Bagaimana Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Islam? Letak, Peninggalan, dan Raja-Raja
Bagaimana Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Islam? Letak, Peninggalan, dan Raja-Raja — Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan yang punya pengaruh besar dalam sejarah Indonesia.
Bagaimana proses berdirinya Kerajaan Mataram Islam tersebut? Mari bahas secara mendalam pada artikel berikut ini.
Memahami Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Daftar Isi
Daftar Isi
Perlu kamu tahu bahwa di Indonesia sendiri ada dua jenis Kerajaan Mataram. Yang pertama adalah Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu (berdiri pada abad ke-8) dan yang kedua adalah Kerajaan atau Kesultanan Mataram Islam (berdiri pada abad ke-16).
Begini Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan atau Kesultanan Mataram Islam tidak berdiri begitu saja. Ada sejarah yang cukup panjang terjadi sebelum kerajaan Islam ini berdiri.
Jauh sebelum ada Kerajaan Mataram Islam, Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu sudah berdiri pada abad ke-8 Masehi. Dahulu, kerajaan tersebut memiliki corak Hindu Budha. Baik Kerajaan Mataram Kuno maupun Mataram Islam sebenarnya memiliki satu garis hubungan.
a. Pendirian Wangsa Mataram
Wilayah yang menjadi Kerajaan Mataram Islam sebelumnya masuk ke dalam wilayah Kesultanan Pajang, lebih tepatnya Wangsa Mataram. Pusat pemerintahan kerajaan tersebut ada di wilayah Solo atau Surakarta saat ini. Kesultanan Pajang sendiri adalah penerus dari Kesultanan Demak.
Ki Ageng Pemanahan menerima sebuah wilayah yang disebut sebagai Alas Mentaok dari Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya pada 1556. Jaka Tingkir sendiri memimpin kesultanan Pajang pada 1560 – 1582. Pemberian ini dilakukan bukan tanpa sebab.
Alas Mentaok merupakan tanda terima kasih dari Sutan Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pemanahan. Pasalnya, Ki Ageng Pemanahan sudah berhasil mengalahkan Arya Penangsang yang melakukan perlawanan terhadap Kesultanan Pajang.
Perlu diketahui bahwa Ki Ageng Pemanahan merupakan keturunan dari raja-raja Mataram Kuno. Selanjutnya, Ki Ageng Pemanahan mendirikan Wangsa Mataram di wilayah yang diberikan oleh Jaka Tingkir tersebut.
b. Deklarasi Mataram Islam
Ki Ageng Pemanahan menurunkan kekuasaannya di Wangsa Mataram kepada Putranya, Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Pergantian kekuasaan ini terjadi pada 1575. Sebenarnya, Sutawijaya inilah yang memberantas serangan Arya Penangsang terhadap Kesultanan Pajang.
Di bawah kekuasaan Panembahan Senapati, Wangsa Mataram berhasil menggabungkan beberapa wilayah yang ada di sekitarnya.
Pada 1584, Panembahan Senapati sudah mendeklarasikan berdirinya Kesultanan Mataram Islam di wilayah Alas Mentaok. Namun hal ini tidak diakui oleh Kesultanan Pajang karena masih berada di dalam wilayahnya.
Alas Mentaok merupakan wilayah yang berada di bagian selatan Pulau Jawa. Lebih tepatnya ada di wilayah Yogyakarta saat ini.
c. Perlawanan terhadap Kesultanan Pajang
Tidak puas karena deklarasi Mataram Islam tidak diakui Pajang, Panembahan Senapati tidak menyerah. Pihaknya mencoba menyusun strategi untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
Pada 1586, Panembahan Senapati melakukan penyerangan terhadap Kesultanan Pajang. Penyerangan ini tidak dilakukan sendiri. Panembahan Senapati mendapatkan dukungan kekuatan dari Pangeran Benawa.
Kekuatan Kesultanan Pajang tidak mampu membendung penyerangan tersebut. Akhirnya, pihak Kesultanan Pajang kalah dan kekuasaan pun jatuh ke tangan Panembahan Senapati. Inilah masa awal berdirinya Kesultanan Mataram Islam secara resmi.
Panembahan Senapati pun menetapkan dirinya sendiri sebagai sultan pertama Mataram Islam. Ia bergelar Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Dirinya duduk sebagai sultan sejak 1587 hingga 1601. Bersamaan dengan berdirinya Mataram Islam, Pajang pun runtuh.
Pihak Kesultanan Pajang yang runtuh tersebut pun akhirnya mau mengakui keberadaan Kesultanan Mataram Islam.
d. Ramalan Sunan Prapen
Sebelum berdirinya Kesultanan Mataram Islam, hal ini sebenarnya sudah pernah diramalkan oleh Sunan Prapen. Pihaknya meramalkan bahwa suatu saat akan ada kerajaan yang lebih besar dari Pajang bernama Mataram.
Ramalan inilah yang membuat Jaka Tingkir ragu memberikan hadiah berupa Alas Mentaok kepada Ki Ageng Pemanahan. Hadiah tersebut sudah dijanjikannya sendiri kepada siapa pun yang berhasil mengalahkan Arya Penangsang.
Hadiah tersebut seharusnya diberikan pada 1549, bersamaan dengan Ki Penjawi menerima wilayah Pati. Namun Sultan Hadiwijaya baru memberikan Alas Mentaok kepada Ki Ageng Pemahaman pada 1556 setelah dipengaruhi oleh Sunan Kalijaga.
Letak Kerajaan Mataram Islam
Kesultanan Mataram Islam berdiri di wilayah yang sebelumnya bernama Alas Mentaok. Wilayah tersebut ada di sekitar Kota Gede, Yogyakarta saat ini. Sebelum tahun 1613, wilayah yang dikuasai oleh Mataram Islam meliputi wilayah kekuasaan Kesultanan Pajang sebelumnya.
Kesultanan Pajang sendiri menguasai sebagian besar wilayah Jawa Tengah saat ini sebelum keruntuhannya. Setelah runtuh pasca penyerangan Mataram, wilayah Kesultanan Pajang secara langsung dikuasai oleh Mataram Islam.
Wilayah kekuasaan Mataram Islam semakin meluas ketika dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada 1613 – 1645. Adapun wilayah yang berhasil dikuasai oleh Mataram Islam meliputi Jawa Tengah, Jawa Barat, sebagian Jawa Timur, dan Madura.
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
Kesultanan Mataram berdiri kurang lebih selama 168 tahun. Kesultanan yang berdiri sejak 1587 ini runtuh pada 1755 Masehi. Sepanjang masa kekuasaan tersebut, Mataram Islam pun meninggalkan beberapa bangunan yang masih bisa kamu kunjungi hingga saat ini.
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang pertama tersebar di wilayah Yogyakarta, berikut beberapa di antaranya.
- Kompleks Makam Imogiri
- Pasar Kotagede
- Masjid Kotagede
- Masjid Agung Gedhe Kauman
- Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning
Tak hanya ada di wilayah Yogyakarta, peninggalan Mataram Islam di wilayah Surakarta juga cukup banyak. Ini dia detailnya.
- Taman Sriwedari
- Masjid Agung Keraton Surakarta
- Rumah Sakit Kadipolo
- Pasar Gede Hardjonagoro
- Benteng Vastenburg
Tak cuma bangunan yang ditinggalkan oleh Kesultanan Mataram. Sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di Jawa, Mataram juga meninggalkan beberapa kebudayaan. Salah satunya adalah tari Bedhaya yang diwariskan oleh Sultan Agung.
Ada pula budaya Islam Kejawen yang hingga saat ini masih eksis meskipun penganutnya sudah tidak sebanyak dulu. Kejawen sendiri merupakan akulturasi agama Islam dengan budaya Hindu-Buddha yang sebelumnya sudah berkembang di wilayah Jawa.
Raja-Raja Mataram Islam
Setelah kamu memahami bagaimana proses berdirinya Kerajaan Mataram Islam, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengetahui silsilah pemimpin di kerajaan ini. Supaya lebih mudah, kamu dapat melihat daftar raja atau sultan Mataram Islam pada tabel berikut ini.
Kerajaan Mataram Islam memasuki masa kejayaannya di bawah pimpinan Sultan Agung. Pada masa ini, Mataram Islam menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Bahkan Wilayah kekuasaannya mencapai Madura, sebagian kecil Kalimantan Barat, dan sebagian Sumatra.
Sampai di akhir pembahasan ini, kamu tentu sudah bisa memahami bagaimana proses berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
Jika ingin menelusuri jejak kerajaan Islam yang satu ini, kamu dapat berkunjung ke bangunan peninggalan yang telah Mamikos sebutkan di atas.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: