ini. Apakah menunjukkan grafik untung atau sebaliknya rugi. Dari sini ada evaluasi.
Mengapa grafik menunjukkan seperti ini, kemudian menyampaikan penyebab dan solusi. Walaupun grafik naik ke atas dan untung. Evaluasi semacam ini masih harus dijalankan agar perkembangan bisnis dapat berjalan cepat.
Perlu diingat, acuan periode ini merupakan langkah awal dalam penyusunan strategi jangka pendek atau panjang. Oleh karena itu, jangan sampai salah dalam melakukan penyusunan tersebut, sehingga perencanaan ke depan matang.
3. Prinsip Dasar Akuntansi Satuan Moneter
Pedoman ini hanya mengacu pada pengukuran satuan uang saja. Jadi, semua hal yang tidak bisa diukur menggunakan satuan tersebut maka, tidak masuk dalam pelaporan. Misalnya, prestasi karyawan.
Tingkat turnover dan masih banyak lagi. Saat menulisnya, bagian keuangan hanya mencatat semua transaksi saja berdasar nilai mata uang. Contohnya, pembelian bahan baku seharga Rp300 ribu.
Bisa juga kewajiban perusahaan mengenai jatuh tempo. Prinsip dasar akuntansi ini mengedepankan perhitungan pasti dan bisa dibuktikan melalui sebuah nota atau kwitansi. lain itu rasanya belum bisa dimaksukkan.
4. Prinsip Dasar Akuntansi Kesinambungan Usaha
Pedoman ini menjadi acuan dimana entitasnya berjalan dengan lancar. Tidak ada pemberhentian dalam kondisi kurang baik. Mereka tidak ingin sama sekali kegiatan tersebut berhenti begitu saja.
Sehingga, transaksi yang dilakukan bisa berkesinambungan satu sama lain. Dari berbagai periode. Dengan begini pelaporannya cukup mudah, berbagai pihak mampu membacanya tanpa harus kebingungan dalam memahami seluruh isinya.
5. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya Historis
Prinsip biaya historis ini mengacu pada harga yang didapatkan oleh perusahaan dalam pembelian barang serta, berbagai transaksi pengiringnya. Jadi, biaya kurir, packing, dan lainnya ikut masuk ke dalam laporan.
Biasanya dalam pembelian, ada sistem tawar menawar. Perlu diketahui, bagian keuangan tidak perlu pusing memikirkan masalah tersebut. Karena, pencatatannya di dalam laporan hanya ada di nota.
Walau dalam kesepakatan mendapatkan angka Rp100 tetapi, penulisan nota Rp300 maka, angka pada bukti itu akan ditulis sebagai laporan. Pihak keuangan dalam menuliskan angka memang tidak boleh sembarangan.
Karena, pada waktunya nanti mereka akan bertanggung jawab dengan nilai itu. Bagaimana bisa, mengapa, sampai angkanya apakah harus sekian. Semua itu menjadi pertanyaan langganan seorang pimpinan kepada atasannya.
Kondisi ini berlaku untuk semua pembelian termasuk bahan baku,sampai kebutuhan perusahaan lainnya. Perlu diperhatikan juga, dalam proses biaya historis ini harus lengkap sesuai dengan tanggal, bulan, dan tahun.
Dengan begini, saat dilakukan audit, bisa jela terlihat perincian keuangan perusahaan tersebut seperti apa. Sebagai acuan kedepan dalam bentuk penghematan anggaran walau kondisinya sudah cukup bagus.
6. Prinsip Dasar Akuntansi Pengungkapan Penuh
Pada pengungkapan penuh ini, setiap akuntan diminta untuk membuka dan menyajikan berbagai data secara terbuka. Tidak ada yang ditutupi sama sekali, misalnya sebuah perusahaan membeli bahan pokok.
Total keseluruhannya Rp700 ribu, dalam pelaporannya, mereka wajib menulis apa saja pembeliannya. Walau hanya Rp1 ribu saja juga harus disampaikan. Termasuk ada biaya parkir dan kejadian lainnya seperti tambal ban.
Prinsip dasar akuntansi ini membuka peluang bagi para pengusaha untuk tahu. Mengapa hasil bulanan minus atau plus. Kemana saja uang itu keluar,apakah keperluan itu wajib untuk dibeli.
hal ini akan sangat terasa bila Anda membuka usaha kuliner. Karena, setiap itemnya sangat berharga, bisa digunakan berbagai macam menu. Dengan pengungkapan penuh seperti ini, membuka peluang mendapatkan ide besar.
Contoh, dalam restoran bahan salmon ternyata kurang laku dipasaran karena, harga terlampau tinggi. Akhirnya, memiliki ide dipotong kecil dan menggunakan sistem pengolahan baru sehingga, menjadi menu tambahan.
Ternyata, makanan tersebut laku keras. Hal seperti ini sering terjadi saat pembacaan laporan. Inilah fungsi utama dan alasan mengapa pengungkapan penuh menjadi metode dasar dalam pencatatan keuangan.
7. Prinsip Dasar Akuntansi Pengakuan Pendapatan
Selanjutnya, merupakan pedoman dari pengakuan pendapatan. Hal tersebut bisa dilihat dari seluruh penjualan baik produk atau jasa. Jadi, tim akuntan akan menyampaikan bagaimana keuangan perusahaan selama ini.
Secara terperinci, mulai dari modal, pemasukan dan pengeluaran. Prinsip ini didapatkan dari hasil penjualan dikurang kebutuhan belanja selama ini. Hingga, mendapatkan sebuah angka minus satu surplus.
Dari pelaporan ini akan diketahui apakah perusahaan mengalami laba atau rugi, Dimana, saat mendapatkan laba, maka modal akan bertambah. Hal ini akan masuk dalam pelaporan rutin sesuai periode waktunya.
Dengan acuan tersebut, para pengusaha menjadi tahu apa yang harus dilakukan pada bulan berikutnya dan tidak. Walau merupakan rencana jangka pendek namun dampaknya bisa berujung panjang.
Oleh karena itu, dalam prosesnya harus teliti benar karena, hasilnya sendiri bisa mencakup semua bagian divisi. Bahkan, setiap pemimpinnya mempunyai ide atau gagasan lain agar laba tersebut meningkat.
Bukan hanya dari penjualan saja, pendapat lain seperti hutang piutang atau bantuan investor juga bisa dimasukkan dalam pelaporannya. Walaupun pada akhirnya nanti hasilnya sama, namun hukumnya wajib untuk menyampaikannya detil.
8. Prinsip Dasar Akuntansi Mempertemukan
Maksud dari mempertemukan adalah melihat secara jelas bagaimana semua pendapatan dari perusahaan tersebut dikumpulkan menjadi satu. Kondisi ini sangat penting sebagai langkah melihat secara keseluruhan berapa laba bersihnya.
Karena, setiap perusahaan sendiri sangat penting melihat laba bersih sebagai acuan perencanaan kedepan. Misalnya, akan membuat cabang baru, biasanya menggunakan anggaran tersebut sebagai modal awal dalam pembangunan.
Kemudian, setelah berjalan cabang akan mengembalikan uang tersebut secara perlahan sesuai kemampuan. Kondisi itu terjadi secara berulang, konsep mempertemukan ini juga dapat jadi pedoman lainnya perhitungan awal.
Berapa kebutuhan untuk ini dan itu serta lainnya. Hal yang sama juga akan dilakukan pada cabang nanti. Hanya saja, pemakaian laba bersih akan sedikit berbeda, sesuai kebijakan kantor pusat
Selain itu, acuan ini juga menjadi informasi penting mengenai kondisi perusahaan sendiri. Apakah jalan ditempat dengan prosentase keuntungan di bawah 20% atau sedang berlari kencang, kondisi ini pengusaha harus peka.
Salah dalam melangkah saja membuat keadaan perusahaan menjadi tidak baik-baik saja. Jadi, jangan perhatikan dengan benar dan usahakan dibandingkan dengan berbagai laporan terdahulu, agar pengambilan keputusan tepat.
9. Prinsip Dasar Akuntansi Konsistensi
Prinsip konsistensi adalah acuan dasar agar dalam membuat laporannya tidak berubah atau tetap. Baik mulai dari metode, penulisan, penggunaan kata, sampai waktu pembuatan. Hal ini punya tujuan penting.
Agar bisa dibandingkan dengan laporan sebelumnya. Contoh, Perusahaan menggunakan periode mingguan, bulanan, tahunan. Sampai nanti seharusnya tiga waktu itu terus digunakan. Jangan diubah, nanti pasti bingung.
Harusnya minggu ini tahu informasinya karena, berubah dan tidak dilaporkan. Jadi, untuk evaluasi mingguan sulit menerkanya. Bila perlu ada penambahan, menjadi harian atau triwulan. mengetahui pergerakan seperti ini sangat penting.
Industri sukses lahir bukan hanya dari produk atau jasanya saja. Melainkan, strategi dalam menjalankan bisnisnya. Mereka pasti penuh perencanaan baik itu A, B, atau C. Kemudahan membaca informasi juga penting.
Karena, mereka tidak perlu memahami lebih lama., Tinggal dibandingkan satu sama lain lalu menemukan hasilnya. Inilah alasan mengapa pelaporan keuangan setiap perusahaan adalah rahasia yang dijaga,
Bila Anda tahu, maka seluruh rahasia mereka secara otomatis akan ketahuan. Hal tersebut terjadi karena, hadirnya prinsip Konsistensi. Jadi, penulisannya serta metodenya tetap tanpa mengubahnya sama sekali.
10. Prinsip dasar akuntansi Materialitas
Prinsip Materialitas menjadi yang terakhir dalam pedoman pelaporan transaksi uang di perusahaan. Dimana, pada proses setiap akuntan akan menulis berbagai data berupa angka dan nominal, kemudian diserahkan kepada atasan.
Mereka penentu bagaimana laporan tersebut apakah sudah sesuai atau belum. Semua kembali lagi ke kebijakan masing-masing industri. Hanya saja, pada dasarnya penulisan itu harus berkesinambungan dengan berbagai teori.
Walaupun pada kenyataannya, akuntan setiap teori tersebut belum tentu dikerjakan juga. Karena, berbagai faktor mempengaruhinya. Prinsip diatas menjadi acuan bagi seluruh bagian keuangan dalam menyampaikan laporannya.
Dengan menuruti semua itu, bisa dipastikan semua laporan keuangan dapat terbaca jelas dan rapi. Perlu diketahui bahwa, informasi tersebut sangat penting, sebagai langkah pasti dalam melihat kondisi perusahaanApakah baik saja atau ternyata sedang mengalami masalah besar. Prinsip dasar akuntansi harus Anda pelajari lebih dalam lagi termasuk, pemahamannya serta cara pembuatannya agar penyampaian informasinya jelas.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: