Proses Terbentuknya Stalaktit dan Stalagmit pada Gua beserta Perbedaannya
Proses Terbentuknya Stalaktit dan Stalagmit pada Gua beserta Perbedaannya – Saat kamu berkunjung ke sebuah gua, pastinya kamu pernah melihat adanya batuan yang menempel pada bagian langit-langit atau atap dan lantai dari gua tersebut.
Batuan tersebut dinamakan sebagai stalaktit dan stalagmit yang mengalami prosesnya sendiri untuk bisa terbentuk dengan begitu menarik dan indah di dalam gua. Apakah kamu tahu bagaimana keduanya bisa mengalami proses tertentu sehingga bisa terbentuk dengan begitu indah seperti itu?
Buat kamu yang penasaran, ada proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit proses tertentu yang membuatnya menjadi seperti itu. Yuk, mengenal lebih dekat dengan keduanya!😊
Pengertian dari Stalaktit dan Stalagmit di dalam Gua
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelum lebih jauh membahas terkait dengan bagaimana sebenarnya proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit yang ada sampai bisa menjadi batuan tersebut, perlu untuk mengenali terlebih dahulu pengertian dasar dari keduanya.
Pengertian dasar tersebut merupakan hal yang penting supaya kamu tahu dan bisa membedakan dalam proses penjelasan itu tadi. Apalagi untuk bisa mengetahui dan memahami proses dari pembentukannya. Penting untuk memahaminya dengan baik terlebih dahulu.
Saat kamu memasuki sebuah gua, pastinya kamu akan menemukan banyak batuan yang berlapis dengan bentuknya yang cenderung menonjol dan bagian ujungnya juga cukup lancip. Ada batuan tersebut yang muncul di bagian atas maupun bawah gua.
Bisa dibilang bahwa batuan-batuan tersebut memberikan keindahan tersendiri yang ada di dalam gua. Oleh karenanya, banyak yang menjadikan batuan tersebut sebagai objek foto atau latar belakang dari foto supaya hasilnya bisa lebih indah.
Perlu untuk dipahami bahwa batuan-batuan tersebut dinamakan sebagai stalaktit dan stalagmit. Bisakah kamu membedakan mana yang disebut sebagai stalaktit dan mana yang stalagmit?
Nama stalaktit sebenarnya datang dari bahasa Yunani yaitu stalasso yang memiliki arti menetes. Stalaktit adalah batuan yang bisa kamu lihat dengan bagian ujungnya yang runcing, memiliki lubang yang cukup lancip, serta arahnya ke bawah.
Stalaktit sendiri termasuk ke dalam jenis mineral sekunder atau disebut juga sebagai speleothem yang letaknya berada di bagian langit-langit dari sebuah gua. Bisa dibilang bahwa stalaktit juga tergolong ke dalam batu tetes yang memiliki tekstur begitu keras.
Sementara itu, stalagmit adalah batuan yang letaknya berada di bagian lantai gua serta ujungnya mengarah ke atas. Bentuknya sendiri begitu berbeda-beda mulai dari lebar, pendek, kurus, tinggi, dan bahkan ada pula yang menjulang.
Kedua dari batuan tersebut biasanya akan ditemukan secara beriringan. Saat ada stalaktit, maka kamu juga akan menemukan stalagmit di bagian langit-langit dan lantai dari gua tersebut. Pembentukan dari keduanya juga alami dengan keindahan yang begitu tinggi.
Bentuk dari Stalaktit dan Stalagmit di dalam Gua
Tidak hanya dengan memahami seperti apa proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit yang ada, tetapi juga banyak dari kamu yang penasaran dengan seperti apa bentuknya. Apalagi jika belum pernah mengunjungi gua atau belum tahu bahwa batuan tersebut memiliki istilahnya tersendiri.
Pada umumnya, bentuk dari stalaktit dan stalagmit sendiri cenderung memanjang. Bentuk tersebut didapatkan dari adanya pengendapan mineral yang dialami dan berasal dari larutan beserta air yang menetes secara perlahan.
Stalaktit bentuknya seperti es yang ada di bagian langit-langit maupun sisi dari gua itu sendiri. Untuk stalagmit memiliki bentuk seperti stalaktit yang terbalik yaitu menjulang dan ada di bagian lantai dari gua tersebut.
Proporsi yang dimiliki oleh stalagmit juga cenderung lebih tebal serta tumbuhnya ada di bagian dasar dari gua dengan sumber air yang sama. Mineral yang ada disimpan setelah mendapatkan tetesan air jatuh, kemudian melewati ruang terbuka yang ada di batu.
Perlu untuk selalu diingat bahwa tidak semua stalaktit yang ada akan memiliki pasangan dengan stalagmit. Bahkan ada banyak dari stalagmit yang tidak ada stalaktit di bagian atasnya.
Warna yang dimiliki oleh batuan stalaktit maupun stalagmit cenderung ke arah kuning, krem, coklat, putih, dan juga keemasan. Keindahannya bisa membuat pemandangan yang ada di dalam gua menjadi semakin menarik.
Tidak hanya itu, stalaktit dan stalagmit juga bisa untuk ditemukan di daerah sekitar air terjun.
Hal yang menarik dari keberadaan stalaktit dan stalagmit yaitu jika keduanya mengalami pertumbuhan yang sama dan berada tumbuh di titik yang sama pula. Nantinya mereka akan bisa membentuk sebuah kolom atau bentuknya seperti tiang.
Proses Pembentukan Stalaktit dan Stalagmit di dalam Gua
Setelah memahami pengertian dan mengenali seperti apa bentuknya, pasti kamu semakin penasaran dengan proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit yang ada. Apalagi prosesnya yang seperti terdengar membutuhkan waktu begitu lama.
Pada jenis gua kapur, tetesan air yang didapatkan biasanya berasal dari air hujan. Di daerah yang begitu kental dengan adanya kapur dan datang dari air hujan yang mengandung CO2 serta mengalami penyerapan yang datangnya dari atmosfer.
Air tersebut kemudian jatuh pada bagian batu kapur yang sudah tersusun dari adanya CaCO atau kasium karbonat.
Keberadaan dari kalsium karbonat tersebut bisa larut karena asam lemah yang mulai membentuk banyak saluran dalam kurun waktu begitu lama. Selain itu, hal tersebut juga menimbulkan adanya reaksi kesetimbangan.
Reaksi tersebut bisa mengalami adanya pergeseran sehingga bisa membentuk dari kedua jenis batuan tersebut. Saat gua kapur mengalami proses pengendapan, nantinya akan terbentuk yang dinamakan dengan stalagmit dan stalaktit.
Bentuk dari stalaktit sendiri biasanya memiliki lubang dan ujungnya yang lebih runcing. Proses pembentukan dari stalaktit bisa terjadi karena adanya Ca(HCO3)2 yang sebelumnya sudah terurai pada saat proses menetes ke bagian dasar dari gua.
Saat proses menetes tersebut berjalan, akan terjadi penumpukan dari CaCo3 yang letaknya berada di bagian atap gua. Dari sini, kemudian stalaktit terbentuk di atap tersebut.
Sementara itu, bentuk dari stalagmit begitu berbeda dengan apa yang dimiliki oleh stalaktit. Stalagmit memiliki bentuk yang cenderung berlapis dengan batuannya yang tidak berlubang.
Proses pembentukan dari stalagmit bisa terjadi karena adanya Ca(HCO3)2 yang menetes ke bagian lantai gua. Kemudian, senyawa tersebut mengalami penguraian yang berubah menjadi CaHCO3, H2O, dan juga CO2.
Senyawa CaHCO3 yang mengalami menetes secara terus menerus membuat adanya penumpukan dari CaCO3 yang lebih dikenal sebagai stalagmit.
Perbedaan yang Dimiliki Stalaktit dan Stalagmit
Dari penjelasan yang sudah diberikan sebelumnya, termasuk juga dengan adanya proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit, pasti kamu bisa untuk mencari perbedaannya.
Pada dasarnya, perbedaan yang dimiliki antara stalaktit dengan stalagmit bisa secara lebih mudah untuk diidentifikasi dari arah batuannya itu sendiri. Apakah batuan tersebut berbentuk ke arah atas atau bawah.
Stalaktit arahnya ke bawah dengan ujung runcing, sementara stalagmit arahnya ke atas. Namun, keduanya sendiri masih memiliki beberapa kesamaan seperti bahan yang membentuk keduanya berasal dari kalsium karbonat yang mengalami pengendapan.
Keduanya juga mengalami proses pembentukan yang begitu lambat dan memakan waktu yang begitu lama. Pertumbuhannya secara rata-rata bisa berjalan sekitar 0,3 mm untuk tiap tahunnya. Biasanya hal ini dipengaruhi pula dengan adanya gerakan udara campuran yang dimiliki batuan kapur.
Beberapa gua juga terlihat seperti membentuk kamar-kamar karena keberadaan dari stalaktit dan stalagmit yang menyatu karena pertumbuhannya di tempat sama. Oleh karena itu, penting untuk mengenali batuan dua ini dengan lebih mendalam.
Penutup
Nah, itu tadi merupakan penjelasan yang berkaitan dengan sebenarnya bagaimana proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit yang terjadi di gua.
Sekarang, saat kamu sedang berkunjung ke sebuah gua, tidak lagi merasa penasaran dengan apa yang ada di bagian lantai dan atap gua yang terus mengeluarkan air.💧
Tidak hanya hadir dengan stalaktit dan stalagmit, tetapi masih ada banyak bagian dari gua lainnya serta proses perubahan kimia yang tidak kalah menarik untuk kamu pelajari. Kamu bisa mencari tahu terkait dengan berbagai penjelasan berkaitan dengan perubahan kimia melalui situs blog Mamikos.😆
FAQ
Proses terjadinya stalaktit karena ada yang sudah terurai sebelum akhirnya menetes ke bagian dasar gua dan terjadi penumpukan di bagian atas gua. Sementara pembentukan stalagmit karena ada yang merembes ke bagian dalam tanah, kemudian menetes ke dasar gua dan mengalami penguraian.
Stalagmit adalah batuan dengan bentuk lancip yang ujungnya mengarah ke bagian atas, sementara stalaktit adalah batuan dengan bagian ujungnya yang runcing dan mengarah dari bagian atas ke bawah.
Proses pembentukan dari stalaktit dan stalagmit yang terjadi di gua merupakan bagian dari perubahan yang terjadi secara kimia.
Proses pembentukan stalaktit dan stalagmit mengalami pelapukan kimia yang dinamakan dengan presipitasi. Proses tersebut melibatkan adanya pengendapan mineral yang sudah terlarut, misalnya seperti kalsium karbonat dan air ke arah-arah langit sampai dengan lantai gua dalam kurun waktu yang cukup lama.
Stalaktit masuk ke dalam jenis mineral sekunder atau speleothem yang ada di bagian langit-langit gua dan tergolong batu tetes dengan struktur keras. Stalagmit ada di lantai gua dan ke arah atas.
Referensi:
Stalaktit [daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Stalaktit
Stalagmit [daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Stalagmit
Proses Terjadinya Stalaktit dan Stalagmit [daring]. Tautan: https://www.scribd.com/document/367665829/Proses-Terjadinya-Stalaktit-Dan-Stalagmit
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: