6 Prospek Kerja Lulusan Farmasi yang Menjanjikan

6 Prospek Kerja Lulusan Farmasi yang Menjanjikan – Obat-obatan merupakan bagian penting dari industri kesehatan yang hanya boleh diproduksi oleh mereka yang memiliki pengetahuan di bidang farmasi. Jurusan Farmasi sendiri dipahami sebagai program studi yang mempelajari berbagai hal terkait obat-obatan seperti kandungan bahan kimia yang terdapat di dalamnya, proses pembuatan, fungsi obat, dan lain sebagainya.

Profesi Lulusan Farmasi

pexels.com

Farmasi dan obat-obatan merupakan dua hal yang tidak bisa saling dilepaskan. Merurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, obat didefinisikan sebagai bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit. Ketika sedang sakit, tubuh kita bisa dibilang sedang ada pada kondisi rentan. Artinya, tubuh membutuhkan perlakuan khusus sehingga segala bentuk asupan yang diterima oleh tubuh harus lebih diperhatikan.

Kesalahan dalam mengonsumsi obat bisa jadi berakibat fatal. Obat yang sesuai pun kadang masih memiliki efek samping. Belum lagi jika ternyata kita memiliki alergi pada jenis obat atau kandungan tertentu. Alih-alih sembuh, penyakit justru bisa makin parah. Maka wajar jika penanganan obat-obatan tidak boleh dilakukan tanpa mempunyai kapabilitas yang mumpuni. Hal inilah yang membuat ilmu farmasi mutlak diperlukan dalam pembuatan dan pengelolaan obat-obatan.

Selain terjun langsung dalam produksi dan pengelolaan obat-obatan, lulusan dari Jurusan Farmasi juga memiliki beragam prospek kerja yang menjanjikan. Berikut beberapa prospek kerja yang berlaku bagi lulusan farmasi.

1. Apoteker

pexels.com

Profesi utama seorang lulusan Jurusan farmasi tentu adalah apoteker. Secara umum, tugas seorang apoteker adalah merancang, memproduksi serta mendistribusi obat-obatan. Selain itu, seorang apoteker juga membantu pasien untuk memberikan obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter. Seperti yang kita tahu, tulisan tangan dokter memang terkadang sulit untuk dibaca oleh orang awam. Orang awam pun belum tentu benar-benar memahami mengenai obat yang diresepkan.

Seorang apoteker pada umumnya bekerja di apotek, rumah sakit, puskesmas, atau klinik kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya, seorang apoteker juga perlu mengawasi apakah obat yang diresepkan oleh dokter sudah sesuai untuk pasien.

Untuk menjadi seorang apoteker yang profesional, menjadi lulusan dari Jurusan Farmasi saja tidaklah cukup. Usai dinyatakan lulus secara resmi, masih ada tahapan pendidikan profesi yang harus dijalani. Selanjutnya, diperlukan pula ujian kompetensi khusus yang kemudian disertai dengan pengambilan sumpah apoteker.

2. Research and Development di Industri Farmasi

pexels.com

Selain menjadi apoteker di berbagai instansi kesehatan, seorang lulusan farmasi dapat pula berperan dalam industri farmasi atau obat-obatan. Dalam industri ini, lulusan farmasi yang sudah menjalani sumpah sebagai apoteker akan bertugas di bagian research and development alias divisi riset dan pengembangan.

Dalam divisi ini, seorang apoteker akan berperan dalam pengembangan dan penemuan obat-obatan baru yang bermanfaat bagi dunia kesehatan. Apoteker pun bertanggung jawab untuk menjamin kualitas obat yang diproduksi oleh industri farmasi. Tidak heran karena saat berkuliah, mahasiswa farmasi juga akan mempelajari proses produksi obat-obatan. Proses distribusi obat pun juga tak luput dari tanggung jawab apoteker. Tujuannya agar produk industri farmasi dapat sampai ke tangan pasien dalam kondisi baik sehingga khasiatnya tidak berkurang.

3. Tenaga Pendidikan

farmasi.ugm.ac.id

Bidang pendidikan juga tidak luput dari jenis profesi yang dapat dijalani oleh lulusan Jurusan Farmasi. Profesi di bidang ini amat sesuai bagi siapa saja yang ingin berperan dalam perkembangan ilmu farmasi di Indonesia. Untuk menjadi tenaga pendidikan di bidang farmasi yang mengajar di perguruan tinggi, tentu memerlukan kompetensi yang lebih dari sekadar sarjana farmasi.

4. Pegawai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

mediaindonesia.com

Lulusan farmasi yang tertarik untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat bekerja di instansi pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan seperti Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sebagai lembaga yang berperan dalam mengawasi obat-obatan, makanan, hingga produk kecantikan, lulusan farmasi tentu amat sangat diperlukan. BPOM sendiri merupakan instansi pemerintah yang bertugas memastikan bahwa produk obat-obatan, makanan kemasan, dan kosmetika yang beredar di Indonesia tidak memberikan dampak yang negatif bagi konsumen. Dengan kata lain, sebuah produk dinyatakan legal dan aman apabila sudah memenuhi standar dari BPOM.

5. Mendirikan Apotek Sendiri

pexels.com

Apabila memiliki modal dan jaringan yang kuat, seorang lulusan farmasi dapat pula mendirikan apotek sendiri atau menjadi seorang pengusaha apotek. Kalau kamu mengamati, apotek-apotek yang kerap kamu temui ada yang berupa apotek retail (apotek jaringan) dan apotek non-retail atau non-jaringan. Seperti halnya industri retail yang kerap kamu lihat dalam bentuk minimarket, apotek pun juga menjadi tidak lepas dari jenis bisnis semacam ini.

Apotek retail dapat dengan mudah ditemukan secara tersebar di berbagai lokasi, khususnya kota-kota besar. Apotek semacam ini tentu bernaung pada lembaga yang besar pula. Sebut saja Apotek Kimia Farma dan K-24 yang dikenal memiliki jenis obat-obatan yang lengkap.

Daerah yang belum terjamah apotek retail bisa menjadi sasaran lokasi pendirian apotek non-retail. Pasalnya, kebutuhan masyarakat akan obat-obatan dan suplemen kesehatan tidak memandang lokasi. Untuk membangun apotek non-retail tentu diperlukan juga seseorang yang sudah resmi dikukuhkan sebagai seorang apoteker lulusan farmasi. Alasannya adalah ilmu yang dipelajari di jurusan farmasi sedikit banya mencakup ilmu manajemen. Artinya, seorang sarjana farmasi tentu memahami prinsip pengorganisasian obat-obatan dan produk-produk kesehatan lainnya. Termasuk cara penyimpanan atau perlakuan khusus yang dibutuhkan produk tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pasien atau konsumen.

6. Staf BPJS Kesehatan

bisnis.tempo.co

Selain menjani karyawan BPOM, lulusan farmasi yang tertarik untuk menjadi PNS dapat juga mendaftarkan diri sebagai staf Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Di instansi pemerintah ini, lulusan farmasi dapat menempati posisi staf kepesertaan atau staf Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK). Lulusan farmasi yang bekerja di BPJS Kesehatan pun dapat turut berperan dalam penyusunan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan farmasi atau industri kesehatan di Indonesia.

Itu tadi enam pilihan karir yang bisa dijalani oleh lulusan Jurusan Farmasi versi Mamikos. Mudah-mudahan berguna bagi kamu yang tertarik dengan bidang ini. Selain informasi tadi, kamu juga bisa mengakses berbagai artikel informatif terkait karir, pendidikan, kost-kostan, dan sebagainya di website Mamikos.

Untuk kamu yang ingin senantiasa update mengenai info lokasi kost-kostan atau tempat tinggal dengan lokasi strategis, kamu bisa juga meng-install dan men-download aplikasi Mamikos di perangkat mobile kesayangan kamu. Semoga beruntung dengan masa depanmu, ya!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta